Pagi itu memiliki embun yang menetes tanpa harus diminta. Kebahagiaan itu memiliki arti ketulusan tanpa di rencanakan. Sama halnya hati yang memiliki cinta tanpa harus diminta meskipun terkadang menyakitkan.
Menerima perjodohan dari keluarganya untuk menikah dengan gus Hilal, yang memang laki-laki pertama dalam hidupnya, membuat Khalifa merasa bahagia.
Walaupun gus Hilal seorang duda, akan tetapi bagi Khalifa yang memang mencintai karena Allah, ia bersedia dan yakin akan sanggup menerima semua konsekuensi nya.
Namun pada malam pernikahan mereka, suaminya mengatakan dia hanya menganggapnya sebagai adik perempuan...
Khalifa mengerti bahwa Hilal masih belum melupakan mantan istrinya yang telah meninggal, mencoba untuk paham, akan tetapi masalah selalu datang silih berganti.
Bagaimana Khalifa melewati pernikahannya dengan ditemani seorang suami yang masih belum bisa melepaskan masa lalunya?
Sanggupkah Khalifa dengan tekat awalnya untuk tetap bertahan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy_Ar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30
...~Happy Reading~...
"Kunapa Ayah kunci kunci pintu na. Aca gak bisa masuk, kusel!" Gadis kecil itu langsung berkacak pinggang sambil menatap pintu kamar ayahnya.
Kesal, itulah yang di rasakan oleh Aca saat ini. Pasal nya, gadis kecil itu sudah menunggu di depan beberapa menit sambil terus berteriak memanggil kedua orang tua nya namun tak kunjung mendapatkan respon.
Bibir kecil nan tipis yang terus memanyun, berjalan mondar mandir sambil bersedekap tangan di dada, menandakan ekspresi yang kini sedang ia rasakan.
Cklek!
Aca langsung mendongakkan kepala nya, menatap sosok ayah yang baru saja membuka pintu setelah sekian menit.
"Maaf Sayang, ayah kesiangan!" Hilal menggendong putri nya lalu mengajak nya untuk turun ke lantai satu.
"Tunggu dulu!" Suara Aca membuat langkah kaki Hilal terhenti, "Bunda na mana? Kok gak kelual?"
"Emmt itu, Bunda gak bisa ikut sholat dulu ya Sayang. Bunda lagi sakit," Hilal terpaksa berbohong.
"Bunda sakit apa? Aca mau tulun! Aca gak mau colat juga, Aca mau cama Bunda!" Aca memberontak dan hendak turun.
"Justru karena Bunda lagi sakit, Nasha harus sholat yahh rajin. Do'ain supaya Bunda segera sembuh!"
Hilal berusaha untuk membujuk putri nya agar tidak memasuki kamar. Pasal nya, kini Khalifa masih belum memakai apapun, gadis yang baru saja mengubah status nya itu baru saja usai mandi dan memilih untuk beristirahat sebentar sambil menunggu Hilal selesai sholat bersama Aca.
Aca pun akhirnya menganggukkan kepala. Mengikuti langkah kecil ayah nya untuk menuruni tangga menuju mushola kecil yang sudah tersedia di rumah itu.
Meskipun sudah terlambat karena iqomah sudah terdengar sejak beberapa menit yang lalu, tepatnya ketika Hilal sedang mandi. Namun, tak membuat kali laki itu tetap menjalankan sholat subuh bersama putri nya.
Sementara itu, di dalam kamar. Khalifa yang baru saja usai mengenakan gamis nya, kini duduk di depan meja rias sambil mengeringkan rambut.
Sebelum suami dan anak nya selesai sholat subuh, Khalifa berusaha secepat mungkin untuk mengeringkan rambut agar tidak menimbulkan pertanyaan yang nanti nya akan menjebak bagi dirinya dan Hilal.
Mengingat, sang putri yang kini tumbuh semakin besar dan sedikit banyak bicara. Terlebih saat menemukan suatu kejanggalan, maka sudah di pastikan putri kecil itu akan langsung menjadi seorang detektif yang banyak bertanya.
"Bundaaaa!"
Seperti dugaan Khalifa, bahwa tak lama lagi maka anak dan suami nya akan segera datang dan masuk ke dalam kamar.
Beruntung Khalifa sudah selesai mengeringkan rambut nya. Wanita itu segera berbalik pelan dan tersenyum kepada Aca.
"Bunda sakit apa?" Aca bertanya sambil meminta pangku pada wanita itu.
"Bunda gapapa Kok!"
"Kata Ayah bunda na sakit." Aca langsung menoleh dan menatap ayah nya seolah meminta penjelasan, "Kok Bunda wangi sih? Bunda habis mandi ya? Kan masih pagi Bunda, memang na bunda mau kumana? Bunda mau pelgi ya? Sama ayah? Aca gak ajak? Aca mau di tinggal?"
Pertanyaan beruntun langsung di lontarkan gadis kecil itu kala ia mengendus aroma tubuh ibu sambung nya yang begitu harum khas habis mandi.
Aroma yang sama persis, ketika ayah nya tadi menggendong dan memang shampo dan sabun yang di kenakan keduanya sama.
"Enggak, tadi Bunda cuma ngerasa panas aja. Jadinya mandi," jawab Khalifa sedikit gugup.
"Memang na, ac nya mati?" tanya Aca spontan langsung mengedarkan pandangan nya ke arah AC.
Hingga saat tiba tiba gadis kecil itu terdiam, wajahnya yang semula terlihat penasaran dan ceria. Kini seketika berubah hanya dalam hitungan detik.
...~To be continue......
####
...Maaf ya Sayang, Mom belum bisa up di kamar lain. Karena Maira lagi demam, dan bila berkenan, mohon doa nya supaya demam nya cepet turun. Udah 2 hari gak turun, emaknya jadi dilema bingung mau nulis. 😭😭😭...
terimakasih untuk tulisan indah mu thor