NovelToon NovelToon
Embun Dan Tama

Embun Dan Tama

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Dosen / Nikahmuda / Percintaan Konglomerat / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:8.8k
Nilai: 5
Nama Author: Anggi Dwi Febriana

Menikah?

Setelah mengajaknya berpacaran secara tiba-tiba, kini Tama mengajak Embun menikah.

"Pak Tama ngomong apa sih? nggak usah aneh-aneh deh Pak," ujar Embun.

"Aku serius, Embun. Ayo kita menikah!"

Sebenarnya tidak seharusnya Embun heran dengan ajakan menikah yang Tama layangkan. Terlepas dari status Dosen dan Mahasiswi yang ada diantara mereka, tapi tetap saja saat ini mereka berpacaran. Jadi, apa yang salah dengan menikah?

Apakah Embun akan menerima ajakan menikah Tama? entahlah, karena sejujurnya saat ini Embun belum siap untuk menikah.

Ditambah ada mantan kekasih Tama yang belum move on.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anggi Dwi Febriana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menunjukkan Sikap Romantis

Saat ini rombongan Tama duduk bersama dalam satu meja. Karena kebetulan setiap meja bulat yang tersedia memiliki 6 kursi, jadi cukup untuk mereka semua tanpa harus berpisah meja.

"Mbun, ambil makan yuk. Kayanya makanan disini enak-enak deh," ujar Amara.

Sejak sampai disini, mata Amara memang langsung tertuju dengan banyaknya hidangan yang tersaji. Sebagai orang yang memang memiliki daya tarik lebih atas makanan, Amara jelas saja tertarik melihat semua makanan disini yang dari look nya saja terlihat sangat menarik.

Embun dan yang lain tersenyum tipis mendengar ajakan Amara. Kecuali Nirina, mereka semua memang sudah tau kalau Amara itu suka dengan makanan enak. Bahkan terkadang makanan yang rasanya kurang enak pun menurut Amara rasanya tetap enak. Ya begitu lah, intinya Amara memang suka makan.

"Kita kan baru sampai Ra, sebentar ya, aku mau duduk dulu, capek soalnya," jawab Embun.

Embun tidak berbohong, dia memang merasa lelah saat ini. Dan salah satu penyebab yang membuat Embun merasa lelah ya Tama.

Ucapan Tama tadi benar-benar tidak masuk akal menurut Embun. Dan sejak tadi Embun terus memikirkannya hingga dia merasa lelah sendiri karena tidak menemukan jawaban.

"Ya udah deh," ujar Amara tidak memaksa.

Sebenarnya bisa saja Amara mengajak Nirina, tapi kan mereka belum terlalu dekat ya. Mengingat Amara sendiri memang jarang ke kantor apalagi ke ruang kerja Tama, jadi ya dia hanya sekedar mengenal Nirina saja.

"Sama aku aja yuk? aku juga udah laper nih," ujar Ando menawarkan diri.

Melihat Amara yang sepertinya sangat ingin membuat Ando menjadi tidak tega. Jadi tidak ada salahnya kalau dia menemani Amara kan? apalagi saat ini Amara memang sedang menjadi pasangannya.

Mendengar itu, Amara tampak langsung tersenyum cerah.

"Beneran Mas? ayoo," ujar Amara dengan semangat. Namun kemudian dia menoleh kearah Embun, "aku makan duluan nggak papa Mbun? nanti kamu ambil sama Bang Tama aja ya?" ujar Amara.

Embun tersenyum tipis, kemudian menganggukkan kepala.

"Iya enggak papa, Ra," jawab Embun.

Kemudian Amara menoleh kearah Nirina.

"Mbak Nirina mau ikut sekalian enggak?" tanya Amara.

Disini ada Nirina, dan tidak mungkin kalau Amara mengabaikan wanita itu tanpa mengajaknya serta. Jangan sampai Nirina berpikir kalau dia tidak suka dengannya. Padahal Amara dan Embun memang tipe orang yang mudah canggung kalau bersama dengan seseorang yang belum terlalu mereka kenal.

"Duluan aja Ra, aku nanti," jawab Nirina seraya tersenyum tipis.

Amara menganggukkan kepala, setelah itu dia beranjak dari kursinya dan pergi salah satu stand ditemani Ando.

Jadi, di meja ini sekarang hanya tinggal Tama, Embun, Vero, dan Nirina saja.

"Tam, gue liat-liat dari tadi lo diliatin terus sama Shenina. Kayanya dia gagal move on dari lo deh," ujar Vero.

Vero memang lebih pendiam kalau dibandingkan dengan Ando, tapi percayalah kalau sudah berbicara, Vero bisa menjadi penggosip yang handal.

"Biarin aja, gue juga enggak peduli," jawab Tama seraya mengangkat kedua bahunya santai.

Sementara itu, diam-diam Embun mencuri pandang kearah Shenina. Dan ternyata memang benar, wanita yang sedang menjadi pengantin itu tampak beberapa kali mencuri pandang kearah Tama. Sampai akhirnya tatapan Shenina dan Embun bertemu, dengan cepat Embun langsung mengalihkan tatapannya.

"Dia yang selingkuh, dia juga yang gagal move on. Aneh banget jadi orang," komentar Vero.

Namun Tama tidak menanggapi apa-apa, dia terlalu malas untuk menanggapi sesuatu yang tidak penting seperti itu.

Embun dan Nirina, mereka tidak mengatakan apa-apa. Meskipun sebenarnya mereka berdua sama-sama tau dengan kisah yang terjadi diantara Tama dan Sherina, namun bukan berarti mereka bisa ikut campur kan? dan kebetulan mereka juga tidak tertarik untuk mencampuri urusan pribadi Tama. Mereka bukan sahabat Tama yang boleh ikut campur lebih dalam.

"Ya udah deh, gue mau cobain makanannya juga. Kayanya makanan disini enak-enak. Liat tuh, Amara sama Ando udah asik makan aja," ujar Vero.

Terlihat saat ini Amara dan Ando sedang asik menikmati salah satu menu yang disediakan. Sepertinya mereka sengaja makan disana agar nanti lebih mudah saat ingin mengambil makanan yang lain lagi.

"Ayo Yang," ujar Vero mengajak Nirina serta.

Nirina menganggukkan kepala, kemudian menerima uluran tangan Vero sebelum akhirnya mereka sama-sama beranjak meninggalkan meja ini.

Dan sekarang disini hanya tinggal Tama dan Embun saja. Jujur, Embun bingung tidak tau harus melakukan apa. Dari pada berduaan saja bersama Tama, Embun rasa lebih baik dia bergabung bersama Amara kan?

"Soal ucapan Vero jangan kamu pikirkan, Mbun. Kalaupun iya Shenina gagal move on dari aku, toh aku nya juga udah enggak ada rasa sedikit pun sama dia," ujar Tama.

Entah kenapa Tama merasa dia perlu menjelaskan ini kepada Embun.

"Saya enggak mikir apa-apa kok, Pak. Dan kalau pun memang Pak Tama juga masih ada rasa, itu kan juga bukan urusan saya. Kita enggak punya hubungan apa-apa," jawab Embun dengan suara lirih.

Sebenarnya ucapan Embun ini membuat Tama merasa sebal. Kenapa Embun terlihat setidak peduli itu coba?

"Kita memang belum ada hubungan apa-apa karena kamu belum kasih jawaban buat nerima aku. Tapi kamu perlu tau kalau sekarang saya cinta sama kamu," ucap Tama.

Untungnya mereka hanya berdua saja, dan disekitar meja mereka juga tidka terlalu ramai. Jadi Embun tidak terlalu panik saat mendengar ucapan Tama ini.

Mendengar ucapan Tama, disini Embun hanya bisa diam. Embun tidak tau harus mengatakan apa.

"Dan lagi, jangan panggil aku 'Pak', Embun. Kita enggak lagi di kampus," ujar Tama mengingatkan.

Sejak tadi Tama sudah meminta Embun agar tidak memanggil dirinya 'Pak', tapi tetap saja Embun tidak menurut.

"Tapi saya enggak terbiasa, Pak," jawab Embun lirih.

"Iya, makanya dibiasakan dari sekarang Mbun," ujar Tama.

Embun menghela nafas pelan, kemudian menganggukkan kepala.

"Saya coba," ujarnya.

"Satu lagi, jangan berbicara dengan bahasa formal."

Dan lagi-lagi Embun hanya bisa menganggukkan kepala.

Melihat itu, Tama tampak terlihat mengulum senyum. Dalam hati dia merasa sangat bahagia melihat bagaimana Embun menurut kepada dirinya.

"Kamu laper enggak? ambil makan yuk. Kayanya makanan disini beneran enak-enak deh. Amara sama yang lain kayanya beneran menikmati makanannya," ujar Tama.

"Say--- aku belum laper, Bang," jawab Embun.

Seperti kata Embun tadi, dia mencoba untuk tidak lagi berbicara dengan bahasa formal dan memanggil Tama dengan panggilan 'Pak'. Tama yang mendengar itu kembali mengulum senyum.

"Ya udah, kamu disini dulu ya. Biar aku yang ambilin sesuatu buat kamu," ujar Tama.

Tanpa menunggu jawaban Embun, Tama beranjak dari kursinya lalu berjalan menuju stand makanan.

Embun yang melihat itu sebenarnya ingin melarang, namun entah kenapa dia seperti tidak bisa mengatakan apapun. Ucapannya seolah tertelan begitu saja.

Dan tidak lama kemudian Tama datang dengan sebuah piring berisi aneka desset, ada brownies, puding, es krim, bahkan buah potong. Semua makanan itu sudah memang sudah ditempatkan pada wadah masing-masing untuk setiap porsinya. Dan ditangan Tama yang lain, dia memegang segelas jus jeruk.

"Makan dulu, kamu belum makan apa-apa kan malam ini?" ujar Tama.

"Tapi emang beneran aku belum lapar," jawab Embun lirih.

Dan sepertinya Tama tidak menerima penolakan, dia mengambil sesendok brownies dan menyuapkannya kepada Embun.

"Aaa, cobain dulu," ujar Tama.

Awalnya Embun masih menolak, tapi akhirnya membuka mulutnya saat Tama memperlihatkan wajah serius seolah dia tidak menerima sebuah penolakan.

"Gimana? enak kan?" tanya Tama dengan sebuah senyum yang tersungging dibibirnya.

Embun menganggukkan kepala.

"Iya, enak," jawab Embun.

Setelah menyuapi Embun, Tama pun menyuapi dirinya sendiri. Jadi satu sendok itu mereka gunakan bersama. Embun yang melihat itu tentu saja terkejut, namun meski begitu dia juga tidak tau harus mengatakan apa. Embun terlalu bingung dengan situasinya saat ini.

Disisi lain, nyatanya apa yang Tama lakukan kepada Embun menjadi pusat perhatian bagi segelintir orang. Selain Shenina yang sejak tadi tidak melepaskan tatapannya dari Tama, ada juga Amara dan para sahabat Tama yang menyaksikannya.

"Kayanya Embun bakalan jadi kakak ipar kamu, Ra," ujar Ando kepada Amara.

Amara yang mendengar ucapan Ando tampak mengulum senyum.

"Kalau beneran iya, aku sih bakalan bahagia banget," jawab Amara.

Melihat Tama dan Embun yang terlihat dekat nyatanya justru membuat Amara merasa bahagia. Embun adalah gadis yang baik, dan menurut Amara sepertinya cocok kalau sahabatnya itu bersanding dengan Abangnya.

Setelah puas menikmati hidangan yang ada, mereka kembali berkumpul di meja yang sama.

"Makanannya beneran enak-enak kan Mbun?" tanya Amara kepada Embun.

Sebenarnya Amara ingin menggoda Embun saat ini juga. Tapi Amara memilih untuk mengurungkan niatnya karena sepertinya ini bukan waktu yang tepat. Tapi tenang saja, besok dia pasti akan melakukannya.

"Iya, enak," jawab Embun kikuk.

Embun tau kalau Amara melihat dirinya disuapi oleh Tama. Bahkan tidak hanya Amara saja, Ando, Vero, dan Nirina pun melihatnya. Ya memang sih mereka tidak mengatakan apa-apa. Tapi tetap saja Embun merasa malu.

"Ya udah, sekarang salaman ke pengantin yuk. Abis itu kita pulang, udah malem juga soalnya," ujar Vero.

Yang lain pun langsung menganggukkan kepala setuju. Kemudian mereka beranjak menuju panggung pelaminan untuk mengucapkan selamat kepada sang pengantin.

Kali ini Vero dan Nirina yang mengawali. Kemudian Ando dan Amara, dan disusul Tama juga Embun dibelakangnya.

"Kak Shen, selamat atas pernikahannya ya. Semoga langgeng sampai maut memisahkan," ujar Amara.

Meskipun Amara tau kalau hubungan Tama dan Shenina putus karena wanita itu berselingkuh dibelakang abangnya. Tapi Amara mencoba untuk terlihat biasa saja. Meskipun dalam hati sebenarnya dia sebal sekali kepada wanita itu.

"Makasih ya, Ra," jawab Shenina seraya tersenyum tipis.

Terlihat jelas kalau Shenina sebenarnya malu dengan apa yang telah dia lakukan. Namun wanita itu mencoba terlihat untuk biasa saja.

Kemudian giliran Embun.

"Selamat ya Kak," ucap Embun singkat. Embun sendiri tidak tau harus mengatakan apa lagi selain itu.

"Iya, terima kasih," jawab Shenina.

Namun tidak terlihat senyum tersungging dibibir wanita itu.

Dan tiba giliran Tama, pertama dia memberikan selamat kepada Andito.

"Selamat atas pernikahan kalian, semoga langgeng ya. Dan semoga terhindar dari perselingkuhan," ujar Tama.

Terlihat Tama tersenyum tipis seolah apa yang dia katakan sangat tulus. Sementara itu Andito dan Shenina sendiri tau kalau ucapan itu adalah sarkasme dari Tama.

"Terima kasih," jawab Andito singkat.

Sementara Shenina, bibirnya terasa kelu. Entah kenapa ada rasa tidak rela kalau benar ternyata Tama sudah memiliki penggantinya. Namun tentu saja saat ini tidak ada yang bisa Shenina lakukan. Kalaupun sekarang dia menyesal, toh sudah tidak ada gunanya juga kan?

Setelah itu, Tama dan yang lain pun turun dan tidak lama setelahnya mereka pergi meninggalkan gedung pernikahan Shenina.

Vero dan Nirina tampak pulang bersama tentunya. Amara, dia juga pulang bersama Ando karena laki-laki itu merasa, kalau dia yang menjemput ya dia juga yang harus memulangkannya. Meskipun sebenarnya bisa saja Amara pulang bersama dengan Tama, mengingat mereka satu rumah. Tapi untungnya Amara mau-mau saja diantar pulang oleh Ando. Ini Amara lakukan agar Tama dan Embun memiliki lebih banyak waktu untuk menghabiskan waktu berdua.

Dan Tama, sudah pasti dia yang akan mengantar Embun pulang ke rumah. Tidak mungkin Tama membiarkan Embun pulang sendiri.

1
Yorairawan Yorairawan
bagus ceritanya..semangat othor..💪
Sugiharti Rusli
apa jawaban si Embun penolakan, kalo Tama ga bisa meyakinkannya sih seperti nya iya menolak🤭🤭🤭
Sugiharti Rusli
memang yah terkadang yang bikin sebuah pertengkaran antar pasangan atau siapa pun itu adalah diksi dan intonasi yah, kadang bikin salah paham
Sugiharti Rusli
tancap gas bang dengan ide menafkahi si Embun,,,
Hearty💕💕
Menikah adalah keputusan yang tepat
L i l y ⁿʲᵘˢ⋆⃝🌈💦
Tama bisa aja jurus2 ke sana ngajak nikah 😂😂😂
Lina Mumtahanah
terima aja embun, jadi kamu ada yang jagain
Lina Mumtahanah
cepat ambil tindakan bang tama, jangan ditunda lagi
bimawati
ayo bunnn gaskenlah biar ngk kesepian.
Opi Sofiyanti
kyk di ksh jln aja buat belok k stu... 😁😁
Sugiharti Rusli
semoga juga si Embun ga merasa terganggu yah kamu tungguin tuh sampai selesai kerjanya🙃🙃😉
Sugiharti Rusli
memang sebaiknya didiskusikan sama kedua ortu kamu sih Tam, mana tahu mereka bisa kasih win" solution bagi hubungan kamu dan Embun
Sugiharti Rusli
namanya juga baru jadian dan fall in Love yah Tam, jadi semua sah" aja😅😅😅
L i l y ⁿʲᵘˢ⋆⃝🌈💦
Tama bucin mentok sama Embun😍
bimawati
perbucinan dimulai🤣
Lina Mumtahanah
mulai posesif bang tama
Hearty💕💕
Kak, hanya mau kasih masukkan aja deh. Kayaknya nggak semua harus dijelaskan "kenapa sering" kenapa harus pakai singlet dst dst.
Sugiharti Rusli
sabar dulu bos, jangan buru" dan grasak-grusuk ambil keputusan, nanti malah buat si Embun ga nyaman
Sugiharti Rusli
sebaiknya jangan buru" Embun resign sih Tam, dia pasti akan menolak kalo kalian belum ada ikatan apa"
Sugiharti Rusli
memang yah terkadang ada orang" yang dianugerahi kalo masak apa saja yang simpel pun enak😆😆😆
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!