"Tolong jangan perkosa aku."
Suketi kembang desa rawa jinten, Banyak pemuda yang tergila gila pada nya. Bukan hanya kalangan anak muda, Pria lanjut usia yang masih berduit pun mengingin kan tubuh suketi.
Hingga akhir nya kepala desa tersebut gelap mata karena di tolak oleh suketi dan memperkosa nya beramai ramai.
Sebulan setelah kejadian naas tersebut, Arwah suketi menghantui warga desa jinten. Karena kematian nya yang tragis secara di mutilasi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kematian siti yang aneh
Untung bersama para warga lain pun langsung membersih kan pinggiran jalan agar bersih, Canda tawa juga tidak lepas dari mulut mereka semua.
"Mas untung kemana selama ini?" Tanya maulana mendekati.
"Aku kekota." Jawab untung singkat.
"Alhamdulilah sekarang mas untung sudah pulang, Kan lebih baik mengurus rumah mendiang pak lurah mas." Ujar yono.
"Iya paklek, Saya sudah memutus kan untuk kembali saja." Jawab untung tersenyum.
Semua menyambut kedatangan anak mantan lurah mereka, Hanya maulana yang tampak gelisah setiap bertatap mata dengan untung.
Entah kenapa maulana merasa ada yang untung sembunyikan, Namun ia berusaha menepis pikiran nya.
"Bisa saja kan aku salah lihat tadi malam." Batin maulana tidak ingin berburuk sangka pada sahabat nya.
"Assalamualaikum warohmatullah hiwabarakatuh, Inalilahi wainalilahi rojiun. Telah berpulang kerahmah tullah saudara kita warsiti. Pukul delapan pagi ini."
Mereka tercengang mendengar kabar dari masjid bahwa warsiti telah meninggal, Pantas saja poniran tidak ikut gotong royong.
"Bukan nya mbak warsiti lagi hamil ya paklek?" Tanya maulana kaget.
"Iya mas, Memang dua hari kemarin dia sudah mulai ngeluh sakit perut." Jawab yono.
"Ya allah kasihan jika dia meninggal saat melahirkan." Cetus yang lain.
"Ayo kita pulang semua nya, Lalu kita datang kerumah nya mas poniran." Ajak ustad amir.
Acara gotong royong pun di hentikan mendadak, Karena mereka akan melayat kerumah nya poniran.
Di rumah poniran pun orang sudah mulai ramai yang datang, Pria itu sangat histeris sambil memeluk jasad istri nya dengan perut membuncit.
"Loh belum melahir kan toh mbak yu?" Tanya piah pada mbok rukiyah.
"Belum dek, Bayi nya meninggal dalam kandungan." Jawab mbok rukiyah.
"Ya allah kasihan nya." Lirih piah.
Tak lama ustad amir pun datang untuk melayat juga, Lantunan surah yasin menggema dalam rumah poniran.
"Yang kuat mas ran, Ihklas kan mbah siti." Hibur maulana.
"Dia terus saja bilang sakit perut mas dari tadi malam." Ujar poniran.
"Kenapa tidak segera di bawa kerumah sakit mas?" Tabya mualana.
"Sakit nya aneh mas, Mulai mahgrif dia akan kesakitan. Itungan kandungan siti itu masih delapan bulan, Belum waktu nya melahir kan." Ucap poniran.
"Seharus nya di bawa saja mas kerumah sakit." Sesal maulana.
"Dia pasti di santet orang mas!" Teriak poniran membuat semua kaget.
"Jangan berkata demikian di hadapan jenazah mas poniran, Itu nama nya berburuk sangka." Nasihat ustad amir.
"Siti bilang dia melihat arwah suketi pak ustad, Bisa saja arwah itu yang menyakiti nya." Kekeh poniran.
Semua nya terdiam dan berusaha fokus saja membaca yasin, Karena mereka mulai resah jika sudah membahas arwah yang sangat menggempar kan desa dua bulan yang lalu.
Hingga tiba lah saat nya siti di mandikan dengan di pimpin oleh mbok rukiyah, Enam orang wanita pun mulai memandikan jenazah siti.
"Seng tenang yo nduk." Batin mbok rukiyah mengelus perut buncit nya warsiti.
Mereka memandikan nya dengan perasaan sedih dan kasihan, Dengan usia yang masih sangat muda warsiti telah pulang kerahmat tullah.
"Astaqfirullah halazim!" Jerit piah kaget bukan main.
"Ada apa piah?" Tanya mbok rukiyah.
"Cepat lihat ini mbak yu." Tunjuk piah pada kam4luan nya warsiti.
"Ya allah ada apa ini?!" Batin mbok rukiyah mulai ketakutan.
Sebuah kawat berduri perlahan keluar dari sana, Enam wanita itu tak henti henti nya mengucap asma allah.
"Gimana ini mbak?" Tanya piah menangis.
"Tenang lah, Perlahan saja menarik nya." Ujar rukiyah.
Mereka pun menarik nya pelan, Namun sepelan apa pun mereka menarik. Darah juga tetap keluar dari luka tersebut.
...****************...
Di dekat kuburan yang masih basah, Beberapa orang mendirikan tenda untuk berjaga malam. Warga sana masih mempercayai jika wanita yang mati saat hamil kuburan nya harus di jaga agar tidak di bongkar orang untuk ilmu hitam.
"Gantian ya mas, Aku tak mejam dulu." Ujar parmin pada yono.
"Ya sudah sana." Suruh yono.
Empat orang menunggu kuburan warsiti, Tentu saja mereka di bayar oleh keluarga nya yang meninggal. Tak lupa juga makanan untuk mereka pun sediakan.
"Mas ran jangan nangis terus, Nanti mbak siti malah ikut sedih." Hibur nova pada poniran yang ikut jaga.
"Dia pasti kedinginan di dalam sana." Tangis poniran sambil memeluk nisan istri nya.
"Orang yang mati melahir kan itu pasti masuk surga mas, Dia sama saja mati dalam perang." Ujar yono.
"Iya mas ran, Tidak mungkin lah mbak siti kedinginan." Sahut parmin yang tidak jadi tidur.
Poniran terisak isak lirih, Masih terbayang di mata nya ketika siti menjerit jerit kesakitan sambil memegangi perut nya.
"Siapa orang yang tega menyantet istriku?!" Geram poniran.
"Kenapa sampean sangat yakin jika mbak siti di santet?" Tanya yono.
"Tidak ada orang sakit biasa, Yang kem4luan nya mengeluar kan paku dan juga silet kang." Ujar poniran.
"Ya allah, Sampean serius?!" Kaget mereka bertiga.
"Untuk apa aku berbohong pada penderitaan istriku." Lirih poniran.
Mereka terdiam memikir kan ucapan poniran, Memang tidak mungkin poniran berbohong tentang rasa sakit istri nya.
"Kok ngantuk banget ya aku." Keluh parmin.
"Mata mu itu memang hobi nya tidur!" Ejek yono.
"Tapi iya paklek, Aku ngantuk juga." Sahut nova.
Baru saja nova berucap demikian, Yono sudah lebih dulu terlelap secara tiba tiba. Di susul kemudian dengan poniran yang tidur memeluk nisan warsiti.
"Kalian kok tiba tiba banget tidur nya, Apa ada yang berniat jahat ini?!" Batin nova curiga.
Baru saja nova ingin berdiri untuk melihat keadaan di luar, Ia telah jatuh tumbang bersama yang lain nya.
"Cepat lah." Suruh mbah karso di balik pohon.
"Iya mbah." Angguk untung berlari mendatangi makan nya siti.
*****
Pagi hari keempat orang itu terbangun dari tidur nya, Mereka menatap sekeliling bagai kan orang linglung.
"Kemana tubuh istriku?!" Jerit poniran masuk kedalam makam yang telah kosong.
"Bagai mana ini terjadi?" Kaget yono mendelik tidak percaya.
"Benar dugaan ku, Tadi malam kita di sirep dan orang itu mengambil jasad nya mbak siti." Cetus nova.
"Ayo kita lapor kan dulu pada pak lurah." Ajak parmin.
Poniran yang meraung raung pun mereka tinggal kan bersama yono, Parmin dan nova berlari mendatangi rumah nya maulana untuk melapor kan yang telah terjadi.
kalau Suketi bangkit maunya mereka semua dapat balasan setimpal menyakitkan.
sungguh biadab sekali kau pak lurah , tidak pantas kau menjadi lurah, kelakuanmu seperti binatang
lurah kok seperti itu .
semua rasa jadi satu
meski sad ending 😱😭