NovelToon NovelToon
The Petals Bride

The Petals Bride

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia / Terpaksa Menikahi Murid / Sugar daddy / Selingkuh / Cinta Terlarang / Poligami
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: DityaR

Evan Bramasta, cowok berbadan tinggi, kulit putih dan hidung bangir. Berusia 30 tahun yang berprofesi sebagai guru olahraga di sebuah Sekolah Menengah Atas dan sudah mempunyai seorang istri atas perjodohan dari orang tuanya. Istrinya bernama Sabina Elliana yang bekerja di sekolah yang sama dengan suaminya.

Beberapa bulan belakangan ini, Evan selalu memperhatikan seorang murid perempuan yang selalu membuatnya sakit di bagian bawah. Ia menginginkan gadis itu menjadi miliknya dengan cara apapun.

Namanya Ziyara Liffyani, gadis yatim piatu berparas cantik di usianya yang baru 17 tahun. Dia harus bekerja paruh waktu di toko buku untuk memenuhi kebutuhannya sendiri.

Ziyara juga diam-diam sangat menyukai guru olahraganya itu. Apa pun akan Ziyara lakukan untuk menggapai cita-citanya dan mendapatkan keinginannya, termasuk menjadi istri simpanan guru olahraga.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DityaR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Apartemen Pak Evan

Hari sudah menunjukkan pukul 3 sore, bel pulang sekolah sudah sejak tadi berbunyi. Ternyata Ziyara ketiduran cukup lama di UKS, ia segera bangun dan ingin mengambil tasnya yang berada di dalam kelas. Baru ingin bangun dan menuju ke kelas, tiba-tiba Evan masuk dengan tas miliknya yang sudah berada di tangan gurunya itu.

“Saya capek, enggak mau debat,” ucap Evan yang langsung menggendong Ziyara. “Saya antar pulang.”

Ziyara langsung membelitkan tangannya di leher Evan, ia pun tak ingin berdebat lagi dengan Evan. Evan merasakan nafas Ziyara yang berada di lehernya, ia mati-matian menahan gairahnya.

Setelah sampai di mobil, Evan membuka pintu dan meletakkan Ziyara di kursi depan, setelahnya Evan pun masuk dan memakaikan Ziyara seat belt.

Evan mencium aroma tubuh Ziyara yang membuat adiknya mengeras di bawah sana, tanpa aba-aba lagi, ia mencium bibir tipis Ziyara, menarik narik bibir gadisnya dan melahap lidah manis milik Ziyara.

Karena sudah terbawa suasana, Ziyara pun membalas ciuman dari Evan.

“Nhhhh.”

“Ssshhh ... Ahh,” desah Ziyara.

Ciuman Evan turun ke leher jenjang Ziyara, ia menghirup dalam dalam aroma leher Ziyara, dikecupnya, disantap dan digigit-gigit kecil leher putihnya itu.

“Mmhh, jangan di cupang Pak.”

Evan hanya mengangguk dan melanjutkan kegiatan menyantap leher Ziyara. Ziyara memeluk kepala Evan agar tetap berada di lehernya.

“Ehh ... udah Pak, saya mau pulang, saya harus kerja.”

Evan mengangkat leher Ziyara, mengusap leher gadisnya menggunakan jempolnya dan terakhir menyantap bibir Ziyara.

“Gak usah kerja, ya,” ucap Evan.

“Saya harus kerja Pak, kemarin saya udah di tagih sama wali kelas saya karena nunggak bayar uang bulanan.”

“Nanti saya yang bayarin semua uang sekolah kamu sampai selesai, termasuk kebutuhan pribadi kamu,” ujar Evan.

“Enggak, saya bukan tanggung jawab Bapak.”

“Kita nikah, biar kamu jadi tanggung jawab saya,” jawab Evan serius.

“Saya masih sekolah, Pak, masih punya cita cita yang harus saya gapai,” ketus Ziyara.

“Oke, jawab pertanyaan saya dengan jujur.”

“Iya.”

“Kamu suka enggak sama saya?” tanya Evan.

Ziyara mengangguk, siapa sih yang enggak suka sama guru ganteng di sekolahnya, teman teman bahkan kakak kelasnya pun rata rata menyukai guru olahraganya ini.

“Kenapa suka sama saya?”

“Bapak ganteng, tapi sayang udah punya istri,” jawab Ziyara.

“Saya bisa ceraikan istri saya demi kamu.”

“Gak usah ngaco deh, Pak, ayo jalan. Nanti saya telat!” bentak Ziyara.

“Enggak usah kerja Ziya, kamu enggak dengar apa yang saya bilang tadi?”

“Bapak juga enggak dengar apa yang saya bilang? Saya masih sekolah dan punya cita cita yang harus di gapai, Bapaaak!!”

“Kalau gitu kita pacaran aja dulu, gimana?” paksa Evan.

Ziyara tertawa renyah melihat kelakuan Evan.

“Bapak kenapa, sih? Bapak udah punya istri loh, buk Sabina juga cantik banget,” gumam Ziyara, heran.

“Enggak usah bawa-bawa orang lain, jawab pertanyaan saya tadi, kalau kamu enggak mau nikah sekarang, kita pacaran dulu, ya?”

“Mmm saya pikir-pikir dulu ya, Pak?”

“Saya mau kamu jawab besok,” lagi-lagi Evan memaksa.

“Iya Bapak, ya udah ayo jalan.”

Evan mengemudikan mobilnya menuju rumah Ziyara.

Ziyara heran kenapa Evan bisa tau jalan ke rumahnya, padahal ia belum memberi tahukan pada Evan dimana alamat rumahnya.

“Bapak kok tahu rumah saya?”

“Saya tahu semuanya tentang kamu, Ziya,” jawab Evan.

“Bapak penguntit, ya?” tanya Ziyara tak santai.

“Apa salahnya menguntit orang yang kita sayang?”

Ziyara hanya diam mendengar kata yang keluar dari mulut Evan, ia hanya menganggap itu semua hanya bualan saja. Setelah beberapa saat, mereka pun sampai di rumah kecil Ziyara.

Baru turun dari mobil, Ziyara di kejutkan dengan barang-barangnya yang sudah berada di luar rumah dan tiba-tiba seorang wanita paruh baya keluar dari rumahnya dengan marah-marah.

“Sekarang kamu keluar dari kontrakkan saya Ziyara, kamu janji-janji terus tapi enggak pernah ditepati, sudah 3 bulan kamu nunggak uang kontrakkan!” marah wanita paruh baya tersebut.

Dengan kaki yang terseok-seok Ziyara berjalan ke arah wanita paruh baya itu dan bersimpuh memegang tangannya.

“Buk, saya mohon buk, kasih saya waktu, saya belum punya uang, kalau udah ada uangnya saya bayar semua buk,” jawab Ziyara sambil menangis.

Evan yang melihat itu pun langsung menghampiri Ziyara dan menarik tangannya.

“Bangun!!”

Evan mengeluarkan banyak sekali uang merah dan memberikannya kepada wanita paruh baya itu dan langsung menggendong Ziyara masuk ke dalam mobil.

“Kaki kamu masih sakit, enggak usah keluar mohon-mohon lagi, diam!"

Evan langsung menutup pintu mobil dengan kencang.

Evan mengambil semua barang-barang Ziyara dan memasukkannya ke dalam bagasi lalu ia dengan cepat mengemudikan mobilnya, meninggalkan rumah yang pernah Ziyara tempati.

“Pak, kita mau ke mana?” tanya Ziyara yang masih menangis sesenggukan.

“Apartemen.”

“Bapak!!!!" dengus Ziyara. “Saya bayar kontrakkan aja susah, ini Bapak mau nyari apartement untuk saya tinggal? Saya udah susah jangan di ditambah susah lagi pak, Bapak gila, ya?” teriaknya yang semakin menangis.

Evan menepikan mobilnya di pinggir jalan, ia menarik Ziyara ke dalam pelukannya. Mengusap-usap sayang punggung gadis kecil yang berada dalam pelukannya, sesekali ia kecup dahi Ziyara.

“Enggak capek apa nangis terus? Hm?" tanya Evan dengan lembut.

“Bapak yang bikin nangis terus.”

“Saya mau bawa kamu ke apartement saya, kalau kamu tinggal di sana, itu jadi apartement kita,” ujar Evan.

Evan melepaskan pelukannya dan mengusap air mata Ziyara, Ia kembali menjalankan mobilnya menuju apartemen.

Fokus dengan menyetirnya, Evan menoleh kekiri untuk melihat Ziyara yang hanya diam, tak terdengar lagi suara tangisan dan isakan, ternyata gadisnya tertidur.

Sesampainya di parkiran apartemen, Evan menggendong tubuh Ziyara dan pergi ke arah lift untuk menuju kamarnya.

Setelah sampai di kamarnya Evan membaringkan tubuh Ziyara di kasur, membuka seragam Ziyara dan hanya menyisakan tantop dan celana dalam saja. Evan memegang burungnya yang sudah sesak ingin keluar.

“Shh ... Oh!!” Evan meremas tombaknya dari luar celana.

Evan membuka baju dan celananya, sama seperti Ziyara, ia hanya menyisakan celana dalamnya saja.

Evan merangkak naik ke atas tubuh Ziyara dan menggesek tombaknya ke rahim Ziyara.

“Ah ... di gesek gini aja enak ... Ah!!”

Ziyara yang merasa terusik pun langsung bangun dan terkejut ketika melihat Evan Sudah berada di atas tubuhnya dengan bertelanjang dada, ia lebih terkejut ketika melihat Evan yang sedang menggesekkan sesuatu di atasnya.

Ziyara mendorong tubuh Evan, ia terkejut lagi ketika melihat kalau ia hanya mengenakan tanktop dan celana dalam saja.

“Bapak ngapain saya?” Tanya Ziyara sambil menutupi dadanya.

“Enggan ngapa-ngapain, Ziya.”

“Bohong.”

“Beneran, orang saya cuma gesek-gesekin titid aja!” jawab Evan jujur.

“Bapak ihh, jorok banget ngomong nya, terus kenapa Bapak gesek-gesekin itu Bapak ke ini saya?”

“Yang kotor lebih enak, saya tergoda lihat kamu,” ucap Evan yang memegang tombaknya.”

“Ohhhh.”

“Bapak kenapa?”

“Napsuh, mau kayak tadi,” jawab Evan dengan mata sayu. “Mau ya, gesek aja kok, hm.”

Ziyara hanya mengangguk, Evan dengan cepat mendekati Ziyara dan menyuruhnya berbaring kembali. Ia mulai menggesekkan tombaknya ke rahim Ziyara.

1
NH..8537
smg ke depan Evan benar jadi suami yg setia🤭 udah mau jd Dady Evan..jd hrs jadi contoh yg baik buat anak..mu nti😁 lanjuttt Kaka 👍🙏😘
Supryatin 123
lnjut thor 💪💪
Narimah Ahmad
mulai
NH..8537
bagus alur cerita..nya..lain daripada yg lain 😁
Elvania Dityara 🌸: maaciii kak 👀
total 1 replies
NH..8537
pagi" sdh baca yg..ah..uh..salut sm Kaka penulis..nya..tetap semangat slalu ya kak💪🙏😘
Supryatin 123
lnjut thor 💪💪
NH..8537
gaskeun kak👍smg Kaka sehat slalu 💪🙏
Supryatin 123
lnjut thor 💪💪
Wiwit Widiarti
bagus cerai sj sabina banyak laki2 lain yg lebih baik di luaran sana sudah jelas2 evan gk cinta dan sudah nikah lagi dengan perempuan lain,semangat sabina cinta sendiri itu sakit tunjukkan klo kamu bisa 💪💪💪💪
Supryatin 123
lnjut thor 💪💪
$u$!
lama lama pusing aq bacanya
$u$!
isssss kayaknya lg puber tu p.gurunya
$u$!
ihhh kok kayak guruku waktu smk guru olahraga sama muridnya sendiri alhasil dinikahin juga karena hamidun 🙈🙈🙈🙈
Ceisye
jahat
Ceisye
kasihan muridnya
Ceisye
awal perselingkuhan bakal terjadi 🤭🤭🤭🤭. Pak guru Evan bisa ya???. 👍👍👍
NH..8537
salam kenal Kaka😁 lanjuttt 👍👍👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!