Dark Chaser

Melihat perubahan William, sosok yang berdiri di sisi lain menunjukkan senyum ramah. Sama sekali tidak tampak berbahaya.

"Apakah memainkan perasaan murid-murid mu terasa begitu menyenangkan sehingga kamu kecanduan, Mr Nolan?"

William melihat ke arah Nolan dengan ekspresi tenang. Sejak melihat semua berkas yang disebutkan oleh Igor, dia sudah membuat kesimpulan kalau orang itu adalah pelakunya.

Lebih tepatnya, Nolan adalah dalang dibalik kasus pembunuhan sebelumnya.

"Caramu menatapku membuat aku merasa sedih. Bukankah kamu adalah orang yang melindungi orang-orang biasa seperti kami? Kenapa kamu tampak begitu marah?" tanya Nolan lembut.

"Bibi mu, adik dari ayahmu meninggal di akademi 20 tahun yang lalu. Penyebabnya tidak jelas, tetapi kemungkinan besar diganggu oleh oleh siswa-siswi lain dan akhirnya bunuh diri."

"Jika tidak salah, 12 tahun yang lalu kakak mu juga meninggal di akademi. Hanya saja, dia tidak bunuh diri melainkan membunuh beberapa orang yang membully dirinya dan tertembak ketika melarikan diri. Awalnya identitasnya tidak terlalu aku pedulikan."

"Namun, siapa sangka setelah mencarinya, orang itu ternyata adalah kakakmu. Nama belakang kalian berbeda karena kalian berpisah akibat perceraian orang tua kalian."

"Tepat 6 tahun yang lalu, ada siswa yang membunuh murid lain untuk merebut beasiswa. Mirip dengan kasus Jean. Hanya saja, aku menduga kalau kamu yang membuat provokasi dan menyebabkan pembunuhan itu terjadi. Akhirnya menjadi pemenang yang mendapatkan beasiswa."

"Sedangkan tahun ini, alasan kenapa kamu pindah ke akademi dua tahun lalu seharusnya menunggu saat ini. Pindah bukan untuk mendapatkan gaji yang lebih tinggi, tapi—"

"Ingin membalas dendam bibi mu, kan?"

Mendengar penjelasan William, senyum di wajah Nolan berangsur-angsur menghilang.

"Kamu benar-benar pintar, Mr William. Aku tidak menyangka kamu bisa menebak semuanya hanya setelah mengumpulkan beberapa informasi tidak lengkap. Sungguh, kamu benar-benar mengagumkan," ucapnya dengan ekspresi tenang.

"Jadi, kamu memilih untuk menyerah?" William memiringkan kepalanya.

"Tentu saja tidak!" balas Nolan sambil tersenyum.

Sesaat kemudian, kabut hitam menyelimutinya lalu menghilang begitu saja.

Penampilannya langsung berubah drastis. Sama seperti Theodore yang memiliki tubuh normal, tetapi bedanya kepalanya tidak berubah menjadi Rottweiler, melainkan Doberman.

Nolan memijat lehernya dan melemaskan otot-ototnya. Dia kemudian berkata, "Sudah lama sekali aku tidak menggunakan kemampuan ini. Lagipula, lebih baik meminjamkannya pada orang lain daripada digunakan sendiri."

Mendengar suara yang serak dan dalam, ekspresi William menjadi serius. Menurut perkiraannya, Jean atau bahkan Theodore tidak bisa mengontrol kekuatan itu dengan leluasa.

Contoh paling sederhana, mereka tidak bisa berbicara ketika menggunakan keterampilan iblis!

"Tahukah kamu, kemampuan ini memiliki banyak ragam tergantung bentuk perubahannya. Perubahan tersebut tergantung karakteristik dan kepribadian yang dirasukinya. Menarik, bukan?" Nolan menyeringai, bukannya terlihat lembut, tetapi malah terlihat mengerikan.

"Tergantung karakteristik," gumam William.

"Di antara ras lainnya, Doberman itu—"

SWOOSH!

Sosok Nolan melesat dengan kecepatan luar biasa dan muncul di depan William lalu menendang.

"Terkenal cepat, ganas, dan dianggap sebagai salah satu penjaga terbaik!"

BANG!

Sosok William terhempas belasan meter. Ekspresi penuh kejutan tampak di wajahnya. Dia mendarat, dan langsung meraih gagang pedangnya.

William mengangkat kepalanya, dan melihat sosok Nolan muncul di depannya sambil mengayunkan cakarnya dengan tegas.

Ding!

Cakar tajam dan bilah katana bertabrakan. Mereka berdua saling memandang, ekspresi William tampak dingin, sementara Nolan menyeringai.

Menatap pria dingin itu dengan seringai kejam di wajahnya.