Takdir Untukku

Mata Chelsea membelalak saat melihat ada kedua orangtua Revan berdiri tidak jauh dari lift.

Bukan itu saja ada, di bagian kanan lift terlihat dua orang perempuan memegang rangakaian bunga.

Revan menggandeng Chelsea mendekat ke arah orangtuanya yang terlihat berbinar.

“Chelsea Wanardi, di hadapan orangtua kita, aku memintamu dengan sepenuh hati untuk menjadi istriku.”

Chelsea menutup mulutnya dengan mata terbelalak saat Revan berlutut di depannya denga menyodorkan satu kotak berisi cincin berlian yang sangat indah.

Adegan romantis yang Revan siapkan ini menarik perhatian banyak yang karyawan yang akhirnya menghentikan aktivitas mereka sejenak.

Bukan hanya Revan dan kedua orangtuanya yang berdebar menunggu jawaban Chelsea, banyak orang yang ada di dekat situ ikut berdebar.

Chelsea makin membelalakan matanya saat melihat Papi Agam dan Mami Nina ternyata ada di situ juga.

Ternyata Revan sudan merencanakan semuanya.

Chelsea terdiam, kalau bicara soal kejujuran, Chelsea ingin menolak Revan saat ini karena tidak sesuai perjanjian mereka untuk cepat-cepat mengikatkan diri.

“Chelsea, Revan nunggu kamu loh,” ujar mama Siska yang senyum-senyum sejak tadi.

Papi Agam menghela nafas beberapa kali membuat mami Nina langsung menggamit lengan suaminya. Mereka berdua bisa membaca kalau hati si bungsu belum sepenuhnya milik Revan.

Chelsea menoleh sekilas ke pintu masuk lobby. Pria yang dihindarinya sejak kembali ke Tanah Air baru saja datang bersama Dio dengan nafas terengah seperti habis berlari.

Melihat Reno di sana, reflek Chelsea mengangguk dan mengulurkan tangan kanannya. Riuh suara karyawan yang melihat Chelsea menerima lamaran Revan, pewaris perusahaan.

Revan terlihat bahagia apalagi ia sempat melirik ke arah Reno yang baru datang. Setelah memakaikan cincin berlian di jari manis Chelsea, Revan berdiri memeluk gadis pujaannya. Namun saat tunangannya ingin mencium, Chelsea nampak menghindar.

“Aku nggak suka memperlihatkan kemesraan di depan umum,” ujar Chelsea dengan suara pelan.

Revan tersenyum tipis karena yakin bukan itu alasan yang sebenarnya. Ia sempat melihat adik kandungnya mengepalkan kedua tangannya dan wajahnya terlihat geram saat Revan memeluk Chelsea.

“Kita makan siang sekarang ?” Mama Siska langsung merangkul lengan calon menantunya.

“Iya, Ma,” sahut Chelsea dengan sedikit canggung.

Saat di pintu lobby, Reno dan Dio masih berdiri di sana.

”Kamu ikut sekalian, Ren,” pinta Mama Siska.

Reno ingin menolak, tapi tatapan Chelsea di samping Mama Siska membuat Reno mengangguk sementara yang diajak serta menolak ajakan Papa Robert.

Tanpa Carmila kedua keluarga itu makan siang ke restoran yang letaknya tidak jauh dari kantor.

*****

“Kenapa kamu menerima lamaran Revan ?” tanya Papi Agam di dalam mobil dalam perjalanan menuju ke kantor.

Dengan alasan pekerjaan, Chelsea memaksa kembali ke kantor bersama dengan Papi Agam sementara Mami Nina pergi ke tempat lain bersama Mama Siska.

Mengerti akan suasana hati Chelsea yang tidak nyaman, Papi Agam mengiyakan ucapan putrinya dan mengajak Chelsea kembali ke kantor secepatnya.

“Jadi Papi nggak setuju kalau Sea bertunangan sama Revan ?” tanya Chelsea sambil menatap keluar jendela samping.

“Kalau boleh jujur, Papi ingin membatalkan kesepakatan dengan Robert untuk menjodohkan salah satu anak masing-masing. Papi berubah pikiran untuk berbesanan dengan Robert. Bagaimana Papi rela membiarkan putri kesayangan Papi bersama dengan Reno yang tidak punya pendirian atau dengan Revan yang meragukan.”

“Meragukan bagaimana maksud Papi ?” Chelsea menoleh dan menautkan alisnya.

Papi Agam menghela nafas dengan tatapan tetap fokus ke jalan.

“Entahlah, sebagai sesama pria, ada sesuatu yang tidak bisa Papi jelaskan. Tapi bisa saja salah karena hati Papi sudah dibuat kesal karena masalah Reno.”

“Pi, Sea bisa minta tolong ?”

“Tidak perlu minta tolong, kalau memang bisa membuat putri Papi bahagia, apa juga Papi lakukan.”

Papi Agam mengusap kepala Chelsea yang langsung tersenyum.

“Tolong bantu Sea untuk menolak keras permintaan Revan seandainya dalam waktu dekat dia menemui Papi untuk melanjutkan hubungan ini ke jenjang pernikahan.”

“Karena kamu masih suka sama Reno ?” ledek Papi Agam sambil terkekeh.

“Boleh jujur ?” Chelsea melirik dengan senyuman manjanya.

“Benar kan tebakan Papi ?”

“Sebetulnya perasaan Sea ke Reno udah nggak kayak dulu, tapi setelah berada di antara kedua anak Papa, Sea merasa lebih nyaman sama Reno daripada Revan. Sea bisa menjadi diri sendiri kalau lagi sama Reno sementara dengan Revan harus menjadi perempuan yang sedikit jaim dan gimana gitu.”

“Kalau begitu seharusnya kamu tidak menerima lamaran Revan tadi.”

“Papi, Revan sengaja melamar di depan publik, di depan para karyawan Papa Robert karena sudah lebih dari 2 kali Sea sengaja mengulur waktu. Papi bisa bayangin bagaimana perasaan Papa dan Mama yang sudah yakin kalau Sea akan menerima Revan.”

“Jadi kamu menerima sekaligus sudah memikirkan bagaimana membatalkan pertunangan kalian ?”

“Jaman sekarang masyarakat tidak lagi melihat perceraian sebagai hal yang tabu dan memalukan, apalagi sekedar baru bertunangan. Tapi kalau aku langsung menolak Revan di depan umum, secara mental keluarga Papa Robert akan lebih terpukul.”

“Ternyata anak Papi memang benar-benar sudah mulai dewasa,” Papi Agam mengacak gemas rambut Chelsea.

“Sea tidak pernah menyesai apa yang terjadi 4 tahun yang lalu karena perbuatan Reno membuka pikiran Sea yang terlalu naif,” ujar Chelsea sambil terkekeh.

“Terus kalau Reno masih mengharapkan kamu kembali, kamu masih mau ?”

“Nggak berani jawab, Pi,” Chelsea menggeleng.

“Dasar perempuan, di bibir bilang udah nggak mau, ditempelin sama Reno mulai galau. Apa istilahnya sekarang ?” Papi Agam mengerutkan dahi sambil berpikir.

“Istilah apaan sih, Pi ?”

“Itu kalau orang udah cinta susah lepas.”

“Bucin alias budak cinta ?” ujar Chelsea sambil tertawa.

“Nah itu !”

“Sea belum sampai tahap itu sama Reno karena keburu dibuat sakit hati dan akhirnya perasaan Sea berubah di tengah jalan gara-gara kelakuan Reno.”

“Mendekati,” cebik Papi.

Chelsea tertawa dan membuka pintu saat mobil sudah berhenti sempurna di lobby kantor milik Papi Agam.

Seperti biasa Chelsea langsung menggamit lengan Papi saat masuk ke dalam kantor sementara mobil Papi diurus oleh sopir.

“Jadi ingat kamu masih kecil kalau digandeng begini,” ujar Papi saat keduanya masuk ke dalam lift.

“Iya, Sea ingat suka minta gendong di punggung Papi,” Chelsea menyandarkan kepala di lengan Papi Agam. “Papi selalu menjadi cinta pertama buat Sea.”

“Yakin bukan Reno ?” ledek Papi Agam dengan wajah sumringah.

Rasa bahagia memenuhi hati Papi Agam saat mendengar ucapan putri bungsunya. Karakter Chelsea memang bertolak belakang dengan Carmila yang cenderung pendiam dan introvert.

“Reno pacar pertama, kalau Papi cinta pertama,” sahut Chelsea sambil tertawa.

“Nggak ada niat cari pacar yang ketampanan dan sifatnya kayak Papi begini ?”

Wajah Papi terlihat pongah membuat Chelsea tergelak.

“Kalau mirip nggak mau, satu yang kayak Papi udah cukup.”

“Jadi maksud kamu orang yang mirip Papi tidak layak untuk kamu jadikan pacar ?”

Papi Agam mengerutkan dahi saat melihat Chelsea menggeleng sambil tertawa. Wajah Papi Agam berubah masam.

“Kalau calon suami Sea sebelas duabelas sama Papi berarti posisi Papi sebagai pria spesial buat Sea langsung tergeser karena ada penggantinya.”

“Mulai pintar gombal,” gerutu Papi namun akhirnya tersenyum juga.

Chelsea tertawa dan menggamit lengan Papi menuju ruang kerja mereka.