NovelToon NovelToon
Bara Penjilat

Bara Penjilat

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Harem / Romansa
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: Chep 'NJune

Mirna Anak seorang Milyuner bernama Tuan Ambarita, Pemilik 5 perusahaan besar dan mampu mengguncangkan Kota itu dengan Kekayaannya.


Sudah hampir 10 tahun, Mirna menikah dengan Harun, namun perjalanan pernikahannya itu selalu mendapat masalah, lantaran Suaminya Harun berambisi untuk menjadi Seorang Milyuner Kaya.


Sehingga Niat untuk ambisinya untuk mengambil alih Semua perusahaan dari Mertuanya itu dan melakukan hal bodoh untuk mendapatkan segalanya, sehingga imbas dari kelakuannya itu pada Istrinya Mirna.


Hingga pada suatu hari rencana Harun dan Anak buahnya itu untuk menggelapkan Aset Anak cabang perusahaan Mertuanya itu terbongkar dengan tidak sengaja.


Harun pun geram, dan Dia melihat seorang Pegawainya menguping disaat Mereka sedang merencanakan Penggelapan itu.


Lantas Dia memanggil Orang itu dan langsung dipecatnya, dan Orang yang malang itu adalah Hilman, Anak hasil hubungan Mertuanya itu dengan Wanita simpanannya yang tidak diketahui oleh Istri dan keluarga Mertuanya it

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chep 'NJune, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Terperanjat dan terkejut

Mereka bertiga sedang asyik menikmati makan dengan lahapnya di Warung Nasi pinggir jalan yang mulai sedikit ramai itu.

“Semakin sore kayaknya bertambah ramai pembelinya.” Ucap Bibi Luna sambil memperhatikan yang datang.

“Disini ramainya pagi dan sore hari, pedagangnya hebat mencari pelanggan!” Jawab Kompol Willy menjelaskan.

“Mungkin dia mencari jam sarapan dan makan untuk yang pulang kerja!” Ucap Bayu menimpali pembicaraan mereka.

Bayu matanya menatap Bibi Luna, seakan dia memberitahukan bahwa laparnya kini seakan terobati, dengan tanpa sungkan dia pun bicara di keadaan suasana makan itu.

“Hari ini seakan perutku ini tidak grasak- grusuk lagi ingin mencari makanan yang enak, maklum sudah seminggu makan seadanya di persembunyian kita itu!” Ucap Bayu pada Mereka berdua sambil tersenyum gembira.

“Wah! Kasihan sekali Kamu ini, Bayu! Seperti tahanan yang baru keluar saja, Hehehe…!” Jawab Kompol Willy sambil tertawa.

Lantas Kompol Willy menatap mereka berdua dengan merasa kasihan, terlihat di hadapannya mereka berdua makan dengan sangat lahapnya itu.

“Kasihan sekali Mereka berdua itu, layaknya tahanan yang baru saja terbebas dari penjara!” Begitu pikiran Kompol Willy itu di dalam benaknya.

Sambil tersenyum tergambar di wajahnya, lantas mata Perwira Polisi itu memandang ke arah pintu dari warung nasi itu, sambil memperhatikan satu- persatu Pelanggan Warung Nasi yang masuk dengan tajamnya.

Tiba- tiba dia melihat empat Orang berpakaian hitam hendak masuk ke Warung Nasi itu, seakan- akan dia merasa pernah bertemu dengan Mereka, tetapi Kompol Willy seakan lupa dimana bertemunya itu.

“Sepertinya Mereka berempat yang berbaju Hitam- hitam itu, Aku Pernah bertemu dengan Mereka, tapi dimana Aku lupa.” Tanya Kompol Willy dalam hati.

Pikirannya lantas mengingat- ingat dimana dia pernah bertemu dengan Mereka itu. Setelah beberapa lama, Akhirnya Kompol Willy pun mengingat keempat Orang berbaju hitam itu.

Boom!

Terlihat wajah ketakutan serta gelisah Kompol Willy tiba- tiba muncul dalam dirinya itu.

“Astaga! Celakalah Aku sekarang!” Ucap Kompol Willy lagi merasa sangat kaget di benaknya itu.

Ternyata mereka adalah para Anak buah Harun.

“Aku harus bisa mencari jalan keluar agar mereka tidak mengenali Kami ini!” Ucap Kompol Willy sambil berpikir di dalam otaknya.

Lantas Kompol Willy dengan terburu- buru berkata pada Bibi Luna dan Bayu yang merasa kaget mendengar Kompol Willy menyuruhnya dengan cepat.

“Kalian lihatlah ke pintu! Empat Orang berbaju hitam itu adalah Anak buah Si Begundal Harun, Mereka akan masuk kemari. Kayaknya Mereka kelaparan juga, mungkin Mereka pun akan makan disini!” Ucap Kompol Willy seolah merasa tidak percaya melihat Mereka ada di Warung Nasi itu.

Bibi Luna dan Bayu dengan segera melirik ke arah pintu masuk di warung nasi itu, seketika itu pula Mereka berdua kaget dan terkejut melihat empat Orang berseragam hitam- hitam itu adalah Anak buahnya Harun yang sedang mencari kursi untuk mereka makan disitu.

“Ternyata Mereka itu ada disini, dan sepertinya sedang mencari tempat untuk makan. Menyebalkan sekali!” Ucap Bibi Luna dengan merasa benci pada Mereka itu.

Bayu pun terkaget- kaget seakan- akan Mereka berjalan hendak ke arah Mereka.

“Lihatlah Mereka! Sepertinya mereka sedang menuju kemari!” Ucap Bayu dengan rasa ketakutannya itu.

Kegelisahan mulai muncul di sekujur tubuh keduanya, lantas seketika itu pula Perwira Polisi itu memberitahu pada Mereka berdua agar tetap tenang.

“Sudah tenang! Jangan panik dan jangan membuat mereka mencurigai kita, santai saja!” Ucap Kompol Willy pada Mereka berdua mengingatkan.

Lantas Kompol Willy menyuruh mereka untuk sedikit tertutup dan jangan gugup, dia pun menyuruh untuk memakai topi yang sengaja mereka bawa itu.

“Sekarang kalian pakai topinya, cepat! Dan jangan dulu bicara yang membuat Mereka nanti akan mencurigai Kita ada disini!” Ucap Kompol Willy menegaskan pada keduanya.

“Baik, Segera akan Kami pakai topinya!” Jawab Bibi Luna kepadanya dan segera menuruti perintahnya itu.

Mereka pun dengan cepat memakai topinya sambil sedikit wajah mereka ditundukkan.

“Jangan bersuara dulu! Tetapi awasi pergerakan mereka jika memang mencurigakan laporkan padaku, Mengerti!” Ucap Kompol Willy menjelaskan pada Mereka berdua menegaskan.

Lantas Mereka berdua pun mengangguk padanya.

Tiba- tiba terdengar salah satu dari mereka bicara pada temannya itu.

“Sudah disini saja makannya! Dan sepertinya tempat ini enak gak berseliweran orang lewat!” Ucap salah satu dari Mereka itu merasa cocok .

“Baiklah! Kita disini saja!” Jawab temannya yang lain memberitahukannya.

Dan terlihat salah satu dari Mereka itu menghampiri, lantas bertanya pada Kompol Willy seakan- akan ingin memastikan.

“Apakah tempat di belakang Bapak itu kosong? tidak ada Orang yang menempatinya, Pak?” Tanya salah seorang dari Mereka itu sambil tersenyum.

Mereka bertiga seakan berdebar- debar, dan dengan cekatan Paman Willy menjawabnya dengan santai sambil tersenyum.

“Sepertinya dari tadi kursi di belakang itu kosong, Silahkan saja jika ingin kalian untuk menempatinya!” Jawab Kompol Willy menjelaskan padanya.

Lantas Mereka berempat pun mengangguk dan salah satunya bicara pada Paman Willy itu.

“Kalau begitu Kami akan menempatinya, Monggo!” Jawab salah satu dari mereka itu sambil berjalan meninggalkannya.

Kemudian keempatnya itu akhirnya duduk persis di belakang meja Mereka bertiga.

Perasaan hati Bayu merasa gelisah dibuatnya, dia langsung melirik Bibi Luna dan Kompol Willy mengajak agar segera meninggalkan tempat itu karena merasa takut ketahuan.

“Paman Willy! Ayo kita cepat meninggalkan warung nasi ini. Sebelum Mereka mengetahui keberadaan kita!” Ucap Bayu pada Perwira Polisi itu dengan perasaan resahnya.

Sambil menatap Kompol Willy dengan gelisahnya itu, Bibi Luna pun berucap yang sama dengan Bayu, Dia ingin cepat- cepat untuk pergi dari Warung Nasi itu.

“Ayolah, Willy! Kita pergi dari sini. Aku sudah tidak tahan merasa gemetaran!” Ucap Bibi Luna dengan rasa khawatirnya itu.

Kompol Willy menganggukkan kepalanya pada keduanya itu.

“Baiklah, Ayo kita pergi dari warung nasi ini!” Jawab Kompol Willy pada Mereka berdua.

Tetapi disaat Mereka hendak berdiri untuk pergi, tiba- tiba Perwira Polisi itu mengingat sesuatu di dalam pikirannya, lalu dia pun bicara untuk menunda perginya dari Warung Nasi itu.

“Sebentar…Sebentar dulu! Pikiranku sedang memikirkan sesuatu, jangan sekarang perginya!” Ucap Kompol Willy menegaskan dengan kerasnya itu.

Bayu yang merasa ketakutan langsung bertanya pada Kompol Willy, merasa ingin tahu maksud dari alasannya itu.

“Kenapa nanti perginya, Paman? Apa alasannya untuk menunda Kita pergi dari sini?” Tanya Bayu pada Kompol Willy dengan merasa sedikit emosi padanya.

Kompol Willy menggeleng- gelengkan kepalanya, tidak lama dia pun menjawab untuk alasannya itu pada Bayu.

“Aku ingin sedikit menguping apa yang dibicarakan Mereka berempat itu. Siapa tahu ada sedikit informasi buat kita tentang Harun atas rencananya itu dari mulut mereka itu!” Jawab Kompol Willy pada Bayu sambil matanya melirik ke arah samping.

Akhirnya Bayu pun seolah tahu maksud dari tujuan Kompol Willy itu.

Terlihat Bayu mengangguk pada Kompol Willy itu, dan terdengar kompol Willy memberikan nasehat kepada Mereka berdua itu.

“Jika pergi sekarang berarti kita nanti merasa penasaran, tenang saja Mereka tidak mengenali kita, dapat atau tidaknya informasi dari menguping Mereka berempat itu bicara, yang pasti kita sudah berusaha. Mengerti kalian berdua?” Tanya Kompol Willy mengatakan pada Mereka itu.

Terdengar keempat Anak buah Harun itu mulai berbincang, sambil tertawa dan sesekali menyentuh tentang tugas mereka itu.

“Akhirnya kita bisa makan juga, setelah dari subuh kita terus memantau dari mulut gang jalan masuk itu!” Ucap salah satu dari mereka itu menjelaskan.

“Aku pun sudah tidak tahan merasa keroncongan perutku ini, pasti cacing dalam perutku itu sedang berkelahi, Hehehe...!” Jawab temannya menimpali sambil tertawa.

“Kenapa kita ditaruh di tempat itu, padahal tempat itu sudah di obrak- abrik oleh Anak buahnya Wanto tempo hari.” Tanya salah satu dari Mereka itu.

“Kabarnya dulu hanya mencari Hilman, tapi sekarang sekalian mencari perwira Polisi yang membawa Hilman pergi dari tahanan itu!” Jawab temannya lagi menjelaskan pada mereka.

“Benar apa yang kamu ucapkan itu, bahkan sekarang jangkauan pencariannya semakin luas untuk mencari Komandan Polisi itu, Bahkan Harun mengancam akan membunuhnya!” Ucap salah satu dari mereka sambil menggeleng- gelengkan kepalanya itu.

“Dia akan menyeretnya tanpa ampun!” Ucap Temannya itu merasa tidak percaya.

Boom!

"Hah! Mencariku?" Begitu terperanjatnya Pikiran Perwira Polisi itu merasa sangat kaget mendengarnya.

Kompol Willy jantungnya seakan berhenti mendengar Anak buah Harun itu bicara, dan mulutnya pun seakan kelu, nafasnya terengah- engah seakan dia berlari jauh tak tentu arah, serta pikirannya pun mulai bertanya- tanya akan nasibnya itu.

1
Ramadhan Lukman Hady
Cihuyyy🔥🔥
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!