Suami Yang Ku Benci

Suami Yang Ku Benci (30)

" Mas, mau ini. Tapi, mas yang buatkan," pinta Saphira dengan manja pada Kaivan. Menunjukkan sebuah gambar

Kaivan menggaruk alisnya. Bingung. Ia tidak bisa memasak kue. Sementara gambar yang ditunjuk Saphira adalah salah satu jenis kue.

" Mas kan tidak bisa masak kue," jawab Kaivan.

" Aku ngidam loh, Mas. Katanya kalau ngidam tidak di turuti, anaknya ileran," Saphira mengusap perut buncitnya yang sudah berusia tujuh bulan.

Kaivan terkekeh. " Kamu yang ngiler makan malah anak kita yang ileran,"

Ia senang bisa sedekat ini dengan istrinya. Walaupun Ingatan Saphira belum kembali, Kaivan tidak masalah. Apalagi ingatan itu lebih banyak ingatan buruk.

" Mas..."

Hufft. Kaivan tidak tahan dengan wajah memelas sang istri.

" Ayo kita ke toko Kue Dinar..."

" Mas, aku minta di buatkan loh. Bukan beli,"

" Iya. Kita ke toko kue Dinar. Tante Dinar itu mama nya Desta. Beliau punya toko kue. Nanti mas minta di ajarin kokinya. Biar rasanya tidak aneh," jelas Kaivan.

" Memangnya boleh?,"

" Boleh," Kaivan menunjukkan bukti chat dia dan Tante Dinar. Ternyata Kaivan gerak cepat.

Keduanya pun langsung menuju toko Dinar. Si kembar tidak ikut karena ada di rumah Anin.

Sesampainya di toko, keduanya di sambut wanita paruh baya yang masih sangat cantik dan terlihat awet muda di usianya.

" Assalamu'alaikum, Tan. Apa kabar?,"

" Wa'alaikumsalam. Alhamdulillah kabar baik."

" Ini...?,"

" Ini Saphira, Tan. Istri Kaivan. Sayang, ini Tante Dinar, Mamanya Desta,"

Saphira dan Tante Dinar cipika-cipiki.

" Masya Allah, cantiknya. Kenapa baru sekarang ajak dia kesini?," kesal Tante Dinar.

" Hehe maaf, Tan,"

" Kalau istrimu tidak ngidam, mana mungkin kamu ingat untuk mampir kan?,"

Kaivan hanya tersenyum canggung. Ia dan Desta sudah kenal cukup lama. Begitupun dengan kedua orang tuanya Desta.

" Sudah berapa bulan?,"

" Alhamdulillah tujuh, Tan,"

" Sudah tahu jenis kelaminnya?,"

" Alhamdulillah laki-laki, Tan,"

" Alhamdulillah. Kamu sudah mau tiga, Desta jodohnya saja belum terlihat. Di suruh cari pasangan malah selalu menghindar " Tante Dinar malah curhat.

" Katanya belum ada yang cocok,"

" itu sih alasan dia saja.." kesal Tante Dinar

"Eh, maaf malah curhat. Maklum suka kesal sama Desta. Usia di atas Kaivan tapi, soal jodoh dia malah masih santai. Padahal Tante sudah ingin menggendong cucu,"

" Tidak apa-apa, Tan," Saphira tersenyum. Melihat Tante Dinar yang ramah, ia sangat

" Memangnya mau buat kue apa?," tanya Tante Dinar kemudian.

"Kue kacang coklat lumer, Tan"

Tante Dinar manggut-manggut. Ia tahu. Kue itu juga salah satu yang di cari para konsumennya.

" Ayo kita ke dapur. Ada Chef Diva yang bisa membantu kalian,"

" Chef nya tidak ada yang laki-laki, Tan?," tanya Saphira.

" Sebenarnya ada. Tapi, hari ini sedang izin,"

Saphira hanya mendesah. Ia sejujurnya tidak rela jika suaminya di ajari Chef perempuan.

" Kenapa?," tanya Tante Dinar melihat perubahan mimik wajah Saphira.

" Aku cemburu, Tan. Aku paling tidak suka suamiku berdekatan dengan perempuan lain,"

Dinar terkekeh. Istri Kaivan ini sangat lucu.

" Jadi, bagaimana?," Mereka berhenti di balik pintu.

" Tidak jadi saja. Nanti saja kalau chef laki-laki nya sudah masuk kerja,"

Kaivan yang ikut diam tidak mengerti obrolan keduanya yang tidak terdengar oleh Kaivan.

" Ada apa?,"

" Tidak jadi buat kue nya. Kapan-kapan lagi saja,"

" Kamu serius?,"

Saphira mengangguk.

"Ya, sudah ayo ke kantor saja,"

" Tante tidak apa-apa kan?,"

Saphira malah jadi tidak enak pada wa Ita paruh baya itu.

" Kenapa malah Tante? justru kamu sayang. Apa kamu yang tidak apa-apa?,"

Saphira menggelengkan kepalanya. Justru ia akan apa-apa jika suaminya benar-benar berdekatan dengan perempuan lain.

Akhirnya mereka pamit. Saphira pun memutuskan membeli beberapa jenis kue yang ada di etalase. Ia ingin mengganjal perutnya yang kosong.

" Kak Kaivan nya mana, Ma,?," tanya Diva

Ya, Diva adalah adik adik Desta. Sekaligus koki di toko kue ibunya sendiri.

" Dia pulang. Istrinya ternyata cemburuan. Ia tidak suaminya dekat dengan perempuan lain," Dinar tersenyum. Merasa pasangan Kaivan dan istrinya sangat lucu.

Sementara Diva terdiam. Padahal ia sudah dandan cantik agar menarik perhatian Kaivan. Namun, Kaivan pergi sebelum menemuinya.

Padahal ini kesempatan bagus untuk dekat dengan Kak Kaivan. Batin Diva.

" jangan mikir yang aneh-aneh, Va,"

" Tidak kok Ma."

"Lupakan Kaivan. Dia sudah punya istri dan anak"

" Apa salahnya menyukai laki-laki yang sudah punya istri?,"

"Salahnya kalau kamu memaksakan perasaan kamu." timpal Tante Dinar. Ia bukan tidak tahu binar cinta Diva untuk Kaivan Tapi, masalahnya ia tidak melihat binar itu pada mata Kaivan.

" Jangan lakukan hal bodoh," ancam Tante Dinar.

Diva berubah murung. Baru saja berniat melakukan sesuatu, ia sudah di ancam.

" Jangan hancurkan hubungan persahabatan kakakmu dan Kaivan,"

Diva menunduk. Ia ingat sang kakak. Haruskah ia egois?

Sementara itu, Saphira sudah hampir menghabiskan kue miliknya.

" Sayang. Nanti, istirahat di kamar pribadi yang,"

Saphira hanya mengangguk. Mulutnya penuh dengan makanan.

kaivan malah terkekeh dan mengacak-acak rambut Saphira hingga sang pemilik semakin berwajah muram.l

" Mas, ih .."

Jangan berubah, sayang. Batin Kaivan.

...******...

" Ada yang bisa kami bantu, Pak?,"

"Saya ingin bertemu Kaivan menantu saya," ucap seorang pria paruh baya.

" Maaf, sudah ada janji sebelumnya?,"

"Kamu tidak dengar? Kaivan itu menantu saya. Jadi terserah saya mau datang tanpa janji sekalipun," ucapnya sombong.

Merasa ada sesuatu yang mengganjal, Mita baru tersadar.

Jadi, ini ayahnya Saphira? Batin Mita.

" Maaf, Pak. Sudah aturannya begitu," Mita menahan kekesalannya. Ia tahu masa lalu Saphira.

" Ck, katakan saja kalau mertuanya datang. Dia pasti langsung kesini."

Mita menggelengkan kepalanya. Tak mau melakukan permintaan Laki-laki itu.

Hingga akhirnya Desta datang.

" Ada apa ini?,'

" Ini pak, laki-laki ini, katanya ayah Bu Phira,"

Desta mengamati dari kepala Sampai ke kaki lalu melihat lagi ke asalnya .

" Kamu tahu aku mertuanya bos mu. Kenapa sekarang malah diabaikan?,"

"Bapak lupa apa yang tercatat di surat perjanjian?". Desta tahu karena ia yang mengurusnya.

Deg

" Saphira sudah memutuskan kekeluargaan mereka artinya baik ia maupun Kaivan bukan lagi siapa-siapa nya,"

" Tapi.."

"Anda bahkan sudah memanfaatkan uang itu"

Ayah Saphira mematung.

" Silahkan menunggu sesukamu. tapi, tidak dengan kehidupan Saphira. Ia tidak akan kembali jadi anakmu,"

Glek

Tiba-tiba ponsel Desta berbunyi. Ternyata seseorang menelpon nya.

" Ayo saya antakan ke ruangan Kaivan,"

"Nah, begitu dong. Harusnya kamu tidak ikut campur masalah bos mu,"

Desta cuek saja.

Sementara ayah saphira berjalan begitu gagahnya.

" Angin apa yang membawamu datang kesini. Kamu sudah tidak ada hubungan apapun dengan kami," tekan Kaivan. " Apa uang kalian sudah habis?"

Deg

TBC