NovelToon NovelToon
Pendekar Pilih Tanding II : Ksatria Bhumi Mataram.

Pendekar Pilih Tanding II : Ksatria Bhumi Mataram.

Status: sedang berlangsung
Genre:Matabatin / Ilmu Kanuragan
Popularitas:165.2k
Nilai: 4.7
Nama Author: Zakaria Faizz

Ah,..rasa- rasanya diriku perlu menemukan seorang guru yg mampu untuk mengajariku mendapatkan cara memiliki tenaga dalam, berkata pemuda itu di dalam hatinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zakaria Faizz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

#5 Terluka dalam.

Pemuda dusun Winanga ini memperhatikan guratan -guratan yg ada pada dinding goa ini.

Ia pun mengeluarkan sebuah kitab lusuh dari balik pakaian.

Ya, kitab jurus naga kembar yg di berikan oleh Ki Bodho itu di bukanya.

Sambil berkali-kali ia melihat lukisan pada dinding goa dan pada kitab jurus naga kembar ini, pemuda itu sempat terperangah di buatnya.

Hehm, sama persis, ujarnya tidak menyangka.

Ternyata guratan yg ada pada dinding goa ini adalah sebuah ilmu dari jurus naga kembar yg di miliki nya.

Saking senangnya pemuda ini pun terus melihat dan membaca petunjuk yg ada pada bagian bawah dari lukisan tersebut, sedangkan pada kitab jurus naga kembar itu tidak ada.

Agak lama juga Wisanggra Kinangkin membaca tulisan yg ada apa pada bagian bawah pada guratan yang terdapat pada dinding goa ini.

Satu petunjuk untuk mendapatkan tenaga dalam dan mempergunakan nya ini pada jurus naga kembar.

He, ternyata amat sulit untuk mengungkapkan tenaga dalam yg tinggi, harus menjalani sebuah laku yg tidak mudah, berkata Wisanggra Kinangkin di dalam hatinya.

Di baca nya seluruh keterangan yang ada pada dinding goa ini tanpa ada yang terlewatkan sebab itu adalah inti dari cara untuk mendapatkan tenaga dalam yg memang dirinya belum memiliki nya , satu cara yang memanh sulit untuk di lakukan.

Untuk melakukan nya memerlukan tubuh yang bugar sehingga tidak akan membahayakan nyawa.

Itulah kata kata terakhir yg terdapat pada dinding goa tersebut.

Wisanggra Kinangkin pun lantas jatuh terduduk, sebab dirinya pun memang belum pulih benar kekuatan nya.

Meski tanpa disadarinya, kini pada tubuh nya ini telah mengalir sebuah aliran aneh yang ia belum menyadari nya.

Satu kekuatan seakan terus membantu nya unruk tetap bertahan, bahkan di saat kritis sekali pun.

Karena pada dasarnya pemuda ini tidak mengetahui bahwa dirinya sempat terkena sambaran petir yg kuat hingga membangkitkan nya dari pingsannya pada waktu di dusun ngundur saat bertarung dengan Tumenggung Singorejo.

Aku harus segera memilihkan tenaga ku, baru untuk selanjutnya melakukan laku seperti yg tertera pada tulisan ini, berkata dalam hati Wisanggra Kinangkin.

Hingga pada hari ketiga saat pada dalam goa itu , Wisanggra Kinangkin merasa tubuhnya benar-benar sehat dan cukup kuat untuk menjalani laku.

Ia pun sudah bertekad bulat untuk menjajal nya.

Akan tetapi dimana tempat nya agar aku dapat menjalani nya, bertanyalah di dalam hati Wisanggra Kinangkin.

Sebab syarat pertama yang harus dilakukan oleh pemuda itu adalah melakukan tapa kalong selama tiga hari baru kemudian dilanjutkan dengan tapa pendem dan itu di lakukan pada sebuah air yang bergejolak dan cukup panas selama tiga hari pula..

Dan terakhir harus melakukan laku yg penutup adalah melakukan patigeni selama sehari semalam.

Pemuda ini kebingungan untuk mendapatkan tempat yg baik untuk melakukan nya di dalam goa ini, sebab di dalam goa ini tidak ada sumber air panasnya dan juga tempat atau pohon yang ia bisa bergantung di atas nya.

He, aku harus keluar dari dalam goa ini kalau begitu,.ucap Wisanggra Kinangkin.

Ia pun kembali menelusuri lorong yang ada di dalam goa ini dan berjalan menuju keluar.

Hatinya tergelitik untuk melihat ke arah lorong yg ada pada dinding sebelah kanan nya yg pada saat masuk merupakan persimpangan lorong yg terdapat di dalam goa itu.

Ia pun menelusuri kembali lorong yg terdapat di dalam goa ini.

Cukup jauh juga ujungnya, dan yg mnjadi menarik buat Wisanggra Kinangkin adalah kalau lorong sebelum nya jalan nya seolah menanjak menuju atas, namun kalau lorong yg ini seolah menurun menuju dasar dari goa tersebut.

Alangkah terkejutnya pemuda itu ketika tiba di suatu tempat yang cukup dalam di bagian bawah pada goa ini.

Ia melihat ada sebuah tempat yang cukup luas dan memiliki sebuah kolam kecil yang berisikan air panas .

Seperti mendidih, air yg ada di dalam kolam tersebut pun mengeluarkan asap.

Apakah ini tempat yang di sebutkan pada dinding goa yang berada di atas tadi.

Itulah yg ada di benak pemuda ini dan tanpa sadarnya ia pun melihat ke arah atas dari tempat tersebut.

Dan dilihatnya pada bagian atas itu terdapat dua buah batu yg seperti berlobang, sehingga jika akan mengganrung di atas nya, tampaknya kedua batu tersebut akan mampu menahannya.

Hati Wisanggra Kinangkin menjadi senang bukan kepalang.

Matanya pun tertuju pada atas dinding goa ini.

Apakah aku mampu bertahan di atas sana selama tiga hari tiga malam, itulah pertanyaan selanjutnya yg ada pada di dalam hati pemuda ini.

Namun tekad nya yg sudah bulat untuk mendapatkan tenaga dalam yg tinggi dan kuat membuat hatinya mantap untuk melakukan nya.

Maka pada hari itu juga Wisanggra Kinangkin melakukan apa yang telah menjadi petunjuk yg terdapat di dalam dinding goa ini.

Ia langsung naik ke atas goa tersebut dengan sangat hati hati sekali baru untuk selanjutnya meletakkan kedua kaki nya pada dua bongkah batu yg berlobang tersebut sehingga tubuhnya pun menjuntai ke bawah dengan kepala nya menuju ke dalam kolam air panas ini.

Setelah menguatkan tekadnya maka Wisanggra Kinangkin pun menjalani laku pertama dari tiga laku yg harus ia kerjakan.

Rasa sakit dan disertai dengan rasa lapar mendera pemuda ini pada hari pertama ia menjalankan tapa kalong tersebut.

Akan tetapi ia tidak peduli, ia terus saja melakukan nya hingga tuntas pada hari ketiga.

Dan seolah telah menjadi petunjuk yg tertera pada dinding goa itu dan merupakan rangkaian dari laku yg harus ia jalani, tubuh nya pun langsung dibenamkan ke dalam kolam itu guna melanjutkan laku yg kedua yaitu tapa mendem, dan kali ini di dalam air yg cukup panas.

Tubuhnya sempat bergetar sangat hebat tatkala merasakan hawa panas yg keluar dari air tersebut.

Hampir-hampir ia tidak sanggup melakukan nya dan akan keluar dari dalam kolam air panas tersebut.

Sebab memang saat ini kondisi sudah teramat letih setelah menjalani tapa kalong selama tiga hari.

Beruntung pemuda itu merasakan ada aliran aneh yang keluar dari dalam tubuhnya dan segeralah menjalar pada seluruh tubuh nya hingga mampu melawan rasa panas yg di timbulkan oleh air yg berasal dari dalam kolam ini.

Hingga tidak terlalu lama tubuh nya merasakan air itu menjadi hangat dan perlahan kembali berubah menjadi sangat dingin pada hari ketiganya di dalam kolam tersebut.

Dan ini pun menjadi tantangan tersendiri buat Wisanggra Kinangkin menghadapi hawa yg teramat dingin dan pada akhirnya ia pun mampu menyelesaikan nya.

Tubuh pemuda ini seperti dilolosi seluruh tulang belulang nya setelah berhasil menyelesaikan laku yg kedua itu dari tiga yg harus di jalani nya.

Dengan sisa-sisa tenaganya, Wisanggra Kinangkin bangkit dari kolam tersebut dan berjalan dengan cara merangkak menuju sebuah tempat yg ada di sudut goa tersebut.

Disini lah ia menjalankan laku terakhir dengan tapa patigeni.

Memang tempat tersebut cukup gelap dan tidak mendapatkan penyinaran dari mana pun.

Sehari semalam pemuda dari dusun Winanga ini menjalankan laku terakhir nya hingga membuat tubuhnya jatuh pingsan.

Saat pagi menjelang dengan di tandai kembali binatang malam pada sarang nya ada di dalam goa ini, yaitu kelelawar, Wisanggra Kinangkin pun tersadar dari pingsannya.

Ia pun mendekati dinding goa yg ada tetesan air pada salah satu celah nya.

Pemuda ini pun lantas menampung kan tangan nya meraih air yg menetes tersebut.

Lalu meminum nya.

Perlahan kesadaran nya timbul sepenuhnya meski tubuh nya masih sulit untuk ia gerakkan.

Ia pun meraba dinding goa dan mulai mengumpulkan tumbuhan lumut yang di situ untuk di makan.

Karena selama tujuh hari ia berpuasa maka tubuhnya pun memerlukan asupan makanan agar mampu pulih seperti sedia kala.

Akan tetapi di dalam goa ini tidak ada persediaan makanan, jadilah lumut tersebut pembuka puasa nya bersamaan dengan air yg mengalir dari salah satu celah dinding goa.

Sejenak ia pun beristirahat kembali dengan duduk bersedekap.

Terasa tubuhnya pun mampu ia tegak kan dengan sempurna.

Wisanggra Kinangkin merasakan ada sesuatu yang lain di dalam tubuhnya, namun ia tidak tahu itu apa.

1
Iskandar Muda
Lumayan
Iskandar Muda
Kecewa
Andalas 476
kurang kerjaan juga nih MC ,knp gk KEPALA atau DADA nya yg di Panah...jadi manjangin cerita aja dah..
Umar Muhdhar
2
Umar Muhdhar
1
Sarip Hidayat
waaaaaaah ripuh nie
AbhiAgam Al Kautsar
kinangkin kenapa kau tak menyamar saja.. sangat beresiki klo kau hy pake caping bambu yg lebar
Windy Veriyanti
Aji Saka hanya mengedepankan egonya, tanpa mau mawas diri.
Tentu gurunya telah mempertimbangkan siapa utusan yang pantas dan mumpuni dalam kanuragan untuk menghadiri pertemuan mewakili Padepokan Elang Canggah
Windy Veriyanti
you're next, Ki Kiwo Sentolo...akan menyusul kakak seperguruanmu 👊😈😤
AbhiAgam Al Kautsar
nice....
Ami Gumay
hebat....
Umar Muhdhar
1
Windy Veriyanti
akhirnya Bahuro menyusul adiknya...
benar kata anggota perampok, Bahuro hanya bermulut besar 😥
AbhiAgam Al Kautsar
mantap nyooo
Umar Muhdhar
1
Windy Veriyanti
sebentar lagi giliranmu, Bahuro 😤😈👊
AbhiAgam Al Kautsar
jangan kasih napas
Sarip Hidayat
maju terus jangan kasih kendor... ciblek
Umar Muhdhar
1
Windy Veriyanti
prajurit tapi juga jadi perampok 😠
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!