Mertuaku Selingkuhanku

Mertuaku Selingkuhanku

CEO MELINDA

DI Dalam ruangan kantor yang bersih dan indah itu. Terlihat seorang perempuan setengah tua tapi masih terlihat masih sangat cantik menggairahkan. Body nya ramping dan dua buah dada nya menonjol beserta pinggul dan pantatnya yang aduhai itu. Perempuan itu adalah pemilik perusahaan dibidang pabrik tekstil dan ia saat itu sedang berada di kantor nya.

Make Up tak terlalu tebal dan bulu mata yang lentik milik perempuan itu beberapa kali terkatup. Ia terlihat sedang menelepon seseorang dan wajah nya terlihat sedikit kesal.

"Bagaimana ini hah!? Apa kalian tak becus bekerja!?" Bentak wanita itu dengan keras memaki seseorang yang sedang ia hubungi itu.

Pakaian seragam kantor nya begitu ketat dan sengaja tak dikancingkan dibagian dada atas nya. Di dada kiri nya yang membusung kencang itu ada Template kecil bertuliskan nama 'CEO *****MELINDA*****'. Perempuan sekitar umur empat puluh tahunan itu berwatak judes dan galak. Tak ada lelaki manapun yang berani mendekati nya atau pun menggoda nya. Padahal perempuan itu sudah lama menjanda dan hanya memiliki seorang anak perempuan saja. Anak nya saat itu sedang berkuliah disuatu universitas terkenal dijakarta dan watak anak nya jauh berbeda dengan watak ibu nya.

Siang itu, Ibu Melinda masih mengomeli karyawan kepercayaan nya karena ada nya kesalahan yang dilakukan oleh anak buah karyawan kepercayaan nya itu.

"Sudah-sudah aku tak mau mendengar nya lagi!! Sekarang pecat anak buah mu itu dan cari karyawan baru lagi!!" Setelah berkata begitu Ibu Melinda menutup ponsel nya.

"Sialan! Ada-ada saja!" Geram CEO Melinda kesal dan tak lama ponsel nya berbunyi lagi.

"Ada apalagi sih!?" Ucapnya kasar dan ia langsung melihat ke layar ponsel nya.

Ternyata orang yang menghubungi itu adalah anak nya sendiri. Ibu Melindah segera membuang rasa kesal nya itu dan mengangkat panggilan ponsel dari anak nya itu.

"Ada apa Nak...???" Tanya Ibu Melinda.

"Halo Mamah? Mamah sedang dimana...???"

"Mamah masih dikantor Nak, Kamu sudah makan belum...???"

"Belum Mamah, Almira masih berada diruangan Mah. Paling sebentar lagi jam istirahat tiba Mah."

"Yasudah kalau begitu Nak, jangan lupa kamu makan nanti ya."

"Iya Mamah." Jawab Almira dan kemudian ia meneruskan ucapannya.

"Mamah Almira mau bicara sesuatu kepada Mama."

"Mau bicara soal apa Nak...?" Tanya Ibu Melinda penasaran.

Almira saat itu sedang duduk berdua bersama seorang pria yang cukup macho dan berwajah tampan. Lelaki itu menatap Almira yang sedang menghubungi ibu nya itu. Almira menatap lelaki itu dan kemudian segera bicara lagi kepada ibu nya.

"Mamah jangan marah ya, bolehkan Almira berpacaran Mah?" Seketika Ibu Melinda memerah wajah nya dan segera berkata tegas.

"Jangan macam-macam sayang! Jangan berpacaran dulu sebelum kamu menamatkan kuliah mu! Mamah tak mengizinkan mu berpacaran dengan siapa pun titik!"

"Tapi Mah, Almira kan sudah dewasa dan wajar jika Almira berkata begitu kepada Mamah."

"Iya Mamah paham maksud kamu Nak, tapi Mamah melarang mu bukan karena mau mengekang mu. Mamah hanya takut nanti nilai mata pelajaran kuliah mu rusak gara-gara kamu fokus pacaran melulu."

"Pacar Almira ini pintar Mah dalam mata pelajaran dan Almira sering terbantu oleh nya ketika mengerjakan soal pelajaran."

"Mamah bilang jangan ya jangan! Sudah jangan bikin mamah marah lagi, mamah sedang pusing!" Ibu Melinda pun mematikan panggilan ponsel tersebut dan langsung merebahkan tubuh nya bersandar dikursi kerjanya itu.

"Mengapa hari ini banyak sekali orang yang membuat ku emosi termasuk anak ku sendiri! hhh! hari yang menyebalkan!" Ucap Ibu Melinda menggerutu kesal.

Almira saat itu sedang berada di kantin bersama lelaki yang sebelumnya bersama nya di dalam kelas. Mereka sedang mengobrolkan soal hubungan mereka berdua.

"Bagaimana Almira? Apakah Mamah mu merestui hubungan kita ini..???"

"Mamah ku melarang ku berpacaran dengan mu David, Mamah ku memang watak nya keras kepala dan galak. Tapi dia sangat sayang sekali kepada ku."

"Hmm begitu rupanya, tapi tak apalah selagi kita masih saling mencintai. Aku yakin suatu saat nanti ibu mu pun akan merestui hubungan kita ini."

"Semoga saja Amin." Ucap Almira dan lelaki yang bernama David Andreas itu hanya tersenyum manis saja didepan Almira.

Wajah Almira memerah karena ia tak tahan jika melihat senyuman manis dari David.

"Sudah jangan menatap ku seperti itu! Ayo kita makan siang, sayang."

"Ayo sayang." Jawab David dan mereka pun kini memesan makanan untuk makan siang mereka. David dan Almira sudah berpacaran kurang lebih satu bulan lama nya. Mereka bertemu di dalam satu ruangan kelas dan akhirnya saling mencintai. David adalah murid pindahan mahasiswa dari universitas yang ada di Surabaya dan kemudian masuk ke dalam universitas tempat Almira berkuliah.

Mereka pacaran secara diam-diam dan tak ada yang tahu bahwa mereka berdua telah menjalin kasih. Teman-teman sekelas mereka hanya menganggap mereka teman dekat saja, padahal Almira dan David berpacaran sudah di luar batas wajar. Mereka sering melakukan hubungan badan dihotel tempat David tinggal setelah mereka berdua jalan-jalan ke mall atau kemana saja. Almira merahasiakan hal itu dari ibu nya karena ia yakin ibu nya bakal marah besar jika Almira diketahui telah melakukan hubungan badan dengan lelaki lain yang bukan suami nya.

Ibu Melinda keluar dari ruangan nya menuju kantin. Ia ingin makan siang karena perut nya sudah lapar sekali. Dikantin ketika ia makan sendirian, ia merasa iri hati melihat karyawan-karyawan nya makan bersama pasangan masing-masing. Muncul dibenak pikiran Ibu Melinda untuk memiliki seorang suami. Namun ia takut disakiti lagi oleh lelaki untuk yang kedua kali nya. Ia masih trauma akan perlakuan suami nya dulu ketika ia masih bersama suami nya. Ibu Melinda dan suami nya bercerai akibat suami nya ketahuan selingkuh dengan wanita lebih muda dari nya. Ibu Melinda pun marah besar terhadap suami nya, Namun suami nya tak mau mengaku hingga akhirnya Ibu Melinda memberikan bukti yang kuat yaitu Poto kebersamaan suami nya dengan wanita lain ketika berada di sebuah restoran dihotel.

Seketika suami Ibu Melinda mati kutu dan akhirnya ia pun tak kuasa menahan amarah nya. Ia balik memaki Ibu Melinda dan sampai main tangan segala. Untung kala itu ada satpam rumah yang berjaga dan langsung dilerai. Wajah Ibu Melinda lebam membiru dan ia menangis menjerit karena sakit hati nya yang amat dalam itu. Suami Ibu Melinda telah menggugat cerai dan akan segera melangsungkan perceraian nya. Saat itu Almira masih kecil, kira-kira berumur tujuh tahun. Saat itu ia sedang berada di kamar nya dan mendengar jelas perdebatan kedua orang tua nya itu. Almira pun mendekati ibu nya yang menangis pilu dilantai dan Almira langsung dipeluk oleh ibu nya.

Suami Ibu Melinda saat itu juga pergi dari rumah karena ia sebenarnya tak tahan akan sikap dan watak istrinya yang keras kepala dan suka mengatur menganggu kebebasan nya itu. Disitulah Ibu Melinda trauma dan sudah jera untuk tidak mau mengenal lelaki lain lagi dihidup nya.

Terpopuler

Comments

Elminar Varida

Elminar Varida

hi thor, aku ikut nyimak karyamu ya..

2024-11-22

0

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 63 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!