NovelToon NovelToon
USTADZ GALAK

USTADZ GALAK

Status: tamat
Genre:Tamat / Pernikahan Kilat / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Terpaksa Menikahi Murid / Suami ideal
Popularitas:1.3M
Nilai: 4.8
Nama Author: HANA ADACHI

Kalau nggak suka, skip saja! Jangan kasih bintang satu! Please! 🙏🙏

Gara-gara sebuah insiden yang membuatnya hampir celaka, Syahla dilarang keluarganya untuk kuliah di Ibukota. Padahal, kuliah di universitas itu adalah impiannya selama ini.

Setelah merayu keluarganya sambil menangis setiap hari, mereka akhirnya mengizinkan dengan satu syarat: Syahla harus menikah!

"Nggak mungkin Syahla menikah Bah! Memangnya siapa yang mau menikahi Syahla?"

"Ada kok," Abah menunjuk pada seorang laki-laki yang duduk di ruang tamu. "Dia orangnya,"

"Ustadz Amar?" Syahla membelalakkan mata. "Menikah sama Ustadz galak itu? Nggak mau!"

Bagaimana kisah mereka selanjutnya? Apakah pernikahan mereka akan baik-baik saja?

Nantikan kelanjutannya ya🥰

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HANA ADACHI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

30. Bertemu Kak Anne

Syahla keluar dari kamarnya dengan mengendap-endap. Jam dinding baru menunjukkan pukul setengah tujuh pagi, yang berarti masih tersisa satu jam sampai jadwal mereka berangkat ke kampus seperti biasa. Hanya saja hari ini Syahla sama sekali tidak berniat untuk berangkat bersama Ustadz Amar karena kejadian tadi malam. Saat sudah hampir melangkah keluar pintu apartemen, Ustadz Amar keluar dari kamarnya.

"Loh, sudah mau berangkat? Kok tumben pagi sekali?" Ustadz Amar menghampiri Syahla sambil mengeringkan rambutnya yang basah. "Nggak nunggu saya?"

Syahla meringis, otaknya kemudian berpikir cepat. "Oh, saya ada janjian sama temen mau pergi ke toko buku. Makanya saya duluan ya!" Syahla menjawab sambil buru-buru berlari keluar apartemen.

"Sama siapa?" Ustadz Amar menyusul Syahla yang sudah berlari duluan. Tapi saat ia sudah keluar, Syahla sudah menghilang di balik lift.

"Buru-buru banget," Ustadz Amar merasa heran. Ia kemudian memilih kembali ke dalam untuk bersiap-siap pergi.

Di atas motor ojek online yang sudah ia pesan, Syahla berusaha menenangkan nafasnya yang terasa ngos-ngosan. Entah kenapa, ia masih merasa malu dengan kejadian semalam. Makanya dia memilih untuk menghindari suaminya sementara waktu sampai perasaannya membaik.

Sesampainya di kampus, Syahla jadi kebingungan sendiri. Baru pukul tujuh. Masih terlalu pagi untuk masuk kelas pertamanya. Mau ke perpustakaan juga pasti belum dibuka. Akhirnya Syahla membuka handphone dan mencari nomor Anggika.

"Halo Nggi? Kamu dimana?" sambar Syahla saat telepon diangkat.

"Halo La, Gue masih di rumah sakit,"

"Hah? Rumah Sakit mana?"

"Rumah Sakit Umum tempat Lo kemarin dirawat,"

"Ya ampun! Aku kesana sekarang!"

"Eh, nggak usah! Soalnya—"

Terlambat. Syahla sudah menutup teleponnya terlebih dahulu dan langsung menghubungi driver ojek online. Kali ini tujuannya ke rumah sakit.

Sampai di rumah sakit, Syahla dibuat terkejut karena Anggika tampak sehat walafiat dan malah menunggunya di lobi rumah sakit.

"Hoi," Sapa Anggika sambil melambaikan tangan.

"Kok kamu disini?" Syahla menghampiri sambil mengerutkan kening bingung. "Kamu nggak sakit?"

"Tadi Gue sudah mau bilang di telepon kalau yang sakit itu tante Gue, bukan Gue. Tapi Lo malah udah nutup telepon duluan dan pergi ke sini,"

"Oh...." Syahla menggaruk lehernya malu. "Aku panik, jadi buru-buru kesini deh."

"Yaudah nggak papa, nanti sekalian berangkat ke kampus bareng Gue. Tapi, Lo kok tumben berangkat pagi-pagi buta begini?"

"Eng...." Syahla hendak bercerita, tapi ia urung karena banyak orang di sekitar mereka. "Nanti aku ceritain deh,"

"Oke, Oke, Gue masuk dulu ya, mau ganti baju. Tadi malem Gue sama Mami emang nginep disini buat jaga Tante. Jadi baju buat ke kampus sekalian Gue bawa juga,"

"Oke, Aku tunggu aja di sini," Ucap Syahla sambil mendudukkan pantatnya di atas kursi.

Sepeninggal Anggika, Syahla mengedarkan pandangannya pada seluruh lobi rumah sakit. Rupanya, meski masih pagi, sudah banyak orang-orang yang mengantre untuk berobat. Ada juga beberapa keluarga pasien yang sepertinya menginap di rumah sakit tadi malam. Terlihat dari wajahnya yang terlihat capek dan setengah mengantuk.

Saat sedang asyik-asyiknya memperhatikan, pandangan Syahla tertuju pada seorang wanita yang tampak familiar. Wanita itu duduk sendirian di kursi yang berada di depan poli kandungan. Sementara di sampingnya ada seorang laki-laki yang juga Syahla kenal.

"Kak Anne?" tanya Syahla memastikan saat ia sudah melangkah mendekati mereka berdua. Merasa dipanggil, wanita itu mendongakkan kepalanya.

"Beneran Kak Anne ya?" Syahla mengulang pertanyaannya. Melihat siapa yang berbicara, Kak Anne segera bangkit dari duduknya.

"Ayo pergi San," ajaknya pada Kak Hasan yang duduk di sampingnya.

"Kak!" Syahla mengikuti mereka. "Saya mau minta maaf!"

Langkah Kak Anne terhenti mendengar perkataan Syahla. Ia kemudian berbalik dengan wajah kesal. "Lo seneng kan liat Gue kaya gini?"

"Nggak gitu Kak," Syahla menggeleng-gelengkan kepalanya. "Saya bener-bener minta maaf atas perbuatan saya waktu itu. Saya sadar kalau saya sudah berbuat nggak sopan sama Kak Anne,"

"Aduh, mulai lagi deh aktingnya," Kak Anne melipat tangannya sambil tertawa sarkas. "Nggak usah munafik deh. Lo sok-sokan minta maaf di depan Gue buat apa? Biar orang-orang tahunya Lo adalah seorang wanita yang berbudi luhur? Cuih!" Kak Anne meludahi lantai rumah sakit.

"Emangnya Lo pikir Gue nggak tahu kalau orang yang nyebar berita kehamilan Gue itu, Lo?"

"Hah?" Syahla menggeleng tidak mengerti. "Demi Allah Kak, Saya nggak tahu apa-apa soal berita itu!"

"Nggak usah bawa-bawa Allah, deh!" seru Kak Anne emosi. "Lo dendam sama Gue yang udah nyuri karya Lo, makanya Lo nyebarin berita tentang kehamilan Gue buat balas dendam, kan?"

Syahla kembali menggelengkan kepalanya. "Kak, saya nggak tahu Kak Anne denger cerita itu dari mana, tapi bukan saya yang nyebar! Saya berani bersumpah! Saya aja baru tahu setelah teman-teman yang bilang! Karena waktu itu saya—"

"Lo liat kan, San? Betapa liciknya cewek sialan ini? Makanya Rama sampai bisa kepincut sama dia.." Kak Anne mulai terisak dan Kak Hasan memeluknya lembut.

"Udah, udah, nggak usah dipikirkan. Fokus saja sama kesehatan bayi kamu," hibur Kak Hasan.

Syahla merasa keberatan karena ucapannya tidak dipercaya, ia berusaha menjelaskan lagi.

"Kak, saya—"

"Udah deh La," Kak Hasan angkat bicara. "Lo bisa ngasih alasan kapan-kapan, tapi sekarang Anne masih harus periksa dulu. Lo mau bikin dia tambah stres? Lo masih belum puas bikin Anne jadi kaya gini? Lo nggak kasihan apa sama bayi di kandungannya?" Ujar Kak Hasan sambil melayangkan tatapan tajam pada Syahla. Ia lalu menggamit tangan Kak Anne. "Ayo kita masuk,"

Syahla hanya bisa terdiam mendengar ucapan Kak Hasan yang terdengar lembut, tapi juga menyakitkan hati. Dia merasa difitnah, karena Demi Tuhan, dia tidak tahu apa-apa soal berita itu! Kenapa tiba-tiba Kak Hasan dan Kak Anne melimpahkan semua kesalahan padanya?

"Kenapa La? Itu tadi Kak Anne sama Kak Hasan, kan? Mereka bilang apa? Eh, Lo kenapa nangis?" Anggika rupanya melihat mereka dari jauh dan langsung menghampiri.

Syahla menggeleng-gelengkam kepalanya sambil mengusap air matanya yang sudah mengalir deras. "Aku difitnah Nggi,"

"Udah, udah, tenangin diri Lo dulu. Kita pergi, yuk?" Anggika menuntun Syahla keluar dari rumah sakit karena pandangan para pengunjung tertuju pada mereka.

...----------------...

Anggika menyerahkan tisu saat mereka sedang duduk berdua di taman belakang rumah sakit. Tangis Syahla tidak kunjung berhenti, dan Anggika mendengarkan cerita Syahla dengan sabar.

"Jadi, mereka kira Lo yang nyebarin berita tentang kehamilan Kak Anne?" Anggika merangkum informasi yang ia dapat dari Syahla. "Kok bisa sih?"

"Makanya, aku juga nggak terima dong," Syahla berhenti bicara untuk membuang ingusnya. "Aku udah bilang kalau bukan aku yang nyebarin, tapi mereka masih nggak percaya!"

Anggika mengelus-elus punggung sahabatnya menenangkan. "Mungkin mereka cuma salah paham. Soalnya kejadiannya emang pas banget sih. Setelah Lo ngelabrak, tiba-tiba ada berita kaya begitu. Cuma, emang salah sih tiba-tiba nuduh orang gitu aja. Memangnya mereka punya bukti kalau Lo yang nyebar itu? Mereka pasti cuma mau ngelimpahin kesalahan ke Lo doang deh,"

Syahla mendengarkan Anggika sambil terisak-isak. "Terus aku harus gimana dong, Nggi?"

"Lo tenang dulu ya. Anne kayanya masih ruwet pikirannya. Dia kan juga baru di-DO dari kampus gara-gara ketahuan hamil di luar nikah. Nanti, kalau semuanya udah reda, coba Lo jelasin lagi pelan-pelan, ya?"

"Tapi, Kamu percaya sama aku kan Nggi?"

"Gue percaya seratus persen, nggak deng, dua ratus persen malah. Jadi Lo nggak perlu khawatir, oke?"

Syahla menganggukkan kepalanya. Ia harus menenangkan pikirannya. Semuanya pasti akan segera berlalu. Semuanya pasti akan baik-baik saja. Pasti.

1
Yhunie Andrianie
oallaaahhh wes falling in love💞 rupa ny pak ustadz🤭🤭
Tia H.
😅😅😅 ustadz amar iseng ya cemburu nya lucu.
Ilham Bay
Luar biasa
Ilham Bay
Lumayan
Susanti Susanti
Luar biasa
Wiwin Almuid77
jadi inget pas di pesantren dulu ada temenku yg suka bikin cerpen gitu...
Vitamincyu
❤️❤️
Tia H.
duh si bulek bikin aku mewek aja.
Tia H.
bulek kalau patokannya bisa masak bisa nyuci g mungkin suami mu kabur haduh bulek bulek.
Tutus Roimatus
Luar biasa
Zayyin Arini Riza
Baru nemu judul novel ini dan ceritanya seru.. runtutan tulisannya apik, asik buat dibaca... keren...
Rose Reea
wadaw
Rose Reea
💕🌹🌹🌹💕
Andi Bahraeni
Lumayan
Rose Reea
🤣🤣🤣🤣🤣
Rose Reea
ciyeeeeeeh
Rose Reea
Halah jadi melow 🥲
Rose Reea
huhuy
Rose Reea
sa ae lu tadz 🤭
Rose Reea
🥰🥰🥰🥰🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!