NovelToon NovelToon
Cermin Warisan

Cermin Warisan

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: Zulia Almanshur

Aku pandangi cermin besar di hadapan ku , di samping nya terdapat ukiran memutar ke sekeliling cermin .

" Cermin yang sangat indah " . Gumam ku mengagumi cermin dinding yang lebar nya satu setengah meter dan panjang dua setengah meter ini .

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zulia Almanshur, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30 Undangan Untuk Viya

" Ini loh mbok , tadi ada perempuan bertamu ke sini tapi kata Galuh ndak liat siapa - siapa " .

" Tamu siapa nduk ? " .

" Itu loh mbok , tadi dia bilang nama nya Laras anak nya pak kades yang kata pak RT sedang di kota sebab menantu nya sakit . Waktu jalan pulang Viya perhatikan kalau dia sesekali mengusap air mata nya , saya juga ndak tau dia sedih kenapa Tapi kata Galuh dia ndak liat perempuan itu " .

" Galuh memang beneran ndak liat mbok , kan Galuh sedari tadi duduk di sini " . Galuh tetap dengan pendapat nya sambil menunjuk tikar di lantau ruang tamu .

" Dia bilang apa nduk ? " .

" Dia mengundang ke acara anak nya nanti malam mbok , dia juga bilang kalau mbok biasa nya ndak bisa hadir kalau malam sebab penglihatan mbok sudah rabun , malah dia bilang Viya aja yang hadir mewakili mbok " .

Suasana hening beberapa saat .

" Nduk , kalau kamu di undang datang saja apapun halangan nya jangan menolak . Tapi kamu harus ingat jangan pulang sebelum acara selesai , kalau mereka meminta sesuatu tapi kamu ndak berkenan , tolak secara halus , cari alasan supaya ndak menyinggung mereka " .

" Apa ada alasan nya mbok ? " .

" Mbok belum bisa menjelaskan sekarang tapi kamu harus lebih waspada , jaga diri baik - baik dan banyak berdoa pada gusti Allah " .

" Jadi Viya harus ke sana sendirian mbok ? " .

" Iya nduk , nanti mbok akan antar kamu ke tempat di adakan acara nya " .

" Viya kok jadi takut mbok ? " .

" Sudah ayo kita sarapan dulu , mbok tadi masak nasi jagung , urap - urap sama ikan asin tapi mbok ndak yakin kalau kalian mau memakan nya " .

" Viya mau mbok , kebetulan Viya sudah pernah makan nasi jagung juga " .

" Apalagi Galuh , denger kata ikan asin aja langsung laper mbok " .

" Hahaha , kalian pandai menghibur , ayo kita makan di dapur saja ya , mbok sudah siapkan tikar di sana " .

Seharian aku merasa tak tenang memikirkan kalimat mbok Darmi , tentang kenapa mbok Darmi memberi ku peringatan seperti itu . Sampai setelah sholat maghrib aku masih memikirkan hal itu .

Aku keluar kamar dan melihat Galuh duduk bersandar di ruang tamu .

" Gal , aku harus bagaimana , harus berangkat atau ndak usah aja ? " .

" Kalau dari kalimat mbok Darmi pagi tadi sih sudah jelas kalau kamu tetap harus berangkat Vi " .

" Aku takut Gal " . Ucap ku lirih .

" Berangkat lah nduk usai sholat isya' nanti , mbok sama Galuh akan mengantar mu " .

Aku hanya bisa pasrah , urusan yang utama belum bisa teratasi malah harus hadapi masalah lain nya lagi .

" Yaa Allah , mohon perlindungan Mu " . Aku terus berdzikir menyebut asma Allah selama menunggu waktu sholat isya' tiba .

..

" Nduk , kamu sudah siap ? " . Mbok Darmi mengusap pelan bahu ku .

" InsyaAllah mbok " .

" Ya sudah kita berangkat sekarang , supaya ndak terlambat " .

" Ngge mbok " .

" Pakai ini nduk " . Mbok Darmi memberikan sesuatu yang di buntal dengan kain entah apa isi nya yang jelas aku menurut saja untuk memakai nya di tangan di bagian dalam baju ku yang berlengan panjang .

Angin malam berhembus sangat kencang beriringan dengan suara - suara binatang malam . Tak ada saru pun warga yang melintas mungkin karena sudah berada di tempat acara atau mungkin juga sedang asyik bersembunyi di dalam selimut karena cuaca sangat mendukung untuk terbuai dalam alam mimpi .

Aku memakai baju kebaya warna merah marun dengan batik berwarna hitam yang di pinjamkan mbok Darmi entah pada siapa .

Aku menyanggul rambut ku dengan model sederhana yang terpenting sesuai dengan kebaya nya .

Aku terus mengucap basmallah dan memperbanyak sholawat untuk mengiringi langkah ku . Sesekali ku lirik mbok Darmi dan Galuh yang ada di kanan dan kiri ku .

Dengan berbekal lampu petromak kami terus mempercepat langkah , selain karena hawa semakin dingin , mbok Darmi juga berharap aku tidak telat datang ke acara .

Aku menghembuskan napas kasar setiap melihat ada penampakan . Sekalipun aku sudah mulai terbiasa melihat kehadiran mereka tetapi aku tetap saja masih bergidik ngeri tiap melihat sesuatu yang tak semua orang bisa melihat nya .

WUSSHH !

Tengkuk ku meremang tatkala merasakan ada yang meniup bagian belakang telinga ku .

" Abaikan apapun yang berupaya menghadang mu nduk , mereka cuma iseng supaya kamu ndak mau hadir di acara itu " .

Aku ikuti saran mbok Darmi sampai akhir nya mata ku melihat sebuah rumah besar dan mewah yang di dalam nya ramai banyak orang .

" Kita sudah sampai nduk tapi mbok sama Galuh ndak bisa ikut masuk , mbok sama Galuh hanya bisa mengantar mu sampai sini saja , jaga diri kamu baik - baik dan ingat pesan mbok " .

" Ngge mbok " . Ku cium tangan perempuan tua itu dengan takzim .

Ku tinggal kan mereka dan segera berjalan menuju rumah mewah yang jauh nya masih kurang lebih seratus meter lagi .

" Viya " .

Tengkuk ku meremang lagi , entah siapa yang memanggil yang jelas dia sukses membuat ku merasa gemetar .

" Aauuww !! " .

Aku memekik tatkala kaki ku menyandung sesuatu yang keras dan membuat sedikit nyeri pada beberapa jari kaki kanan ku dan menyebabkan terhuyung ke depan .

" Mbak , gak pa pa ? " .

Perlahan kepala ku mendongak melihat siapa yang sudah bersuara di hadapan ku . Hampir saja aku berteriak karena di hadapan ku ada seorang perempuan dengan wajah yang sangat pucat .

" Astaghfirullah " .

" Mbak gak pa pa ? " . Perempuan itu bertanya lagi tanpa peduli aku yang terkejut melihat nya yang datang tiba - tiba .

" Alhamdulillah , aku ndak pa pa kok mbak " .

Aku kibaskan tanah yang menempel di batik dan tangan ku . Perempuan itu mengulurkan tangan nya , aku terkejut telapak tangan yang membantu ku berdiri ini sangat terasa dingin .

" Silahkan mbak , saya antar masuk " . Ujar nya kemudian .

Aku tak berani bertanya dan hanya menurut saja . Meski begitu aku masih di landa kecemasan , bagaimana tidak tangan yang membantuku berdiri tadi begitu dingin seperti saat aku menyentuh makanan dari dalam lemari es . Di tambah lagi wajah nya pucat tanpa ekspresi .

" Mungkin dia sedang sakit atau capek aja sih " . Aku bermonolog dalam hati .

Sebelum masuk ke dalam rumah milik kepala desa itu aku sempat menoleh ke belakang , di sana ada seorang perempuan berbaju merah sama seperti kebaya dan batik yang aku kenakan . Dia menatap ku lekat entah kenapa aku merasa kalau dia sedang bersedih .

" Mari mbak " .

" Eh iya " . Bisa - bisa nya aku malah terhipnotis sama perempuan di luar sana .

Aku di ajak masuk melewati samping rumah , halaman yang cukup luas untuk menampung warga yang segini banyak nya .

Pakaian yang mereka kenakan juga sama . Sejauh ini aku belum melihat ada kejanggalan . Mereka semua beraktifitas yang normal - normal saja .

1
Zulia Almanshur
makasih banyak , mohon dukungan nya ya .. nanti pasti mampir kl sudah senggang
Erlina Arlena
ceritanya bagus, aku suka, semangat thor
Zulia Almanshur: makasih banyak , mohon dukungan nya ya kak .. masih oemula 🙏
total 1 replies
Anita Jenius
Salam kenal kak
Zulia Almanshur: Salam kenal juga kak Anita .. waah .. sudah senior nih 😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!