Haikal dan Siska susah lama pacaran, bahkan hampir menikah. Namun, Haikal memutuskan hubungan sepihak karena tak suka dengan kepribadian Siska yang manja dan boros. Tetapi, sebuah insiden terjadi dan Haikal terpaksa menikahi Siska.
Kehidupan rumah tangga mereka begitu palsu, di depan keluarga besar mereka tampak menjadi keluarga harmonis. Semua dilakukan demi kebahagiaan putra mereka. Hanya Siska yang mencintai pernikahan mereka, berbeda dengan Haikal yang menikah karena terpaksa dan kasihan pada Siska.
"Mas, lihat deh, bagus banget kemeja ini. Sengaja aku beli tadi karena ingat kamu!" ujar Siska dengan raut wajah berbinar.
"Bisa tidak, sekali saja kamu tidak boros dan manja, Siska?! Aku muak dengan tingkah kamu yang bisanya manja dan boros?!" balas Haikal dengan nada dingin menatap remeh dan jijik wajah Siska yang berubah menjadi sendu.
"Mas," lirih Siska menangis karena dimarahi oleh Haikal.
"Manja, Bisanya cuma nangis kalau di bentak sedikit," desis Haikal kesal.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kisss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kamu Tidak Selingkuh, 'kan, Mas?
"Mas," panggil Siska dengan suara serak dan parau. Wanita itu sudah sadar dari tidurnya, semua ingatan buruk sebelum dirinya pingsan membekas dalam kepalanya. Namun, wanita itu berlagak seperti biasa saja.
Dia sedang menyusun rencana dalam diam. Wanita itu sangat mencintai suaminya, berharap kalau semua yang ia ketahui salah.
"Iya ini aku … kenapa hemm? Apa ada yang sakit? Atau kamu harus?" tanya Haikal dengan suara lembut. Pria itu mengelus pipi Siska lembut.
Teringat kalau sang istri sedang hamil muda. Membuat pria itu senang, karena sebentar lagi akan memiliki anak kedua.
"He'um … aku haus," balas Siska dengan suara serak.
Segera Haikal mengambil air putih yang telah ia siapkan atas nakas. Kemudian ia pegang tangan sang istri guna membantu Siska minum.
"Aku mau duduk," ujar Siska dengan suara lemas.
Setelah gelas kosong. Pria itu langsung meletakkan gelas kembali. Dia membantu istrinya duduk bersandar di tepi ranjang.
"Kamu nggak ke kantor, Mas?" tanya Siska lembut seraya menyandarkan kepalanya di pundak sang suami.
"Enggak." Haikal menjawab singkat. Tangannya bergerak untuk membelai puncak kepala istrinya.
"Kenapa?"
"Kamu sakit!" balas Haikal membuat Siska melirik punggung tangan nya yang telah tertancap jarum infus.
"Aku sakit apa memang nya?" Siska bertanya serius, raut wajahnya kebingungan.
Haikal melabuhkan ciuman manis di kening wanita itu. Hari Siska menghangat, meski tak dipungkiri bahwa dirinya sedang marah dan kesal pada Haikal.
"Kamu hamil."
Degg
Dua kata itu langsung terngiang-ngiang di telinganya. Dia merasa dunia di sekitarnya berhenti sejenak. Entah mau bahagia atau nelangsa! Saat ini wanita itu sedang di terpa banyak masalah. Tentu bukan waktu yang tepat untuk hamil, karena dia membutuhkan tenaga dan kekuatan lebih untuk menghadapi kenyataan.
Haikal mengernyitkan dahinya melihat respon Siska. Biasanya wanita itu akan merasa bahagia, bahkan bisa menangis haru, seperti dulu saat mengandung Reihan.
"Why? you are not happy?" tanya Haikal dengan nada dingin.
Siska menggelengkan kepalanya pelan. Wanita itu tersenyum paksa.
"I'm happy … akhirnya usaha kita berhasil! Sekarang aku hamil adiknya Reihan."
Siska tersenyum bahagia, meski hatinya tak tahu harus tertawa atau terluka.
Cup.
Haikal kembali mencium kening istrinya lagi. Teringat kejadian semalam, sebelum istrinya pingsan.
"Semalam … sebelum kamu pingsan! Apa yang sebenarnya terjadi?"
Haikal bertanya pada Siska membuat dada wanita itu kembali sesak. Matanya berkaca-kaca, tangannya terkepal erat. Pesan masuk yang ia lihat semalam masih nyata di ingatan nya.
"Kenapa kamu tiba-tiba menangis histeris? Dan … kenapa kamu tidak ingin aku sentuh?" tambah Haikal lagi membuat Siska terdiam sejenak.
Wanita itu menoleh ke arah Haikal. Tatapan keduanya bertemu. Siska menyelami bola mata hitam sang suami, mencari rasa cinta di dalam sana.
Apakah rasa cinta itu ada? Di mana?
Siska tertawa dalam hati. Kenapa tidak ia temui rasa itu? Mengapa sang suami tak menatapnya seperti tatapan pada pandangan pertama mereka jadian dulu?
Apakah sangat sulit untuk kembali mencintai wanita yang sama?
Hey, Siska! Tak perlu bersedih. Cinta atau tidak, Haikal sudah menjadi milikmu, bisik logikanya.
Memiliki suami yang sangat dicintai, namun tidak mencintai kita, apakah menyenangkan? Bukankah kau terlihat menyedihkan, Siska? Berharap di cinta seperti Majnun yang mencintai Laila.
Ha ha … di kisah ini, kau lah yang menjadi Majnun, Siska. Bukan Haikal yang Majnun dan kau juga bukan Laila … bisik hati Siska.
"Kenapa kamu diam saja?" tanya Haikal lagi memecah keheningan antara keduanya.
"Aku menangis semalam, karena mendapat kabar dari sahabat ku. Dia baru saja menggerebek suaminya selingkuh dan selingkuhan suaminya itu sedang hamil!" bohong Siska membuat raut wajah Haikal berubah kaku dan dingin.
"Aku marah dan benci pada laki-laki setelah mendengar ceritanya. Sampai-sampai aku tidak mau kamu sentuh, karena aku menganggap kamu seperti suami sahabatku. Aku membayangkan bagaimana kalau kamu yang selingkuh? Aku memikirkan bagaimana kalau kamu yang menghamili wanita lain! Dan … aku langsung histeris semalam. Membayangkan kamu selingkuh dan menghamili wanita lain, membuat ku hampir mati, karena gila!"
Siska tertawa miris, dengan air mata yang keluar dari pelupuk matanya.
"Ka-kamu … tidak selingkuh, 'kan, Mas? Meski kamu tidak cinta sama aku. Kamu setia sama aku, 'kan, Mas? Jawab!" desak Siska dengan suara terbata-bata membuat tubuh Haikal membeku.
"Mas, jawab! Kamu setia sama aku, 'kan, Mas?"
"A-aku."
*
*
Author udah triple up nih. 😎😎
Komentar yang banyak 😁
Bersambung.
Jangan lupa like coment vote dan beri rating 5 yah kakak 🥰🥰
Salem Aneuk Nanggroe Aceh ❤️🥰
km keras n dingin dgn Siska krna sifat manjanya.... lha km mlah punya istri sprti Laila.... bhkn km jga g tegas....
skrg tunggu hidupmu berantakn setelah Siska tau belangmu