NovelToon NovelToon
IDIOT BUT LUCKY

IDIOT BUT LUCKY

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Genius / Hamil di luar nikah / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Mata Batin / Kumpulan Cerita Horror
Popularitas:14.6k
Nilai: 5
Nama Author: diahps94

Tiga sejoli menghabiskan usia bersama, berguru mencari kekebalan tubuh, menjelajahi kuburan kala petang demi tercapainya angan. Sial datang pada malam ketujuh, malam puncak pencarian kesakitan. Diperdengarkan segala bentuk suara makhluk tak kasat mata, mereka tak gentar. Seonggok bayi merah berlumuran darah membuat lutut gemetar nyaris pingsan. Bayi yang merubah alur hidup ketiganya.

Mari ikuti kisah mereka 👻👻

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon diahps94, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

30. Setan Alas

Persami di gelar, malam puncak keakraban untuk semua siswa baru, di bawah naungan Kakak pembina Pramuka. Di wajibkan mengikuti, selain untuk pengenalan ekstrakurikuler lain, juga memupuk silaturahmi antar siswa, baik dengan siswa lainnya, guru, dan beberapa alumni. Djiwa baru sembuh dari kecelakaan tunggal, tak bisa absen meski sangat ingin tak ikut serta. Wali kelasnya meyakinkan, jikalau persami tak akan membebani kehadiran Djiwa nantinya, tak diistimewakan.

Djiwa membangun tenda atas perintah kakak pembimbing, Djiwa anak rumah namun bukan berarti tak pernah kemah. Mendirikan tenda hal biasa karena dia sering kemah di luar rumah saat tiga ayahnya meromet akan hak tidur. Jalan tengah ya membangun tenda, tidur berempat, sungguh jika diingat sangat tak berfaedah. Di bantu lima temannya, tenda selesai sebelum batas waktu habis. Murid wanita mempersiapkan untuk santap malam, sedang beberapa siswa mencari kayu bakar, air bersih dan beberapa membersihkan sekitar tenda, membangun parit agar saat hujan tenda masih aman.

Bagas meluruskan persendian, letih juga mempersiapkan semua kebutuhan kemah. "Baru bangun tenda aja urat ke pake semua ya, apalagi bangun rumah, terlebih rumah tangga bersama nya."

"Hahahha, kencing mu saja masih nyebar belum lurus, jangan bawa humor perihal rumah tangga, nanti di kutuk nikah muda, mampus kau!" Djiwa terbahak, tak lupa mencemooh juga.

Alika menimbrung. "Hadeuh, males jadi ibu rumah tangga, buset dah metikin kangkung susah banget, niat mau bantu malah kena amuk sama anak-anak."

"Ya gimana nggk kena amuk, orang dipitik satu-satu biar gampang makan, kau buat gaya baru dalam memasak kangkung." Djiwa sempat lihat Alika di ceramahi teman-teman.

"Kelamaan, padahal tinggal buang akarnya, puter pake tangan, di potek dah masukin kuali hemat waktu." Heran Alika, memangnya ada aturan pasti dalam memasak kangkung, kalau ada yang mudah kenapa harus cara lama.

Djiwa hanya geleng-geleng kepala, teman wanitanya satu ini beda spesifikasi dengan wanita lainnya. "Iya orang-orang pada kelolotan batang kangkung yang ada, udah besok ikut kita aja nguli daripada ikut cewek-cewek, gak guna tenaga mu disana."

"Cih, aku sudah minta dari tadi untuk pasang tenda, sepertinya ada yang lupa siapa yang ngeyel, nyuruh aku masak-masak aja." Alika kesal dengan Djiwa.

"Udah sih, denger kalian tengkar malah bikin puyeng, mau rebahan kan jadinya, tapi di mana?" Bagas heran Djiwa yang SMP pendiam jadi banyak tingkah saat dengan teman SMA, apalagi Alika.

Wali kelas datang melakukan pengecekan kesiapan kelasnya. "Woah, sudah selesai bangun tenda rupanya, kalian bawa jas hujan semua kan?"

"Haduh Bu, jas hujan ku di bis belum ku angkut kemari." Alika malas menenteng barang banyak-banyak.

Malina terkekeh dengan tingkah murid kesayangannya. "Nanti kalau hujan pakai saja punya ibu ya, ibu ada payung. Langit sudah mendung, sepertinya hujan akan turun."

"Ini mendung toh? Yasalam, ku kira ini sudah mau malam, aih pupus sudah harapan ku untuk segera tidur." Saking lelahnya, Bagas sampai tak bisa membedakan petang karena malam dan petang karena mendung.

"Yasudah ayo ikut ibu ambil jas hujan, sudah gerimis." Marlina harus kembali ke tenda barak milik para guru.

Benar saja hujan turun begitu lebatnya, untung semua sudah menggunakan jas hujan, kalau tidak ya percuma berteduh juga anginnya kencang, tampias ke dalam tenda. Apalagi banyak kelompok yang belum menyelesaikan aktivitas mendirikan tenda. Jadilah mereka mengungsi ke tenda grup lain, ada beberapa maruk tenda guru, semua menyebar berdasarkan perintah.

Derasnya hujan menimbulkan banyak suara samar, namun jelas di telinga Djiwa ada orang teriak minta tolong. Djiwa bukan manusia yang abai dengan sekitar, dia hanya terlalu waspada. Banyak kejadian di usia belia ia kerap kena ganggu para hantu yang usil, sekarang dia lebih hati-hati. Sebab karena itu, banyak orang salah kira. Sangka orang-orang Djiwa tak punya rasa simpati, tertutup dan tak mau bersosialisasi. Djiwa hanya menjaga, agar kekurangannya yang bisa melihat dunia yang tak seharusnya ia lihat, tidak menjadikan orang sekitar takut akan pribadinya.

"Syutt, syutt." Djiwa memanggil Bagas yang duduk cukup jauh darinya.

Bagas menerima sinyal kode dari Djiwa, segera menghampiri temannya. "Apa?"

"Bikin pop mie enak kali ya?" Djiwa memulai obrolan random, sengaja meminta Bagas mendekat agar tahu reaksi Bagas akan teriakan yang ia dengar.

"Sempat-sempatnya mikirin pop mie, itu ada orang teriak-teriak minta tolong nggk dengar toh?" Bagas berusaha mengintip dari dalam tenda.

"Bagas nggk usah ngigo deh, bikin parno orang nggk ada suara apa-apa, angin kali." Anton sedari tadi disitu dengan Djiwa saja tak dengan apapun.

Djiwa menimbang, ini antara kuping Anton yang tuli, atau Bagas bakal di ganggu setan. "Udahlah, kalaupun ada yang minta tolong biar orang lain yang tolong, kina ngeriung aja disini."

"Ari si Djiwa, astaghfirullah banget jadi manusia. Ini tuh persami di adakan supaya jiwa kepedulian kita terpupuk terhadap sekitar loh ya." Bagas ngeromet, sahabatnya malah sibuk memikirkan pop mie, sedang ada orang minta tolong.

"Kata siapa Bagas jangan sotoy, persami tuh biar alumni sama ekstrakurikuler bisa unjuk gigi, ada kerjaan. Lagian ikut kesini juga bukan keikhlasan, mana bisa memupuk kepribadian seseorang hanya dengan dua hari menginap di hutan." Cemooh Djiwa.

"Sesat memang kau." Sungut Bagas.

Anton menempelkan jari telunjuk di dagu. "Emmmm, tapi kalau di pikir-pikir bener juga loh yang di omongin Djiwa, gaslah bikin pop mie aja."

"Ruwet dasar ah kalian mah." Bagas mencak-mencak.

Tanpa sepengetahuan Djiwa dan Anton, Bagas keluar tenda. Bagas tak kuasa mengabaikan suara seseorang yang minta tolong sedari tadi. Mengikuti sumber suara, menjauhi tenda. Berlindung di balik jas hujan, senter di tangan mencari sumber suara. Sorot ke salah satu sudut hutan pinus, Bagas melihat sosok gadis tertimpa kayu. Bagas panik, berlari dengan kemampuan diri, guna cepat sampai di titik lokasi. Bagaimana bisa semua orang tak mendengar teriakkan gadis ini. Jika tidak di tolong segera mungkin kaki gadis itu pasti akan tak terselamatkan.

"Kau baik-baik saja?" Bagas bingung bertanya apa, hanya itu kata yang otomatis keluar dari mulutnya.

Gadis itu menggeleng kuat, Bagas berusaha menenangkan. "Tunggu sebentar ya aku panggil bantuan dulu."

Tangan sedingin es si gadis mencegah Bagas pergi, tangan Bagas yang di sentuh membuat Bagas merinding sekujur tubuh karana saking dinginnya. "Aku sendiri tak mungkin bisa mengangkat kayu sebesar ini, aku tak akan lama, aku janji akan kembali.

Gadis itu lagi-lagi menggelengkan kepala, Bagas bingung jadinya. "Jangan geleng-geleng terus, kalau kau teetindih lebih lama aku khawatir kakimu celaka."

Gadis itu mendelik, menggeleng keras hingga membuat Bagas takut kepalanya akan patah. Batin Bagas seolah di dengar langit, kepala gadis itu terpisahkan dari badannya seketika, Bagas terkejut menjerit melengking. "Arghhhhhhhhh, TOLONG!!!!!"

Deg, Djiwa mendengar jeritan dari orang yang ia kenal. "Anton, Bagas mana Bagas?"

"Itu, bukannya itu suara Bagas yang teriak?"

"Aish, kau cari Bu Marlina atau guru lainnya yang kau temui, bilang Bagas hilang aku sedang mencari, CEPAT ANTON!" Himbau Djiwa.

Melirik jam tangan, waktu hampir menginjak magrib, Djiwa harus sesegera mungkin menemukan Bagas. Keluar tenda, berbekal payung dan jas hujan, Djiwa membawa sapu lidi, garam, dan juga senter. Persiapan di lakukan karena banyak kemungkinan terjadi di tengah hutan. Suara Bagas menghilang entah kemana, Djiwa teriak memanggil tak kunjung ada yang menyahut. Untung hujan turun, bekas kaki Bagas yang berjalan di tanah berlumpur bergerak ke arah dalam, menjauhi tanda. Djiwa terus mengikuti jejak tersebut, sayang di jalan utama tipak itu hilang terbawa air.

Insting diri menuntun kaki terus melangkah, hingga Djiwa masuk ke titik penuh dengan jelmaan makhluk gaib. Setan alas sedang kumpul rupanya, ada yang berupa beru, ada yang berupa ular setengah manusia, ada juga yang begitu menawan. Djiwa tahu dirinya di tatap tak suka, tapi Djiwa tak punya kuasa untuk tahu apa yang sedang mereka perdebatkan. Menarik kaki untuk mundur sangat tak mungkin, dengan takut-takut Djiwa memantapkan langkah untuk maju.

Bagas duduk di kayu besar yang tumbang, di sampingnya ada gadis yang tertimpa kayu tersebut dan memenangi tubuh Bagas. "BAGAS!!!"

Djiwa nyaris menjerit jika pengendalian dirinya tak apik, yang di panggil Bagas yang noleh malah setan gadis itu. "BAGAS, heii....!"

Djiwa menepuk tubuh Bagas tepat di tangan hantu gadis itu memegang. "Woyy, ngapain disini?"

Hantu gadis terjingkat, sentuhan Djiwa menyakiti sosoknya. Terlepas dari genggaman si hantu, Bagas mulai sadar. "Wehh, ngapa bro?"

"Yang ngapa tuh kamu, ngapain duduk ngaso disini ujan-ujan?" Djiwa ingin lari terbirit, tapi dia harus terus berakting agar makhluk gaib tak panik dan menyerang dirinya.

"Lah ngapain ya, kurang kerjaan banget disini ujan-ujan." Linglung, Bagas tak tahu mengapa ia disini.

Meraih garam dalam saku, Djiwa membalurkan ke tangan Bagas bekas sentuhan setan, lantas ke bagian tubuh lainnya. "Banyak nyamuk bro, di hutan harus pake anti nyamuk."

Untung Djiwa bergegas cepat, hingga saat hantu gadis itu ingin mencegah kepergian Bagas, tak bisa menyentuh karena kulitnya terbakar. Dayat tak sangka garam yang di berikan pak ustadz sebagai bekal menjadi berguna, meski awalnya dia menyepelekan. Sapu lidi di tangan iya pukul-pukulkan ke jajaran setan yang mengawasi lantas colek-colek.

"Ngapain sih, bawa sapu lidi segala?" Bagas mulai risih, karena pukulan sapu lidi Djiwa kadang memukul dahan yang banyak air, hingga airnya terciprat ke tubuh Bagas.

"Nyamuk bro, udah ah ayo buruan." Djiwa sudah tak tahan, setannya semakin banyak. Seolah mereka sedang ada pameran manusia, pemeran utamanya Bagas dan Djiwa.

"Itu pak, itu mereka ada disana." Anton datang dengan beberapa guru.

Djiwa langsung ambruk, sedari tadi di tahan sekarang syok beratnya baru terasa, membuat Bagas khawatir. "Kenapa ih, Djiwa jangan aneh-aneh."

Djiwa melihat setan-setan itu minggat, karena guru mereka membawa kiai dan kuncen hutan ini. Ah, setan alas memang katrok, berani sekali menggangu anak manusia.

Bersambung

1
◌ᷟ⑅⃝ͩ● ᴹᴿˢ᭄°Ney Maniez🔮𝙎⃟𝙈
aduhhhh djiwaaaaaa tolonginnnn
◌ᷟ⑅⃝ͩ● ᴹᴿˢ᭄°Ney Maniez🔮𝙎⃟𝙈
yaa alloh,,, knp jd kerasukan lagiiii...
mkny pakkkk dekatkan diri sama yg maha kuasa....
jd kasiannn sm C musdal🤭
◌ᷟ⑅⃝ͩ● ᴹᴿˢ᭄°Ney Maniez🔮𝙎⃟𝙈
djiwa dipercaya 👍👍👍👍
◌ᷟ⑅⃝ͩ● ᴹᴿˢ᭄°Ney Maniez🔮𝙎⃟𝙈
gelang ny sayang ma djiwa
◌ᷟ⑅⃝ͩ● ᴹᴿˢ᭄°Ney Maniez🔮𝙎⃟𝙈
ya salammmm galauuuuu😂😂😂
◌ᷟ⑅⃝ͩ● ᴹᴿˢ᭄°Ney Maniez🔮𝙎⃟𝙈
ngareppp yaaa🤭🤭
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
😱😱😱
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
waduh 😣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Memang kesurupan 🤣🤣🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Setuju 🤫
◌ᷟ⑅⃝ͩ● ᴹᴿˢ᭄°Ney Maniez🔮𝙎⃟𝙈
klo tinggal di desa,,, bareng2...
koplak nyaa nularrr nnti😂😂😂
◌ᷟ⑅⃝ͩ● ᴹᴿˢ᭄°Ney Maniez🔮𝙎⃟𝙈
wajarrrrr
◌ᷟ⑅⃝ͩ● ᴹᴿˢ᭄°Ney Maniez🔮𝙎⃟𝙈
😂😂😂😂😂
◌ᷟ⑅⃝ͩ● ᴹᴿˢ᭄°Ney Maniez🔮𝙎⃟𝙈
diaa inget Zalina🤧
◌ᷟ⑅⃝ͩ● ᴹᴿˢ᭄°Ney Maniez🔮𝙎⃟𝙈
😂😂😂😂
lbh kyakkk yaaa,,,
bpk nyaa djiwa sultannn
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Itu ujian untukmu Djiwa, semoga kamu bisa menjaga amanah kiai 😁
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Ternyata Djiwa msh keturunan kiai 👍😍
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Alhamdulillah ternyata gelangnya bisa melindungi Djiwa lg 😉
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
🤣🤣🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Wow apa gelangnya hidup lg 😱
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!