"Bu, aku tak ingin di jodohkan!" ucap Tania.
Namun sayang waktu pertunangan mereka hanya tinggal menghitung jam saja. Rasanya Tania ingin kabur dari sana. Namun Tania tak tahu kemana.
"Sudahlah sayang, kau harus menurut! Pria itu sudah mapan. Kau tidak perlu bekerja lagi. Cukup mengurusnya saja!" sahut bu Rosa.
Tania terdiam. Selama ini dia lah yang menjadi tulang punggung keluarganya semenjak ayah nya meninggal.
"Tapi bu, bagaimana dengan sekolah Rania jika aku menikah nanti?" ucap Tania.
Bu Rosa menarik nafasnya pelan. "Kau tidak perlu khawatir ibu sudah mengaturnya! Kau cukup turuti ibu saja!" sahut Bu Rosa.
Sebenarnya Bu Rosa hanya ingin melihat putrinya menikah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irh Djuanda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kedatangan Mira dan Anton
Mendengar kabar duka dari bawahannya. Anton segera menemui Andika. Ia ingin membantu bawahannya itu mengusut tuntas kasus yang menimpa istri Andika.
"Selamat siang Pak! " ucap Andika.
"Bagaimana, apakah sudah ada perkembangan? Sebaiknya kita naikan kasus ini menjadi kasus percobaan pembunuhan dan disertai pemerkosaan?" ucap Anton.
Andika sempat memikirkan hal yang sama. Namun ia takut mental keluarga istrinya pasti akan terguncang. Andika tak ingin banyak media menyoroti keluarga istrinya itu.
"Tidak perlu pak! Saya akan urus sendiri saja! Saya akan segera menemukan pelakunya!" sahut Andika.
Anton pun tak bisa berbuat apa-apa. Sementara istri Anton yaitu Mira menemui Tania ketika baru saja tersadar.
"Tania?" ucap Mira.
Tania menoleh ke sumber suara. Ia mencari keberadaan Mira. Namun setelah Mira menyentuhnya hal itu membuat Tania bergetar.
"Jangan! Jangan sentuh aku!" ucap nya.
Mira mencoba menenangkannya, sementara Rosa dan Rania kini sudah kembali di kediaman Andika. Andika menyuruh mereka untuk tetap tinggal di sana.
"Tania, ini bu Mira! Apa kabar mu sayang?" ucap Mira lembut.
Tania sedikit lebih tenang. Lalu Mira mencoba lebih mendekatkan diri pada Tania. Mira memegang lembut lengan Tania yang gemetar.
"Ya Tuhan, kenapa ini terjadi pada mu" gumam Mira.
"Tania, kau masih mengenal ku bukan?" ucap Mira.
"Bu Mira, Tania sudah kotor!" ucap nya.
Tak lama kemudian Tania menangis histeris dan secepat itu pula Mira langsung memeluk Tania dengan erat.
"Tania, apa yang kau katakan sayang? Kau tidak boleh berkata seperti itu? Ini bukan salahmu " sahut Mira.
Tania selalu saja menyebut dirinya kotor. Bahkan sejak ia sadar ia tak ingin Andika menemuinya. Sementara Andika selalu berada di sisi nya.
" Tania, bersabarlah! Mungkin ini cobaan dari Tuhan untuk menguji kesabaran mu"ucap Mira.
Tania terdiam sejenak. Kini kedua matanya sudah membengkak. Ia bahkan tak memakan apapun sejak ia sadar. Andika sempat memberitahu Mira akan hal itu.
"Tania, apakah kau tidak lapar?" tanya Mira.
Tania hanya menggeleng. Lalu Mira mengambil sepotong roti dan di berikan langsung ke mulut Tania.
"Tania, buka mulut mu!" titah Mira.
Tania benar-benar menurut pada Mira. Ya! Sejak ia datang ke kota ini, Mira sangat baik kepadanya hingga ia lebih tenang jika bersama Mira. Tak hanya roti kini Mira menyuapi Tania dengan bubur yang sudah ia bawa tadi.
"Tania, ibu buatkan bubur ayam, apakah kau mau?" tanya Mira.
Tania mengangguk saja.Mira langsung menyuapkan bubur itu langsung ke mulut Tania hingga bubur itu habis tanpa sisa.
Andika merasa senang melihat istrinya sudah mau makan. Andika mencoba mendekati Tania. Namun parfum miliknya sangat lekat di hidung Tania. Hingga membuat tania kembali menangis. Sontak hal itu membuat mereka terhenyak.
"Tania, ada apa?" tanya Mira.
"Apakah suamiku di sini? Maafkan aku! Aku tidak bisa menjaga diriku!" ucap Tania.
Kini tubuh Tania kembali bergetar, air matanya kembali luruh. Ia mengingat kejadian itu lagi yang membuat dirinya merasa bersalah pada suaminya itu.
"Tania, ini bukan salah mu! Semua ini takdir Tuhan" bujuk Mira.
Namun betapa pun itu memang sudah takdir tapi jika saja ia tidak buta pasti ia tahu siapa yang memperkosanya. Andika langsung memeluk Tania. Ia juga tak dapat menahan kesedihannya.
"Sayang, aku tetap mencintaimu! Aku janji mulai sekarang aku tak akan meninggalkan mu!" ucap Andika.
Tania menggelengkan kepalanya. "Aku sudah kotor!".