Kayena de Pexley adalah ratu termalang dalam sejarah kerajaan Robelia. Sampai akhir hayatnya, Kayena tidak mendapat sedikit pun cinta dari sang suami. Ia diperlakukan layaknya mesin pembuat anak serta simbol kerjasama antara dua belah pihak. Sedangkan Katarina adalah selir paling dicintai dalam sejarah kerajaan Robelia. Mantan pelayan Kayena yang mendapat anugrah berupa cinta tulus sang raja.
Ketika berhasil melahirkan bayi ke-4 yang kelak akan menjadi raja paling berpengaruh dalam sejarah kerajaan Robelia, Kayena memutuskan untuk mengakhiri hidupnya setelah mengetahui rencana sang suami yang akan memisahkan dia dengan sang putra. Namun, alih-alih meregang nyawa, Kayena malah terbangun pada masa baru kehilangan bayi pertama. Lima tahun sebelum ia memutuskan untuk bunuh diri karena mengalami depresi.
Mendapat kesempatan kedua, mampu kah Kayena merubah nasibnya yang malang? cari tahu selengkapnya.
🚩🚩
Cerita pertama Author dengan tema reinkarnasi 🔱
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kaka Shan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
0030. La Mission Cachée Derrière La Pétition (Misi tersembunyi dibalik Petisi)
0030. La Mission Cachée Derrière La Pétition (Misi tersembunyi dibalik Petisi)
“Ada apa Kael? Kau tampak ingin mengatakan sesuatu.”
Pria rupawan yang sedang menikmati sarapan pagi di dekat jendela besar yang menghadap langsung ke arah samudra itu tampak bicara pada bawahannya. Jika bukan karena berada dalam masa pemulihan, ia tidak akan menghabiskan sarapan di dalam kamar.
Di Robelia, ada kebiasaan yang mengharuskan Senor dan Senora—sebutan untuk pria dewasa dan wanita dewasa yang sudah menikah atau seorang nyonya—makan di ruang makan. Kecuali jika mereka sakit keras, sehingga tidak dapat meninggalkan tempat tidur.
“Ada sedikit masalah yang terjadi di harem, Yang Mulia.”
Alis tebal milik orang nomer satu di kerajaan Robelia itu tampak bertaut mendengarnya. “Ada masalah apa lagi? apa Ratuku kembali membuat ulah?”
Kael menggelengkan kepala dengan segera. “Bukan Yang Mulia Ratu yang membuat masalah, melainkan … Selir Agung Katarina.”
“Selir Agung?” gerakan tangan sang raja yang tengah mengambil potongan Saumon a l’oseille menggunakan sendok dan garpu langsung terhenti. “Apa lagi yang diperbuat wanitaku?”
“Selir Agung Katarina telah melaporkan Yang Mulia Ratu ke pengadilan tinggi.”
Selera makan sang Raja terhadap hidangan yang terbuat dari ikan salmon panggang dengan topping krim gurih dan sayuran sebagai pendamping itu langsung lenyap begitu saja. “Selir melaporkan Ratu?” itu adalah kalimat yang tampak didominasi oleh rasa tidak percaya.
Bagaimana mungkin seorang Selir Agung melaporkan seorang Ratu yang sudah jelas-jelas memiliki wewenang lebih besar dari pada dirinya. Terlebih lagi Ratu adalah seorang ibu. Ibu dari penerus kerajaan Robelia yang telah gugur. Kendati demikian, wewenang yang dimiliki seorang Ratu berkali-kali lipat lebih besar dari Selir Agung yang belum melahirkan satupun pewaris hingga detik ini.
“Atas dasar apa laporan itu dibuat?”
“Atas dasar tuduhan terkait keselamatan Anda yang terancam.”
“Benar-benar,” gumam sang Raja seraya beranjak dari tempatnya duduk. Sesekali terdengar hembusan napas gusar dari arahnya. Ia memang belum keluar kamar semenjak insiden mengerikan di kamar sang istri.
Raja marah? Tentu saja. Kesal dan shock lebih tepatnya. Masa depannya hampir saja suram jika “rudal tempur” miliknya tidak segera mendapatkan pertolongan pertama. Untungnya, Robelia memiliki tenaga kesehatan yang mumpuni dan memadai. Para dokter dan perawat dari generasi ke generasi selalu berhasil memberikan pengobatan serta pelayanan yang terbaik. Efek dari insiden “low blow” memang tak seberapa, namun takutnya ada efek berbahaya yang tidak langsung timbul. Jadi, dokter kerajaan meminta sang Raja untuk istirahat total atau bed rest.
Setelah bed rest, ada serangkaian terapi juga yang harus dilakukan. Jika semua tahapan telah dilakukan, baru masuk tahap uji kelayakan. Tahap di mana “rudal tempur” miliknya diuji, apakah masih bisa berfungsi dengan baik atau tidak. Untuk tahapan ini, dokter kerajaan menyarankan sang Raja untuk memilih satu partner. Entah Ratu atau Selir, yang pasti salah satu di antara mereka harus bisa menjadi partner yang multitasking; selain memastikan “rudal tempur” Raja masih berfungsi dengan baik, sang partner juga akan menjadi tolak ukur mengenai gangguan infertilitas Raja. Jika langsung terjadi kehamilan pasca uji kelayakan, maka dokter akan menganggap semua proses penyembuhan telah selesai dilaksanakan.
“Kael.”
“Ada yang Anda butuhkan, Yang Mulia?” sahut Kael yang berdiri tak jauh dari posisi Kaizen. Raja Robelia itu tampak menatap ke luar dengan pandangan lurus.
“Pastikan jika Ratu baik-baik saja.”
“Baik, Yang Mulia.”
“Tidak ada seorang pun yang boleh menghukum Ratu, kecuali aku.”
“Saya mengerti, Yang Mulia.” Kael paham dengan maksud sang Raja. Setelah ini ia akan bertugas sebagai pembawa pesan dari Matahari Kekaisaran. Pesan yang akan menyelamatkan Ratu dari vonis pengadilan.
“Sampaikan pesanku, kemudian bawa Ratu ke hadapanku. Aku yang akan memberi Ratu hukuman.”
Kael mengangguk hormat setelah menerima gulungan berisi pesan sang Raja. Setelah ini ia hanya perlu pergi menuju pengadilan, menyampaikan pesan Raja kemudian membawa Ratu.
Hanya Raja yang akan memberi Ratu hukuman. Itu pun bukan hukuman yang akan membuat fisik sang Ratu merasa keberatan, melainkan hukuman yang akan membuat psikisnya tertekan sampai beresiko memicu pertikaian. Mengingat sang Raja punya misi tersembunyi dibalik sebuah petisi.
💰👑👠
“Jangan pergi, Kayena.”
Dari sekian banyak lontaran kalimat yang melarangnya untuk pergi, satu kalimat dari bibir pria rupawan yang masih memiliki darah keluarga kerajaan Robelia itu menjadi yang paling dipertimbangkan.
Pesan Raja telah disampaikan. Sedangkan setiap pesan yang keluar dengan stempel emas milik Raja bersifat mutlak. Tidak dapat diganggu gugat. Sebagai seorang Ratu, ia tidak punya kekuasaan untuk membantah sebuah titah.
“Benar, Kayena. Jangan pergi. Lebih baik kamu segera berkemas, kemudian ikut Kakak ke Kyen,” dukung suara familiar lain yang sejak tadi tidak bosan memberi larangan.
“Kakak ingin aku dianggap sebagai penghianat?”
Cesare dan Kaezar kompak terdiam. Tidak menyangka sama sekali jika kalimat itu yang akan dilontarkan oleh wanita cantik yang sangat mereka sayangi.
“Dalam kondisi seperti saat ini, Kaizen akan melakukan apapun jika keinginannya tidak dipenuhi,” kata Kayena kemudian. “Aku mengenal Kaizen lebih dari siapapun,” lanjutnya. “Percayalah kepadaku, Kakak. Untuk saat ini yang bisa aku lakukan hanya mengikuti perintah Kaizen.”
“Bajing*n itu terlalu sukar diprediksi, Kayena.” Cesare meringsek maju, kemudian menyentuh masing-masing sisi tubuh sang adik. “Bajing*n gila itu bisa melakukan apa saja untuk mendapatkan apa yang dia inginkan.”
Kayena mengangguk paham. Oleh karena itu, saat ini kondisinya sangat tidak memungkinkan jika ia menerima opsi yang ditawarkan sang kakak; pergi ke Kyen guna menjauhi Kaizen.
“Aku akan menyelesaikan masa hukuman ku. Selama masa itu berlangsung, apa Kakak bisa melakukan satu hal untukku?”
“Tentu saja,” sahut Cesare dengan segera. “Katakan, apa yang harus aku lakukan?”
“Tolong temui Duke of Edinburgh. Aku butuh bantuan Duke of Edinburgh untuk mengajukan gugatan perceraian pada pengadilan tinggi.”
“Baik. Aku akan segera mengatur pertemuan dengan Duke of Edinburgh.”
“Terima kasih banyak, Kakak.”
“Tidak perlu berterima kasih, Little peach of June. Kakak akan melakukan apapun demi memastikan kebebasan mu,” sahut Cesare sebelum menjatuhkan satu kecupan hangat di kening adik tercintanya.
Tak berselang lama, Cesare pun pamit undur diri terlebih dahulu untuk mengatur pertemuan dengan Duke of Edinburgh. Meninggalkan Kayena bersama Kaezar yang sama-sama bungkam untuk beberapa waktu. Padahal waktu bagi mereka bicara tidak tersisa banyak. Kayena akan segera dijemput oleh Kaelus, karena tangan kanan Raja itu hanya memberinya beberapa waktu untuk menunggu.
“Apa yang harus aku lakukan?”
Mendapatkan pertanyaan seperti itu secara tiba-tiba, Kayena menautkan kening ketika lawan bicaranya berjalan mendekat.
“Apa yang bisa aku lakukan untuk membantu kamu?”
“Untuk saat ini tidak ada,” jawab Kayena dengan raut wajah tenang. Ada seberkas senyum yang tercipta ketika ia berkata. “Cukup percaya padaku, Pangeran.”
“…”
“Suatu saat nanti aku akan membutuhkan bantuan Anda.”
Kayena tahu ada banyak cara instan untuk keluar dari jangkauan Kaizen. Salah satunya adalah ide sang kakak untuk kembali ke Kyen tanpa izin. Namun, sebagai seorang Ratu, Kayena tidak bisa mengambil keputusan sebelah pihak. Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan.
Sejak kecil sebagian besar goals dalam hidupnya bermuara pada posisi ini. Posisi Ratu. Tidak mudah bagi Kayena melepaskan posisi yang sudah disiapkan sejak lama untuknya, mengingat ia telah mengorbankan banyak hal untuk meraih posisi ini.
Mungkin jika Kayena sudah tidak memiliki rasa empati, ia akan dengan mudah meninggalkan posisi yang selama ini diincar oleh Katarina dan ribuan bahkan jutaan wanita di luar sana. Menukar suram dalam kehidupan pernikahannya dengan kebebasan. Namun, ia masih memiliki rasa empati yang merantai kaki dan tangannya hingga kini. Akan tetapi, Kayena sudah berjanji pada dirinya sendiri, jika ia akan berpisah dengan Kaizen guna meraih kebebasan serta kebahagiaan di luar sana.
“Jaga dirimu baik-baik.”
Kayena terhenyak. Bukan terhenyak karena perkataan sang Archduke, melainkan karena sentuhan lembut dari tangan kekar di pucuk kepalanya.
“Aku akan menunda kepulangan sampai kamu berhasil keluar dari istana.”
“Tapi …”
“Tidak ada yang perlu dikhawatirkan,” potong sang Archduke ketika lawan bicaranya menggantungkan kalimat. “Kita akan kembali ke Kyen bersama-sama.”
Kayena tahu Kaezar berkata dengan tulus. Namun, yang ia khawatirkan adalah Kaizen. Pria itu tidak pernah suka jika melihat Kaezar berkeliaran di istana. Kaizen selalu waspada ketika Kaezar berada di sekitarnya, mengingat Kaezar adalah calon paling potensial yang dapat merebut tahta dan singgasananya. Oleh karena itu, Kaizen selalu membuat Kaezar sibuk dengan urusan perdamaian di wilayah terluar Robelia.
“Baiklah,” kata Kayena kemudian. “Suatu hari nanti, ayo kita pulang ke Kyen bersama-sama.”
Kaezar tersenyum tipis dengan pandangan tertuju seluruhnya pada Kayena. Ia rela menunda jadwal kepulangan demi memastikan putri kesayangan Grand Duke Pexley berhasil meraih kebebasan. Tangan kekarnya kemudian bergerak pelan, mengelus pucuk kepala sang Ratu dua kali. Satu-satunya wanita yang berhasil membuatnya tidak merasa jijik ketika melakukan skin ship. Berbanding terbalik dengan para Senorita di luar sana. Just Kayena.
Sejauh ini belum ada yang dapat menggeser posisi Kayena dalam hidupnya.
Tanpa keduanya sadari, sejak tadi interaksi yang terjalin disaksikan langsung oleh sepasang iris gelap yang belakangan tidak menunjukkan eksistensinya pada dunia luar. Dari tempatnya berdiri, ia tampak diselimuti kobaran api tak kasar mata yang siap melahap kesadaran. Puluhan menit lamanya menunggu, dibalas dengan pertunjukkan yang membuat darah mendidih, tentu saja kian membuatnya naik pitam.
“Pers*t*n dengan menunggu. Cepat bawa Ratu ke peraduanku!”
💰👑👠
TBC
DOUBLE UP? KOMENTAR YANG BANYAK + SAWER KEMBANG DULU 😁
Semoga suka 😘 Maaf belum bisa daily update apalagi crazy up 🥲. Jangan lupa like, vote, tabur bunga tau secangkir kopi, rate bintang 5 🌟 komentar, dan follow Author Kaka Shan + IG Karisma022 🤗
Sukabumi 02-05-23