NovelToon NovelToon
Menjadi Ibu Pengganti Putra Presdir

Menjadi Ibu Pengganti Putra Presdir

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Anak Genius / Ibu Pengganti / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Suami ideal
Popularitas:6.5k
Nilai: 5
Nama Author: Hernn Khrnsa

Dua kali gagal menikah, Davira Istari kerapkali digunjing sebagai perawan tua lantaran di usianya yang tak lagi muda, Davira belum kunjung menikah.

Berusaha untuk tidak memedulikannya, Davira tetap fokus pada karirnya sebagai guru dan penulis. Bertemu dengan anak-anak yang lucu nan menggemaskan membuatnya sedikit lupa akan masalah hidup yang menderanya. Sedangkan menulis adalah salah satu caranya mengobati traumanya akan pria dan pernikahan.

Namun, kesehariannya mendadak berubah saat bertemu Zein Al-Malik Danishwara — seorang anak didiknya yang tampan dan lucu. Suatu hari, Zein memintanya jadi Ibu. Dan kehidupannya berubah drastis saat Kavindra Al-Malik Danishwara — Ayah Zein meminangnya.

"Terimalah pinanganku! Kadang jodoh datang beserta anaknya."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hernn Khrnsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MIPPP 23 — Rumah Baru

“Kita mau ke mana?” tanya Davira di tengah-tengah perjalanan mereka ke kota.

Kavindra menoleh, “Nanti juga kamu akan tahu,” jawabnya sambil tetap fokus mengemudikan mobilnya, sesekali menatap ke belakang. Zein tampak happy saat diajak jalan-jalan bersama mama dan papanya itu.

Sayang, Rika menolak untuk ikut padahal Davira sudah memaksanya untuk ikut bersama mereka dengan alasan mencari angin segar.

Setengah jam lamanya menempuh perjalanan, mobil mereka akhirnya berbelok ke sebuah perumahan elit di kawasan Jakarta Pusat. Davira terperangah menatap bangunan-bangunan yang cukup mewah dan tampak sangat mahal itu.

“Kenapa kita ke sini, Mas?” tanya Davira dengan penasaran saat akhirnya mobil mereka berhenti tepat di depan sebuah bangunan mewah dengan nuansa putih yang elegan.

“Ini rumah kita, ya, Pa?” tanya Zein muncul dari belakang, kepala kecilnya menyembul di antara kursi.

“Wah, sudah dijawab Zein.” Kavindra mematikan mesin mobilnya. “Ini rumah baru kita,” kata Kavindra pada Davira dengan tersenyum. Kemudian, ia turun dan membukakan pintu mobil untuk Davira dan juga Zein.

“Ayo masuk, kita lihat rumah barunya,” ajak Kavindra mengulurkan tangan.

Zein sudah turun, kaki kecilnya berlari-lari kecil di pelataran rumah yang cukup luas. Sedangkan Davira, meski tampak bingung tetapi ia menurut saja saat Kavindra menggandengnya masuk ke dalam rumah mewah tersebut.

Pandangan mata Davira tak henti-hentinya mengagumi seisi rumah itu. Yang kesemuanya telah dipersiapkan oleh Kavindra. Bahkan perabotan dan segala macam peralatan rumah tangga sudah tersedia di sana.

“Sebelumnya, aku ingin menjadikan rumah ini sebagai mahar pernikahan, tapi Mama melarangku. Katanya jadikan rumah ini sebagai hadiah saja,” terang Kavindra sambil mengajak Davira masuk ke dalam rumah.

Zein tampak sumringah, menggenggam sebelah tangan Davira, anak kecil itu pun menuntunnya untuk masuk. "Ayo, Ma, kita lihat rumahnya! Wah rumahnya bagus banget!" serunya sambil memasuki rumah.

Kavindra mendelik, melihat betapa anaknya sangat pintar dalam mengambil kesempatan. Tak mau kalah, Kavindra pun meletakkan tangannya di bahu Davira dan merangkul perempuan itu sambil berjalan.

"Tapi, Mas. Ini hadiah yang terlalu besar. Rumah ini terlalu besar untuk ditinggali kita bertiga," komentarnya saat berjalan masuk dengan membuka pintu utama bersama Kavindra dan Zein.

"Mama! Mama tenang saja, Papa itu sangat kaya. Membeli rumah tidak akan membuat Papa miskin," celetuk Zein dengan polosnya. Membuat Kavindra seketika memelotot.

"Jangan dengarkan dia, Sayang. Ayo masuk dan lihat siapa yang sudah datang," katanya, kembali menuntun Davira menuju ke ruang tamu.

Di sana, sudah ada Karina dan Ravindra yang sudah menunggu kedatangan mereka. Melihat nenek dan pamannya ada di sana, Zein langsung berlari memeluk sang nenek.

"Grandmaaa!" teriaknya sambil berlari dan memeluk sang nenek. "Zein rindu," kata anak kecil itu, membuat Karina sontak langsung memeluknya erat.

"Selamat datang, Kak. Selamat datang kakak ipar," ucap Ravindra menyambut keduanya. Bahkan, perempuan di sebelahnya pun tampak tersenyum sungkan. Perempuan itu tampak menyenggol lengan Ravindra, memberi isyarat untuk diperkenalkan.

"Terima kasih." Davira balas tersenyum, melirik kepada perempuan yang mendelik tak suka ke arahnya. "Mama, terima kasih," katanya memilih berbalik menyapa ibu mertuanya.

"Oh, iya, Kak. Ini pacarku, Selina." Ravindra akhirnya memperkenalkan pacarnya pada sang kakak dengan bangga. Selina, selain cantik ia juga sangat cerdas. Terlihat jelas dari aura dan gesture tubuh yang dibuatnya.

Namun, Kavindra hanya menatap perempuan yang katanya adalah pacar Ravindra itu dengan datar. Melihatnya dari atas hingga ke bawah, kemudian mengangguk singkat setelah mengucapkan salam perkenalan.

"Salam kenal, Kak, saya Selina."

"Hmm, silakan masuk! Ajak pacarmu untuk masuk, Rav!" titahnya tanpa memandang kedua orang itu, Kavindra langsung berjalan masuk.

Saat Ravindra hendak melangkah, Selina mencekal tangannya. "Tunggu dulu, aku mau bicara sebentar!" katanya dengan datar.

"Apa, apa, sih? Kok kelihatannya kamu gak senang gitu? Ada yang salah?" tanya Ravindra yang belum menyadari sesuatu.

Tetapi kemudian, Selina melepaskan cekalan tangannya sambil menggeleng pelan. "Ehm, gak jadi, deh. Aku cuma meras kurang diterima aja sama kakakmu itu," akunya merasa sedih.

"Aduh, Sel, jangan terlalu dibawa perasaan. Kakak memang kayak gitu, suka ketus sama orang yang belum dikenalnya. Nanti juga kalau kalian saling mengenal, dia pasti berubah jadi lebih ramah, kok." Ravindra mencoba menghibur kekasihnya.

Mau tak mau, Selina pun mengangguk saja, kemudian mengikuti langkah Ravindra masuk ke dalam untuk bergabung bersama dengan yang lainnya.

Astaga, selera kakaknya Ravindra ternyata kayak gini? Kupikir dia bakal memilih istri yang berkelas seperti mantan istrinya dulu, pikir Selina. Matanya tak lepas memandang penampilan Davira yang terkesan sederhana dengan gamis dan hijab.

"Hei, ayo silakan masuk, kenapa melamun?" tegur Davira lembut saat melihat Selina hanya berdiri mematung di tempat.

Selina agak kikuk karena terpergok secara langsung ketika memerhatikan penampilan perempuan itu. Lantas, ia pun ikut duduk bersama sambil bercengkrama.

"Grandma tahu gak? Waktu Zein di rumah Mama, Zein jatuh lho," cerita Zein, mengingat kembali adegan di mana ia terjatuh ke dalam genangan lumpur.

Karina langsung menoleh dan merespons. "Oh ya? Jatuh di mana? Ada yang terluka, Nak? Aduh kasihan sekali cucu kesayangan grandma ini."

Zein menggeleng, "Enggak, cuma baju Zein aja yang kotor. Semuanya gara-gara papa, Grandma!" adunya lagi sambil menunjuk Kavindra yang sekarang sibuk menelepon.

"Oh ya ampun! Memangnya papa kenapa? Kok Zein bisa jatuh, sih?" sahut Ravindra yang sedari tadi mendengarkan cerita anak kecil itu.

"Papa sama Zein kan ceritanya pergi ke masjid. Nah pas pulang papa malah mau ninggalin Zein sendirian, aku takut terus lari, deh. Tapi Zein malah jatuh ke lumpur."

Ravindra tak bisa lagi menahan tawanya, membayangkan Zein jatuh tersungkur ke dalam lumpur berhasil membuatnya tergelak. "Ya ampun, kasihan banget kamu, Zein."

Karina memelotot, bahkan Selina pun menyenggol lengannya agar Ravindra berhenti tertawa karena Zein sudah merengut sebal.

"Waktu mereka pulang dengan keadaan kotor dan Zein nangis, aku benar-benar panik banget. Mas Kavindra itu ternyata jahil," komentar Davira diiringi tawa kecil.

"Benar, bahkan sampai sekarang pun dia masih suka usil, Kak!" bisik Ravindra sambil melirik Kavindra yang masih saja sibuk menelepon.

Karina menjewer kuping anak keduanya itu. "Kamu juga sama jahilnya!" pekiknya sembari menarik telinga Ravindra, membuat pria itu memekik sakit. "Kamu hati-hati, ya, Sel. Kalau anak ini nakal, cepat bilang sama Tante, biar mamanya jewer kayak gini!"

"I-iya, Tan," kata Selina tak lagi mampu menahan gelak tawanya melihat Ravindra meringis kesakitan.

Bahkan Davira dan Zein pun ikut tertawa dengan kekonyolan ibu dan anak itu. Zein bahkan sempat meledek Ravindra, membuat pria itu mendengus kesal sambil memegangi telinganya yang memerah.

"Gawat!" seru Kavindra, membuat kesemua orang di sana langsung menoleh ke arahnya. "Komisaris ingin bertemu dengan Davira," lanjutnya lagi.

Karina dan Ravindra tampak saling pandang. "Kenapa tiba-tiba papa mau ketemu sama kakak ipar?" tanya Ravindra heran.

1
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Good job 👍
🦆͜͡⍣⃝ꉣꉣᵘᵐᵐᵘᏦ͢ᮉ᳟🤎𝐀⃝🥀●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Akhirnya ketakutan Kavindra dan Davira tidak terjadi, entah apa yg diinginkan dari Papa nya Kavindra itu belum terlalu kelihatan
🦆͜͡⍣⃝ꉣꉣᵘᵐᵐᵘᏦ͢ᮉ᳟🤎𝐀⃝🥀●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Wah ternyata ada yg sudah bergerak mendekati Komisaris tempat Kavindra bekerja semoga ngasih bonus yang baik tidak untuk menekan Davira
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Betul 🤭👍
HK: 😁😁😁🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Bingung jg ya 😒
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Rasain,makanya jgn jahil 🤭🤣🤣
HK: Kan jadi kena 🤣🤣🤣
total 1 replies
Selina Navy
ga gini ya driku 🤣🤣 Selina yg ni suka kok sma miss dav
HK: Hooh, nanti diingpo lagi yak
Selina Navy: /Sneer//Sneer//Sneer/

kak btw nnti di warkop jam 12 kan ya?
total 3 replies
Selina Navy
makasi lo kak udah dicomblangin sma ravindra/Joyful//Joyful/
HK: Nanti tunggu bonus turun dulu, ya. Gak tahu dah kapan turunnya. 🤣🤣🤣
Selina Navy: dari onel RA takde kah? /CoolGuy/
total 5 replies
Selina Navy
Selina???/Scare//Scare//Scare/
wah wahhh/Facepalm/
kemaren queen terinspirasi dri nama Selina dipelesetin jdi Selena, skrg Selina lgi di sni, ada magnet juga nn ni weh/Proud//Proud/
Selina Navy: seneng donkk /Hey//Hey/
HK: Bilang aja km seneng, kan? Ngaku! 😒😏😔😭
total 4 replies
〈⎳Mama Mia
buat karya baru lagi aja. judulnya

ANAKKU, SAINGANKU

/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
HK: /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
🦆͜͡⍣⃝ꉣꉣᵘᵐᵐᵘᏦ͢ᮉ᳟🤎𝐀⃝🥀●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Makanya jangan suka jail sama anak sendiri Kavindra enak gak di kunciin pintu kamar sama Zein
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Ceritanya bagus,sangat menginspirasi 👍👍👍
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Hadeuh 🤣🤣🤣
HK: Ribut terus /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Karena Papamu tadi cemburu Zein 🤣🤣
HK: 🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
🤭🤣🤣
🦆͜͡⍣⃝ꉣꉣᵘᵐᵐᵘᏦ͢ᮉ᳟🤎𝐀⃝🥀●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Ada-ada saja kamu Zein minta Papa mu tidur di luar mana mau lah Zein, itu Pak Agus gak ada kapok-kapok nya ya menyakiti Bu Rika
🦆͜͡⍣⃝ꉣꉣᵘᵐᵐᵘᏦ͢ᮉ᳟🤎𝐀⃝🥀●⑅⃝ᷟ◌ͩ: Iya kak lebih pintar si Zein daripada Kavindra
HK: Zein gak mau kalah 🤣🤣🤣
total 2 replies
Selina Navy
honey moon/Hey//Hey//Hey/
HK: /Sly//Sly//Sly//Sly/
total 1 replies
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Bulan madu kah 🤭
HK: Ke mana ya yang bikin romantis 😳😳😳
total 1 replies
🦆͜͡⍣⃝ꉣꉣᵘᵐᵐᵘᏦ͢ᮉ᳟🤎𝐀⃝🥀●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Bakal rebutan tuh anak sama bapaknya merebut satu orang yaitu Davira
🦆͜͡⍣⃝ꉣꉣᵘᵐᵐᵘᏦ͢ᮉ᳟🤎𝐀⃝🥀●⑅⃝ᷟ◌ͩ: Ho oh kak
HK: Pasti ini Umm, Bapak sama anak sama-sama gak mau kalah /Facepalm/
total 2 replies
Selina Navy
astaghfirullah/Sweat//Sweat/
HK: Yuk 33 kali
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!