NovelToon NovelToon
My Lovely SPG

My Lovely SPG

Status: sedang berlangsung
Genre:cintamanis
Popularitas:23.2k
Nilai: 5
Nama Author: De Shandivara

Danisa seorang gadis cantik dan sederhana. Tidak tamat SMU karena kondisi perekonomian keluarganya yang sulit mengharuskannya bekerja dan merelakan cita-cita.

Demi membantu menyambung kehidupan ibu dan adik-adiknya, Danisa rela bekerja banting tulang menjadi SPG di toko sepatu di sebuah mall.

Suatu hari, pertemuannya dengan laki-laki berpenampilan compang-camping yang menurutnya seorang tuna wisma, Danisa memberikannya jatah makan siangnya.

Siapa sangka rupanya pertemuan itu mengubah alur takdir Danisa hampir keseluruhan karena ternyata pria yang dia kira miskin itu adalah pemilik perusahaan brand sepatu tempat dia bekerja.

Bagaimana kisah Danisa? Ayo kita berkelana di sini...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon De Shandivara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ada Rindu

Hari berganti hari, Danisa masih berada di rumah menjalani masa pemulihan. Dia yang tidak mungkin berangkat ke tempat kerja dengan keadaan diri yang dipenuhi perban di wajahnya.

Terlebih lagi sebelah matanya pun masih nyeri dan terhalang pandang karena luka jahit yang belum kering dan tentu saja perban masih harus rutin di ganti setiap empat jam sekali.

Namun, ada rasa tidak tenang karena ada resah dalam hatinya meski sehari saja tidak datang ke tempat kerja.

Berulang kali ia memeriksa ponselnya, menunggu salah seorang mengirimkan pesan yang seharusnya tidak boleh ia nantikan karena .... ya, dirinya bukan siapa-siapa.

Seperti ucapannya sendiri pada sosok Arnetta saat itu jika dia dan laki-laki itu hanya sebatas rekan kerja.

Just friends. Ingat, just friends.

Hatinya terus saja gelisah tak beralasan. Mengingat satu per satu potongan kejadian di hari sebelumnya.

Kemarin dia tidak mengatakan apa pun sebelum pergi.

Apa dia marah karena aku menolak jadi pacarnya?

Tapi, bukankah dia sedang bergurau saja?

Kenapa tidak ada kabar?

Kenapa hilang kontak?

"Nggak, aku gak boleh begini. Kok aku jadi begini sih? Rasa apa ini? Apakah ini yang dinamakan ... rindu?"

"Heak! Nggak! NGGAK MUNGKIN, GAK BOLEH!" ujarnya menampik rasa hati.

"Tapi, kenapa dia tidak menghubungi atau bertanya kabar atau basa-basi seperti biasa?"

Apa dia sedang sibuk-sibuknya di gerai? Apa dia sedang sakit? Apa dia sedang marah padaku

Intuisinya memerintahkan untuk mengirimkan pesan lebih dulu pada laki-laki itu, tetapi gengsi.

Bibirnya tergigit ke dalam. Rasa resah, cemas, dan takut ada salah paham menguasai dirinya.

Dia memeriksa kali terakhir chat dengan laki-laki itu, dua minggu yang lalu.

"Sudah lama sekali."

Biarlah. Hatinya berkata begitu, tetapi tangannya yang gatal ingin melihat profile picture laki-laki itu. Akan tetapi, tak sengaja malah menekan ikon telepon video yang terhubung.

"Akh, sial... KEPENCET!" Entah karena gugup atau apa, dia seakan lupa cara mematikan sambungan telepon video yang sudah terhubung. Itu sungguh membuatnya cemas. Dia langsung menaruh ponsel itu di bawah pantatnya.

"Halo? Danisa? Nisa, halo?" lamat-lamat ia masih mendengar suara dari ponselnya yang berati sambungan masih terhubung.

Wajahnya merah menyala saking deg-degannya.

Di bagian dunia yang lain.

Sosok pria muda yang telah mengubah penampilannya dari sebelumnya, bukan dia yang bertindik sana-sini dan juga rambut blonde yang acak-acakan. Hanya ada sesosok pria maskulin dengan penampilan tampan berstelan hitam lengkap dengan dasi, cutting hair yang rapi, dan sepatu kulitnya.

Terpancar aura kesuksesan di usianya yang masih bisa dibilang 'bau kencur' atau 'anak baru kemarin sore' itu, benar-benar menunjukkan kemampuan dirinya. Bohong jika dia mengatakan semua dimulai dari nol, karena memang ada sedikit peran sang ayah yang memberinya modal.

Akan tetapi, jika hanya mengandalkan uang tanpa melibat sertakan otak, maka dapat dipastikan uang itu akan ludas dan berakhir nasib diri hina terlindas. Berbeda dengan Herxi, anak sulung Herianto, pengusaha kaya raya pendiri perusahaan dalam negeri biogas dan pertambangan batu bara.

Tak ingin kalah dari sepak terjangnya sang ayah yang berhasil menggiring perusahaanya peraih gelar best employer dan dirinya termasuk dalam 10 orang paling kaya di dunia dalam majalah Forbes edisi tahun itu.

Putra Herianto itu seolah sedang mengepakan sayapnya, tak ingin bersembunyi di balik ketiak sang ayah. Begitu prinsipnya.

Seumur hidupnya, dia hanya pernah meminta uang sebanyak 1 miliar untuk membangun perusahaan, dan studinya hingga memperoleh gelar master di usia terbilang masih muda 27 tahun. Kekurangan biaya hidup dan studi, dia cari dari hasil keringat sendiri.

Bermula mendirikan gerai servis dan sol sepatu, dia benar-benar meluruskan niat menjadi pengusaha di bidang footwear itu. Di tahun kelima sejak mendirikan korporat, dia sudah mempunyai perusahaan dan pabrik cabang di manca negara. Daebak!

Kini, peresmian perusahaan cabang dan pabrik sepatu Herxion pertama di US (United States) berlangsung hari ini. Dua negara bagian yang cukup besar, California dan Texas menjadi tempat operasional industrinya. Dan New York sebagai lokasi administrasi perusahaan cabangnya.

Setelah hampir dua minggu lamanya dia bersibuk diri bersama dengan orang-orang perusahaannya untuk melangsungkan acara besar hari ini, sampai-sampai dia mengesampingkan urusan pribadi termasuk urusan hati.

Di tengah keramaian gemuruh riuh para tamu dan kolega yang hadir di ballroom perusahaan itu, ponselnya berdering menampilkan nama seseorang yang tak asing.

"Danisa?" ujarnya terkejut, tak biasanya gadis itu menghubunginya apalagi melalui fitur panggilan video.

Tumben gadis itu menelpon, pasti penting.

Namun setelah ia berhasil menyingkir dari keramaian publik, di layar smartphone tak terlihat apa pun.

"Kok gelap?"

"Halo, Danisa? Nisa? Halo?" ujar dia yang tak ada sautan barang sekali pun.

Limousin terparkir di halaman hotel di pusat kota New York. Mengantarkan dia sang Founder dan CEO perusahaan Herxion Footwear. Di kamarnya dia menarik dasinya, melemparkan jas ke sembarang arah.

"Ada apa sih? Kenapa gelisah begitu?" Laki-laki berkepala plontos bertanya. Asisten James yang setiap padanya.

"Pulang sekarang."

"Hah? Ceremonial belum selesai, lho, Bro. Apa kata dunia kala sang CEO-nya pergi sebelum puncak acara?"

"Gak, pulang!" ujarnya kokoh.

"Bro, what happened? Apa yang buat kamu tiba-tiba begini? Jangan gegabah," kata James membujuk.

"Apa sih? Soal Arnetta-Chan? Mams Git? Atau Nadcut?" kata pria botak yang punyai tulang-tulang agak lembek itu meliuk-liuk ke sana kemari mengikuti langkah Herxi yang gelisah sendiri.

"Ck! Bukan. Danisa, tahu gak? Dia yang kemarin celaka karena Arnetta, gua takut dia kenapa-kenapa gara-gara dia lagi." Sebotol air ia teguk hingga hampir tandas separuhnya.

"Beibs eh bro, kamu tuh over deh. Arnetta-Chan kan lagi di Paris, pemotretan dia. Ada agenda fashion week juga pertengahan bulan ini. Ah, masa dia gak ikut? Second runner up top model of the world, masa gak datang? Diundang lho katanya," kata James.

"Nih, aku coba ekeu tanya." James merogoh ponselnya.

Tut... tut...

"Yes, halo. Who?" suara dari seberang.

"Where are you know?"

"Paris, why?"

"Kau sedang bersama Herxi? Aku kehilangan dia," kata James seraya menaik turunkan alis matanya pada Herxi.

"Nope, dia lagi sama gadis itu di rumah sakit, may be.  Don't disturb me, I am very busy. I will talk to you later, James."

Tut.. tut.. tut...

"Percaya?"

Malam hari, menjelang tengah malam dia sempatkan untuk menghubungi seseorang yang berhasil membuat hidupnya tidak tenang belakangan ini.

Last seen today 11.58 am

Catatan terakhir gadis itu online.

"Good afternoon! How is life today?"

Perbedaan waktu yang ada, menyangka pasti Danisa sedang sibuk dengan aktiviasnya kala menjelang siang.

Semenit, dua menit, lima menit ... satu jam, dua jam.

Tidak ada jawaban, tak ada tanda-tanda pesan akan tersampaikan dan terbaca.

"James!"

"Ya?" bahkan laki-laki itu muncul dari pintu connecting room. Matanya masih sayu dan merah.

"Apa teriak malem-malem? Gak ada kecoak, gak ada."

"Pulang James, pulang sekarang juga!" katanya begitu setelah melompat dari atas ranjangnya.

"Okey-okey, calm down. Lets go, ....." kata James yang masih terkantuk-kantuk, ia turut memakai mantelnya, tapi ia mencoba mencerna ucapan bosnya.

"But Wait ... what? Pulang? Gila!" cetusnya kemudian.

1
Akasia Rembulan
nunggu updatenya
dewi
pak herix atau burhan hrs tau apa yg terjadi dengan daisy dengan memeriksa sisi tv kantor lagian agis sok bgt si adek nya aja sombong d ngak tau d untung
LISA
Sinis bgt ma² nya Burhan
LISA
Hehee..Nisa g tau klo cowo itu bos nya..
LISA
Aq nunggu Kak
LISA
Kita menunggu update nya Kak
LISA
Kesempatan utk Danisa nih
Fri5
nah loh2...... ada udang dibalik bakwan 🤭Hasby gercep jg, langsung broadcast 😂😂😅
🅰️Rion bee 🐝
nah lo salah pahamkan buru lurusin Danisa ntar burhanya ngreog lagi..😃
Ummi Sulastri Berliana Tobing
lanjut
ummaia windarni
salam kenal kak,aki Winda dari Tangerang
happy shalalala: halo... Salam kenal yaa🤗
total 1 replies
Felicia amira
lanjut kak
happy shalalala: Oke kak☺
total 1 replies
Fri5
ntar satpamnya yg diusir Burhan koq Nia 😀🤭
happy shalalala: hahahaha😂
Fri5: Nisa maksdnya
total 2 replies
dzaky ej
Lanjut kak, makin seru cerita x
happy shalalala: Oke, thanks yaaa
total 1 replies
Ummi Sulastri Berliana Tobing
lanjut ☺️☺️☺️
happy shalalala: okey!!!🥰
total 1 replies
Fri5
Yeay......😀 makasih ya kak sdh update lagi👍🤗
happy shalalala: samasama🤗
total 1 replies
Ummi Sulastri Berliana Tobing
terimakasih g jadi Hiatus Thor
lanjut LG
Akasia Rembulan
ditunggu ya kak.. tetap semangat
Fri5
jangan lama2 kak 😥
dewi: kenapa ngak d terusin sampai tamat kk karyanya syg lo
total 1 replies
Felicia amira
😒😒
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!