NovelToon NovelToon
Rahim Perjanjian

Rahim Perjanjian

Status: sedang berlangsung
Genre:Ibu Pengganti / Cerai / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama / Keluarga
Popularitas:56.1k
Nilai: 5
Nama Author: LapCuk

"May, kalau nanti kita dewasa, terus aku gak bisa menjadi wanita sempurna. Apa yang bakal kamu lakukan?"

"Hila, dali masih dalam pelut Bunda, kita sudah saling belbagi makanan dan kasih sayang. Jadi ketika nanti kita udah besal, gak ada alasan untuk gak saling belbagi. Aku akan menjadi pelengkap kekulanganmu, Mahila," dengan aksen yang masih cadel, Maysarah menjawab pertanyaan yang diajukan Mahira. Matanya memandang penuh kasih adik kembarnya itu.

Percakapan dua anak kembar yang masih berumur 7 tahun itu benar-benar menjadi kenyataan sekaligus ujian bagi ikatan persaudaraan mereka.

Cobaan kehidupan datang menghampiri salah satu dari mereka, menjadikan dirinya egois layaknya pemeran Antagonis. Lantaran perlakuan manis orang-orang di sekitarnya.

Demi menutupi Luka hatinya yang kian menganga. Maysarah melakukan pengorbanan besar, ia bertekad untuk menepati serta melunasi janji masa kecilnya.

Ayo, ikuti kisahnya...💚

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LapCuk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

RP bab 14

Selamat datang 💚

Selamat Membaca ♥️

...----------------...

"Tuan Muntaz, memberikan salah satu kartu atm-nya kepada saya, Bu. Beliau berpesan uang yang ada dalam kartu tersebut untuk memenuhi kebutuhan Nona Maysarah selama mengandung," beritahu Esti dengan suara lirih supaya tidak menganggu tidur nyenyak Nona mudanya.

"Si Gila itu... lancang bener dirinya ingin memberikan nafkah ke Maysarah. Dia kira May semiskin itu apa!?" Dania sungguh geram mendengar fakta bahwa Muntaz menitipkan kartu saktinya kepada Esti.

"Saya tidak pernah menggunakan kartu pemberian dari Tuan Muntaz, Bu." Esti menggelengkan kepalanya, lalu cepat-cepat menyanggah, sebelum singa betina itu mengamuk.

"Bagus! jangan pernah memakai uangnya walaupun satu sen pun. Jika May butuh uang, kamu langsung beritahu aku langsung, Esti!"

"Apa Ibu lupa? kalau Nona Maysarah sudah kaya dan tidak pernah kekurangan uang, bahkan tanpa sokongan dana dari keluarganya, Nona sudah bisa hidup mandiri." Esti mengingatkan Daniah, tentang status Maysarah yang bukan wanita lemah dan tak berharta. Mereka tahu betul Maysarah bertahan hidup bersama keluarga toxic nya, hanya karena Bakti sebagai seorang anak.

"Tentu saja aku tidak melupakan satu fakta itu." Ucap Dania seraya tersenyum bangga melihat adik angkatnya itu begitu mandiri secara ekonomi dan sifat.

"Oh iya... laku berapa lukisan May yang tempo hari?"

"Hampir mencapai tiga digit, Bu. Uangnya disumbangkan semua ke yayasan. Untuk keperluan anak-anak masuk sekolah ajaran baru." Esti juga tersenyum bangga kala mengingat betapa mulianya hati wanita yang selama tiga tahun ini menjadi majikannya itu. Setiap lukisan yang laku terjual, Nona-nya pasti menyumbangkan sebagian hasilnya.

Cairan infus sudah habis, Daniah turun dari ranjang. Di lepasnya secara perlahan jarum infus dari kulit May. Kemudian Daniah mengecup sayang kening Maysarah. Setelahnya dirinya kembali ke kasurnya. "Ayo tidur." Ajaknya kepada Esti sambil merebahkan tubuhnya lagi.

*

*

Pagi hari di rumah sakit Husada. May membuka kelopak matanya, dirinya baru saja bangun. Semalam Maysarah tidur sangat nyenyak, sama sekali tidak diganggu mimpi yang belakangan ini kerap hadir setiap malamnya. Menambah beban pikiran serta rasa bersalahnya.

May mengedarkan matanya ke samping. Melihat Dania dan Esti masih tertidur pulas. 'Terimakasih untuk kalian yang selalu ada di setiap senang dan sedihku,' batinnya.

"May... kamu baru bangun atau udah dari tadi?" Tanya Dania sambil merentangkan kedua tangannya.

"Baru aja... terimakasih ya Kak, udah menemani May semalaman." May berkata tulus dengan senyum tak luntur dari bibirnya.

"Kembali kasih, sayang." Balas Dania, dirinya sudah berada di sebelah Maysarah. Di usapnya pucuk kepala May yang tertutup hijab instan berwana hitam.

"Siap-siap gih, sebentar lagi dokter datang memeriksa kamu. Terus setelahnya kalau semua baik-baik saja, kita bisa langsung pulang." Beritahunya sambil melangkah masuk kedalam kamar mandi.

"Baik, Kak,"

Esti juga sudah bangun. Dia merapikan letak bantal serta melipat selimut. "Nona, perutnya sudah gak nyeri lagi, kan?" tanyanya penuh perhatian.

"Alhamdulillah, sudah tidak. Terimakasih ya, Mbak." Binar bening mata May memancarkan ketulusan yang dalam.

"Tidak perlu berterima kasih, Nona. Saya senang bisa menemani, Anda," ujarnya tulus.

Tak berselang lama dokter yang semalam memeriksa May, masuk kedalam ruang rawat. "Selamat pagi Nona May, dan Mba Esti." Sapanya ramah, berjalan mendekati ranjang Maysarah.

"Pagi juga Bu dokter," sahut mereka kompak.

Mari kita keruangan USG untuk memantau lagi si dedek bayinya, apa hari ini udah bisa diajak pulang atau masih betah tidur ditunggui oleh para Tantenya." Kelakar sang Dokter setelah mengecek keadaan May, lalu berjalan duluan.

"Saya jalan saja, Sus," tolak May ketika seorang suster mendekatkan kursi roda padanya.

Dania baru saja keluar dari dalam kamar mandi dengan wajah lebih fresh. Kemudian bersama mereka melangkah ke ruang USG.

Sampai di ruang USG dan Maysarah sudah terbaring di atas kasur pemeriksaan. Dokter Dita langsung mengoleskan gel pada perut May yang sudah terlihat buncit.

"Saya jelaskan pertumbuhannya ya, Nona... wajah dedek bayinya sudah dilengkapi dengan mata, hidung, dan mulut. Tulang dan otot juga sudah terbentuk. Kuku-kuku pada jari pun sudah mulai tumbuh. Alat kelamin sudah mulai terbentuk saat usia ini," jelasnya.

"Namun, janin belum berkembang secara sempurna, sehingga belum terlihat jelas jenis kelaminnya ya, Nona." Tandasnya lagi.

"Untuk bobotnya masih kurang dari berat normal, seharusnya Janin umur 9-12 minggu sudah memiliki berat 18 gram keatas dan akan bertambah pesat saat masuk minggu ke 13... Nah, berat janin Nona Maysarah kurang dari berat normal. Begitu juga dengan panjangnya." Papar sang dokter sambil mengelap gel dengan tissue. Lalu membantu Maysarah untuk bangkit.

"Apa yang harus saya lakukan, agar bayi saya tumbuh normal, Dok?" Tanyanya cemas, tangannya membenarkan bajunya yang tadi disingkap.

"Perbanyak minum air putih, makan buah, konsumsi makanan bergizi, olahraga ringan di pagi hari. Yang paling penting! hindari stres. Untuk sementara waktu tidak diperbolehkan berhubungan badan dulu ya, Nona, takutnya nanti memicu kontraksi dini, dikarenakan sebelumnya Nona sudah beberapa kali mengeluarkan flek."

Terang sang dokter sembari menulis resep vitamin yang wajib diminum oleh Maysarah nanti. Sehingga dirinya tidak melihat bagaimana meronanya pipi May dan canggungnya dirinya.

"Baik, Dok... saya akan mematuhi semua yang anda jelaskan tadi." Tutur May sok sibuk membenahi hijabnya, padahal dirinya menghindari tatapan menggoda Dania.

Kemudian mereka pamit dan keluar ruangan. Dania tak sempat meledek adiknya. Sang suami sudah beberapa kali mengirimkan pesan mengajak sarapan. Maysarah dan Esti berjalan beriringan. Setelah menebus resep dokter, mereka memutuskan untuk langsung pulang kerumah utama. Hari sudah mulai beranjak terang.

               ***

"Darimana saja kamu, Maysarah!?" Suara Sagara menggelegar. Dirinya berdiri dari duduknya saat melihat putri sulungnya berjalan menuju memasuki ruangan keluarga.

May begitu terkejut, segera ia mengelus perutnya, berharap Janin dalam kandungan tidak sama kagetnya seperti dirinya. Wanita hamil yang sedang lelah dan lapar itu mendekati anggota keluarganya. Di ruang santai itu bukan hanya ada sang ayah dan ibunya saja, tetapi juga ada Mahira beserta suaminya.

"May baru pulang dari menginap di tempat teman, Ayah." Jawab nya tenang tak terprovokasi sedikitpun dengan tatapan menghunus sang kepala keluarga Rahardian.

"Kenapa tidak izin? ponselmu pun tidak dapat dihubungi. Katakan yang sebenarnya, dimana kamu menginap. Tatap ayah, May!" Titahnya dengan garang, maju satu langkah mendekati Maysarah.

"Jawab May, jangan membisu dirimu! atau jangan-jangan kamu abis bermalam dengan kekasihmu, ya!" Tuding Hira, ia ikut maju mendekati Maysarah.

"Gak waras kamu, Mahira!" tersulut lah emosinya, apalagi disaat dirinya benar-benar lelah.

"Awas aja sampai anakku yang kau kandung. Tercampur benih laki-laki lain. Aku gak akan memaafkan mu, May!" Di acungkan jari telunjuknya paa wajah sang kakak.

Tuduhan Hira sangat tidak berdasar. May mengikis jarak mereka dan...

Plak

"Bukan hatimu saja yang busuk, Hira. Ternyata Otakmu juga sangat dangkal!" Telapak tangannya masih terasa pedas.

"Maysarah!! Ayah tidak pernah mengajarkanmu menggunakan kekerasan!"

Plak

Plak

Bersambung...

Terimakasih sudah mampir 😍

Tolong ikuti dan dukung terus cerita sederhana ku ya. Jangan lupa tinggalkan jejak Like, dan permintaan update...& kalau gak keberatan tolong kirimkan gift nya ya💚

1
Retno Harningsih
lanjut
GRL VJAESUKE
up lagi dong
anjurna
May, kamu ingin melakukan apalagi May?😔😔😔
anjurna
Hira memang wajib di waspadai. Karena mulut Hira itu seperti senjata mematikan, Senja.
anjurna
Gini, nih. Gimana mau akurnya, kalau mulut mu nggak bisa di jaga.
anjurna
Kenapa marah, Hira? Kamu aja selalu cari perkara kalau ketemu May. Gimana mau akurnya😑😑😑
anjurna
May, kamu bisa aja ya😅😅😅
anjurna
Esti selalu siap sedia untuk diandalkan😁
Tanz>⁠.⁠<
tolong hidup lah sesuai keinginan mu may, jangan mau terus terusan nurutin keinginan gila nya si Hira.
Tanz>⁠.⁠<
Kegilaan apa lagi yang kau inginkan dari may, Hira 😌
Tanz>⁠.⁠<
aduh senja, soal begini saja kamu gak tau, masa kepribadian anak sendiri aja gak tau. dari sifat Hira aja, udah keliatan aura jahat nya. mau mereka serahim kek Se pabrik ke, Se apa lah itu. kalo jahat ya jahat. emosi pulak aku sama kau senja 😤
Tanz>⁠.⁠<
hadeh si Munmun mana sih, nih binik nya bakal di apain nih sama sih Hira tulul ini 😮‍💨
Tanz>⁠.⁠<
iri iri aja Hira, astaga segala mau bicara 4 mata, Sono bicara Ama mata kucing aja /Facepalm/
Tanz>⁠.⁠<
nyolot banget sih, ku cubit ginjal mu, nangis /Smug/
Tanz>⁠.⁠<
bisa bisa nya may masih anggap mereka keluarga /Facepalm/
Tanz>⁠.⁠<
sangat sangat tau taz, udah mending kamu urusin mantan istri mu itu, yang akan membuat mau makin depresi /Sob/
Tanz>⁠.⁠<: may maksud nya 😭
total 1 replies
Tanz>⁠.⁠<
⚡⚡⚡⚡⚡⚡⚡⚡
Tanz>⁠.⁠<
gimana ekspresi mu taz? /Chuckle/
Tanz>⁠.⁠<
jadi ibu lah, dari pada kamu jadi janda /Tongue/
Tanz>⁠.⁠<
iya iya, si paling rajin deh /Chuckle/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!