Pengantin Pengganti CEO Culun

Pengantin Pengganti CEO Culun

Part 1

Hari-hari Nadia selalu saja dibawah tekanan orang tuanya. Ini akibat Naida yang hanya merupakan anak tiri di keluarga mereka dan Nadia merasa sangat tak memiliki nyali untuk melawan mereka semua. Padahal jika ia menginginkan melawan keluarganya tersebut, pasti ia sudah lama tak ditindas oleh keluarganya sendiri.

Tapi sangat disayangkan jika Nadia tak memiliki keberanian itu. Bertahun-tahun ia menjalani kehidupan yang sama sekali tak sepadan dengan kondisi dirinya. Ia mengalami sakit-sakitan dan lebih pantas disebut seorang babu. Bahkan pembantu saja mendapatkan gaji sementara ia selalu saja melayani keluarganya, akan tetapi ia tak pernah sama sekali mendapatkan balasan atas kebaikannya.

Bisa dikatakan Nadia adalah orang terbodoh. Ia mengetahui hal tersebut tapi Nadia tak sama sekali merasa menyesal. Namun terkadang sifat memberontak nya bisa keluar sesekali dan jujur saja itu sangat merepotkan Nadia. Nadia berusaha untuk mengontrol dirinya dan tidak melakukan tindakan yang sangat ceroboh.

Nadia pun harus menjadi orang yang patuh dan juga penurut. Itu sudah menjadi keputusannya sendiri walaupun beberapa orang merasa kasihan kepadanya dan menentang apa yang dilakukan oleh keluarganya terhadap dirinya. Nadia menundukkan kepala sembari membersihkan kamar kakaknya. Padahal ia masih bisa dikatakan di bawah umur karena baru saja berulang tahun yang ke tujuh belas, akan tetapi beban yang ia pikul begitu sangat berat.

Nadia pun berusaha agar tak memikirkan hal tersebut dan hanya terfokus untuk bekerja hingga suara kakaknya yang datang dari luar membuka pintu pun mengagetkan Nadia.

Nadia menatap ke arah sang kakak dan kemudian menundukkan kepalanya. Kelly pun memandang ke arah Nadia dengan tatapan yang sangat fokus. Namun ia pun mengepalkan tangannya melihat penampilan Nadia yang benar-benar kumuh tapi masuk ke dalam kamarnya.

"Nadia! Apa yang kau kenakan saat membersihkan kamar ku? Kau memakai pakaian yang sangat usang ini? Kenapa aku merasa jika kau sangat menjijikkan. Aku tak suka kau ada di sini! Cepat pergi dari kamar ku!"

Dan dengan perasaan yang begitu tega, Kelly pantas mendorong tubuh Nadia hingga wanita itu pun lantas terjatuh di depan pintu luar kamar Kelly. Naida pun memejamkan matanya dan menguatkan perasaannya yang jujur saja sangat bercampur aduk.

Nadia lantas mengambil barang-barang untuk membersihkan kamar Kelly tadi dan membawanya ke dapur. Ia menundukkan kepala dan tak berani mengangkatnya setelah kesalahan yang ia perbuat. Nadia hendak menangis tapi selalu ditahan olehnya dan menganggap jika ia adalah orang yang kuat dan dirinya takkan pernah menangisi takdirnya yang seperti ini. Ia sudah berjanji kepada dirinya sendiri dan Nadila berharap jika ia akan bisa menepati janji tersebut.

"Nadia? Kenapa kau berdiri di sana? Kau membuat pandangan ku terganggu saja. Cepat pergi ke dapur dan buatkan aku minum." Nadia menatap ke arah ibu tirinya yang merupakan istri pertama sang ayah dan sementara itu ia adalah anak dari istri kedua tapi sangat disayangkan ibunya telah meninggal cukup lama dan orang yang melakukan itu adalah istri pertama sang ayah, yaitu wanita di depannya ini.

Nadia pun menarik napas panjang dan menghembuskannya secara perlahan. Dan karena easa bersalah kepada ibu tirinya yang merupakan istri pertama tersebut lah yang membuat Nadia selama ini kuat. Ia merasa pantas diperlakukan seperti ini karena semua yang ia dapatkan adalah konsekuensi dari apa yang telah dilakukan orang tuanya.

"Baik!"

Nadia pun langsung pergi ke dapur. Ia membersihkan tubuhnya terlebih dahulu karena tadi ia membersihkan kamar Kelly dan otomatis dirinya pasti dalam kondisi yang sangat kotor. Nadia pun langsung membuatkan air minum buat sang ibu setelah dirinya selesai membersihkan diri.

Namun perasaan hampa itu selalu saja muncul di dalam hati Nadia. Ia juga terkadang berpikir akan sampai kapan takdirnya seperti ini. Nadia hanyalah manusia biasa yang mana dirinya sewaktu-waktu akan merasa muak dengan kondisinya.

Nadia pun langsung menggelengkan kepalanya dan menepis segala pikirannya tersebut. Ia tak boleh berpikir seperti itu dan seharusnya Nadia sadar jika hidupnya haruslah menanggung segala kesalahan dari orang tuanya.

"Walaupun apa yang telah kau lakukan adalah perbuatan yang cukup hina, tapi sama sekali aku tak pernah membencimu, Mama!" bisik Nadia kepada hati kecilnya.

Wanita tersebut pun langsung pergi ke ruang tamu dan langkahnya terhenti saat dirinya mendengar pertengkaran dari ibu dan juga kakaknya.

"Mama! Sudah Kelly bilang kalau Kelly gak mau nikah sama dia. Kelly punya kehidupan Kelly sendiri, dia itu terlalu culun, dan juga aku tak bisa menyukainya. Aku jijik kepadanya. Walaupun dia kaya tapi aku yakin bisa mendapatkan orang yang lebih kaya dari dia."

Sang ibu yang mendengar pernyataan tersebut lantas marah besar dan sampai menampar wajah Kelly. Kelly tak seharusnya mengatakan hal tersebut terlebih lagi ucapannya sangat berbahaya dan bisa saja memicu konflik yang sangat besar.

"Kau keterlaluan Kelly! Pikirkanlah keluarga kita! Semuanya bergantung kepada dia."

"Ini semua karena Mama yang selalu saja haus harta. Aku tak setuju dan tak akan pernah mau! Mama saja yang menikah dengannya."

"Kelly! Mulut mu benar-benar sangat keterlaluan. Aku bahkan tak pernah mengajarkanmu berbicara seperti itu!" bentak sang ibu kepada keli yang sama sekali tak mendengarkan ucapan dari ibunya tersebut.

Kelly pun menangis dan lalu kemudian masuk ke dalam kamarnya. Wanita itu pun membanting pintu sehingga suara yang cukup nyaring.

Nadia sendiri sampai terkejut dan lalu kemudian ia mengusap dadanya. Dirinya sangat merasa bersalah karena telah mendengar pertengkaran tersebut. Di dalam hatinya ia juga merasa tidak tega dengan sang kakak yang harus dipaksa menikah.

Namun Nadia belum ingin memikirkan masalah tersebut dan ia harus menyelesaikan misinya Untuk mengantarkan air minum milik sang ibu terlebih dahulu. Nadia pun datang dan lalu kemudian meletakkan air minum di atas meja.

Ia melirik ke arah sang ibu dengan tatapan ketakutan. Rupanya sang Ibu terus memperhatikannya sehingga mata mereka saling bertabrakan. Tania yang masih terbawa suasana geram terhadap Kelly pun lantas mengambil air minum tersebut dan lalu kemudian menyiramkannya ke wajah Nadia. Nadia sangat terkejut dengan apa yang dilakukan oleh ibunya.

Iya menatap ke arah tubuhnya yang sudah basah karena siraman air dari sang ibu. Ia menatap ke arah ibunya dengan pandangan berkaca-kaca.

"Mama!"

"Tutup mulut mu sialan! Kau tak berhak memanggil ku seperti itu. Pergi kau dari sini! Aku sedang tak ingin menatap wajah mu yang begitu jelek," marah Tania dan lalu kemudian mendorong tubuh Nadia.

Nadia hanya bisa menelan ludahnya dengan susah payah sembari pergi dari hadapan sang ibu, seusai dengan apa yang diharapkan oleh ibunya tersebut.

_______

TBC

JANGAN LUPA LIKE DAN KOMEN SETELAH MEMBACA. TERIMA KASIH SEMUANYA YANG SUDAH MEMBACA

Terpopuler

Comments

Lily

Lily

kayaknya nadia yg banyak jadi peran pambantu dirumah sendiri

2023-09-02

0

Soraya

Soraya

permisi numpang duduk dl ya kak

2023-05-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!