NovelToon NovelToon
The Vault : Organisasi Penyeimbang Dunia

The Vault : Organisasi Penyeimbang Dunia

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Sci-Fi / Misteri / Mata-mata/Agen
Popularitas:292
Nilai: 5
Nama Author: Saepudin Nurahim

The Vault membawa pembaca ke dalam dunia gelap dan penuh rahasia di balik organisasi superhero yang selama ini tersembunyi dari mata publik. Setelah markas besar The Vault hancur dalam konflik besar melawan ancaman luar angkasa di novel Vanguard, para anggota yang tersisa harus bertahan dan melanjutkan perjuangan tanpa kehadiran The Closer dan Vanguard yang tengah menjalankan misi di luar angkasa.

Namun, ancaman baru yang lebih kuno dan tersembunyi muncul: Zwarte Sol, sebuah organisasi rahasia peninggalan VOC yang menggabungkan ilmu gaib dan teknologi metafisik untuk menjajah Indonesia secara spiritual. Dengan pemimpin yang kejam dan strategi yang licik, Zwarte Sol berusaha menguasai energi metafisik dari situs-situs kuno di Nusantara demi menghidupkan kembali kekuasaan kolonial yang pernah mereka miliki.

Para anggota The Vault kini harus mengungkap misteri sejarah yang tersembunyi, menghadapi musuh yang tak hanya berbahaya secara fisik, tapi juga mistis, dan melindungi Indonesia dar

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Saepudin Nurahim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bisikan di ruang gelap

Di kedalaman yang tak terjangkau oleh cahaya matahari Arcadia Terra, jauh di balik ilusi yang mereka ciptakan, terdapat sebuah ruang yang diselimuti bayangan abadi. Dinding batu yang kasar, diukir dengan simbol-simbol kuno dan modern, membentuk sebuah labirin yang menyesakkan. Di tengah ruangan paling besar, yang hanya diterangi oleh pendar samar kristal hitam yang tertanam di langit-langit, Van Rijk van Oostermeer duduk di singgasana megahnya.

Wajahnya, yang tampak berusia ratusan tahun namun tak menunjukkan sedikit pun kerutan, memancarkan aura dingin yang menusuk. Mata Van Rijk, bagai bara api yang meredup di kegelapan, menatap kosong ke depan. Di sampingnya, berdiri dua bayangan setia: Kapten Draak yang berbadan tegap dengan seringai brutal terukir di wajahnya yang dimodifikasi, dan Nyai Hageman yang anggun namun penuh aura manipulatif, senyum tipis tak pernah lepas dari bibirnya.

Keheningan di ruangan itu begitu pekat, hanya dipecahkan oleh tetesan air yang jatuh dari langit-langit, menggema seperti detak jam kematian. Van Rijk telah duduk dalam meditasi yang mendalam selama berjam-jam, menyerap energi dari kristal hitam, merasakan setiap riak di multiverse.

"Sepertinya… kita punya kejutan kecil," bisik Van Rijk, suaranya pelan namun menusuk hingga ke tulang. Ada getaran aneh, campuran antara kekaguman dan kemarahan yang tertahan.

Kapten Draak maju selangkah, menundukkan kepalanya yang botak. "Ada masalah, Tuan?" Suaranya kasar, seperti geraman serigala.

Van Rijk tidak menjawab langsung. Ia hanya menggerakkan jarinya di udara, dan di hadapan mereka, sebuah proyeksi holografik samar mulai terbentuk dari energi kristal hitam. Itu adalah gambar Solara, Putri Arcadia Terra. Gambar itu berkedip-kedip, menunjukkan momen ketika batu permata biru itu tertanam di dadanya, lalu ketika ia terbang meninggalkan istana, memancarkan aura kosmik yang mencolok.

Nyai Hageman tersenyum tipis, matanya menyipit penuh intrik. "Rupanya sang putri menemukan mainan barunya."

"Bukan mainan, Nyai," koreksi Van Rijk, suaranya tajam. "Itu… adalah artefak Arcadia Terra. Dan itu sudah menyatu dengan tubuh manusia."

Kapten Draak menggeram. "Mustahil! Artefak itu seharusnya tersegel di altar suci, terlindungi oleh Naga Azhurath!"

"Dan kalian mengira Naga itu akan menjadi satu-satunya pelindung?" Van Rijk mendengus. "Para penjaga kuno selalu memiliki cara untuk beradaptasi. Mereka menyembunyikannya dengan cara yang paling tidak terduga… menjadikan manusia sebagai bejana hidup."

Wajah Kapten Draak mengeras. "Bagaimana kita bisa melewatkan ini? Intelijen kita di Arcadia Terra… apakah mereka sudah terlalu nyaman dengan ilusi kubah langit itu?"

"Sebagian besar memang buta," sahut Nyai Hageman. "Ilusi yang kita tanamkan selama berabad-abad telah mengakar terlalu dalam. Kecuali beberapa yang… sensitif." Ia melirik ke arah gambar Solara.

Van Rijk menutup matanya sejenak, energinya kembali menyusuri jejak di multiverse. "Ada energi lain yang menyertainya. Energi dari dunia luar. Mereka… kelompok yang sama yang mengganggu rencana kita di Nusantara. The Vault."

Mendengar nama itu, rahang Kapten Draak mengeras. "Mereka lagi?! Cacing-cacing itu benar-benar mengganggu!"

"Mereka bukan cacing, Kapten," kata Van Rijk, membuka matanya. Tatapannya kini tertuju pada Kapten Draak, intens dan penuh perhitungan. "Mereka adalah anomali yang harus ditangani. Mereka telah menggali terlalu dalam. Mereka telah melihat terlalu banyak."

Aura di sekitar Van Rijk mulai berdenyut, lebih pekat dari sebelumnya. Ruangan itu terasa semakin dingin, seolah energi hidup sedang terkuras dari sekitarnya. Nyai Hageman melipat tangannya di dada, ekspresinya tenang, seolah menikmati ketegangan yang meningkat.

"Jadi, Tuan… apa perintah Anda?" tanya Kapten Draak, sarat ambisi.

Van Rijk menghela napas panjang, mengeluarkan suara berdesir yang mirip angin di pemakaman. "Artefak itu… terlalu penting untuk dibiarkan di tangan sembarang manusia. Terlebih lagi di tangan seseorang yang punya hubungan dengan 'Penjaga Batas'." Ia menunjuk gambar Solara. "Energi kosmik itu terlalu mentah, terlalu liar. Jika dibiarkan, dia akan meruntuhkan segel kita, mungkin bahkan sebelum kita siap."

"Kita harus mendapatkannya," kata Kapten Draak, matanya berkilat haus darah. "Saya bisa mengirim pasukan. Kita serbu kapal mereka, kita ambil artefak itu dari gadis itu, hidup atau mati."

"Tidak," Van Rijk menjawab dengan tegas. "Tidak secepat itu. Mereka sudah waspada. Dan kapal mereka… FX Vault Tank 805. Itu bukan kapal biasa. Ada teknologi yang tidak bisa diremehkan. Terlebih lagi, Azhurath, sang Naga Hijau Emas, akan bereaksi jika kita menyerang terlalu terang-terangan di wilayahnya."

Nyai Hageman tersenyum licik. "Jadi, kita akan menggunakan cara yang lebih halus, Tuan?"

"Tentu saja," Van Rijk mengangguk. "Kita telah berinvestasi selama berabad-abad dalam kesabaran. Kita tidak akan merusaknya dengan agresi yang sembrono."

Ia menatap Kapten Draak, sorot matanya tajam. "Kapten, kau akan memimpin misi. Tapi kali ini, bukan dengan kekuatan murni. Gunakan metode yang telah kita sempurnakan. Penetrasi dan manipulasi. Mereka menuju Hyperborea Zenith, bukan?"

Kapten Draak mengangguk. "Itu laporan terakhir dari Utusan. Mereka akan mencoba mencari artefak es."

"Bagus," Van Rijk tersenyum tipis, senyum yang sama sekali tidak ramah. "Itu adalah wilayah kita. Hyperborea Zenith… adalah salah satu titik kekuatan kita yang paling lama. Lingkungan yang keras, penuh ilusi, dan sangat sulit ditembus oleh orang luar. Ideal untuk menjebak mereka."

Nyai Hageman tergelak pelan. "Dan kita punya banyak sekutu di sana yang sudah lama menanti kedatangan tamu."

"Dengarkan baik-baik, Kapten," Van Rijk melanjutkan, suaranya berubah serius, nada ancaman tersirat jelas. "Misimu adalah menyusup. Tanamkan keraguan di antara mereka. Putuskan ikatan mereka dengan putri itu. Buat mereka saling mencurigai, saling menyerang. Kita ingin artefak itu didapat… dengan cara yang kita inginkan, tanpa merusak jaring yang sudah kita pasang di benua lain."

"Tapi bagaimana dengan Utusan?" Kapten Draak bertanya. "Topengnya retak. Dia mungkin gagal."

"Dia hanya alat, Kapten," Van Rijk melambaikan tangan, meremehkan. "Kekuatannya terganggu, ya. Tapi dia sudah melakukan tugasnya. Menyingkap kebenaran kepada mereka. Sekarang, mereka tahu ada bahaya. Dan itu akan membuat mereka ceroboh."

Van Rijk menatap Nyai Hageman. "Nyai, siapkan ritual pemurnian. Pastikan energi kosmik dari artefak itu bisa kita kendalikan setelah kita mendapatkannya. Gadis itu… dia hanyalah bejana. Setelah artefak keluar, bejana itu bisa dibuang."

Nyai Hageman membungkuk anggun. "Siap, Tuan. Saya akan pastikan prosesnya berjalan lancar. Mungkin saya bisa mengambil sedikit energi kosmiknya untuk penelitian pribadi?" Ia menyeringai.

Van Rijk mengabaikan pertanyaan itu. Matanya kembali tertuju pada proyeksi Solara. "Misi kalian adalah mengambil artefak dari putri itu—sebaiknya secara utuh, namun tidak harus—dan menghabisi The Vault. Terutama sang pemimpin, Dira. Dia punya kebiasaan merepotkan… menganalisis dan menemukan celah." Ada nada jengkel dalam suaranya saat menyebut nama Dira.

"Dan pastikan tidak ada saksi," tambah Van Rijk. "Tidak ada jejak yang bisa menghubungkan kita langsung. Ini harus terlihat seperti kecelakaan di belantara es, atau perpecahan internal mereka sendiri."

Kapten Draak menyeringai, matanya memancarkan kegembiraan brutal. "Sebuah pembantaian yang bersih. Saya suka itu, Tuan."

"Hyperborea Zenith adalah panggungnya," Van Rijk berbisik, auranya semakin gelap. "Siapkan pasukan khusus kita di sana. Para Ghuls yang telah kita modifikasi dengan es. Mereka tidak akan terlihat. Mereka akan berburu dalam badai salju abadi. Dan ingat, tujuan utama adalah artefak dan penghancuran The Vault. Sisanya hanyalah detail."

Ia melirik ke arah Nyai Hageman. "Juga, pastikan Cornelis menyiapkan perangkat 'penyaring' pikiran. Jika ada yang terlalu banyak tahu, kita tidak ingin ada informasi yang bocor."

Nyai Hageman mengangguk. "Tentu saja, Tuan. Kesadaran adalah penyakit yang mudah disembuhkan dengan… amnesia paksa."

"Pergilah," perintah Van Rijk, nadanya final. "Jangan mengecewakanku. Waktu kita semakin dekat. Segel-segel mulai melemah. Dan ketika gerbang terakhir terbuka, dunia ini akan menjadi milik kita. Selamanya."

Kapten Draak dan Nyai Hageman membungkuk dalam, lalu berbalik dan menghilang ke dalam lorong gelap yang sama dengan yang mereka masuki. Keheningan kembali menyelimuti ruang tahta Van Rijk, hanya dipecahkan oleh tetesan air dan pendar kristal hitam.

Van Rijk bersandar di singgasananya, tatapannya kini dipenuhi kebanggaan. "Begitulah, dunia. Kalian pikir kalian bebas? Kalian hanya menari di atas panggung yang kami siapkan. Dan sekarang, giliran para wayang menari di atas es."

Apakah rencana Van Rijk untuk Hyperborea Zenith akan berhasil? Akankah tim The Vault, yang tidak menyadari jebakan yang menunggu mereka, bisa bertahan di benua es yang mematikan dan menghadapi musuh yang licik dan tak terlihat?

Bersambung....

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!