Calia Averie Katarina, seorang model berbakat yang selalu disebut sebagai figuran.
Pengkhianatan yang ia terima dari sang kekasih membuat Calia terikat dalam sebuah pernikahan bersama pria yang baru saja ia kenal, Ronan Lysander. Pria sederhana berprofesi sebagai kurir yang mendapatkan pengkhinatan yang sama dari tunangannya.
Namun siapa sangka, pria yang selalu melakukan pekerjaan sebagai kurir itu menyimpan rahasia besar.
Ketika Calia menunjukkan kepada publik bahwa ia bisa menjadi model sesungguhnya, Ronan menunjukkan identitas aslinya dan membuat rahasia dibalik pernikahan mereka terungkap. Lalu, bagaimana dengan nasib pernikahan mereka?
Ikuti kisah mereka....!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FT.Zira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
5. Menginap???
"Gunakan ini!"
Ronan berkata lembut seraya menyodorkan sapu tangan pada Calia yang kini hanya duduk diam di belakang kemudi dengan air mata mengalir.
Beberapa saat lalu, Calia menghentikan mobilnya di area parkir taman kota. Tidak mengatakan apapun, menatap kosong pada taman yang ada di depannya dan membiarkan air matanya mengalir begitu saja.
"Apakah aku terlalu bodoh selama ini?" Calia berkata pelan, mengabaikan sapu tangan yang masih Ronan sodorkan padanya.
"Bagaimana bisa aku mencintai orang sepertinya? Melakukan apa saja untuknya, bahkan aku tidak mempermasalahkan ketika dia dengan seenaknya mengubah kontrak yang sudah aku tandatangani,"
"Aku mengiyakan saja ketika dia mengatakan aku digantikan sementara oleh Retha, setuju saat dia menawarkan seorang asisten yang akan membantu jadwalku, dan berakhir dengan semua jadwalku berantakan,"
Calia menjatuhkan kepalanya pada kemudi, bahunya bergetar seiring dengan suara isak tangis yang terdengar. Masih segar dalam ingatanya ketika ia bertemu dengan Max untuk pertama kali.
Mendaftar sebagai model di agensi yang Max pimpin, melewati beberapa seleksi serta tes dan beberapa kali percobaan, hingga ia bisa memenangkan beberapa kali persaingan yang membuat nama agensi tempat dirinya berada melambung.
Calia bahkan masih mengingat ketika Max mengungkapkan perasaan pada dirinya hingga mereka menjadi sepasang kekasih. Menjadikan Calia wanita istimewa atas sikap manis yang Max berikan untuknya. Akan tetapi, perlakuan manis Max memudar ketika Calia selalu menolak setiap kali Max mengajaknya berciuman.
Hingga suatu hari, hatinya hancur saat menemukan fakta bahwa selama ini dirinya hanya dimanfaatkan. Semua kontrak yang sudah ia tandatangani palsu, termasuk jumlah bayaran yang seharusnya ia terima. Calia bahkan melihat langsung perselingkuhan sang kekasih bersama model baru, Retha. Tetapi, bersikap seolah tidak melihat apapun demi mendapatkan bukti cukup untuk dijadikan alasan memutuskan kontrak.
"Maafkan aku,"
Satu kalimat yang diucapkan Ronan cukup untuk membuat Calia mengangkat wajah, mengarahkan pandangan pada pria yang duduk di jok penumpang dan segera menghapus air mata yang membasahi pipinya.
"Gunakan ini," Ronan mengulang kalimat sebelumnya sembari menyodorkan sapu tangan.
"Terima kasih," sambut Calia.
Gerakan saat Calia menghapus air mata tak lepas dari pengawasan Ronan, pria itu bahkan tidak bisa tidak mengagumi kecantikan yang dimiliki Calia.
"Aku tidak tahu kata apa yang bisa ku gunakan sebagai kata penghibur, tapi aku meminta maaf atas nama Retha padamu," ucap Ronan.
"Tidak perlu!" sahut Calia.
"Aku bahkan tidak tahu apakah aku akan memaafkannya andaikan dia meminta maaf secara langsung padaku,"
Ronan tersenyum tipis kala melihat Calia kembali memasang wajah datar sama seperti saat mereka bertemu di kantor agensi, lalu mengalihkan pandangan ke depan.
"Kenapa kamu membantuku? Kamu juga membawaku pergi dari tempat pesta disaat kamu bisa saja pergi meninggalkanku dengan mudah," Ronan berkata pelan.
"Karena aku muak dengan sikap sok mereka," jawab Calia.
"Lalu, apa arti kalimat yang kamu ucapkan pada Retha sebelum pergi? Kamu mengatakan itu seolah sudah mengenalku," Ronan bertanya lagi.
"Aku memilih untuk melepaskan Max setelah aku tahu dia pria breng*sek, dan aku tidak melihat sisi itu ada padamu," jawab Calia.
"Aku melihat ketulusan yang kamu miliki terhadap Retha, ketulusan yang bahkan lebih berharga dari sebuah emas. Jika Max bisa mengkhianatiku, maka dia bisa kembali berkhianat dari Retha,"
Calia mendesah lelah, menyandarkan punggung sembari menengadahkan kepala dengan mata terpejam.
"Apakah itu artinya kamu bersedia menikah denganku?" tanya Ronan tanpa ragu.
Kedua mata Calia seketika terbuka, menoleh dengan gerakan cepat pada pria yang kini tengah menatap lekat matanya.
"Kenapa kau sangat ingin menikah? Kau bahkan baru saja di,,, uhm,,, maaf,,, dicampakkan, dan mengajak wanita asing untuk menikah denganmu, itu gila," sambut Calia.
"Namamu dikenal banyak orang, dan kamu tidak asing bagiku," jawab Ronan.
"Tapi kaulah yang asing bagiku," sahut Calia.
"Aku Ronan,"
"Bukan itu maksudku," Calia menggeram gemas, kedua tangannya terkepal seolah ingin mendaratkan pukulan pada Ronan.
Sementara pria itu tersenyum kecil menikmati reaksi yang diberikan Calia padanya.
"Menikah bukan hal yang bisa kamu lakukan sesuka hati," ucap Calia.
"Aku tidak memandang rendah sebuah pernikahan," ucap Ronan.
"Namun, tanggal pernikahan yang sudah ditetapkan membuatku berada disituasi sulit. Grand,,, maksudku nenekku sudah menantikan tanggal ini sangat lama, berharap dapat melihatku menikah,"
"Alasan Nenek tidak menemui Retha karena Nenek tidak setuju dengan pertunangan kami, tetapi memilih mengalah dan bersedia datang hanya di tanggal pernikahan kami. Dan kamu sudah tahu bagaimana kisah itu berakhir,"
Calia diam, menatap lekat pria yang baru ia sadari memiliki mata hazel yang indah untuk dipandang, lalu memalingkan wajah dan mulai menarik tuas transmisi untuk menjalankan mobilnya meninggalkan taman.
"Katakan di mana kamu tinggal! Aku akan mengantarmu," pinta Calia tanpa menoleh.
"Aku tidak memiliki tempat tinggal, bolehkah aku menginap di tempatmu?"
'Ciittt,,,,!'
"APA...?"
.
.
.
...>>>><<<<...
'Bugh,,,!'
Pukulan keras mendarat tepat di wajah Max begitu pria itu masuk ke dalam rumah, dihadapkan dengan wajah murka sang Ayah yang menyambut kepulangannya setelah pesta ulang tahun Retha berakhir.
"Bodoh!"
Tuan Evrad Morgen, pria paruh baya yang menjadi ayah dari Max mengumpat serta menatap nyalang putranya.
"Apakah kau sadar dengan apa yang sudah kau lakukan, Max?" bentak Tuan Evrad.
"Aku sudah tahu apa yang terjadi di kantor hari ini, dan kau menambah kesalahanmu dengan mengumumkan hubunganmu bersama model itu dengan membuang Calia,"
"Apa kau lupa, alasan mengapa Kyler Corp menyuntikkan dana besar pada perusahaan yang kau kelola? Karena Calia. Dan sekarang kau justru memutuskan hubunganmu dengannya,"
"Aku tidak memutuskan hubunganku dengan Calia, Ayah," sahut Max seraya menyeka darah dari sudut bibirnya.
"Dia juga belum mengundurkan diri dari agensi. Ini hanya salah paham, aku akan jelaskan padanya besok," Max menambahkan.
"Perbaiki hubunganmu bersama Calia, bicarakan tanggal pernikahan kalian! Atau kau akan kehilangan pekerjaanmu sebagai direktur Silvester Group,"
"Aku mengerti, Ayah," sahut Max.
Pria itu melangkah gontai menuju kamar, mengunci pintu setelah berada di dalam dan segera mengeluarkan ponselnya. Menggulirnya selama beberapa saat, dan terhenti pada nama Calia, lalu menekannya untuk melakukan panggilan.
"Bisakah kita bertemu?"
. . . .
. . . ..
To be continued...
pen kasihan tapi ngakak liat Retha /Facepalm//Facepalm/
huft😮💨😮💨