Mertuaku Selingkuhanku

ALMIRA Lalu duduk ditepi sofa itu dan mengusap kening David dengan lembut sambil tersenyum. Almira memegang perut nya sambil membatin,

'Alangkah bahagianya nanti jika aku sudah menikah dengan David, pasti anak ku jika laki-laki akan tampan seperti Ayah nya.' David pun merasakan ada yang menyentuh kening nya dan perlahan mata nya terbuka.

Almira tersenyum menatap David dan David berkata,

"Almira?"

"Iya sayang, pasti kamu lama ya menunggu ku? maaf ya tadi aku ketiduran karena sedang tak enak badan."

"Iya tak apa sayang." Ujar David segera duduk dan ia langsung memeluk Almira dan Almira pun menyambut nya.

"Aku sudah rindu sekali kepada mu sayang, sudah lama aku tak merasakan pelukan hangat mu ini." Ujar Almira pelan dan David mencium pipi Almira dan mata mereka saling menatap lekat.

"Kau ingin melakukan itu sayang?" Almira menganggukan kepala nya.

"Nanti bagaimana jika Mamah mu mengetahui kita sedang melakukan hubungan badan?"

"Mamah sedang mandi, dia pasti akan lama mandinya. Kita hanya sebentar saja melakukan nya sayang, tak perlu lama-lama."

"Sepertinya kamu sudah tak tahan sayang, baru kali ini kau yang mengajak ku duluan untuk bercinta."

"Kali ini aku sudah beranikan diri karena sebentar lagi kita akan menikah bukan?"

"Iya sayang, Yasudah ayo kita ke kamar mu saja." Almira mengangguk dan berkata manja.

"Gendong sayang." David pun menggendong Almira seperti layak nya seorang bayi yang sedang digendong oleh bapak nya.

Tiba dikamar, Almira segera melepas pakaian nya dan David juga melakukan hal yang sama. Dalam hati ia membatin,

'Enak sekali hidup ku ini, belum sah menjadi suami Almira saja aku sudah mendapatkan kehangatan tubuh nya Almira plus dengan ibu nya juga. Apalagi nanti jika aku sudah resmi menjadi suami Almira dan tinggal dirumah ini, sudah pasti hidup ku akan selalu bahagia karena memiliki dua wanita cantik untuk aku cumbui secara bergantian. Tak akan bosan-bosannya aku tinggal di sini bersama dua wanita cantik dan seksi ini.' Batin David berhenti sampai di situ dan ia langsung menyambut pelukan Almira.

Tubuh mereka merapat dan saling memagut bibir serta lidah kedua nya menjulur saling *******. Rabaan tangan David terus bermain di dua bukit kembar yang tak terlalu besar seperti milik ibu nya. Sesekali Almira merintih ke enakan ketika David memulir-mulirkan dua noda hitam di ujung dada nya Almira. Percumbuan panas Itu semakin membara dan Almira kini yang bergantian memanjakan kejantanan nya David diranjang.

Almira dengan lihai nya memainkan kejantanan David yang sudah mengeras itu dan ******* nya dengan napsu membara. David mengerang ke enakan dan tangan nya terus menekan kepala Almira agar kejantanan nya terbenam seluruhnya di mulut Almira. David sudah tak tahan lagi dan menyuruh Almira untuk segera menuntun kejantanan nya itu agar cepat di masukan ke dalam goa kehangatan nya itu.

Almira pun melakukan nya dan Almira memekik kesakitan karena sudah lama ia tak melakukan itu lagi dengan David. Almira duduk naik turun dan terus seperti itu sampai-sampai kedua nya merasakan ada cairan hangat keluar. Lalu David menyuruh Almira untuk membersihkan kejantanan nya itu dan kemudian tubuh Almira menindih tubuh David. Mereka berciuman sangat mesra dan pertanda bahwa PERCUMBUAN SINGKAT mereka itu selesai dilakukan.

Almira kini sudah bergegas untuk mandi dan David sudah membersihkan kejantanan nya di toilet kamar itu. Saat itu Ibu Melinda sudah selesai mandi dan segera berdandan serta memakai pakaian nya juga. David sudah keluar kamar Almira dan ia melihat jam menunjukkan pukul lima sore.

"Sudah sore, aku harus segera pulang. Tapi aku harus bilang pada mereka dulu." Lalu David menunggu di ruangan tamu rumah itu sambil bermain game di ponsel nya agar tak terlalu bosan. Kemudian ia teringat akan rencana mengenalkan Almira kepada orang tua nya. Maka David pun mencoba menghubungi Ayah nya dulu dan membicarakan perihal rencana nya itu. Tak lama panggilan itu selesai karena David beralasan akan membicarakan nya lagi jika ia sudah ada disana.

Tak lama kemudian Ibu Melinda muncul dan David menatap dengan senyuman nakal diwajah nya.

"Cantik sekali kamu sayang." Ujar David menyanjung kecantikan Ibu Melinda.

"Semua ini untuk mu sayang." Ujar Ibu Melinda yang kini duduk disamping David sambil bertanya.

"Almira kemana? Apa dia sudah bertemu dengan mu?"

"Sudah, dia sedang mandi di dalam kamar nya tadi."

"Oh begitu, aku mencium wangi parfum Almira dipakaian mu. Apa kamu habis berduaan dikamar nya Almira???" Tanya Ibu Melinda curiga.

David tersenyum seraya berkata,

"Kalau iya kenapa? apa kamu cemburu sayang?"

"Sedikit, tapi itu hak mu juga. Kau adalah pacar nya anak ku dan aku hanyalah tempat pelampiasan mu saja." Ujar Ibu Melinda sedikit cemberut mirip anak perempuan yang sedang puber.

"Jangan berkata begitu sayang, kau dan Almira sama-sama spesial bagiku."

"Halah gombal." Ujar Ibu Melinda tak percaya dan David mencubit pipi Ibu Melinda dengan gemas.

"Kamu semakin menggemaskan saja sayang,..." Kemudian David berkata lagi.

"Oh iya aku ingat sesuatu sayang."

"Apa itu..???" Tanya Ibu Almira ingin tahu.

"Tadi sebelum aku ketiduran disofa ini, aku mencoba menghubungi Ayah ku dan bilang pada nya bahwa aku akan pulang besok dengan mengenalkan calon istri ku."

"Lalu apa tanggapan Ayah mu itu?"

"Ayah ku kaget bukan karena marah kepadaku, tapi ia bilang bahwa ia kaget karena senang bahwa anak nya telah dewasa."

"Begitukah? berarti kau sudah berhasil membuat Ayah mu percaya padamu sayang. Berarti kau selama tinggal bersama orang tua mu, mungkin kau anak yang manja dan selalu bertingkah seperti anak kecil. Jadi Ayah mu merasa senang ketika mendengar anak nya telah bisa hidup mandiri dan telah dewasa karena telah mengenalkan calon istri nya."

"Iya sayang apa yang kau katakan itu memang benar, aku memang anak yang manja dan selalu bertingkah seperti anak kecil. Tapi itu dulu ketika aku masih berkuliah di Surabaya dan aku selalu bergantung kepada kedua orang tua ku jika ada apa-apa. Makanya di umur ku yang sudah dewasa ini, Ayah dan ibu ku menyuruh ku untuk pindah universitas dijakarta ini untuk belajar hidup mandiri agar suatu saat nanti jika kedua orang tua ku sudah menua aku sudah mandiri dan tak selalu bergantung pada mereka."

"Hmm begitu, bagus juga pemikiran kedua orang tua mu itu. Tapi beda cerita kalau anak orang tua mu itu adalah perempuan, pasti tak akan dibiarkan jauh-jauh berkuliah nya seperti yang aku lakukan pada Almira ini."

"Kakak Perempuan ku dulu begitu, ia tak boleh jauh-jauh dari rumah sebelum ia lulus masa kuliah nya. Tapi setelah ia lulus, kakak perempuan ku diperbolehkan bekerja diluar negeri untuk mencari jati diri nya di perantauan."

"Hmm memang nya kau punya berapa saudara???" Tanya Ibu Melinda.

"Cuman ada tiga, aku adalah anak yang paling bungsu dan yang kedua kakak perempuan ku yang bekerja di luar negeri. Yang pertama kakak laki-laki ku yang sudah menikah dan memiliki perusahaan dibidang produksi makanan."

"Hebat-hebat juga kakak-kakak mu itu." Ucap Ibu Melinda sambil manggut-manggut.