NovelToon NovelToon
Menuju Tenggara

Menuju Tenggara

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Diam-Diam Cinta / Karir / Persahabatan / Cinta Murni / Bad Boy
Popularitas:19.7k
Nilai: 5
Nama Author: nowitsrain

Ganesha percaya Tenggara adalah takdir hidupnya. Meski teman-temannya kerap kali mengatakan kepada dirinya untuk sebaiknya menyerah saja, si gadis bersurai legam itu masih tetap teguh dengan pendiriannya untuk mempertahankan cintanya kepada Tenggara. Meski sebetulnya, sudah menjadi rahasia umum bahwa dia hanya jatuh cinta sendirian.

"Sembilan tahun mah belum apa-apa, gue bisa menunggu dia bahkan seribu tahun lagi." Sebuah statement yang pada akhirnya membuat Ganesha diberikan nama panjang 'Ganesha Tolol Mirella' oleh sang sahabat tercinta.

Kemudian di penghujung hari ketika lelah perlahan singgah di hati, Ganesha mulai ikut bertanya-tanya. Benarkah Tenggara adalah takdir hidupnya? Atau dia hanya sedang menyia-nyiakan masa muda untuk seseorang yang bahkan tidak akan pernah menjadi miliknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nowitsrain, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bagian 20

Banyaknya manusia yang berlalu-lalang di sekitar sama sekali tidak membuat fokus Tenggara teralihkan. Masih dengan intensitas yang sama sejak lima belas menit terakhir, dia menatap lekat Ganesha yang tengah khidmat meneliti setlist yang akan mereka bawakan beberapa jam ke depan. Sambil matanya bergerak ke kanan dan ke kiri, bibir gadis itu juga berkomat-kamit tanpa suara, dan hanya Tenggara yang tahu apa yang tengah dilakukannya; membaca mantra.

Beberapa bait kata penenang disusun oleh gadis itu sejak satu tahun terakhir. Katanya, untuk membantunya lebih fokus dan tidak lagi merasa khawatir. Tenggara tidak tahu persis mantra apa yang gadis itu rapalkan, tetapi dia selalu ikut mengamini.

Selagi netranya tak lepas memperhatikan gadis di depannya, otak Tenggara berpikir cepat. Mereka sudah terlalu lama duduk dan tenggelam dalam kegiatan masing-masing. Tak saling sapa. Tak saling bicara. Sesuatu yang tak pernah terjadi sebelumnya. Sebelum pengakuan cinta Ganesha dia tolak dan hubungan mereka berjarak.

Tenggara menarik napas susah payah, dan ketika itu, dia teringat soal earphone Ganesha yang jatuh sebelah ketika pesawat mengalami guncangan sore tadi. Tangannya bergerak cepat merogoh saku jaket, berusaha menemukan benda kecil yang sempat dia pungut sebelum turun dari pesawat--tanpa sepengatahuan Ganesha.

Ketemu.

Bibir Tenggara melengkung sedikit. Harap-harap cemas, dia memanggil pelan, "Sha," hingga sang empunya nama menolehkan kepala.

"Earphone lo," katanya, "Tadi gue sempetin buat cari sebelum turun."

Ganesha terpaku sejenak menatap earphone di tangan Tenggara. Sejujurnya, dia sudah lupa soal benda kecil itu. Lonjakan perasaan yang terjadi setelah tangannya digenggam erat selama turbulensi berlangsung telah membuat kinerja otaknya kembali terganggu. Jangankan earphone yang hilang sebelah, dia juga lupa soal Kafka dan Selena yang membuntut di penerbangan lain. Jika mereka tidak tiba di bandara lebih dulu, ia mungkin akan pasrah saja dibawa pergi oleh Tenggara dan memberi lelaki itu kesempatan untuk kembali merenggut hatinya.

"Oh, makasih," ucapnya, setelah meraih earphone dari tangan Tenggara dan menyimpannya di saku jaket.

Tidak seperti hari-hari lain di mana dia akan mencari seribu satu topik pembahasan agar bisa terus berbincang, kali ini Ganesha memutuskan kembali sibuk dengan setlist di tangan. Hanya sesekali mengintip Tenggara, lalu bersikeras bersikap biasa saja. Dia doktrin diri sendiri bahwa mereka adalah partner kerja yang harus profesional. Tidak ada perasaan pribadi. Tidak ada emosi yang perlu dikedepankan saat ini.

Sejenak hening, lalu interupsi datang dari arah lain. Make up artist yang disediakan oleh promotor memanggil namanya satu kali. Ganesha mengangkat kepalanya cepat-cepat dan meletakkan setlist ke pangkuan Tenggara, lalu gegas berlari kecil menghampiri.

Sementara Tenggara, lelaki itu hanya bisa diam seribu bahasa. Tak banyak yang bisa dia lakukan untuk menahan Ganesha berada sedikit lebih lama di sisinya. Setelah ditampar realita, dia mendadak jadi sedikit lebih tahu diri.

"Jangan ngeluh, ini hasil tindakan lo sendiri," gumamnya.

Dan seakan tidak cukup dirinya dihakimi oleh diri sendiri, teguran lain datang tak lama kemudian. Pesan teks dari Kafka menyambangi ponselnya hanya sedetik setelah bibirnya terbungkam. Padanya, lelaki itu berpesan, "Jangan macem-macem sama Nesha, I'm watching you."

Sebaris kalimat ancaman yang bukannya membuat takut, malah semakin membuatnya uring-uringan.

Di backstage, sendirian, Tenggara menggeliat di atas kursinya. Tantrum tidak jelas, seperti cacing kepanasan.

......................

Fans adalah segalanya. Fans harus selalu ada di urutan pertama. Persetan perasaan pribadi, selama fans senang, apa pun akan dia lakukan.

Di hari-hari lalu, Tenggara akan keras kepala berkata begitu. Tetapi malam ini, sewaktu menemukan Ganesha melakukan semua yang dia inginkan di masa lalu, hatinya malah terasa ngilu.

Sambil menyanyikan bagiannya dan memetik gitar, netranya tak lepas memperhatikan Ganesha yang aktif berinteraksi dengan para fans di barisan depan. Gadis introvert yang selama manggung lebih suka berdiri di tengah dan sesekali melempar mic agar penonton ikut bernyanyi, kini seakan dengan berani menerobos batasnya sendiri.

Berbagi mic, tersenyum lembut, berjabat tangan, bahkan mendapatkan beberapa tangkai bunga mawar. Tenggara mendadak menyadari bahwa dadunya telah diputar, membuat posisinya dengan Ganesha serasa ditukar. Dadanya panas. Seperti ada sesuatu yang terbakar hebat sewaktu netranya menangkap sebuah interaksi tak biasa. Seorang fans menggapai tangan Ganesha dan menjabatnya terlalu erat, sambil memandang penuh kagum, dengan mata berbinar-binar seperti sedang dimabuk asmara.

Pikiran liarnya berputar tanpa bisa dicegah. Di dalam kepala, berputar sebuah skenario brutal. Gitar akustik di tangannya terlempar, melesat jauh mengenai kepala fans laki-laki itu hingga membuat interaksi romantis keduanya buyar. Penonton berteriak heboh. Kerumunan menyebar. Tatapan marah seketika tertuju ke arah panggung, menghakimi dirinya, mencapnya sebagai seorang musisi arogan dan kasar.

Lalu, ketika suara Ganesha terdengar begitu dekat di sampingnya, semua skenario itu buyar. Tenggara tak bisa merealisasikan apa pun. Bukan hanya karena tak ingin kariernya hancur, tetapi fokusnya mendadak kabur ketika obsidian gadis itu menguncinya rapat.

Tiga bait setelahnya, lagu resmi selesai. Tenggara bahkan tidak tahu bagaimana caranya dia tetap bernyanyi dan bermain gitar ketika pikirannya berkelana liar.

Setelah mengucapkan terima kasih dan salam perpisahan, dia membungkuk hormat bersama Ganesha. Tangan mereka bergandengan, tetapi hangatnya tak lagi terasa.

Mereka pergi ke backstage diiringi teriakan heboh para penggemar.

Ganesha I love you!

Be my girlfriend!

Belahlah dadaku, dan akan kau temukan namanu di sana, Ganesha cintaku!

Akan kuhancurkan bumi ini kalau pacarmu kayak pulu-pulu!

Dan masih banyak lagi. Tenggara yakin ada juga yang meneriakkan namanya, tetapi telinganya mendadak seperti konslet, sehingga hanya teriakan yang berisi nama Ganesha saja yang bisa tertangkap dan dicerna di kepala.

"Sha," panggilnya. Tangannya terulur sukarela, berniat membantu Ganesha menuruni empat undakan tangga dari panggung menuju backstage.

Sayang seribu sayang, Tenggara harus gigit jari. Karena alih-alih menerima bantuannya, Ganesha hanya tersenyum dan membiarkan uluran tangannya melayang di udara. Gadis itu turun sendiri, lalu melewatinya begitu saja seolah eksistensinya tidak pernah ada.

Tenggara memandangi tangannya yang ditolak, menarik napas berat, lalu berjalan mengekor di belakang. Sampai di tempat istirahat, dia meletakkan gitar akustik ke dalam tas. Seperti biasa, dia seharusnya menepuk puncak kepala Ganesha sambil berkata, "Good job, Esha." Dan malam ini pun dia melakukannya.

Tetapi lagi-lagi, Tenggara harus menelan kecewa. Tangannya tak pernah sampai di puncak kepala Ganesha. Gadis itu sudah lebih dulu menghindar sambil tersenyum lebar seperti tidak pernah terjadi apa-apa.

"Temen-temen gue udah nunggu di depan, Kak. Gue duluan, ya. Nanti lo balik aja ke hotel langsung, gue bareng mereka."

Boro-boro sempat melarang, jawabannya belum keluar pun, Ganesha sudah lebih dulu pergi meninggalkan dirinya.

Sekali lagi, di backstage yang sepi, Tenggara ditinggalkan seorang diri.

Bersambung....

1
Dewi Payang
Para memang kesalnya si Kafka ke Tenggara😂
Dewi Payang
Ga senggol donk si Kafka, apa dia masih punya tenaga buat marahi lo😅
Dewi Payang
Biarin lecet, tar beli lagi ya Ga, yang pening bisa ikut nginap😂
Weh, Kafka jengkel setengah mampus inu😅
Dewi Payang
Ampun dijay😂
Dewi Payang
Ini maah Kafka cari ribut😅
Dewi Payang
Kafka dilawan😅
Zenun
mamam tuh Tengg. Puas banget dibalikin begitu
Zenun
ngapa emang? suka-suka dia atuh😁
Zenun
Nanti kalo lo balik lagi ke tengg, tu laki bakal ngulur lagi. Caya dah
nowitsrain: Yee khan
total 1 replies
Zenun
dengerin tuh baik-baik ya
nowitsrain: Au deh kupingnya kebuka apa enggak tu
total 1 replies
Zenun
kenapa kafka gak ditengah aja
nowitsrain: Mabok dia kalau di tengah
total 1 replies
Dewi Payang
Gwe suke gaya lo Kaf😅
Dewi Payang: Ya ampyun, tapi kali ini lo memang keren👍🏻👍🏻
nowitsrain: Kafka: Harus suka, lah, kan gue keren 😎
total 2 replies
Dewi Payang
Wih... kaya bapaknya Nesha aja🤭
Dewi Payang: Kaya begitu😅😅
nowitsrain: Iya ya, bapak kandungnya aja au deh tuh ke mana wkwk mungkin Tuhan kirim Kafka emang biar jadi sosok yang menggantikan peran bapaknya
total 2 replies
Dewi Payang
Lasaiiiinnnn......
Dewi Payang: 😂😂😂😂😂
nowitsrain: Kasian kasian kasiann
total 2 replies
Dewi Payang
Cakiiiiiit ya Ga.....
nowitsrain: Biar tau rasaaaaa. Itu mah belum seberapa
total 1 replies
Dewi Payang
Tak lama, fans gak lagi segalanya....
nowitsrain: Betulllll
total 1 replies
Dewi Payang
Wkwk😄
Dewi Payang
Bagus lo nyadar
Dewi Payang: Rasanya pengen hajar si Tenggara klo kumat² lagi🤭
nowitsrain: Kalau lagi sadar ya sadar, kalau kumat ya bikin orang lain naik darah
total 2 replies
Dewi Payang
Luar biasa carenya Kafka sama Selenna👍🏻
nowitsrain: Rill sahabat sejati
total 1 replies
Dewi Payang
Entah kenapa, aku berharap Ganesha jual mahal kali ini🙈
Dewi Payang: Harus ya Nes😔
nowitsrain: Ihhh harusnya yaaa.
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!