NovelToon NovelToon
Dia Yang Tak Biasa

Dia Yang Tak Biasa

Status: sedang berlangsung
Genre:Penyelamat / Duniahiburan / Wanita perkasa / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Showbiz / Cintapertama
Popularitas:28
Nilai: 5
Nama Author: Adrina salsabila Alkhadafi

​Lina adalah pewaris kekuatan supranatural Dorong & Tarik yang hebat, sebuah energi kinetik yang hanya mengalir di garis keturunan perempuan keluarganya. Jika Lina fokus, ia bisa memindahkan truk. Tapi karena ia ceroboh, ia lebih sering menghancurkan perabotan rumah, membuat Ayah dan adiknya, Rio, selalu waspada.
​Kekuatan yang harus ia sembunyikan itu, ia gunakan secara terlalu ikhlas untuk membantu seorang kakek mendorong gerobak rongsokan, yang menyebabkannya melesat kencang di jalanan.
​Insiden konyol ini ternyata disaksikan oleh CEO Aris, seorang pebisnis jenius nan tampan yang sedang diburu musuh misterius. Aris langsung terobsesi dan merekrut, apa yang terjadi di kehidupan lina Bersiaplah mengikuti drama komedi supranatural ini.lerstgooo

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adrina salsabila Alkhadafi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12: Rio dalam Bahaya

​Lina bersandar di pintu baja kamar utama. Napasnya tersengal-sengal, bercampur dengan isak tangis yang tertahan. Kata-kata pria bertopeng itu berulang kali menusuknya: “Kami tahu siapa adikmu! Kami tahu tentang Rio!”

​Ketakutan Lina kini tidak lagi abstrak; itu terasa dingin dan nyata, terfokus pada Rio, adiknya yang lugu dan terlalu protektif. Rio, dengan helm proyek dan panci supnya, tidak akan memiliki kesempatan melawan Orion Corp.

​Emosi Lina meledak. Bukan lagi amarah, melainkan ketakutan yang murni dan cinta yang tak terbatas. Energi kinetiknya merespons; lampu darurat di kamar itu mulai berkedip liar, dan bingkai foto di meja nakas Aris bergetar.

​“Tidak. Aku tidak akan membiarkan mereka menyentuh Rio,” bisik Lina, tekadnya kini mengeras seperti baja.

​Ia sadar jebakan umpan yang ia buat hanya berhasil menahan mereka. Musuh tidak akan pergi. Mereka akan menunggu atau mencari Rio.

​Lina harus keluar dari penthouse ini sekarang.

​Lina membuka pintu kamar utama, mengabaikan rasa sakit dan kelelahan. Ruang tamu berantakan; meja kaca hancur, dan tiga pria bertopeng itu mengerang kesakitan. Dua dari mereka terkapar dengan luka goresan dalam dari pecahan kaca kinetik Lina.

​“Kalian akan menyesali ini,” desis Lina, menatap mereka dengan tatapan yang penuh ancaman.

​Ia berlari ke meja Aris, mengambil kunci mobil dan ponsel Aris yang ia tinggalkan di sana untuk berjaga-jaga. Ia tidak bisa menunggu Aris kembali. Ia harus menyelamatkan Rio.

​Lina melompat ke mobil sport Aris, mesin meraung di basement yang sepi. Ia mengemudi keluar dari Phoenix Tech, mengabaikan semua aturan lalu lintas. Fokusnya hanya satu: rumahnya.

​Saat melaju kencang, ia menelepon Rio menggunakan ponsel Aris.

​“Rio! Angkat teleponnya!”

​Setelah deringan panjang, Rio menjawab, suaranya mengantuk. “Halo? Siapa ini? Aris? Kau sudah gila menelepon jam segini!”

​“Ini Kakak, Rio. Dengarkan Kakak baik-baik! Kau harus keluar dari rumah sekarang! Pergi ke tempat Dika, atau ke toko kelontong Bu Ida! Jangan tunggu siapa pun! Cepat, Rio!”

​Suara Lina yang panik membuat Rio sadar ada yang tidak beres. “Kak! Ada apa? Aku dengar suara mobil asing di depan!”

​Jantung Lina mencelos. “Rio, cepat! Lari!”

​Tiba-tiba, sambungan terputus.

​Lina merasakan panik yang dingin. Ia menggunakan Dorong Kinetik-nya pada pedal gas. Mobil Aris melesat seperti peluru.

​Saat ia tiba di kompleksnya, suasana sepi. Terlalu sepi.

​Ia melihat Van Hitam yang sama dari Orion Corp. diparkir di seberang jalan. Dan di depan rumahnya—Pintu depan terbuka paksa.

​Lina berteriak. Ia menghentikan mobil Aris mendadak, menyebabkan ban mobil berdecit keras di aspal.

​III. Intervensi Tak Terduga dan Konflik di Gerbang

​Lina berlari menuju rumah. Ia sudah siap melepaskan kekuatan kinetiknya sekuat mungkin. Ia membayangkan rumah itu sebagai target dan ia akan membersihkan setiap ancaman.

​Tepat saat Lina mencapai gerbang, sebuah lengan kuat mencengkeramnya dari belakang, menariknya kembali ke kegelapan semak-semak.

​“Lina! Jangan masuk!”

​Itu Aris. Wajahnya dipenuhi keringat dan kecemasan. Ia seharusnya sudah jauh dari kota.

​“Aris! Kenapa kau di sini?! Rio ada di dalam!” Lina mencoba melepaskan diri, Dorong Kinetik-nya bereaksi, tetapi Aris menahan cengkeraman tangannya.

​“Aku tahu, Lina. Aku tidak bodoh. Aku tahu kau akan melakukan ini. Aku meninggalkan chip itu di tempat aman dan membalikkan mobil setelah lima menit. Aku tahu kau akan mengorbankan dirimu!” Aris berbisik, amarah bercampur kekhawatiran.

​“Aku harus menyelamatkan Rio! Mereka tahu tentang dia!” Air mata Lina mengalir.

​Aris menahan Lina, memaksanya melihat ke dalam rumah. Di ruang tamu yang remang-remang, terlihat dua orang pria bertopeng Orion Corp. sedang menggeledah.

​“Lihat, Lina. Mereka mencari Formula Kinetik,” bisik Aris. “Mereka tidak tertarik pada Rio, mereka tertarik pada blueprint kekuatan yang mereka kira disimpan oleh keluargamu.”

​Lina melihat Nenek dan Ibu disandera di sofa, tampak ketakutan. Rio tidak ada.

​“Rio tidak ada! Mereka pasti sudah mengambilnya!” Lina mulai panik.

​Aris menenangkan Lina. Ia memegang kedua pipi Lina, memaksa Lina menatapnya. Momen keintiman yang penting.

​“Dengarkan aku. Aku memasang GPS tracker di jaket Rio saat kau mengepak barang kemarin. Rio sudah aman. Aku tahu kau akan panik, jadi aku menyiapkan segalanya.”

​Lina memejamkan mata, merasakan lega yang luar biasa. Ia merasa malu karena meragukan Aris, tetapi bersyukur karena Aris selalu selangkah lebih maju.

​“Aku yang akan masuk,” kata Aris, mengambil pistol kejutnya.

​“Tidak! Mereka punya Armor Kuantum! Biar aku yang dorong mereka!”

​“Tidak, Lina. Kau lelah. Kontrolmu labil. Aku akan menjadi umpan kali ini. Kau tetap di luar, siaga. Begitu aku menarik perhatian, kau gunakan kekuatanmu untuk membuat kekacauan, lalu kita lari bersama. Kita harus menyelamatkan Nenekmu dulu.”

​Aris melompati gerbang dan masuk ke dalam rumah.

​BANG!

​Aris menembakkan pistol kejutnya ke lampu langit-langit, membuat ruang tamu terang benderang sejenak sebelum pecah.

​“Halo, Orion Corp.! Mencari Formula Kunci? Aku dengar Formula itu ada di sini!” seru Aris, memancing mereka.

​Kedua pria bertopeng itu langsung berbalik, mengarahkan senjata. “CEO Aris! Serahkan Formulanya!”

​Saat mereka sibuk dengan Aris, Lina, yang siaga di balik gerbang, mengumpulkan Dorong Kinetik-nya. Ia harus menghancurkan fondasi pertahanan mereka.

​Lina fokus. Ia mengarahkan energi kinetiknya ke kaki-kaki sofa tempat Nenek dan Ibu disandera, sekaligus kaki kedua pria bertopeng itu.

​WUUUSSH!

​Sofa itu melayang sedikit, menjauh dari Nenek dan Ibu. Dan kedua pria bertopeng itu merasakan tekanan kinetik yang luar biasa pada kaki mereka. Mereka kehilangan pijakan.

​“Sekarang, Nenek! Lari!” teriak Lina dari luar.

​Nenek dan Ibu, yang terkejut, langsung berlari keluar, dipandu oleh energi Lina yang membuat mereka bergerak lebih cepat.

​Aris mengambil kesempatan itu. Ia menembakkan tembakan kejut ke arah dada pria bertopeng, tembakan itu mengenai sedikit celah di Armor Kuantum. Pria itu tersungkur.

​Tiba-tiba, dari balik bayangan dapur, muncul sosok keempat. Sosok ini lebih ramping, mengenakan suit hitam yang lebih mahal, dan tidak memiliki Armor Kuantum. Dia adalah The Shadow.

​The Shadow melompat ke arah Aris dengan kecepatan yang luar biasa, memegang belati berteknologi tinggi. Aris tidak sempat bereaksi.

​“Tuan Aris! DORONG!” teriak Lina.

​Lina melepaskan Dorong Kinetik yang sangat kuat, menargetkan Shadow itu.

​The Shadow itu berhasil terdorong, tetapi ia memutar badannya di udara, mendarat dengan lentur, dan menatap Lina. Tatapan Shadow itu dingin, penuh perhitungan, dan membuat Lina merinding.

​“Pewaris Kinetik,” desis The Shadow. “Kami tahu kau akan datang. Kau adalah aset kami.”

​The Shadow melemparkan sebuah granat asap yang lebih kuat dari sebelumnya, memenuhi rumah dengan kabut tebal yang berbau tajam.

​“Kabur, Lina! Cepat!” teriak Aris.

​Aris dan Lina berlari keluar, menarik Nenek dan Ibu ke mobil sport Aris. Mereka meninggalkan rumah itu dalam keadaan kacau balau.

​Di dalam mobil, Nenek menatap Lina dan Aris, matanya kini dipenuhi kesadaran.

​“Kau… kau menggunakan kekuatan itu, Nak. Dan pria ini… dia melindungimu. Bukan hanya chip,” bisik Nenek, suaranya penuh emosi.

​Lina tidak bisa menjawab. Ia menatap Aris. Aris mengangguk, mengonfirmasi tanpa kata.

​“Kita harus pergi ke tempat yang aman, Nek. Tempat yang tidak bisa mereka temukan,” kata Aris, mengemudi dengan cepat.

​“Aku tahu tempatnya,” kata Nenek tiba-tiba, suaranya tenang. “Sebuah desa tua di puncak gunung. Itu adalah tempat kami bersembunyi selama beberapa generasi. Formula untuk mengendalikan Dorong & Tarik ada di sana.”

​Lina menatap Nenek, terkejut. Nenek selama ini menyembunyikan kunci rahasia itu.

​“Baiklah,” kata Aris, menatap Lina dengan tatapan yang penuh janji. “Perjalanan kita baru dimulai. Dan kali ini, Bodyguard Lina, kita tidak akan berpisah.”

​Lina membalas tatapan Aris. Emosi yang campur aduk—ketakutan, kelegaan, dan rasa cinta yang mulai tumbuh—membuatnya tahu, ini adalah awal dari sebuah petualangan yang tidak terhindarkan.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!