Nadia hanya merupakan figuran di rumahnya. Walaupun ia bagian dari keluarganya, tapi tetap saja ia tak dianggap sama sekali seperti keluarga. Malah lebih tampak seperti seorang budak yang dipekerjakan tanpa upah. Ini semua karena ia lahir dari istri kedua ayahnya yang membuatnya harus menanggung semuanya.
Namun, secara drastis Nadia mengalami klimaks takdir di mana dirinya tiba-tiba menjadi pengantin pengganti yang harus menggantikan kakaknya yang tidak ingin menikahi CEO culun.
Nadia secara terpaksa memenuhi keinginan itu hingga dirinya jatuh ke dalam kelamnya kehidupan hidup Saddam yang tak pernah ia kira secepatnya. Tapi, di samping itu Nadia baru tahu jika menjadi culun hanyalah penyamaran pria itu. Sebenarnya dia sangat tampan dan bahkan Nadia terpesona saat pandangan Pertama
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amanda Ferina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 30
Nadia menarik napas panjang dan menghembuskannya secara perlahan. Hari ini ia akan melakukan interview di perusahaan Saddam seusai dengan apa yang telah ditawarkan oleh pria itu. Ia harap dirinya bisa bekerja sendiri dan menghasilkan uang tanpa harus meminta dengan Saddam.
Mengingat posisi mereka yang berada di tingkat terjauh, membuat Nadia berpikir jika dirinya harus mandiri dan bertahan hidup sendirian di dalam rumah itu.
Nadia menatap ke arah penampilannya yang sudah terlihat sangat rapi. Beberapa menit lagi gilirannya yang akan masuk ke dalam ruangan tersebut dan melakukan interview. Dari teman-temanmu yang sudah keluar dari ruangan tersebut mengatakan jika tuan besar ada di dalam dan tuan besar benar-benar sangat tampan.
Bahkan banyak orang yang tak sabar menunggu gilirannya untuk di interview hanya karena ingin melihat bagaimana wajah Saddam. Bisa dikatakan mereka benar-benar sangat penasaran dengan wajah Saddam.
Nadia hanya biasa saja dan malah dirinya terlihat sangat gugup. Selain itu ia merasa sangat minder Karena tampaknya hanya dirinya tak berpendidikan di sini. Semua orang yang hadir di sini tentunya adalah orang yang memiliki pendidikan tinggi dan juga tidak kalah pintarnya. Benar-benar sungguh memalukan, Nadia tak bisa berkata-kata kepada dirinya sendiri. Dia sudah menganggap remeh dirinya dan sudah jatuh lebih awal sebelum bertanding.
Tiba-tiba suara riuh pun mengejutkan Nadia. Banyak orang yang mengatakan bahwa wanita yang tengah melewati dirinya adalah istri dari Saddam. Karena penasaran dengan wanita yang telah dibicarakan tersebut Nadia pun menata ke arah wanita yang digadang-gadang istrinya Saddam itu.
Jujur saja awalnya Nadia sangat terkejut karena melihat kakaknya yang tiba-tiba masuk ke dalam ruangan interview tersebut. Namun tak lama ia keluar lagi dengan wajah yang sedikit kesal. Tapi tampaknya kakaknya udah mengetahui jika dia ada di barisan orang-orang yang kan melakukan interview. Atau memang ia tak melihat jika ada dirinya di sini atau karena Kelly tak bisa mengenali Nadia yang berpenampilan rapi seperti ini. Jika hal tersebut terjadi Nadia sangat bersyukur. Sifat Nadia tadi lagi berteman dengan kakaknya yang memiliki sifat licik tersebut. Ia berusaha untuk menghindari kakaknya itu.
"Nadia Arini Putri Utami."
Ketika namanya dipanggil nada lekas masuk ke dalam ruangan interview tersebut. Dia menatap ke arah pintu ruangan dan lalu kemudian menarik nafas panjang sebelum mendorongnya. Ketika ia melihat ke dalam orang-orang penting telah berkumpul dengan penampilan rapi mereka.
Apalagi Saddam yang terlihat sangat tampan dan benar-benar menarik perhatian. Pantas saja jika para antrian selalu membicarakan dirinya.
Nadia pun duduk di kursi interview dan menatap ke arah pria yang akan menginterview dirinya. Nadia sekilas melirik ke arah Nadia dan laki-laki tersebut tengah tersenyum yang membuatnya tak bisa tenang.
Sebelum melakukan interview, Nadia diminta untuk menyerahkan cv-nya.
Nadia yang hanya membuat CV alakadarnya pun benar-benar merasa sangat pesimis. Apalagi setelah dirinya melihat reaksi pria tersebut yang sangat terkejut melihat cv-nya. Laki-laki itu seolah tak percaya kenapa Nadia bisa melamar pekerjaan di sini dengan pengalaman yang tak ada dan bahkan tidak tamat sekolah SMP.
Laki-laki yang menginterviewnya itu menatap ke arah Saddam. Sadang hanya menampilkan wajah datarnya dan mengambil CV Nadia dan menatapnya cukup lama.
"Maaf Nona, tampaknya Anda tidak bisa terlalu berharap dengan posisi yang Anda inginkan. Menjadi koki di perusahaan ini tentunya harus memiliki pengalaman."
Tampaknya Nadia benar-benar ditolak sebelum ia melakukan interview. Nadia menundukkan kepalanya dan siap dengan semuanya.
"Tidak perlu interview, langsung saja dia ditempatkan di bagian koki perusahaan kita."
Sontak laki-laki tersebut cukup terkejut dengan apa yang dikatakan oleh Saddam. Tampaknya ia tak bisa berpikir dengan jernih kenapa tuannya tiba-tiba bisa bersikap seperti itu.
"Bos!"
"Perkataanku tidak perlu dibantah," ucap Saddam yang memberikan sebuah tuntutan mutlak.
Saddam menarik napas panjang dan menghembuskannya secara perlahan. Laki-laki tersebut berusaha untuk terlihat cool di depan Nadia yang saat ini tengah kebingungan tak menyangka dengan apa yang dilakukan oleh pria tersebut.
Nadia pun dipersilakan untuk keluar dan perusahaan akan melakukan interview selanjutnya kepada para pelamar pekerjaan yang datang ke perusahaan mereka.
Dengan nasi diiringi oleh perasaan bingung yang sangat berlebihan Nadia pun keluar dari ruangan tersebut dan berjalan sembari memikirkan kenapa Saddam melakukan hal tersebut kepada dirinya.
Tiba-tiba di belakangnya sangat heboh membuat Nadia sangat penasaran. Wanita tersebut membalikkan tubuhnya secara perlahan dan kemudian ia terkejut melihat Saddam yang dikerumuni oleh wanita.
Nadia mengerutkan keningnya dan langsung meninggalkan ruangan itu secepatnya karena ia mual mendengar teriakan para wanita itu. Entah kenapa perasaannya tiba-tiba sangat marah dan ia tidak rela para wanita itu meneriakan nama Saddam.
Tampaknya ketidaksukaan Nadia diketahui oleh Saddam. Pria itu berlari menghampirinya dan lalu berjalan di sampingnya. Iya memasukkan kedua tangannya di dalam saku celana dan bergaya-gaya seolah seperti laki-laki yang dingin.
Nadia tak habis pikir dengan jalan pikiran Saddam tersebut. Ia berusaha untuk terlihat biasa saja dan seolah-olah tak mengenal Saddam sejarah dalam padahal mereka memiliki hubungan yang lebih dari itu.
"Sekarang kau berpura-pura tidak mengenalku?"
Nadia menatap ke arah Saddam dan mengerutkan keningnya. Wanita itu berhenti berjalan dan otomatis Saddam pun menghentikan langkahnya.
"Apa yang baru saja kau katakan? Padahal aku sedang menyelamatkanmu. Apakah kau ingin mereka mengetahui jika kita memiliki hubungan."
Saddam tersenyum miring, sebenarnya ia tak masalah juga jika orang-orang di perusahaan mengetahui bahwa dirinya telah menikah. Jadi mengurangi tingkat harapan para wanita itu kepada dirinya.
"Boleh juga ide mu itu. Aku tertarik untuk melakukannya."
Nadia menarik napas panjang dan menghembuskannya secara perlahan. Ia berusaha untuk terlihat tenang dan kemudian melangkah buru-buru meninggalkan Saddam yang menurutnya sudah terinfeksi gila.
__________
TBC
JANGAN LUPA LIKE DAN KOMEN SETELAH MEMBACA. TERIMA KASIH SEMUANYA YANG SUDAH MEMBACA.