Memiliki latar belakang yang tidak megah membuat Angrek tidak terlalu banyak berharap pada hubungan asmara. Tapi sesuai namanya Angrek, pesonanya memukau banyak orang yang memandangnya. Mungkin bagi setiap wanita mendambakan pesona tang Angrek miliki.
Wajah cantik , putih, tinggi semampai dan menonjol di tempat yang tepat tentu impian setiap wanita, dan itu ada pada diri Angrek. Angrek tentu saja sangat mensyukuri kelebihan yang Allah berikan padanya. Tapi siapa sangka wanita cantik itu bernasip malang.
Tepat di hari pernikahannya dengan salah seorang anak pengusaha terpandang di negerinya. Anggrek harus menerima pahitnya sebuah cinta. Bahkan pada saat bahtera rumah tangga itu baru di mulai, pelaminan yang seharusnya menjadi saksi akan kebahagiaan mempelai malah harus menyaksikan kisah pilu seorang Anggrek.
Penasaran? Yuk ikuti kisah perjalanan Anggrek dengan judul cerita Luka di Pelaminan!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tindek_shi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pasangan Halal
Arjuna sangat merasa bahagia dan lega hari ini. Selain bisa menemui sang istri lebih awal, masalah perusahaan yang sempat di sebabkan oleh mantan yang sempat memiliki tempat special di hatinya kini telah usai.
"Aku sungguh tidak menyangkan Tuan, jika Nona Angel bisa bertindak segila ini. Untung saja Tuan Justin orang yang baik dan bijaksana, hingga masalah ini bisa selesai dengan cepat," kata Wirawan saat memberikan setumpuk laporan yang harus di baca oleh Tuannya itu.
"Meski begitu aku tetap tidak ingin kejadian konyol seperti beberapa waktu lalu terulang lagi Wirawan. Aku bahkan tidak sanggup memikirkan dampak buruknya, aku sudah beristri dan orang tuaku sangat menyayangi istriku, yang ada aku di jadikan dendeng oleh orang tuaku karena di sangka selingkuh!" kata Arjuna bergidik ngeri.
"Apa anda tidak menyayangi Nyonya Anggrek, Tuan?" tanya Wirawan kembali.
"Aku tidak tahu ini cinta atau bukan, tapi yang pasti aku tidak ingin kehilangannya. Aku tidak nyaman melihatnya diam dan bersikap tidak ramah padaku, aku selalu merindukannya dan ingin segera menemuinya dan memeluknya erat! Oh istriku," kata Arjuna dengan lebainya karena kebahagiaan yang menimpanya hari ini.
"Oh Tuhan, kau bukan hanya mencintai Nyonya, Tuan! Tapi sudah ke taraf bucin, hanya saja Tuan tidak menyadarinya," kata Wirawan tapi tentu saja hanya di dalam hatinya.
"Baiklah Tuan, aku akan kembali kemeja ku," pamit Wirawan pada Arjuna.
"Baiklah, file ini akan aku bawa pulang. Istriku sedang dalam keadaan kurang sehat jadi aku harus menjemputnya dari tempat kerja lebih awal," kata Arjuna pada Wirawan.
"Baik Tuan," kata Wirawan pada Arjuna.
Dengan langkah cepat Pria tampan yang matang itu lengkap dengan tas kerjanya dan masih berusaha menjaga wibawanya, turun dengan tenang ke lobi perusahaan. Bagaimanapun dirinya adalah seorang pemimpin perusahaan, tentu dia harus berwibawa di hadapan para karyawannya.
Setelah menghidupkan mesin mobilnya Arjuna memasang alat oendengar yang terhubung langsung ke handphone miliknya ke telinganya. Tidak membutuhkan waktu lama suara sambungan telepon terhubung ke seberang sana.
"Assalamu'alaikum Abang," salam Anggrek dari seberang sana.
"Walaikumussalam Sayang, sudah siap bukan? Ingat aku tidak menerima alasan, kamu masih kurang sehat, aku tidak mau jika Mamah tahu jika menantu kesayangannya jatuh sakit karena aku kurang memperhatikan menantu kesayangannya ini," kata Arjuna berkilah.
"Jadi cuma Mamah aja yang sayang sama Aku? Abang ngak sayang sama aku?" tanya Anggrek dengan suara manja dan menggoda.
"Kalau aku ngak Sayang aku juga ngak mungkin bela-belain pulang cepat buat jemput kamu Sayang," kata Arjuna yang sanggup membuat hati Anggrek menghangat.
"Aku juga sayang banget sama Abang," kata Anggrek yang tengah duduk di kursi kerjanya dengan wajah merona maksimal.
"Aku siap-siap dulu ya Abang," kata Anggrek berpamitan pada sang suami.
"Baiklah Sayangku," kata Arjuna dan menutup sambungan teleponnya.
Selagi masih di mobil menuju ke studio Anggrek Arjuna mendapat panggilan telepon dari rumah. Dengan sigap tangan kekarnya menerima panggilan yang di duga dari Bibi Juliana yang bekerja dengan Arjuna dan Anggrek.
"Selamat Sore Tuan," kata Bibi Juliana dari seberang sana.
"Iya, sore Bibi,"
"Begini Tuan, semua pekerjaan dan masakan untuk makan malam sudah Bibi siapkan. Jika nanti Tuan dan Nak Anggrek pulang terlambat tinggal di hangatkan saja dengan oven. Bibi izin pulang, cucu Bibi sedang sakit dan sedang sendiri di rumah," kata Bibi Juliana pada Arjuna.
"Baik Bibi Juliana, semoga Cucunya lekas sembuh. Oh iya ini Arjuna ada sedikit rezeki buat berobat si manis nanti Arjuna transfer saja ke rekening Bibi ya," kata Arjuna yang memang memanggil Cucu Bibi Juliana dengan si Manis, hal ini karena mengikuti cara Anggrek memanggil cucu bibi Juliana.
Setelah tiba di studio tempat Anggrek menghasilkan karya-karya memukaunya Arjuna segera menghubungi sang istri.
Tidak lama setelah menghubungi Anggrek, wanita itu muncul tampak sangat menawan dan selalu memabukkan mata dan hati seorang Arjuna.
"Assalamu'alaikum Abang," sapa Anggrek ketika memasuki mobil suaminya dan menyalim tqngan Arjuna.
Arjuna menjawab salam sang istri dan mencuri ciuman dari bibir manis sang istri. Hal itu sukses membuat Anggrek tersipu malu, bagaimana tidak di berlakukan begitu manis oleh suaminya begitu dia memasuki mobil mereka.
"Mau beli sesuatu?" tanya Arjuna ketika mereka akan melewati minimarket dekat dengan tempat tinggalnya.
"Aku pengen membeli beberapa bahan makanan dan buah yang sudah menipis di rumah," kata Anggrek pada sang suami.
"Baiklah, aku akan menemani dirimu," kata Arjuna.
Begitu keduanya sampai ke minimarket tujuan Anggrek dan Arjuna turun bersamaan. Wanita cantik itu langsung mengambil ketanjang belanjaan, Arjuna mengambil inisiatif mendorong keranjang belanjaan sedang Anggrek yang memilih-milih barang yang akan mereka beli.
"Abang, itu masih banyak di rumah. Aku rasa tidak perlu dulu untuk saat ini, lagi pula kita jarang di rumah. Hanya ketika hari libur dan di malam hari kita ada di rumah," kata Anggrek pada suaminya yang meminta di ambilkan satu pack yang lumayan besar kopi hitam untuk persediaan saat mengerjakan tugas kantor dan hal itu langsung mendapat semprotan dari Anggrek.
"Masih ada lagi yang ingin di beli?" tanya Arjuna lada istrinya itu.
"Aku rasa cukup Abang, nanyi kalaupun kurang palingan hanya beberapa dan bisa minta bantuan Bibi Juliana untuk membelikannya," kata Anggrek pada Arjuna.
Saat ini keduanya tengah di dalam mobil dan Anggrek sibuk mengunya cake yang tadi sempat di beli di perjalanan.
"Ayo Abang buka mulutnya, ini enak banget," kata Anggrek menyuapi Arjuna dan pemuda tampan itu hanya bisa pasrah menerimanya.
...🌙🌙🌙🌙🌙🌙...
Hari telah semakin larut tapi pekerjaan Arjuna tampaknya enggan menyusut. Meski pulang jam 5 sore, setelahnya pria tampan itu betkubur di ruangan kerjanya hingga jarum jam menunjukkan angka 9 malam.
Clek
Anggrek datang ke ruangan kerja sang suami dan di lihatnya Arjuna masih betah dengan kekasihnya yang berwarna putih tegang dan tipis pundi-pundi rupiahnya itu.
"Mas di minum dulu susunya selagi hangat," kata Anggrek memberikan susu hangat pada Arjuna.
"Sayang kok malah susu hangat sih? Kerjaan aku masih seabrek begini yang ada aku kebablasan karena ketiduran Sayangku," kata Arjuna melihat gelas yang berisi susu hangat berwarna putih itu.
"Udah ngak usah terlalu memforsir tubuh seolah ngak ada hari esok, sekarang Abang minum susunya agar badan Abang rilex dan bisa cepat mengantuk dan tidur. Biar nanti bisa caper sama Allah, ingat jangan mikiri rupiah melulu sampai lupa pada pemilik rupiahnya. Segala sesuatu yang ada di muka bumi ini milik Allah, gimana kalau sibuk mikirin uang dan kerjaan terus eh di panggil pulang sama Allah sedang kita beljm dalam keadaan siap," kata Anggrek panjang lebar.
"Serem amat perkataan kamu Yang," kata Arjuna tapi tetap meminum susu yang di suguhkan sang istri.
Anggrek duduk di sofa yang ada di rungan kerja sang suami. Jika Arjuna sibuk dengan kekasih dengan kecantikan di atas rata-rata atau kertas HVS. Sementara itu, Anggrek tengah membaca Al-Qur'an seraya menemani sang suami.
Setelah 1 jam berlalu, Arjuna tidak ingin memaksa dirinya ketika tubuhnya tidak lagi mampu di ajak bekerja sama. Terlebih dia juga takut jika kondisi sang istri kembali drop mengingat Anggrek baru saja sembuh dari sakitnya beberapa hari yang lalu.
"Sayang, ayo ke sini. Abang mau peluk kamu," kata Arjuna dengan wajah menggodanya ketika pria tampan itu tengah berbaring di ranjang milik dirinya dan Anggrek.
"Abang jangan macam-macam, aku capek dan tidak ingin bergadang," kata Anggrek tapi tetap mendekati sang suami.
"Oh sayangku, aku tidak ingin macam-macam. Hanya satu macam sayangku," kata Arjuna dan segera memeluk sang istri dan mengajak istri cantiknya itu segara untuk tidur.
Kedua pasangan halal itu terlelap dengan saling memeluk. Raut bahagia di wajah keduanya tampak jelas.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...