NovelToon NovelToon
Empat Istri Lima Sekarat

Empat Istri Lima Sekarat

Status: sedang berlangsung
Genre:Dikelilingi wanita cantik / Playboy / Pengantin Pengganti Konglomerat
Popularitas:5.8k
Nilai: 5
Nama Author: Askararia

Di sebuah kota di negara maju, hiduplah seorang play boy stadium akhir yang menikahi empat wanita dalam kurun waktu satu tahun. Dalam hidupnya hanya ada slogan hidup empat sehat lima sempurna dan wanita.

Kebiasaan buruk ini justru mendapatkan dukungan penuh dari kedua orang tuanya dan keluar besarnya, hingga suatu saat ia berencana untuk menikahi seorang gadis barbar dari kota tetangga, kebiasaan buruknya itu pun mendapatkan banyak cekaman dari gadis tersebut.

Akankah gadis itu berhasil dinikahi oleh play boy tingkat dewa ini? Ayo.... baca kelanjutan ceritanya.....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Askararia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

2

  "Hai, internasional play boy!"

  Mendadak Harry dan Austin menutup mulut serentak, bola mata Austin bahkan hampir saja menggelinding keluar dari kepalanya.

  "Na.... Nadia... "

  "Kenapa? Kenapa dengan ekspresi wajah jelek kalian berdua? Seperti melihat setan saja!" Nadia tersenyum menyeringai melihat keduanya.

  "Harry!" Panggil Austin sambil menyenggol pelan lengan lelaki itu.

  "Apa?" Jawab Harry tanpa menoleh pada Austin.

  "Menurutmu, apa Nadia mendengar perkataan kita tadi?"

  "Nadia, apa kau mendengar pembicaraan kami tadi?" Harry bertanya saat setelah Austin bertanya padanya.

 "Astaga, anak ini.... yang benar saja, kenapa dia bertanya langsung pada Nadia?" Batin Austin panik.

  Nadia mengangkat kedua alisnya, kemudian tersenyum lalu mengangguk.

  "Haaahh? Benarkah? Sejak kapan kau berdiri disana?"

  "Hehhhh!"

  "Apa kau sedang menginterogasi ku? Apa urusanmu tentang sejak kapan aku berdiri disini? Hah? Cepat ambil ketiga botol minuman itu dan segera buang ketempat sampah!" Bentak Nadia meneriaki Harry dan Austin.

  Austin dan Harry segera memungut ketiga botol yang dilempar oleh Nadia sebelumnya dari atas lantai, disaat yang bersamaan Laura dan rombongannya keluar dari ruangan tempat mereka duduk setelah mendengar suara ribut di luar.

 "Sayang, ada apa?" Tanya Laura yang langsung berlari menghampiri Austin ke arah tempat sampah didepan ruangan.

  Lagi-lagi Harry menelan saliva dengan kasar sedangkan Austin mendadak kaku, Laura yang masih merangkul leher Austin pun belum menyadari kehadiran Nadia dikampus tersebut. Nadia melepaskan kedua tangannya yang semula terlipat didepan dada, dengan tajam ia menatap Laura dan Austin yang masih berdiri dihadapannya.

  "Sayang, kamu berkeringat, apa kau baru saja berlari karena dikejar hantu? Atau.... pacar pertamamu memergoki mu selingkuh denganku? Hahahahaha!"

  Laura kembali membuat Austin semakin terpojok ke tepi jurang seolah ajal si play boy internasional ini akan segera menemui ajalnya, sedangkan malaikat maut berwajah cantik itu mulai melangkah mendekati mereka, saat itulah Laura memutar kepalanya, menoleh kearah sumber suara langkah kaki itu.

  "Hah? Na... Nadia.... kenapa kau ada disini? Bukankah kau tidak ada kelas dikampus hari Sabtu?" Laura bertanya dengan terbata, sontak ia melepaskan rangkulan tangannya dari leher Austin.

  Keadaan semakin mencekam, Austin mendorong Laura menjauh darinya saat melihat Nadia melangkah semakin dekat kearahnya.

 "Sayang...., tenang dulu...., aku bisa jelaskan semuanya.... aku akan menjelaskan semuanya... "

  Plakkkk!

  "Hah?"

  "Aaaaaa!" Teriak beberapa orang bersamaan, termasuk Harry dan Laura, bahkan kini Laura tersungkur diatas lantai.

  "Menurutmu, kenapa aku bisa ada disini sekarang, padahal aku tidak ada kelas hari ini? Kenapa, internasional play boy dan selingkuhan Laura Meiga?"

  "Gawat, seperti telur diujung tanduk, kepala Nadia sudah keluar tanduk!" Ucap Harry pelan, menyembunyikan wajahnya dengan keduanya telapak tangannya.

 "Sebaiknya aku melarikan diri, Austin, semoga penderitaan mu menjadi-jadi!" Batin Harry mencoba melarikan diri dari lorong yang sudah mulai ramai itu.

 Namun baru saja melangkah kakinya, tiba-tiba Nadia berbalik.

 "Harry, kita masih perlu bicara, jadi tunggu aku diparkiran, sekalian antarkan pesanan di jok motorku pada teman-teman, daftarnya sudah ada disana!" Ujar gadis itu cepat, membuat Harry menelan kembali ludahnya.

 "Iya... "

   Harry menjawab dengan nada lemas, disertai dengan anggukan pelan. Begitu ia pergi meninggalkan tempat tersebut, Nadia kembali menatap tajam pada Laura dan Austin, hatinya hancur saat mendengar sebuah kalimat yang keluar dari mulut sahabatnya itu, juga saat kedua tangan jenjang gadis itu merangkul manja leher pacarnya.

 "Sayang, aku dan Laura hanya bercanda.... jangan diambil hati!"

 "Iya, Nadia.... kamu kan tahu sendiri kalau aku gampang bergaul dengan lelaki, jadi kuharap kau mengerti... eummm bukan... maksudku... "

 Plakkk

   Tamparan kedua mendarat di pipi lain Austin, beberapa orang bersorak gembira sebab bukan kali ini saja Austin memacari gadis-gadis lain dikampus itu tanpa sepengetahuan Nadia.

  "Sayang.... "

  "Aku mau kita lose contact selama sebulan, jadi jangan dekati aku, jangan cari aku dan jangan hubungi aku, apa kau mengerti? Tuan Austin?" Nadia memotong perkataan Austin, lalu berbalik abadi mengibaskan rambut panjangnya, rambut hitamnya kembali menampar wajah dan mata Austin.

 Austin mencoba mengejar Nadia, saat tangannya hendak meraih pergelangan tangan gadis itu, dengan cepat Nadia berbalik dan memelintir tangan Austin.

 "Aaaaaaaaaa, sakit.... sakit..... sakit sayang!"

 Bhugggg

    Satu tendangan terakhir dan Nadia berlalu begitu saja sementara Austin tersungkur dilantai memegangi perutnya dengan tangannya, tak lama Laura datang membantunya berdiri dan merapikan rambut Austin uang berantakan.

  "Astaga, sayang.... aku takut sekali wanita itu akan menelan mu hidup-hidup!"

 "Aku juga takut..."

"Eummm sayang!"

"Iya sayang, ada apa? Apa kau haus? Ahhh astagaaa, apa perutmu sakit sekali?"

"Bukan.... sayang kurasa... sebaiknya kita putus saja sayang!" Ucap Austin pada Laura, sontak Laura melepaskan tangannya dari Austin.

 Plakkk

 "Laura!"

 "Kenapa? Kau mau putus denganku atau tidak? Hah? Kalau iya biar ku tampar lagi!"

 "Tapi... ya sudah... tidak usah putus!" Jawab Austin menunduk sembari memanyunkan bibirnya, barulah Laura memeluknya kembali, menenggelamkan wajahnya pada dada bidang Austin dan menepuknya pelan, dalam dalam hati Austin begitu ketakutan sekaligus merasa malu.

 "Bagaimana mungkin? Sudah dua setengah tahun aku menggeluti julukan play boy internasional ini, baru kali ini aku kepergok oleh Nadia, kenapa juga Laura harus memanggilku sayang? Kenapaaaaa?" Batinnya, berpura-pura menangis dengan mengeluarkan air mata buayanya.

Sementara saat ini Nadia dengan emosinya yang meluap-luap menghampiri Harry ke parkiran, lelaki muda itu berkeringat dingin, bagaimana tidak? Nadia berjalan dengan kedua tangan dikepal, wajahnya memerah bahkan nyaris mengeluarkan api amarah yang mungkin sebelumnya ia sudah simpan dari rumah mengingat insiden kuali jatuh beberapa waktu lalu.

"HARRY!"

"Iya..., Nadia!"

"SUDAH KAU ANTAR PESANANNYA?"

"Sudah, Nadia!"

"BAIKLAH, SEKARANG JAWAB, KENAPA KAU TIDAK MEMBERI TAHU KU KALAU AUSTIN SELINGKUH DARIKU? KENAPA HARRY?"

"Tenangkan dirimu Nadia, malu dilihat banyak orang!" Ucap Harry menarik Nadia lebih dekat padanya, orang-orang disekitar mereka mulai berbisik, membicarakan Nadia yang bicara keras-keras.

"AKU NGGAK BISA TENANG..... AKU NGGAK BISA TENANG!"

"NADIA, AKU JUGA BARU TAHU KALAU AUSTIN PUNYA PACAR BARU!" Sahut Harry tiba-tiba.

Nadia terdiam, matanya berkaca-kaca namun ia tak lagi mampu berteriak, dalam benaknya ia ingin sekali mencaci-maki pacarnya yang memiliki julukan play boy internasional itu. Nadia menyeka air matanya sebelum Harry melihat, ia segera meraih kantong yang telah kosong ditangan Harry yang sebelumnya Nadia gunakan untuk tempat paket yang sudah terjual itu.

"Nadia, maaf, aku benar-benar tidak tahu harus berbuat apa dengan Austin!"

"Apa kau sudah tahu dari awal kalau Austin play boy?"

"Sudah, tapi dia mengancam ku, katanya aku tidak boleh membiarkanmu tahu hal itu!"

Nadia menundukkan kepalanya lalu segera naik keatas motor, menyandarkan kepalanya kebagian depan motor dengan kedua tangan sebagai alasnya, mulai menangis menghentakkan kedua kakinya.

"Eumm, Nadia..., kalau kau tidak keberatan... eummmm"

"Apa? Apa yang mau kau katakan, Harry?" Tanya Nadia sedikit kesal, ia masih menyandarkan kepalanya kebagian depan motornya.

"Kalau kau tidak keberatan, kau bisa berpacaran denganku kalau kau dan Austin sudah putus!" Jawab Harry.

Kalimat yang ucapkan Harry berhasil membuat Nadia kembali menegakkan badannya, ia masih memasang wajah datar namun Harry sudah mundur beberapa langkah menahan rasa takutnya.

"Berpacaran denganmu? Heumm, tidak akan....., aku tidak akan berpacaran denganmu jika aku putus dari Austin!" Ucap Nadia tegas dengan senyum menyeringai yang membuat Harry semakin bergidik ngeri.

"Lalu kau akan berpacaran dengan siapa kalau sudah putus dengan Austin? Apa jangan-jangan kau tidak mau berpacaran lagi?"

"Itu rahasia, hahahahaha, sudahlah.... aku mau pulang, awas saja kalau Austin mencoba berbuat curang lagi dibelakang ku, akan ku buat dia merasa malu seumur hidupnya.... hahahahaha!"

"Uhhh Nadia, kau membuatku takut!" Ucap Harry dalam hati.

Motor milik Nadia kini melaju meninggalkan parkiran, disepanjang jalan pulang pikirannya terus tertuju pada Austin.

"Kenapa kau tega menyelingkuhi aku Austin? Apa lagi kau selingkuh dengan sahabat ku sendiri, apa tidak ada perempuan lain yang bisa kau pacari selain Laura? Kenapa kau begitu tega melakukan hal ini?"

"Tunggu, apa kau benar-benar ingin lose contact dengan ku hanya karena aku mengatakan aku ingin lose contact denganmu selama sebulan? Apa itu keinginan mu Austin?"

Dialog demi dialog kini berjalan dalam benaknya, bahkan Nadia harus menepikan motornya sesaat untuk memeriksa apakah Austin benar-benar berhenti mengiriminya pesan. Nadia memeriksa kotak pesannya, dan benar saja kalau Austin belum mengirimkan pesan padanya bahkan setelah perkelahian ekstrim tadi.

Merasa kesal, Nadia memutuskan untuk kembali pulang sembari terus menunggu apakah akan ada pesan dari Austin untuknya.

1
emili19
Baca cerita ini jadi penghilang suntukku setiap hari
Askararia: Wahhh, makasih banyak yah Kak, senang membaca komentar positifnya, saya akan terus berusaha membuat ceritanya semenarik mungkin 🥰
total 1 replies
Anrai Dela Cruz
Duh, hati rasanya meleleh.
Askararia: Terimakasih atas komentarnya ya kak, kalau kayak gini makin semangat deh nulisnya 🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!