Mencintainya bukan bagian dari sebuah kesalahan,namun melupakannya adalah sebuah keharusan, meskipun bukan sebuah keinginan.
Mampukah Rayyana mendapatkan cintanya atau sebaliknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon farala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30 : Pertemuan Rayya dan Lita
Mobil merah maroon membelah jalan raya di malam hari yang masih terlihat sangat ramai.Rayya meninggalkan restoran dengan perasaan yang tidak karuan.
Cairan bening itu mulai mengalir di pelupuk matanya, tidak ingin menangis, tapi entah kenapa air matanya tidak bisa di ajak berkompromi.
Inilah yang dia takutkan selama ini, pandangan negatif orang orang terhadapnya, menganggap dirinya adalah perusak rumah tangga orang.
Dia tidak marah ataupun melawan saat Lita menampar nya tadi,Rayya menganggap itu hukuman untuknya karena telah menyukai apa yang bukan menjadi milik nya.
Sulit sekali melupakan seseorang yang sudah tertanam dalam hati dengan begitu kuat,akarnya sudah merambat sampai ke jantung dan otak, seperti bahasa medis saat seseorang mengidap kanker stadium akhir.. metastasis...
Kembali ke restoran tadi, Abian nampak tidak terima dengan perlakuan Lita ke Rayya.Dari tadi abian terdiam saat Lita terus mencecarnya dengan berbagai pertanyaan konyol.ingin sekali dia menyumbat mulut wanita bawel yang sudah seperti radio rusak yang terus berbicara tanpa henti.
"Apa kau sudah selesai?"sindir Abian.
"Belum,aku masih punya banyak pertanyaan untukmu."
Abian menghela nafas, saat ini mereka sedang berada di dalam mobil Lita.
"Sejak kapan kau menjalin hubungan dengan wanita itu?! "
"Sudah berapa kali aku jelaskan kalau dia nggak ada hubungan apapun denganku Lita, dia hanya sebatas rekan kerja, tidak lebih.. "
"Kau berbohong Bian,, aku tau kau menyukai nya... iya kan...!! " Lita berteriak.
Abian menatap tajam Lita yang duduk di sebelahnya.
"Apa hebat nya dia di banding aku Bian!!" lanjut Lita masih penuh dengan emosi.
"Kenapa aku harus membandingkan dia denganmu? "bicara Abian mulai ketus, dia sudah sangat lelah menghadapi Lita.
Lita tersenyum, menurut nya,dari jawaban Abian tadi, sudah menandakan kalau dia pemenangnya, wanita itu hanya sekedar pelampiasan belaka untuk Abian.
"Aku tau wanita sialan itu tidak ada apa apanya di banding denganku." ujarnya penuh percaya diri.
he.. he.. he.. Abian terkekeh..
"Kau salah Lita, justru sebaliknya, dia jauh di atas mu, sangaaatt jauh.... " ujar Abian.
Abian mendekat hingga dia bisa merasakan hembusan nafas istrinya itu, kemudian wajahnya dia arahkan ke telinga Lita...
"Jaga mulutmu!!ini peringatan pertama dan terakhirku, kalau kau masih berbicara kasar tentangnya, aku akan menceraikanmu saat itu juga, dan seperempat saham Grahatama... hheehhh... kau jangan bermimpi bisa memilikinya.. camkan itu!! "Abian membuka pintu berencana akan keluar dari mobil tapi dia berbalik dan melihat ke arah Lita kembali.
" Kau benar, aku tidak menyukainya, tapi aku sangat mencintainya,, kau paham!!"Abian keluar dan membanting pintu mobil dengan keras hingga membuat Lita terkejut, bukan karena suara pintu yang tertutup sangat keras melainkan pengakuan Abian yang di luar perkiraan Lita.
Dia sangat kesal, seandainya Lita itu laki laki, pasti Abian sudah memukulnya hingga dia berakhir di unit gawat darurat rumah sakit.
Abian menginjak pedal gas dan melajukan kendaraannya dengan kecepatan tinggi.Dia tidak pulang, tujuannya tidak lain adalah rumah wanita cantik yang selalu membuat hari harinya berwarna.
Mobil dia parkir tidak jauh dari rumah Rayya.Abian masih bisa melihat lampu kamar Rayya masih menyala.Ingin sekali dia berjalan ke sana dan mengetuk pintu itu, tapi dia tidak melakukannya, dia tau untuk saat ini, Rayya pasti tidak ingin di ganggu.
"Maafkan aku Ay... ini semua salahku." gumam Abian.
Lama dia berada di sana sampai tertidur hingga tidak sadar kalau matahari sudah mengintip dari balik awan.
"Astagfirullah,, sudah pagi..." Abian bergegas meninggalkan rumah Rayya dan mencari mesjid terdekat karena dia belum menunaikan tugasnya sebagai seorang muslim.
Jam tujuh pagi Abian tiba di rumah, dia berpapasan dengan Lita di depan kamar.
"Kamu dari mana Bian?! " tanya Lita.
Tidak ada jawaban, Abian terus berjalan ke arah kamar tanpa menggubris pertanyaan Lita.
"Semalam kamu nggak pulang Bian,, kamu tidur di mana hheehhh? " lanjutnya dengan nada yang terdengar kesal.
Abian berhenti tepat di depan kamar mandi.
"Bukan urusanmu!! " kemudian masuk dan membanting pintu dengan keras. Setiap menginjakkan kaki di rumah ini dan melihat wajah Lita, moodnya seketika berubah buruk, apalagi di tambah kejadian kemarin yang masih membuat Abian sangat marah.
Rayya sudah tiba di rumah sakit sekitar jam tujuh pagi, tidak ada wajah murung yang dia perlihatkan, seperti biasa,anggun dan penuh kharisma, seakan tidak ada masalah yang membebani pikirannya.
Aktifitas rutin mulai dia kerjakan.Abian datang sejam setelah Rayya datang, dia berdiri di depan nurse station,dia akan langsung masuk dan duduk di samping Rayya seandainya tidak ada insiden semalam.Dia ragu dan bingung, apa yang akan dia katakan saat bertemu Rayya.
Rayya berdiri ingin mengambil berkas rekam medis yang berada di atas meja, dan tidak sengaja melihat Abian yang sedang berdiri menatapnya.
Terkejut, itu yang Rayya rasakan namun sedetik kemudian dia mencoba menetralkan perasaannya dan melempar senyum ke arah Abian.
"Tumben berdiri di situ, biasanya juga langsung masuk.. " ujar Rayya, tidak ada wajah marah atau kecewa yang Abian temukan di sana.
" Ini tadi habis balas chat, makanya di sini dulu. " jawabnya berbohong lalu melangkah masuk ke dalam nurse station.
"oohh..gitu.. duduk dulu dok, aku tinggal bentar ya ada pertemuan di lantai lima."pamit Rayya.
"Ok... "
Rayya berjalan keluar dari bangsal menuju lantai lima tempat pertemuan dengan semua koordinator ruangan.Dia sangat berterima kasih pada pelaksana kegiatan, karena berkat pertemuan itu, dia tidak harus duduk dan menjadi salah tingkah di hadapan Abian.
Saat memencet tombol lift, seorang wanita memanggilnya..
"Hei... kau...!! " Rayya berbalik, walaupun tidak menyebut nama, tapi dia yakin kalau panggilan itu di tujukan untuk nya.
Dari jarak dekat Lita menghampiri Rayya.
Lita melipat kedua tangan di dada,dia memperhatikan dari atas ke bawah penampilan wanita di depannya itu, kemudian berhenti saat melihat ID Card Rayya.Dia menarik ID Card tersebut, kemudian melepasnya dengan kasar.
"Ooohhh,, cuma perawat toh.. " ujarnya merendahkan.
"Gaji nggak seberapa aja belagu,, tau diri dikit dong,, atau kamu mendekati suamiku karena dia punya banyak uang?! dasar wanita rendahan...!! Lita memaki dan menghina Rayya.
" Maaf nyonya,saat ini saya sedang sibuk, kalau ingin memakiku bisa anda lanjutkan sebentar setelah pekerjaan saya selesai.. "Ujar Rayya tersenyum.
" Anda boleh menelpon saya saat anda belum merasa puas.. "Rayya menyerahkan kartu nama dan memberikan pada Lita.
Lita menatap Rayya, tidak ada tanda tanda dia terintimidasi sama sekali, membuat Lita semakin murka.
" Kalau begitu saya permisi nyonya.. "bersamaan pamitnya Rayya pintu lift terbuka.
Seandainya bukan di rumah sakit, dia pasti sudah membalas perlakuan Lita,menampar atau bahkan lebih dari itu, apalagi tadi nyonya Abian itu sempat menghinanya.
Semalam,,Rayya berpikir keras di mana pernah melihat wanita itu dan... ingatannya kembali pada beberapa bulan yang lalu di mana dia mendapati Reza mantan suaminya sedang bersama seorang wanita, ternyata dia adalah wanita yang sedang berdiri di hadapannya tadi,dan yang lebih mengejutkan lagi,dia adalah istri dokter Abian.
Ikhlasnya semalam karena Lita menampar nya kini dia tarik kembali.
" Aku sangat berharap dia menghubungiku... "harapnya dalam hati.
...****************...
# Metastasis adalah penyebaran kanker dari situs awal ke tempat lain di dalam tubuh.
baiklah
rayya...daebak