Bintang, harus pasrah saat dipaksa menggantikan adiknya, yaitu Azkia. Untuk menikah dengan seorang pria yang mempunyai kepribadian langka.
"Kenapa kamu mengorbankan Kakak? Dia kan di Jodohkannya dengan kamu, bukan aku."
"Aku tidak sudi, menikah dengan Pria yang Alergi pada wanita. Gimana mau bahagia," jawab Azkia dengan ketus.
Emillio Ferdinand, pria yang mempunyai kepribadian langka, harus menerima jika dia di jodohkan orang tuanya dengan Azkia. Dan apakah reaksi Emil, saat mengetahui jika pengantinnya di ganti?
Apakah rumah tangga Bintang dan Emil, akan bertahan? Dengan keadaan Emil yang Alergi jika di sentuh wanita. Atau, mampukah Bintang menyembuhkan penyakit Emil?
Simak yuk kisahnya hanya di Novel ini...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aisyah az, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku Lupa Ma.
Happy reading.....
Setelah makan siang selesai, mereka pun berjalan keluar dari restoran. Lalu Tiwi pamit untuk pulang, karena dia harus ke toko Bakery milik sang Mama. Kebetulan orang tua Tiwi mempunyai toko Bakery yang cukup besar, dan mempunyai beberapa cabang di jakarta sampai keluar kota. Sedangkan Tiwi sendiri bekerja sebagai sekertaris magang di salah satu perusahaan, dan kali ini tiwi sedang libur.
''Leon, Lo antar pulang Tiwi dulu ya!'' titah Emil kepada sahabatnya itu.
Leon yang mendengar itu pun seketika menatap kearah Emil dengan tatapan heran, namun Emil mengangkat kedua bahunya dengan acuh, membuat sahabatnya itu mendengus dengan kesal.
''Tidak usah, Tuan Emil. Saya bisa pulang sendiri kok? Lagipula, taksi di depan banyak. Kalau saya diantar sama singa, saya takut nanti malah diterkam lagi?'' sindir Tiwi dengan acuh sambil menatap kearah Leon sekilas.
Mendengar sindiran Tiwi, Leon tentu saja tidak terima. ''Heh buah kiwi berbulu, enak aja main namain orang singa-singa! Kaya situ bener aja? Nama sendirnya aja buah kiwi,'' ujar Leon membalas sindiran Tiwi.
Mama Ria, Bintang dan juga Emil terkekeh melihat bagaimana Tiwi dan juga Leon saling menyindir satu sama lain. Bahkan, Emil sendiri merasa heran dengan sahabatnya itu, sebab baru kali ini Leon menimpali sindiran dari seorang wanita. Biasanya Leon akan acuh begitu saja, dan Emil juga sangat kagum kepada Tiwi, sebab baru kali ini ada wanita yang berani kepada Leon, dan baru kali ini juga ada wanita yang tidak terpana dengan ketampanan sahabatnya itu.
Selama ini Leon, Email dan juga Jasper menjadi idola di kantor dan juga para kaum hawa, sebab ketampanan dan ketenaran mereka yang membuat semua wanita tergila-gila kepada mereka. Akan tetapi sayang, tidak ada satu pun wanita yang memikat hati Emil dan juga Leon. Berbanding balik dengan Jasper, sebab pria itu seorang Casanova yang suka memainkan setiap wanita. Bahkan, Jasper sering tidur dengan wanita dan pergi ke klub malam.
Emil dan Leon hidupnya terkesan sangat dingin, tetapi jika Jasper hidupnya sangatlah bebas. Dia tidak suka dikekang dan tidak suka diperintah.
''Eh, singa. Enak aja main ngatain orang buah kiwi? Nama gue Tiwi, bukan buah kiwi? Emang lo pikir, gue kembarannya kiwil!?'' Tiwi berbicara dengan ketus kepada Leon, sebab dia tidak terima dinamakan buah kiwi oleh pria yang ada di hadapannya itu.
Bintang yang mendengar perdebatan mereka semakin tertawa, bahkan dia tidak bisa menghentikan tawanya sampai memegangi perut dia yang terasa sakit, dan Tiwi yang melihat itu tentu saja semakin kesal.
''Hei Jubaedah, lo juga ngapain lagi ketawa? Bukannya belain teman sendiri, malah ketawa? Senang lo ya, lihat temennya sendiri dinamain buah kiwi!?'' kesal Tiwi sambil menatap kearah Bintang.
Wanita itu mulai menghentikan tawanya, kemudian dia menatap kearah sahabatnya yang sedang merajuk dengan wajah ditekuk. Bahkan bibir Tiwi sudah maju 50 centi, membuat Bintang semakin tertawa. Karena di saat Tiwi merajukx wajahnya begitu imut.
''Maaf, maaf. Lagi pula, gimana gue nggak ketawa? 'Kan bener yang dibilang sama Kak Leon, lo itu kan buah kiwi? Bisa saja lo itu kembarannya kiwil, 'kan?'' Bintang malah meledek Tiwi, membuat wanita itu berdecak sebal, kemudian menghantarkan kakinya. ''Tahu lah, lama-lama tensi gue bisa naik kalau berhadapan sama lo dan juga si singa ini?' kesal Tiwi sambil meninggalkan tempat itu untuk menuju keluar gedung.
''Kak Leon, anterin Tiwi pulang dong! Kasihan dia,'' pinta Bintang kepada Leon, dan mau tidak mau Leon pun mengikuti langkah Tiwi, karena dia tidak enak kepada Bintang dan juga sahabatnya, Emil.
Mama Ria begitu terhibur akan kehadiran Bintang dan juga Tiwi di dalam hidupnya. Karena Mama Ria bisa melihat ke koplak-kan antara dua wanita itu. Hingga membuat dua es batu mulai mencair, yang 1 es batu milik anaknya dan yang satu lagi es batu miliki Leon.
Tiwi keluar dari mall dengan wajah yang kesal, bibirnya terus menggerutu dan memaki Bintang dan juga Leon. Dia tidak sadar, jika orang yang sedang dia maki berada di belakangnya saat ini. Apalagi Tiwi sedang berdiri sambil memesan taksi online.
''Dasar pria singa. Bisa-bisanya dia ngatain gue buah kiwi? Disangka nya gue nih kembarannya rambutan apa. Lihat aja, kalau ketemu lagi gue bejek-bejek dia jadi perkedel oncom, terus gue goreng, setelah itu gue kasih makan sama kecoa!'' gerutu Tiwi sambil memencet ponsel nya. ''Nih lagi taksinya kemana lagi, kenapa gak dateng-dateng? Dia mau bikin kaki gue lumutan lama-lama apa?''
Leon sebenarnya ingin tertawa mendengar kekesalan Tiwi, apalagi satu wanita itu mengatakan ingin membuat dia menjadi perkedel oncom. Sebab, Leon tidak tahu bentuknya oncom seperti apa, dan dia tidak tahu oncom itu makanan apa.
Hap! Ponsel yang sedang dipegang tiwi diambil oleh seseorang, dan ternyata itu adalah Leon. Tiwi yang melihat itupun merasa kesal, kemudian dia mencoba mengambil ponsel itu, namun Leon mengangkatnya ke atas hingga wanita itu pun tidak bisa mengambilnya karena tinggi badan Leon melebihi Tiwi. Sebab, wanita itu hanya setinggi pundak Leon.
''Hei, kembaran harimau. Sini, balikin hp-gue!'' pinta Tiwi dengan nada yang ketus.
''Aku akan membalikkan nya, tapi kamu pulang bersamaku. Sebab Emil dan juga Bintang sudah meminta aku untuk mengantarkan kamu pulang, dan tidak ada penolakan. Jika kamu menolak, aku akan menggendong kamu dan masuk ke dalam mobil, kamu paham!'' ancam Leon dengan tatapan dingin ke arah Tiwi.
''Ternyata lo itu singa mesum ya? Enak aja main gendong-gendong? Lo pikir, badan gue ini karung beras apa semen? Sini, balikin hp gue! Kalau nggak, gue getok nih kepala lo pakai sepatu, mau!'' ancam Tiwi sambil melepas sepatunya, namun sebelum Tiwi melakukan itu, Leon segera menggendong Tiwi ala bryda style. Membuat wanita itu terlonjak kaget dan memberontak, tetapi tenaga Leon jauh lebih besar daripada Tiwi, walaupun saat ini wanita itu tengah memukuli punggungnya.
''Turunin gue, dasar singa mesum. Kembaran harimau. Kembaran zebra. Kembaran jerapah, turunin gue ....!'' teriak Tiwi sambil mengomel dan memukul Leon. Namun, pria itu tidak memperdulikan ocehan Tiwi.
Sementara itu, Mama Ria, Bintang dan juga Emil sudah berada di dalam mobil, karena kebetulan mobil diparkir di besment. Jadi mereka tidak keluar dari gedung melalui pintu depan.
''Sayang, itu temen kamu nggak akan marah? Kelihatannya tadi dia sangat kesal?'' tanya Mama Ria kepada Bintang, saat sudah berada di dalam mobil dan mulai meninggalkan gedung itu.
Saat Bintang akan menjawab, tiba-tiba Emil menyela ucapan wanita itu, hingga membuat Bintang menatap tajam dengan mata melotot ke arah Emil. ''Mama tenang aja! Mereka itu dua somplak, tidak akan pernah saling bertengkar. Yang satunya cewek rantang dan yang satunya lagi buah kiwi. Mereka nggak akan pernah berantem, Ma. Tenang aja,'' ucap Emil sambil menatap sekilas ke arah Bintang.
''Heh, es kocok batang. Lo jangan mulai ya? Gue udah nahan loh dari pagi, biar enggak berantem sama lo? Jangan bikin gue kesel,'' ujar Bintang sambil melipat kedua tangannya di depan dada, dan memutar bola matanya dengan malas.
''Tunggu! Apa tadi? Es kocok batang?'' tanya Mama Ria sambil menatap kearah Bintang dan juga Emil bergantian.
''Iya Ma, dia itu bukan cuma es kocok batang, es milo, es kobokan piring, lengkap nama dia, Ma.'' Bintang berucap dengan nada sewot ke arah Emil, sedangkan pria itu hanya berdecak dengan kesal saat mendengar julukan yang begitu banyak dari istrinya.
''Kenapa es kocok harus ada batangnya? Apa karena Emil itu laki-laki? Kenapa julukan kalian mesuum sekali?'' kekeh Mama Ria kepada Bintang dan Emil, dan kedua orang itu langsung melotot bergantian dan saling menatap satu sama lain.
Bintang seketika menepuk jidatnya. Dia baru ingat jika Emil adalah laki-laki. Jadi, sudah di pastikan punya batang. ''Astaga! Aku lupa Mah, kalo Emil itu laki-laki. Iya juga ya, udah pasti 'kan Emil mempunyai batang? Jadi, kenapa namanya es kocok batang ya, Mah?'' bingung Bintang sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Emil semakin memelotot-kan matanya, saat mendengar ucapan Bintang. Kemudian dia mengambil beberapa lembar tisu, lalu menggulung nya dan melemparkan tepat mengenai wajah Bintang. ''Dasar gadis PEA! Emang selama ini kamu pikir aku ini apa? Jangan bilang, kamu pikir aku ink ber-apem, hah!'' kesal Emil sedikut membentak dengan wajah garang.
Mama Ria seketika langsung terbahak, saat mendengar ucapan Bintang dan juga Emil. Sedangkan supir yang ada di depan menahan tawanya dengan melipat bibirnya ke dalam. Sebab jika dia tertawa, dia bisa saja kehilangan pekerjaannya, karena telah lancang menertawakan Tuan Mudanya.
Bersambung........
aku ajah lihat baju gitu ingin tak bakal menggelikan 😅😅
apa enak nya sihh ikut mertua aku sajahhh jadi bintang ogahhh sumpekkk 😂😂😂😂🤣🤣🤣,,
sulit gerak nafas tinggal seperempat 😀
jarang ada wanita menerima apalagi tanpa cinta
biasanya wanita akan lebih egois apalagi tanpa cinta
bener gak Thor 🤭
pernah kehilangan seorang ayah diwaktu masih SMK tapi tetap sakit meskipun hanya 1 tahun sekali
kurang kasih sayang seorang ayah tau² pergi merasa gak percaya gitu 🤧