Menceritakan seorang gadis cantik, pemberani dan terkenal periang yang ber usia 17 tahun, namun ia di paksa harus segera menikah oleh Ibu sambung nya.
Dia adalah Naura Adeeva. Gadis yang di jadikan jaminan hutang oleh Ibu sambung nya yang senang berpoya-poya dan berjiwa sosialita.
Ayah Naura meninggal dunia beberapa tahun yang lalu karena penyakit yang di derita nya, sedangkan Ibu nya sudah lama meninggal dunia pasca melahirkan diri nya.
Untuk menghindari pernikahan nya.
Naura memilih kabur dari rumah dan memilih hidup sendiri di sebuah kosan kecil yang berada sangat jauh dari rumah nya, yang di sewa oleh kekasih nya.
Setelah ia kabur dari rumah ia merasakan hidup tenang, namun itu tidak berselang lama, karena nasib yang di rasa sial oleh nya mengahampiri ketika ia terperangkap dalam sebuah kesalah pahaman sehingga memaksa nya untuk menikah dengan CEO tampan berusia 25 tahun dan menyandang status duda.
Bagaimana kelanjutan rumah tangga berbeda usia ini ya? Yuk ikuti kisah nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mearies, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 30
Keesokan harinya, kini Naura baru saja tiba di sekolah, dan hari ini Naura di antar oleh sopir pribadi Reno, sedangkan Reno ke kantor membawa mobil sendiri.
"Selamat pagi, sayang," sapa Kenzo yang tadi berjalan di belakang Naura, lalu kini lelaki itu menyamakan langkah nya.
"Pagi," balas Naura.
"Kamu tiap hari nya makin cantik aja," puji Kenzo, sembari mencubit gemash pipi sang kekasih.
"Boong," balas Naura kepada Kenzo.
"Enggak sayang."
"Sepulang sekolah, nanti ke Apartement aku yuk. Aku udah rindu mesra-mesraan bareng pacar aku ini," ujar Kenzo.
"Boleh," balas Naura.
" Yaudah, ayo aku anterin kamu ke kelas," ajak Kenzo yang langsung menggenggam tangan Naura, lalu mereka pun kembali berjalan untuk segera ke kelas Naura.
"Si Kenzo bucin akut banget sama tuh bocah, kayak nya kita harus ngelakuin sesuatu buat memberikan perhitungan sama si Naura yang nyebelin dan ngeselin itu," ucap Claudia kepada Della, yang kini sedang melihat Kenzo dan Naura yang sedang berjalan melewati lapangan utama.
"Iya, gue setuju," balas Della, sembari menyunggingkan senyum nya.
Setibanya di kelas, Naura langsung menghampiri sahabat nya yang sudah berada di tempat duduk nya.
"Hai, bestie," sapa Windy kepada Naura yang kini telah duduk di kursi milik nya.
"Lo tumben pagi-pagi gini udah ada di kelas," ucap Naura kepada sahabatnya itu.
"Iya, soalnya malem tadi gue tidurnya jam 8, terus nyenyak juga, mungkin karena gue abis ngedate sama Om ganteng," jelas Windy.
"Oh iya, kok gue liat barusan lo di anter Kak Kenzo, lo pasti masih jadian kan," tebak Windy.
"Enggak kok, kita udah putus. Tapi kita sekarang jadi berteman baik," jelas Naura dengan berbohong.
"Hmm gitu," balas Windy sembari mengangguk-nganggukan kepala nya.
***
Di tempat lain, tepat nya di Kantor Reno, kini lelaki tampan itu sedang berkutat dengan pekerjaan nya. Dan ia sesekali melihat ponsel, berharap sang istri mengirim pesan kepada nya.
Tok... Tok... Tok...
Terdengar ada seseorang mengetuk pintu ruangan Reno.
"Masuk," sahut Reno kepada orang yang di luar.
"Pak, saya cuman mau mengingatkan kalau hari ini kita ada tamu dari PT Argabinta. Dan berhubung pak Gilang hari ini tidak masuk kerja, jadi saya yang hari ini akan mendampingi Bapak untuk bertemu dengan tamu, Bapak," ucap seorang wanita cantik dan seksi itu, yaitu Shakira, sekertaris Reno.
"Oh iya, saya memang lupa. Terimakasih sudah di ingatkan." ucap Reno kepada Sekretaris nya itu.
"Gilang emang nya kemana?" tanya Reno kemudian.
"Saya kurang tahu Pak," balas Shakira.
"Oh iya," balas Reno.
"Iya Pak, kalau gitu saya permisi," ucap Sekertaris itu yang langsung berjalan untuk keluar.
"Si Gilang tumben gak ijin langsung ke gue," ucap Reno sendiri.
Di jam 10 pagi ini, seorang wanita cantik dan bohay, yang juga terlihat seksi, wanita itu memasuki kantor milik Reno. Dia juga terlihat masih sangat muda dan terlihat begitu elegan.
"Mbak, antar saya ke ruangan meeting," pinta wanita itu dengan gaya congkak nya, kepada sang Resepsionis.
"Baik, Bu," ucap sang Resepsionis kepada wanita cantik itu.
"Ini Bu ruangan meeting nya, silahkan masuk," ucap sang Resepsionis dengan ramah, lalu wanita itu pun langsung memasuki ruangan meeting itu, tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
"Angkuh banget tuh orang," rutuk sang Resepsionis kepada wanita itu.
Di dalam, wanita itu sedang duduk dengan menyilangkan kaki jenjang nya, dan dengan mata yang tertuju ke layar ponsel.
Kini pintu ruangan itu terbuka, dan memperlihatkan Reno dengan Sekertaris nya.
"Maaf jika saya membuat anda menunggu lama," ucap Reno kepada wanita itu yang masih tertuju ke layar ponsel nya.
Ketika mendengar suara tegas Reno, wanita itu menodongakkan kepala nya, lalu ia melihat ke arah Reno.
"Ternyata pemilik kantor ini tampan, mana gagah lagi keliatan nya, boleh juga kayak nya," ucap wanita itu di dalam hati nya, dan juga dengan mata yang masih menatap lekat wajah sang direktur tampan.
"Ekhem." sekertaris Reno berdehem yang membuat wanita itu seperti tersadarkan ke alam bawah nyata.
"Oh iya, gapapa. Perkenalkan, saya Jelita Marthadana, anak dari Pak Marhta," ucap wanita itu memeperkenalkan diri nya, sembari mengulurkan tangan nya ke arah Reno.
"Reno," balas Reno sembari menjabat tangan wanita itu.
"Maaf, tangan nya bisa tolong di lepas," ucap Reno kepada wanita itu, yang masih menjabat erat tangan nya.
"Oh iya, maaf, maaf," ucap wanita itu yang langsung melepaskan jabatan nya.
"Pak Reno, apa Bapak sudah lama berkecimpung di dunia bisnis?" tanya wanita itu berbasa-basi.
"Apa anda meragukan potensi saya?" tanya balik Reno dengan tegas.
"No,no, no. Saya cuman sekedar bertanya, sorry jika Bapak sedikit tersinggung," ucap wanita itu.
"Hhh... kayak nya gue salah ngomong," rutuk wanita itu dalam batin nya.
"Saya rasa, sekarang kita bisa mulai saja ke inti dari pertemuan kita," tutur Reno.
"Santai dulu aja Pak Reno, gimana kalau kita ngopi-ngopi dulu," ucap wanita itu kepada Reno.
"Idih, ini kayak nya calon wanita-wanita gatel deh," ucap Shakira di dalam hati nya.
"Kalau anda ingin menikmati dulu kopi nya, silahkan," ucap Reno kepada wanita itu.
"Baik lah, kalau gitu sekarang bisa kita mulai saja pembahasan nya," ucap wanita itu setelah menyeruput kopi nya.
Setelah keluar dari ruangan meeting, Reno langsung kembali ke ruangan nya. Sedangkan wanita tadi, kini ia sedang berjalan menuju meja Resepsionis.
"Mbak, saya minta nomor ponsel Pak Reno," ucap wanita itu dengan nada suara pelan kepada sang Resepsionis.
"Maaf Bu, tidak bisa, karena itu termasuk privasi," ucap sang Resepsionis.
"Sebenarnya saya tadi udah minta ke orang nya langsung, dan Pak Reno bersedia memberikan nomor ponsel nya kepada saya. Tapi, karena tadi tiba-tiba ada telepon masuk ke Pak Reno, beliau meminta saya untuk minta ke Mbak saja," jelas wanita itu dengan berbohong.
"Oh begitu, baiklah ini Bu," ucap wanita itu memberikan nomor ponsel Reno kepada Jelita, wanita yang sepertinya tertarik kepada Reno.
"Gampang banget nih resepsionis di kibulin gue," ucap Jelita di dalam hati.
Di ruangan nya, Reno sudah mengrim pesan kepada Naura, namun istrinya itu tak kunjung membalas nya. Padahal ini sudah jam istirahat, dan Naura masih belum membalas pesan nya.
"Apa jangan-jangan Naura sekarang lagi sama Kenzo," ucap Reno dengan pikiran buruk nya.
"Enggak, enggak, gak mungkin Naura mengingkari janji nya." Reno berusaha menepis segala pikiran buruk nya, yang padahal benar adanya, bahwa istrinya itu kembali berhubungan dengan Kenzo.
udah berani berbuat nggk mau tnggung jawab
cowo emng gitu hbis manis s2pah dibuang😢
smangat clau sma nauraaa
pejuang cinta sejati... 💪
jgan nakl2 ya nak
kek nya enak bner yahh
sehat2 kaliann🩷🩷🩷🩷
gtu aja pkek acara ngambek dlu
apa jgn2 nau2 lg isi ya?
nih ada lgi ulat bulu🙄🙄
seng sabar cah ganteng (kenzo)
ada anak cantikk aku drmah,
mau gak