assalamualaikum,
hai jumpa lagi dengan saya vera
novel ini menceritakan perjalanan seorang wanita yang menantikan pendamping hidupnya.
lailatul zahwa seorang wanita karir yang berencana menikah setelah wisuda S2 nya. ia pun pergi ke acara wisuda dengan membawa setumpuk undangan dan dibagikan kepada teman temannya juga beberapa orang dosen.
namun takdir berkata lain, laila harus kehilangan calon suaminya beberapa hari sebelum janur kuning melemgkung. laila terpuruk dan mengurung diri hingga ia mendapat teguran dari perusahaan tempat ia bekerja.
ahirnya dengan berat hati laila melepaskan pekerjaan yang ia dapat sebagai bonus dari predikat comlude sarjana nya. ia dipanggil bekerja dengan posisi yang cukup bergengsi, bukan sebagai karyawan biasa.
ahirnya laila memutuskan menjalankan usaha mama dan menjemput jodoh disana. sudah banyak pernikahan orang yang ia rancang dan laksanakan sehingga menjadi meriah dan meninggalkan kesan bahagia yang bisa di kenang seumur hidup.
dan laila pun berharap ia juga bisa menata pernikahannya sedemikian rupa dengan lelaki yang mencintainya. dan mampu mendampinginya sampai ajal memisahkan mereka
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon vera irmayani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ADA YANG MELAMARKU
saat semua rangkaian acara sudah selesai, acara di lanjutkan dwngan sgolat dzuhur berjamaah dan setelahnya adalah makan siang yang di temani hiburan nasyid serta tim marawis.
di sela - sela kesibukan menata memperhatikan stok makanan, laila sembari melihat penampilan hiburan yang di sediakan dan sesekali ia pun ikut berdendang saat melangkah dari saru stand ke stand yang lain.
kali ini saeful sudah tidak mengikuti laila. karena ia di sibukkan dengan penataan jadwal penampilan hiburan siang ini.
setelah semua tamu undangan puas menikmati hidangan makan siangnya, beberapa di antara mereka pun undur diri. hanya tersisa beberapa tamu undangan yang mungkin tidak memiliki kesibukan.
"laila masakannya mantap sekali nak" sapa seorang ibu berpenampilan sosialita
"terimakasih banyak bu, alhamdulillah kalau banyak yang suka" jawab laila dengan ramah
"kebetulah nih ya ketemu disini, insyaallah bulan depan saya mau ngadain acara ngunduh mantu nak laila, busa nggak kalau ibu booking nya sekarang?" tanya ibu tadi
"wah mendadak sekali ya bu, nanti saya lihat jadwal dan paatikan tanggal nya dulu, kalau ada yang free insyaallah bisa bu" jelas laila
"iya nih, awalnya kami nggak mau mengadakan ngunduh mantu, tapi tiba tiba suami saya kekeh pakai ngunduh mantu, dan rencananya sepulang dari acara ini saya baru ke tempat laila, tadi suami saya tanya alamat laila sama pak ramdani" jelas ibu sosialita itu
"oo baiklah kalau begitu kita tukaran nomor ponsel ya bu, nanti saya kirim brosur jenis paket pesta nya" ucap laila yang di setujui ibu sosialita lalu menyerahkan ponselnya.
setelah ibu itu berlalu, laila mengerahkan beberapa orang panitia yang diminta nya untuk menata ulang makanan yang ada, karena sudah yak banyak tamu yang mengambil makanan dan kue.
"zubaedah, ajak semua teman teman panitia makan siang ya" perintah laila pada zubaedah yang kebetulan lewat didekatnya
"iya mbak" sahut zubaedah
setelah memastikan semua tamu sudah selesai makan dan mulai berpamitan satu per satu, zubaedah dan beberapa teman lainnya pun makan siang bersama di kursi yang masih ada di tenda acara. mereka semua menikmati makan siang dengan puas dan lega, karena acara hari ini berjalan dengan lancar.
"dimana laila sudah makan siang kah dia, kenapa baru sebentar aku tak melihatnya ia hilang dalam waktu yang lama, apa dia sudah pulang? " batin saeful
karena siang ini saeful tidak melihat laila, sepertinya ada yang kurang lengkap. makan siang ini tak senikmat saat sarapan tadi. ada yang hilang di pandang matanya.
saeful,,
[ assalamualaikum, ada dimana? sudah makan siang atau belum? ]
saeful mencoba mengirim pesan pada laila, namun sampai ia menyelesaikan makan siangnya, laila tak juga terlihat. saeful pun tak henti melihat kesana dan kemari. ia mencoba mengedarkan pandangannya untuk mencari keberadaan laila namun tak juga di jumpai, pesan nya pun tidak dibalas.
dirumah kosong yang tadi pagi digunakan laila mandi dan berganti pakaian, sudah ramai oleh keluarga laila. kakek dan nenek beristirahat di dalam kamar. zidan dan tio subuk dengan gadget nya di ruang tamu. laila dewi dan mama berbaring tak jauh dari zidan dan tio duduk. sedangkan papa sibuk memeriksa email kerjaan yang di kirim oleh asistan papa.
awalnya suasana hening, hanya suara deru game yang sedang dimainkan zidan dan tio.
"gimana caranya aku bilang ke mama dan papa ya, mulai dari mana ya, apa mama mau terima dia" batin laila di penuhi banyak pertanyaan.
laila membaringkan tubuhnya teflentang menghadap langit - langit ruang tamu. pandangan laila pun tampak kosong antara lelah dan menyelesaikan sesuatu yang mengganjal di fikirannya.
"mama,,, " laila memanggil mama lirih, perkataan laila terhenti
"iya sayang" mama menatap laila yang masih menatap langit - langit.
awalnya mama sempat berfikir kalau saja mama salah dengar. karrna laila masih saja fokus menghadap langit langit. namun saat mama melihat ke arah dewi, tampaknya dewi juga mengarah ke laila dan menunggu apa yang akan dikatakan laila.
"laila,, " mama memanggil laila yang terlihat melamun.
"eh iya ma" sahut laila sedikit terkejut
"eeemmmm,, anu,,, ma" perkataan laila ragu
"anu kenapa sayang, ada apa" tanya mama mulai cemas, mama merasa ada sesuatu yang sangat dipikirkan laila.
mendengar ada dialog datar antara mama dan laila pun membuat papa kak tio dan zidan ikut memperhatikan mama dan laila. mereka pun ikut menantikan kata - kata selanjutnya dari laila.
"eemmm,, ada yang mau ng,, ,,ngelamar laila ma" ucam taila terbata - bata
"gi,,, gimana?" tanya laila
"hhaaahh siapa sayang?" tanya mama histeris
antara haru bahagia terkejut dan bingung menjadi satu di benak mama. sejak pagi tadi, percakapan dengan kakek di dalam perjalanan mama sudah sangat merasa penasaran.
"siapa laila,,,, " tanya mama lagi
"siapa dek" tanya tio yang tiba tiba mendekat
"siapa sayang" tanya papa yang sudah duduk di sebelah laila dan memegang tangannya.
laila yang di hujani pertanyaan pun terlihat gugup. bingung tak tau mau berkata apa lagi. laila memandang wajah mama papa bergantian. tersirat rona bahagia di wajah mereka.
"begitu bahagianya merwka saat mendengar ada yang melamarku, yaa allah jika memang ini akan menghadirkan kebahagiaan untuk kedua orang tuaku aku akan menjalaninya, bimbing hamba ya rabb" batin laila sembari memandang wajah mama dan papa bergantian
"di,, dia ustadz disini pa ma" jawab laila terbata bata
" siapa-siapa" tanya papa semangat
"siapa sayang, ayo katakan siapa orangnya" tanya mama sedikit tenang sembari membelai kepala laila.
"ustadz ss,, saeful pa" ucap laila terbata bata sembari melihat wajah papa lekat
"terus terus, kamu jawab apa sayang" tanya papa antusias sesangkan mama kak yio mbak dewi dan zidan memperhatikan dengan seksama.
"belum,, " jawab laila di imbuhi dengan gelengan kepala.
" kenapa nggak di jawab dek? " tanya tio
"nggak tau kak" sahut laila
"hah nggak tau gimana maksudnya" tanya tio lagi
"mau tanya mama papa sama kak tio dulu" jawab laila
"ustadz saeful yang mana sih pa" tanya tio pada papa.
"papa juga belum seberapa faham, sepertinya dia ustadz baru tio" jawab papa
"iya kak, dia baru satu tahun disini" sahut laila
"kenapa kamu memutuskan tanya pada mama dan papa dulu sebelum menjawab lamarannya sayang" tanya mama yang penasaran sedari tadi
"ya,, laial mau tanya dulu, mama sama papa kasih izin atau nggak" jawab laila
"kalau mama sama papa yang penting laila mau terima atau tidak, iya kan pa?"sahut mama lalu melemparkan pertanyaan pada papa
"iya papa juga, yang penting laila suka cocok, papa sih yes" sahut papa
"laila gimana cocok apa nggak ? " tanya tio
" laila malu kak, dia hafidz sedangkan laila ngajinya pas pasan" jawab laila
"itu sih nggak bisa di jadiin alasan laila" sahut tio
"kalau iya kamu harus segera kasih jawaban laila, jangan sampai dia menunggu terlalu lama"lanjut tio
"iya kak" jawab laila
sesangkan di dalam kamar, kakek tersenyum bahagia. rencananya berhasil kali ini. ia bisa melihat laila cucu kesayangannya menikah dengan orang yang dipilihnya. orang yang baik dari segi agama.
"alhamdulillah ya allah, aku hanya ingin yang terbaik untuk cucu perempuan ku satu - satunya, aku tak ingin laila jatuh ke tangan laki - laki yang tidak baik" batin kakek yang saat ini sangat bahagia