My Husban Perfect Imam
Ciara Salsabila, dia seorang gadis yatim piatu. Gadis itu tidak menyangka, pria yang merupakan king badboy di sekolahnya sekaligus ketua geng motor yang paling menakutkan kini sudah sah menjadi suaminya. Menurutnya ini sebuah mimpi buruk bagi Ciara, kehidupan bagi wanita itu idam-idamkan kandas setelah dirinya di nikahi seorang pria angkuh dan keras kepala. Dafi Firmansyah, pria yang tidak mau mengalah dan keras kepala. Seorang anak tunggal sekaligus pewaris perusahaan Firmansyah group yang namanya sangat tersohor di dunia bisnis.
Dafi dan Ciara sepakat untuk merahasiakan pernikahan mereka untuk kenyamanan bersama. Namun, sepertinya kehidupan Ciara tidak berjalan mulus. Satu hal yang Ciara ketahui, ternyata Dafi memiliki seorang kekasih yang merupakan siswi paling popular sekaligus seorang pembully yang paling di takuti di sekolah Taruna.
Bagaimana Ciara menghadapi situasi itu ? akankah Dafi bisa menaruh hati kepada Ciara ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indah Mayaddah f, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9 Suka Dia
“Gue suaminya” Potong Dafi
Ciara terperangah, begitu pun juga dengan Tomi serta Bisma yang masih bersembunyi di balik rak buku. Mereka semua benar-benar syok dengan penuturan Dafi yang mengejutkan.
“Ah, rupanya lo mengakui kalau lo suka sama Ciara ? asal lo tahu, tipe Ciara itu bukan cowok modelan lo” Sindir Tomi
Dafi tersenyum mneyeringai
“Gue gak peduli tipe cowo Ciara bagaimana, karena gue sudah resmi jadi ….” Jawab Dafi terpotong
“Dafi, ayo pulang” Potong Ciara dengan wajah yang memerah karena rasa gugup dan malu melihat tingkah Dafi
“Oh rupanya kamu sudah gak sabar buat bikin dedek sama gue di rumah ya ?, gas lah kita pulang” Ujar Dafi sambil menarik lengan Ciara
Greb
Langkah kaki Ciara terhenti begitu juga dengan Dafi, Ciara melirik tangannya yang di cekal oleh Tomi.
“Bang Tomi lepasin tangan aku, kita bukan muhrin” Pinta Ciara
Mendengar perkataan Ciara, Dafi pun mengikuti arah pandang Ciara. Matanya melotot tajam melihat pemandangan yang membuat amarahnya ingin meledak.
“Sialan, lepasin tangan Ciara” Teriak Dafi sambil menepis tangan Tomi, namun cekalan Tomi sangat kuat.
“Lepasin tangan Ciara ? gak akan, lo aja yang bukan muhrimnya bisa menyentuh Ciara. Berarti gue juga berhak menyentuh Ciara sesuka gue, Ciara juga gak terganggu dengan sentuhan tangan lo yang notabenannya bukan saudara atau pun punya ikatan halal. Bukan begitu dek ?” Ucap Tomi dengan senyuman lebar
Ciara menggelengkan kepalanya
“Lepasin bang” Pinta Ciara
Dafi pun segera menepis pergelangan tangan Tomi
“Udah gue bilang gue suaminya” Tekan Dafi membuat Tomi seketika tertawa mendengar ucapan Dafi
“Brengsek !” Umpat Dafi
Bugh …
Dafi langsung melayangkan bogeman, hingga Tomi terhuyung dan jatuh ke lantai. Tak cukup sampai di sana, Dafi kemudia menarik kerah seragam Rio kemudian Dafi melayangkan beberapa tinjuannya hingga membuat darah segar mengucur di sudut bibir Tomi.
Sedangkan Ciata saat ini sedang kebingungan, dia mencoba menarik lengan Dafi untuk menyudahi aksinya. Namun, Dafi sama sekali tak mau menggubris Ciara.
“Stop Dafi” Pinta Ciara
Dafi memberikan bogeman mentah lagi apda Tomi
“Sial, gue paling gak suka kalau ada yang ingin merebut sesuatu yang sudah jadi milik gue seutuhnya” Kata Dafi dengan tangan tidka henti memukulnya
“Gue bikin lo detik mampus detik ini juga, anj*ng” Umpat Dafi
“DAFI” Teriak Ciara seraya memeluk Dafi dari belakang
Dengan reflek kepalan tangan Dafi terhenti begitu saja, Dafi kemudian melirik Ciara dari sudut matanya. Dia bisa melihat jika Ciara tengah memeluknya dengan erat.
“Dafi, jangan lakukan itu. Aku gak mau kamu sampai berbuat hal kotor terhadap sesame manusia, sadar Dafi” Lirih Ciara
Tangan Dafi kemudian terayun ke bawah, deru nafasnya sangat memburu kini berangsur kembali normal.
“Bisma” Panggil Dafi
Mandengar namanya di panggil,Bisma pun keluar dari tempat persembunyiannya. Bisma menegang saat melihat wajah Tomi yang terlihat mengenaskan dengan noda merah yang ikut menghiasi wajahnya.
“Hubungi anak-anak untuk ngurus serangga sialan ini” Titah Dafi
“Bawa ke markas ?” Tanya Bisma
“Iya, gue masih belum puas” Jawab Dafi
“Oke” Ucap Bisma
Bisma segera menelpon anggota yang lain untu segera datang
“Sampai kapan lo meluk gue ?” Tanya Dafi
“Eh..” Ciara sontak melepaskan pelukannya
Ciara tersipu malu, apalagi Bisma yang kini memandangnya dengan tatapan aneh. Walau pun wajahnya masih tertutup oleh cadar, tapi dari gelagatnya sangat kentara sekali jika Ciara tengah gugup.
“Lo suka meluk gue dari belakang ya ternyata, kenapa kalau meluk dari depan lo gak mau ?” Tanya Dafi dengan senyuman miringnya
“M-maksud kamu apa sih ? aku nggak paham” Sahut Ciara sambil memalingkan wajahnya
Melihat itu Dafi reflek tertawa kecil dengan senyuman yang menawan, sontak Ciara dan Bisma terperangah. Bagaimana tidak ? Dafi terkenal dengan keangkuhannya. Dirinya tidka pernah tersenyum atau pun tertawa seperti itu.
Dafi pun tersadar atas apa yang dia lakukan, lantas dia berdehem pelan untuk menghilangkan rasa canggungnya.
“Ayo kita pulang” Ajak Dafi
“Tunggu dulu, Dafi” Jawab Ciara
“Apa lagi sih ?” Tanya Dafi kesal
“Tolong lepasin bang Tomi” Pinta Ciara
“Lepasin serangga sialan itu ? memangnya gue sebaik itu hah ?” Berang Dafi
Ciara kemudia menyentuh tangan Dafi, lalu memasang wajah memelas di hadapan Dafi.
“Bang Tomi gak salah, karena dia gak tahu yang sebenarnya. Harusnya kamu gak boleh menghakimi dia, Dafi” Jawab Ciara
Dafi terdiam untuk beberapa detik, dia tidak langsung menjawab ucapan Ciara. Melainkan dirinya tengah menatap Ciara dengan sangat lekat, bahkan mata elangnya seperti orang yang mengintrogasi lawannya.
“Lo suka sama serangga sialan itu ?” Tanya Dafi tiba-tiba
“Hah” Ciara terkejut dengan pertanyaan Dafi
“Bisa gak sih lo jangan hah heh hah heh aja, gue paling malas bicara sama lo kaya orang budek” Ucap Dafi
“Yau dah jangan bicara sama aku, gitu aja kok repot sih kamu. aku pulang sendiri aja lah” Jawab Ciara merasa kesal lalu meninggalkan Dafi dan Bisma di sana
Dafi melongo, baru kali ini ada seorang wanita yang merajuk di hadapannya. Biasanya dirinya yang akan merajuk kepada kekasihnya, sekarang dirinya yang menerima karmanya.
“Nyusahin banget dia jadi cewek” Dumel Dafi, kemudian ikut menyusul Ciara
“Dafi” Panggil Bisma
Dafi menghentikan langkahnya
“Ada apa ?” Tanya Dafi tanpa menoleh
“Jadi bawa ke markas gak ini anak ?” Tanya Bisma
“Gak usah, biarin aja dia disana” Ujar Dafi, kemudia bergegas menyusul Ciara
Sedangkan Ciara, dia sudah menaiki taxi yang kebetulan terparkir di hadapannya. Pucuk di cinta ulam pun tiba, itu seperti kebetulan yang sangat memberuntungkan. Ciara pun segera melesat meninggalkan Dafi yang sedang mendumel meneriaki Ciara.
“CIARA, AWAS LO YA” Teriak Dafi dengan nafas yang sedikit memburu karena berlari mengejar Ciara.
*****
Saat ini Ciara sedang berada di sebuah taman yang terdapat danau sangat indah di sana. Ciara tak langsung pulang, melainkan pergi ke suatu tempat. Tempat yang tak pernah lagi Ciara datangi selama hampir kurang 5 tahun lamanya.
Cemplung …
Ciara melempar beberapa batu ke arah danau, wajahnya terlihat sendu dari balik cadarnya. Pikirannya berpetualang mengingat kenangan masa lalu bersama kedua orang tuanya.
“Ayah ibu, bagaimana kabar kalian di sana ? Cia sangat yakin, pasti kalian menjadi pasangan paling bahagia kan di sana ?” Racau Ciara
“Di sini Cia sudah menjalankan wasiat terakhir dari ayah, semoga apa yang ayah inginkan menjdi sebuah keberkahan untuk takdir Cia” Lanjut Ciara
“Ayah… ibu… Cia rindu sekali” Lirih Ciara tak terasa dia meneteskan air matanya
Ciara sangat merindukan keluarganya, dia sangat merindukan betapa dia sangat bahagia memiliki oarng tua yang begitu sayang dengannya. Walau pun sekarang, dia memiliki mertua yang menggantikan orang tuanya namun tetap saja tidak sama.
“Kabur dari gue, sekarang lo nangis di pinggir danau sendirian. Pikiran lo kemana hah ?”
Ciara kemudian membalikkan tubuhnya, lalu memasang wajah kesal dengan mata yang mendelik.
“Kalau kamu ke sini hanya ingin mengatai aku, mending kamu pergi aja” Titah Ciara
“Lo ngusir gue ?” Tanya Dafi
“Iya, aku meminta kamu pergi. Kamu memang suamiku tetapi kamu selalu menyakiti hatiku dengan perkataankamu” Jawab Ciara
“Cih, lebay banget. Cepat pulang sekarang” Titah Dafi
“Nggak mau” Jawab Ciara
“Pulang” Ucap Dafi kemudian menarik lengan Ciara lalu membawanya pergi dari taman.
“Aku gak mau pulang sama kamu, kamu galak. Aku gak suka” Jawab Ciara sambil mencoba melepaskan tangannya dari genggaman Dafi
Langkah kaki Dafi terhenti tanpa menoleh
“Gue gak berharap di sukai sama lo, dan ingat gue bersikap seperti ini karena menjalankan amanat bokap gue. Kalau lo kenapa-napa, tim yang sudah gue bangun dari kecil akan di bubarkan sama bokap gue. Ngerti gak lo ?” Ucap Dafi
“Aku gak negrti, ajdi lepasin tangan aku sekarang. Aku gak mau pulang” Jawab Ciara
“Ikut pualng sekarang atau gue lo cium di sini ?” Ancam Dafi dengan senyuman menggoda
Deg
Ciara terdiam dengan jantung yang berdetak kencang.
“Kalau lo gak mau pulang, nanti malam kita lakukan malam pertama” Ancam Dafi
Ciara masih terdiam, namun matanya membola mendengar ancaman Dafi yang membuat bulu kuduknya merinding.
“A-ayo pulang” Cicit Ciara pelan
“Ck, lama banget mikirnya” Bentak Dafi
Dafi kemudian bergegas pergi menuju motornya terparkir, kemudian dia melirik Ciara yang masih berdiri tak jauh darinya.
“Naik atau gue seret ?” Tanya Dafi
Ciara tidak merespon, karena dirinya masih tidak fokus memikirkan sesuatu.
“CIARA” Teriak Dafi
“Eh, I-iya” Jawab Ciara terperangah karena terkejut
“NAIK” Teriak Dafi kesal
“I-iya sabar ih” Jawab Ciara kemudian berlari ke arah Dafi dengan sedikit tergesa-gesa
Keberanian Ciara yang seluas Samudra tiba-tiba ciut, karena ancaman Dafi yang sangat di luar nalar itu. Ciara sudah duduk di atas motor, namun dirinya masih terdiam.
“Lo mikir apa ?, pasti mikir jorok ya ?” Tanya Dafi
“Nggak kok” Jawab Ciara
“Ya sudah pasang helmnya” Titah Dafi
“Iya, kamu bisa gak sih gak emosi kaya gitu ?” Ujar Ciara
“Gak bisa, karena lo congek harus ekstra tinggi kalau bicara sama lo” Jawab Dafi
“Ish, aku gak budge tahu. Kamu aja yang bicaranya gak jelas” Ucap Ciara
“Diam lo, pusing gue denger lo bicara” Jawab Dafi dengan berdecak kesal