Adelia Embun Chalandra mengalami kecelakaan mobil saat dia pulang dari camping dengan teman kampusnya. Namun, siapa sangka saat dia membuka matanya dan tersadar bahwa rohnya tidak mampu memasuki tubuhnya kembali. Berkali-kali dia mencoba untuk masuk ke dalam tubuhnya namun entah mengapa seakan ada sesuatu yang membuat dia ditolak oleh tubuhnya sendiri. Dalam keputusasaan Adelia, dia justru mengetahui banyak rahasia yang selama ini disembunyikan oleh keluarganya. Selain itu dia juga bertemu dengan sosok pria yang mampu melihat bahkan menyentuh roh seperti dirinya.
Bagaimana kelanjutannya, yuk simak terus ya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Niken Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30
"Dokter, tolong anak saya dokter, tolong putri saya dokter," ucap tuan Bagas dengan nada khawatir. Dia sudah tidak tahu lagi harus bagaimana melihat tubuh putrinya yang tampak kejang-kejang.
Beberapa tim medis langsung berlarian ke ruang perawatan adelia. Apalagi karena mereka juga mengetahui ada hubungan khusus antara pasien dengan pemilik rumah sakit dimana mereka bekerja.
"Tolong tunggu di luar dulu ya pak. Dokter akan menangani pasien, saya harap anda bisa tenang ya," ucap seorang perawat yang melarang tuan Bagas untuk berada di dalam ruangan.
Raka juga sebenarnya merasa sangat khawatir. Apalagi dia melihat sendiri bahwa arwah Adelia juga menghilang tadi seiring dengan raga Adelia yang mengalami kejang-kejang. Raka juga sempat melihat air mata di sudut mata Adelia sebelum dia pergi meninggalkan ruangan. Apakah ini pertanda bahwa Adelia akan sadar dari komanya.
"Ayah, tolong tenanglah, dokter sedang berusaha di dalam sana untuk menolong adelia. Semoga ini adalah pertanda bahwa Adelia akan segera sadar dari komanya," ucapan Raka seketika membuat pak Bagas menjadi berpikir dan terdiam.
Sepertinya apa yang dikatakan oleh Raka ada benarnya juga. Sepertinya ada perkembangan pada diri Adelia setelah prosesi pernikahan antara Adelia dengan Raka.
"Kamu benar nak, semoga saja Adelia terbangun dari komanya," ucap pak Bagas berharap besar akan kemungkinan tersebut.
"Kita berdoa saja yang terbaik untuk Adelia, ayah," ucap Raka sambil dalam hatinya memanjatkan doa yang terbaik untuk kesembuhan sang istri.
Ceklek.
Dokter dan beberapa tim nya keluar dari ruangan rawat inap pasien.
"Bagaimana keadaan putri saya, dokter."
"Bagaimana keadaan istri saya."
Kedua pria yang begitu mencintai Adelia itu langsung memberondong pertanyaan setelah dokter memeriksa kondisi pasien yang sempat kejang tersebut.
"Pasien sudah sadarkan diri dari komanya."
Alhamdulillah.
Seketika Pak Bagas reflek memeluk tubuh sang menantu yang tampak tertegun mendengar ucapan sang dokter. Keduanya saling berpelukan dengan bahagia karena pada akhirnya Adelia sadarkan diri setelah sekian lamanya dia koma. Tanpa ada kepastian kapan Adelia akan terbangun.
"Hanya saja...."
Ucapan menggantung dari dokter membuat kedua pria tersebut merenggangkan pelukannya.
"Ada masalah dokter?" tanya Raka yang tampak cemas.
"Sepertinya pasien mengalami gegar otak ringan. Ada beberapa memorinya yang terlupa. Untuk lebih jelasnya, kita akan memeriksa kembali. Saran saya tolong jangan paksakan pasien untuk mengingat banyak hal. Biarkan dia belajar mengingat dengan sendirinya."
"Baik dokter," ucap pak Bagas.
Akan tetapi berbeda dengan raka. Dia sudah berpikiran jika Adelia tentu tidak akan mengingat dirinya. Dia pasti akan melupakan kebersamaan keduanya selama ini.
"Raka, ayo kita masuk melihat Adelia," ajak pak Bagas dengan semangat membara. Sebagai seorang ayah, tentu dia sudah tidak sabar melihat sang putri yang sempat dia ragukan untuk sadar. Kini sudah terbangun dari komanya.
Raka hanya menghela napasnya panjang. Dia mencoba menguatkan hatinya jika saja nanti Adelia tidak ingat padanya. Sepertinya ini akan sulit jalan untuk Raka meyakinkan Adelia. Apalagi kondisi gadis itu baru saja sadar dari komanya.
Raka berjalan perlahan memasuki ruangan Adelia. Dia melihat pak Bagas tampak gembira dan memeluk sang putri yang sudah bisa duduk bersandar di headboard ranjang rumah sakit. Gadis yang selama ini mengikutinya itu sekarang sudah tersadar dari tidurnya. Pak Bagas sangat antusias memeluk sang putri. Namun yang membuat raka merasa aneh. Kenapa tatapan mata Adelia tampak begitu kosong dan bingung akan sosok pak Bagas di hadapannya. Apakah dia juga melupakan sosok sang ayah.
Raka memejamkan matanya sejenak. Kalau ayahnya saja di bisa melupakan. Apalagi dengan dirinya yang orang baru dan baru saja ditemuinya saat Adelia masih dalam kondisi koma.
"Raka."
Suara panggilan itu sontak membuat Raka membuka kedua matanya cepat.
Dia tidak salah mendengar bukan?
Tadi ada yang menyebut nama dirinya kan?
"Raka."
Lagi-lagi suara itu memanggil dan dengan jelas Raka melihat bahwa orang yang memanggil namanya dengan lembut itu adalah.
"Adelia...."
❤️❤️❤️
TBC