NovelToon NovelToon
Catatan Hanna

Catatan Hanna

Status: tamat
Genre:Teen / Tamat / Keluarga / Persahabatan / Kontras Takdir
Popularitas:10.6k
Nilai: 5
Nama Author: Rijal Nisa

Saat tidak ada teman yang dapat mendengar keluh kesahnya, Hanna menorehkan semua uneg-unegnya di buku hariannya. Tentang cinta, teman, dan keluarga, semua ada di sana.

Hidup Hanna yang begitu rumit, membuat dia kadang-kadang frustasi, namun dia tetap harus kuat menghadapi ombak kehidupan yang terus menghantam.

Ikuti kisah hidup Hanna di "Catatan Hanna."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rijal Nisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Keputusan Terbaik

Rian tercengang mendengar setiap kata yang keluar dari mulutku. Dia pasti tidak menyangka kalau aku bisa mengetahui semua tentang mereka, apa yang mereka lakukan di belakang aku.

Ayu menundukkan kepalanya begitu dalam, tak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulutnya padahal aku sedang menunggu bantahan dari dia.

"Kenapa sekarang kalian berdua jadi diam? Ayo jelasin! Jelasin apa alasan kalian, aku juga ingin mendengar penjelasan kalian, alasan kalian melakukan semua ini," ucapku berusaha tetap tenang.

"Maafin gue, Hann. Gue ngaku salah, tapi rasa cinta ini datang gitu aja tanpa bisa dicegah."

Ayu mulai memberi alasan, aku tidak bisa menerima alasannya itu, dan kata maaf itu tidak bisa mengobati rasa sakit ini.

"Bilang aja kalau kamu emang suka sama dia, kamu udah nyaman sama Rian. Jangan bohong sama aku, Yu. Kamu itu sahabat aku, orang yang paling dekat dengan aku, kita sudah berteman sejak kecil, bisa-bisanya kamu lakuin hal ini ke aku."

Siapa yang tidak marah dan kecewa jika tahu dikhianati oleh sahabatnya sendiri.

"Hann, coba lo inget! Gue pernah bilang kalau gue itu lagi jatuh cinta sama seseorang, dan lo nanya siapa orang itu, trus gue jawab kalau cowok itu namanya Andrian."

Aku mencoba mengingat-ingat kembali tentang cerita yang Ayu katakan itu.

Memang benar dia pernah mengatakan sedang jatuh cinta dengan seorang cowok, namanya Andrian.

Aku sama sekali enggak kepikiran kalau Andrian itu adalah Rian.

"Terus, kamu mau nyalahin aku gitu?"

"Bukan nyalahin lo, tapi saat itu gue udah berusaha jujur. Gue enggak nutupin apa pun kan dari lo, dan sekarang lo malah marah sama gue," ucap Ayu tanpa rasa bersalah sedikit pun.

"Hann, aku juga salah. Enggak seharusnya aku dekat sama Ayu, jangan salahkan dia!"

Aku menatap Rian dengan mata berkaca-kaca, aku mengepalkan kedua tangan ini, ingin rasanya ku layangkan tinju ke wajah mereka satu per satu. Namun pikiranku masih waras untuk saat ini, semuanya udah jelas, enggak ada lagi yang perlu dijelasin. Tinggal aku menyuruh Rian membuat pilihan, ini soal hati. Jika terus begini, bukan hanya aku yang terluka, tapi Ayu juga.

Akhirnya, setelah memikirkan matang-matang, aku memutuskan untuk mundur.

Sebelum itu aku menyuruh Rian untuk memilih antara Ayu dan aku.

"Maafin aku, Hann. A_"

"Semua udah jelas, Rian," ucapku memutuskan omongannya, "sekarang aku akan memberikan kamu kesempatan untuk memilih, pikirkan baik-baik siapa yang akan kamu jadikan satu-satunya, aku atau Ayu?"

Rian terpaku, dia menatap Ayu dan aku secara bergantian. Sulit, aku tahu dia sulit untuk membuat pilihan.

"Izinkan aku untuk berpikir, Hann. Berikan aku waktu!"

"Katakan sekarang! Aku ingin mendengarnya sekarang, jangan pikirkan tentang perasaan aku, ikuti apa kata hatimu!"

Aku harus bersikap bijak untuk hal ini, lelah rasanya dipermainkan oleh rasa dan keadaan.

Cukup untuk kali ini aku terjebak dengan yang namanya cinta.

Rian masih saja diam, aku beralih menatap Ayu. Dia tampak sangat khawatir akan jawaban Rian, aku tahu Ayu ingin Rian memilih dirinya.

"Baiklah, kalau kamu tidak bisa memilih, biar aku yang membuat pilihan itu."

Diamnya Rian sudah menjadi sebuah jawaban kalau yang dia pilih adalah Ayu.

"Kamu tentunya memilih Ayu, aku tahu isi hati kamu, Rian. Maaf, maaf karena aku enggak punya banyak waktu untuk kamu, perselingkuhan ini tidak akan terjadi kalau aku selalu ada di saat kamu butuhkan." Aku menarik nafas dalam-dalam, rasanya begitu sesak.

"Hanna, ka_"

"Cukup, Yu! Aku tidak mau dengerin apa pun lagi dari kalian. Biarkan aku yang bicara, kalian cukup dengerin aja!" ucapku pada ayu, "Rian, mungkin kamu juga sudah tidak yakin untuk melanjutkan pertunangan ini, aku tahu kamu ingin memiliki calon istri dari keluarga yang akur, harmonis, tidak seperti keluarga aku. Apalagi sekarang ibuku sudah tiada, aku cuma yatim piatu, aku juga punya banyak masalah, aku harus kerja untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, dan kamu yakin kalau bersama Ayu adalah pilihan terbaik, aku paham."

Cincin yang selama ini tersematkan di jari manisku, kini kulepas dengan bermacam-macam rasa di hati.

Aku masih mencoba untuk tersenyum, kuberikan kembali cincin itu pada Rian.

Aku pergi dari hadapan mereka, pikiranku tiba-tiba kosong, aku juga tidak melihat bagaimana reaksi mereka. Aku tidak tahu apa mereka memanggilku untuk kembali atau tidak, aku pergi begitu saja.

Ternyata Gadis bukan ingin bertemu denganku, tapi dia ingin aku mengakhiri hubungan ini. Hubungan yang penuh dengan kepalsuan, haruskah aku ucapkan terima kasih sama Gadis?

Aku memang tahu tentang hubungan mereka, hanya saja aku ingin Rian yang mengakhiri ini semua, aku lebih suka melihat dia yang mengatakan sejujurnya tentang perasaannya yang mulai terbagi.

Aku menunggu kejujuran dari mereka, tapi sekarang malah aku yang harus mengakhiri ini semua.

 ~~~

Kejadian semalam benar-benar membuat kesehatanku kembali drop, mungkin karena aku terlalu kebawa pikiran. Sampai-sampai tidur pun mimpiin mereka, dan hari ini aku malah tidak bisa masuk kerja, kepalaku terasa berat, badanku juga panas.

Aku tidak memiliki kekuatan untuk sekedar menggerakkan tanganku, rasanya tubuh ini sudah tak bertulang.

Di saat keadaan sedang terpuruk begini, yang aku butuhkan cuma ibu, biasanya ibu akan membuatkan bubur untukku. Namun, sekarang aku sendiri di sini dan berteman sepi, tak ada seorang pun yang bisa diajak berbagi cerita, mendengar keluh kesahku. Aku rindu ibu, ayah, kalian berdua sangat berarti dalam hidupku.

Perutku sudah sangat perih, dari semalam aku belum makan. Aku berharap hari ini kak Yuni datang ke sini, sebenarnya aku bisa saja menghubungi kakak, tapi aku tidak mau dianggap terlalu manja.

Aku sudah besar, bukan lagi anak-anak, seharusnya bisa melakukan semuanya sendiri. Jadi, aku lebih memilih diam di sini, di atas tempat tidurku sambil menahan rasa perih di perut.

Tok

Tok

Tok...

Suara pintu itu, bagaimana cara aku membukanya? Tubuhku benar-benar tak bisa dibawa bergerak, aku sangat lemas.

"Assalamualaikum, Hann!" seru kakak dari luar.

Aku tidur di lantai dua, rasanya untuk turun dari tangga saja kakiku ini tidak kuat.

"Membiarkan kak Yuni menunggu di luar terlalu lama juga tidak mungkin, sebaiknya aku turun ke bawah aja." Aku berjalan tertatih menuju pintu kamar.

"Hann, kamu di dalem kan?"

"Sebentar, Kak!" Aku masih menuruni tangga satu per satu. Tiba-tiba aku merasakan kepalaku semakin sakit, beruntungnya sekarang aku sudah berada di lantai bawah.

Segera saja aku membuka pintu supaya kak Yuni bisa masuk.

Baru aja selesai membuka pintu, tubuhku ambruk ke lantai. Pandanganku menggelap, aku tidak bisa melihat kakak sama sekali, dan yang terdengar hanya suaranya saja.

"Hann!"

"Hanna, kamu kenapa?"

Kakak begitu panik, dan setelah itu aku sudah tak sadarkan diri lagi.

Tiga hari terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit, aku masih saja belum merasa baikan.

Dokter bilang aku tidak kenapa-kenapa, tapi kenapa kakak begitu sedih setiap kali memandang wajahku?

"Kamu kenapa sih, Kak?"

"Enggak kenapa-kenapa." Kak Yuni terus sibuk mengupas kulit jeruk, saat kami mengobrol dia juga tidak memandang ke arahku. Hal ini membuat aku bertanya-tanya, apa aku melakukan kesalahan? Apa kak Yuni marah karena aku membatalkan pernikahan dengan Rian? Kakak sebenarnya kenapa?

"Kak, kamu kenapa? Apa yang kamu sembunyikan dari aku?"

"Makan ini dulu!" ucap kak Yuni sambil memasukkan jeruk ke dalam mulutku.

Mungkin dia sengaja ingin membuat aku diam, rasa penasaran ini tetap ada selama aku belum menemukan jawabannya.

"Kak, ayo katakan sama aku!"

"Kamu enggak usah kerja lagi ya, cukup duduk di rumah aja. Nanti soal uang biar kakak sama bang Imran yang ngasih ke kamu, jangan pikirin sesuatu yang memberatkan pikiran kamu!"

Sikap kakak yang seperti ini malah membuat aku tambah curiga. Kenapa aku tidak boleh kerja lagi? Apa mbak Santi yang menyuruh kakak untuk mengatakan ini sama aku?

"Kak, aku sehat loh. Aku bukan orang pesakitan, cuma sakit tiga hari doang itu hal biasa kan? Setelah sehat nanti aku ingin kembali kerja sama mbak Santi."

Aku protes dengan keinginan kakak yang tidak bisa ku pahami.

"Hann, sekali aja dengerin kakak boleh enggak?"

"Ya tapi kenapa, Kak? Kenapa aku enggak boleh kerja? Aku senang-senang aja kerja sama mbak Santi, dia baik, dia care sama aku. Hanna juga suntuk di rumah terus, kalau pun nunggu dari hasil panen, toh Hanna tidak akan mendapatkan lagi uang itu. Sudah berbulan-bulan semenjak ibu meninggal, bang Imran sama bang Andi enggak pernah ngasih uang buat Hanna. Aku hidup dengan hasil kerja kerasku sendiri, Kak." Kak Yuni menatapku dengan rasa iba.

Terdengar helaan napas panjangnya, sikap kakak memang agak berbeda dalam beberapa hari ini, apa ini ada hubungannya dengan kondisi aku saat ini?

1
* bunda alin *
dan indah pada waktu nya 🥰
P 417 0
semoga kita semua selalu di berikan kesehatan ,kebhagiaan dan keberkahan/Pray//Pray/
P 417 0
hmmm.bner2 di tamatin/Sleep//Sleep/
P 417 0
perasaan yg mbulet/Drowsy/
* bunda alin *
tap tap tap ..
P 417 0
tamat/Sleep/
* bunda alin *
tegang bgt ,, 😱
P 417 0
/Drowsy//Drowsy/tuh kan akibatnya klo terlalu baik
P 417 0
/Proud//Proud//Proud/hmmm bner2 polos
P 417 0: ntah/Silent/
🥑⃟Riana~: apanya yg polos/Sweat/
total 2 replies
P 417 0
/Facepalm//Facepalm//Facepalm/rekomendasi yg bgus
P 417 0
ajaran yg baik bkl jdi baik hasilnya/Smile/
* bunda alin *
malang nya Hanna,,, selalu di hinggapi hal yg tdk terduga
ayo donk .. kapan Hanna bisa bahagia ... 💜
P 417 0
hmmmm .berarti ada dalng lain juga/Speechless/
🥑⃟Riana~: Anda/Shame/
P 417 0: sapa🙄
total 4 replies
P 417 0
oooo.ternyata bgas /Sleep//Sleep/
🥑⃟Riana~: hooh 🤧
total 1 replies
P 417 0
sapa sih sebnernya/Drowsy//Drowsy/
P 417 0
ooh tk kira abis gitu aja/Facepalm//Facepalm/
P 417 0
sepertinya obrolan di atas sedikit kurang mnurt aku/Silent/
🥑⃟Riana~: Harus ditambah lagi? kamu aja yg nambah kk/Sweat/
total 1 replies
* bunda alin *
tq sdh up ,, next thor
P 417 0
kita udah berapa tahun ya🤣🤣🤣🤣
P 417 0
/Facepalm//Facepalm//Facepalm/klo ngliat di reel mngkin lbh seru kali ya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!