NovelToon NovelToon
Melawan Kematian

Melawan Kematian

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Fantasi Timur / Spiritual / Iblis / Identitas Tersembunyi
Popularitas:6.7k
Nilai: 5
Nama Author: Fukano Jr

Seorang pemuda bernama Riu Zin, yang dipenuhi ambisi dan keinginan yang membara untuk mencapai kekuatan yang luar biasa, sehingga ia bersedia untuk melawan bahkan kematiannya sendiri.

Meskipun menghadapi tantangan yang tampak tidak mungkin, seperti melawan Surga yang bagi manusia adalah suatu kemustahilan, namun demi kekuatan yang diimpikannya, ia rela menghadapi segala risiko, bahkan kematian pun sudah menjadi bagian dari kesiapan dan tekadnya. Dengan tekad yang teguh dan semangat yang membara, pemuda ini siap menghadapi segala rintangan dan tantangan, mengejar impian dan ambisinya dengan penuh determinasi dan keberanian yang luar biasa.

Ini bukan tentang mencari kesempurnaan,cerita ini tentang mencari Mati! Ambisi dari seorang Pemuda yang merasa tertantang dan mengikuti seseorang yang menurutnya bisa di andalkan.


Mari baca cerita Pertama ku ya

[ Karya asli]

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fukano Jr, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30 Tetap tenang !! Sebentar lagi akan dimulai

Riu Zin sudah merasakan kehadiran Gung Zhi mendekatinya, raut wajah curiga yang terpampang jelas tidak tersamarkan. Gung Zhi tidak berusaha menyembunyikan ketidakpercayaannya, melainkan menunjukkannya dengan jelas dalam ekspresi wajahnya.

Dengan suara yang serak, Riu Zin bertanya seperti biasa, namun ada keraguan yang terdengar dalam suaranya saat melihat tindakan Gung Zhi yang tidak lazim. "Ada apa?" tanyanya, namun sebelum mendapat jawaban, tangan Gung Zhi sudah menjulur ke arahnya.

"Lautan Jiwa," Riu Zin sudah menduga, yakin bahwa lautan jiwanya akan diperiksa melihat dari gerakan tangan Gung Zhi yang menancap dengan tajam ke dalam dirinya. Tanpa kesempatan untuk mengelak, tangan Gung Zhi telah menembus kedalam diri Riu Zin, menjelajahi setiap sudut gelap dan tersembunyi di dalamnya.

Setelah beberapa detik yang terasa seperti keabadian, Gung Zhi akhirnya menarik tangannya. "Tidak ada," ucapnya, membuat Riu Zin terkejut. Dia sadar bahwa tidak mampu mengelabui Gung Zhi, bahkan tidak memiliki kesempatan untuk memanipulasi kekuatannya demi menipu.

Riu Zin bisa merasakan lega, menyadari bahwa hanya Kamal yang bisa memainkan situasi seperti ini.

"Tidak ada apa-apa," gumam Gung Zhi dalam hati, merenung tentang aura yang terasa kosong, apakah orang asing di depannya sedang menyembunyikan sesuatu? Rasa curiga masih mengendap di dalam dirinya, meskipun keyakinan itu tidak sepenuhnya benar. Dengan gerakan pelan, Gung Zhi menggelengkan kepala, kemudian kembali menampilkan senyum ramah di wajahnya.

"Haha," tawa kecil Gung Zhi terdengar, sambil meletakkan tangannya dengan lembut di pundak orang asing tersebut. "Ini yang kedua kalinya. Jangan tersinggung. Kami baru saja kehilangan benda yang sangat berharga, jadi maklum saja jika kami agak waspada," ucapnya dengan nada yang ramah namun tetap tegas, mencerminkan rasa kehati-hatian yang ada di dalam dirinya.

Seketika, Gung Zhi berubah menjadi sosok yang ramah dan penuh senyum, namun ekspresi serius segera kembali menyelimuti wajahnya. Riu Zin mengerutkan keningnya, memperhatikan perubahan ekspresi yang belum pernah dia lihat sebelumnya. 

Meskipun Gung Zhi terlihat lebih ramah daripada Lung Fili yang sering marah dan serius, namun Riu Zin bisa merasakan bahwa ada sesuatu yang tidak disukai yang terpendam di dalam diri Gung Zhi. Di balik senyum ramahnya, tersembunyi sifat yang bermuka dua dan misterius.

Dengan hati-hati dan hormat, seorang anggota sekte melangkah perlahan ke hadapan Tetua Gung Zhi. Dengan tatapan penuh kekaguman, anggota itu menundukkan kepala sebagai tanda penghormatan yang mendalam.

"Murid datang melapor Tetua," ucap anggota sekte itu dengan suara yang penuh sopan. "Murid datang untuk memberitahukan bahwa ada kunjungan dari Sekte Gemuruh Petir Terang."

Riu Zin menyaksikan kepergian Gung Zhi, mendengar kabar tentang kunjungan dari Sekte Gemuruh Petir Terang. Suasana yang tidak biasa terasa begitu kental, menandakan bahwa kunjungan ini memiliki makna yang mendalam dan penting.

Meskipun demikian, Riu Zin tidak terlalu memperhatikan hal tersebut, tetap fokus pada tujuannya. Dengan langkah ringan, ia melangkah maju, merasa lega karena orang-orang di sekitarnya sudah tidak mencurigainya lagi setelah menyaksikan dia diperiksa oleh Tetua inti secara langsung.

Shui Yin yang baru hadir di antara kerumunan itu melangkah dengan anggun,dia baru saja turun dari atas,tidak masalah jika dia terlambat bahkan Gung Zhi tidak akan pernah mencurigainya,berbeda dengan tetua lain yang juga harus tepat waktu karena harus diperiksa. 

Aura merah memancar dari dirinya, menambahkan pesona yang tak terlukiskan. Di tangannya, sebuah tongkat muncul perlahan, seolah menjadi perpanjangan dari keanggunannya.

Setiap orang( Pria ) yang berada di sekitarnya tak bisa mengabaikan kehadiran Shui Yin. Diam - diam mereka memperhatikan setiap gerakan indahnya, seakan waktu berhenti sejenak untuk memberikan tempat bagi keelokan wanita itu. Meskipun terpesona oleh kecantikan dan keanggunan Shui Yin, mereka tetap menjaga sikap hormat yang khas terhadap seorang Tetua.

Langkahnya langsung tertuju untuk mendekati seorang pria asing yang dia serang semalam, Shui Yin menunjukkan kepiawaian luar biasa dalam setiap gerakan. Dengan langkah yang ringan, ia melompat di antara orang-orang dengan penuh keanggunan. Tongkatnya bergerak dengan indah, seolah menari di udara.

Pria asing itu, sosok yang masih menyimpan banyak misteri di balik kedamaian wajahnya, terkejut saat Shui Yin tiba di sisinya. Wanita itu dengan gesitnya mencegat langkahnya dan menempatkan tongkatnya tepat di depan dada pria itu.

Riu Zin hanya terdiam, matanya menatap lurus ke depan tanpa sepatah kata pun. Shui Yin, dengan tatapan tajamnya, mencoba menembus keraguan yang terselip di balik ekspresi wajah Riu Zin.

"Jadi aku masih belum terlepas darinya," gumam Riu Zin dengan tenang, meskipun dihalangi oleh Shui Yin. Dia tahu pasti bahwa Tetua Shui akan segera mengajukan pertanyaan klasik: "Siapa kau dan dari mana kau berasal?" Rasa malas melanda, membuatnya enggan untuk merespons dengan cepat. Dengan gerakan lembut, Riu Zin mendorong tongkat Shui Yin, menunjukkan bahwa ia tidak akan mudah dipatahkan.

Shui Yin tetap teguh, menekan kembali tongkatnya dengan mantap. "Siapa kau?" suaranya lembut namun penuh dengan keputusan. "Semalam kau lari begitu saja. Apa yang kau sembunyikan?"

Riu Zin tetap tenang, suaranya serak namun mantap saat membalas, "Aku sudah diperiksa, diduga berkali-kali saat datang ke kota ini, dan aku sangat menghormati peraturan di sini." Ekspresi wajahnya mencerminkan ketegasan dan kepercayaan diri.

Masih belum yakin, Shui Yin memperhatikan dengan seksama bola matanya yang coklat tua indah menatap mata pria asing di hadapannya. Pria itu tampaknya tidak berpaling sedikit pun ke arahnya, menunjukkan sikap yang teguh dan tenang. "Kau terlalu mencurigakan. Jujur saja, kau mengincar ku kan. Jangan mencoba bermain-main dengan ku," ucap Shui Yin dengan suara tegas namun penuh dengan keraguan.

Riu Zin merespons dengan tenang, mencoba menunjukkan reaksi setiap anggota sekte di sekitarnya yang tampaknya tidak terpengaruh. "Lihatlah," ucapnya, menunjukkan keadaan sekitar. "Semuanya baik-baik saja, dan aku juga tidak mengerti apa yang sebenarnya anda katakan." Ekspresi wajahnya tenang namun penuh dengan ketegasan, mencerminkan keyakinan diri dan kejujuran dalam kata-katanya.

" Aku masih tidak yakin,cepat katakan dengan jujur " 

Riu Zin tetap diam, tak bergeming meski tekanan dari Shui Yin semakin terasa. Dengan gerakan lembut, Shui Yin menekan tongkatnya lebih kuat, mencoba memaksa Riu Zin untuk memberikan jawaban.

Riu Zin tidak bergerak. Dengan langkah mantap, dia mulai berjalan meninggalkan tempat itu, mengabaikan upaya Shui Yin yang mencoba menahannya dengan tongkatnya. Tindakan itu membuat Shui Yin merasa tertekan, dan dengan refleks, dia menarik kembali tongkatnya dalam kebingungan. Ingin mencoba melakukan kekerasan tapi sebaiknya jangan di tempat yang ramai dimana dia sebagai seorang Tetua harusnya menunjukan kewibawaan.

1
Aether Kong
MC-nya makin OP 😲
Aether Kong
MC-nya keren 😎
Aether Kong
yah kabur /Doge/
Aether Kong
lagi seru diganggu 🗿
Aether Kong
sikat bang...😎
Luka Ingin Mencintai
Semangat nulis, sampai tamat ceritanya 😘🥰
Gilang Alfritz
Sepertinya ada politik dalam para keluarga ini
Fuka ingin dicintai: Mungkin saja🤔
total 1 replies
Gilang Alfritz
Keadaan genting ini
Gilang Alfritz
jangan maksa lah bg
Gilang Alfritz
Betul juga🤔🤣🤣
𝕻𝖔𝖈𝖎𝕻𝖆𝖓
hahaha gadis kucing?
Fuka ingin dicintai: siluman itu kak😊
total 1 replies
𝕻𝖔𝖈𝖎𝕻𝖆𝖓
Rongsokan?
Aether Kong
mantap 👍
Aether Kong
latihan mlawan Kematian ya thor
Aether Kong
wah keren 😎
Aether Kong
wkwkwk siluman kucing rupanya
Aether Kong
awas jatuh bang
Aether Kong
namnya bikin laper Thor 🤤
Aether Kong
knp gak mau bunuh, iblisny galau ya
Aether Kong
Ibisny ngulue waktu, knp gak lngsung ambil aja jantung si Rui Zhin
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!