Di paksa menikahi gadis yang samasekali tidak dikenalnya . Bahkan sang Mama tahu jika dirinya telah menjalin kasih dengan gadis yang sangat ia cintai membuat Karel begitu membenci gadis yang Mamanya jodohkan untuknya.
"Sudah puas Kau membuat hidupku berantakan huh! Seumur hidupku Aku tidak akan pernah sedikitpun memaafkan mu. Aku akan membuat hidupmu bagai di neraka selama Kau menjadi istri ku, gadis murahan!"
Ayra meneteskan air matanya mendengar pria yang ia cintai berkata sekasar itu padanya. Ini memanglah salahnya yang menerima permintaan Via (Mamanya Karel) karena dirinya memang membutuhkan uang yang banyak untuk pengobatan dirinya sendiri.
Akankah Karel akan mencintai istrinya? Ataukah dia harus kehilangan sang istri?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rima Andriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30
Bagaimanapun selama ini Kinara selalu menjadi gadis baik kesayangannya yang tak pernah sekalipun membuatnya bosan ketika berada di dekatnya.
Selama satu tahun mereka berpacaran, tak ada perdebatan berarti atau hal-hal aneh lainnya yang menyangkut harta maupun gangguan yang ada di perusahaannya.
Karel sedikit tidak mengerti. Jika memang Kinara berusaha berniat menguasai hartanya, bukankah dia terlalu bergerak lambat?
Karel tidak tahu alasan Kinara, bagaimana bisa dia sampai menghianatinya? Itulah yang sangat ingin Karel tahu.
Jika ini karena Mamanya yang terlalu keras pada Nara, Er yakin jika Mama Via punya alasan di balik semua itu. Kenapa dirinya bisa sampai membenci Nara sedalam itu.
Yang Er tahu sekarang, jika ini bukanlah ulah Ayra seperti yang selalu Nara katakan. Er tak begitu yakin dengan Ayra. Namun sejauh Er mengenal dan mempelajari tingkah lakunya, Ayra bukan seseorang yang sanggup berbuat jahat pada orang lain.
Ayra justru terlihat seperti seseorang yang harus di lindungi. Hingga memunculkan perasaan sedikit mengkhawatirkan ketika mengizinkan Ayra bekerja.
Er melirik jam di pergelangan tangannya. Kurang lebih 1 jam lagi Ayra pulang. Tangannya tergerak meraih ponsel di sisi kanannya dan mencari kontak Ayra.
'Bagaimana pekerjaanmu hari ini?' tulis Er pada pesannya. Dia sedikit ragu untuk mengirimkan pesan tersebut.
Sekitar tiga menit Er menunggu, Ayra belum membalasnya. Apa dia sibuk? Atau mungkin pekerjaannya banyak?
Beberapa kali Er menengok layar ponselnya, namun masih belum ada balasan.
Er mengusap wajahnya gusar. Kenapa justru dia menunggu balasannya seperti dirinya menunggu balasan dari gebetannya saja.
Dia menghembuskan nafas panjang untuk mengurangi perasaan frustasi yang mulai menguasai dirinya.
Sejujurnya Kinara adalah gadis yang sangat mudah untuk Er dekati. Jadi Er tak merasakan berdebarnya ketika Er memperjuangkan seseorang.
Dan sekarang? Tidak mungkin kan jika dirinya memiliki perasaan kepada Ayra? Ya, tidak mungkin. Ini pasti hanya perasaan seseorang yang baru mengenal seseorang yang membuat dirinya canggung.
Ponsel Er bergetar. Secepat kilat dia langsung menyambar dan melihat nama Ayra di layar ponselnya. Tanpa sadar, bibirnya tersenyum lebar.
'Lumayan menyenangkan hari ini,' balas Ayra.
Er mencebikkan bibir sedikit kesal melihat satu baris kalimat yang di kirimkan Ayra.
Kenapa istrinya selalu sekaku itu? Padahal kemarin dirinya sudah akrab.
Beberapa detik, Er memikirkan balasan apa yang akan dia kirimkan.
'Apa mau pulang bersama?' tulis Er lagi, kemudian dia kembali mengirimkan kepada sang istri.
Sungguh Er tak bermaksud mengetikkan ajakan pulang bersama. Tak tahu kenapa tiba-tiba saja dia mengirimkan pesan tersebut. Dan sepertinya sekarang sudah di baca oleh Ayra.
Ada apa sebenarnya dengan otak Er. Apa yang akan Ayra pikirkan nanti tentang dirinya?
Tapi bukankah tidak ada salahnya jika Er mengenal Ayra lebih lagi? Kinara yang terlihat sempurna dan baik-baik saja bisa mengkhianati dirinya, apalagi Ayra.
Er akan melihat apa balasan dari Ayra. Mungkin perkataan Kinara benar. Jika Ayra sebenarnya menyukai dirinya dan berniat untuk merebut dirinya dari Kinara. Er tak bisa mempercayai orang sembarangan mulai saat ini.
'Apa kau tidak menjemput Nara?'
Er mengerutkan keningnya membaca balasan dari istrinya.
Jika memang semua yang di katakan Kinara benar, bukankah seharusnya bukan kalimat ini yang akan Ayra kirimkan pada Er?
Mengingat ini adalah perhatian pertamanya kepada sang istri, Ayra pasti akan mengambil kesempatan ini dengan cepat tanpa perlu memikirkan orang lain.
Namun istrinya malah menanyakan apakah dirinya tidak menjemput Kinara? Kalimat tersebut seolah menjelaskan jika Ayra tidak ingin menjadi pengganggu antara dirinya dan Kinara.
Ada perasaan hangat yang hinggap tiba-tiba di hati Er. Jika perkataan Nara tidak benar, maka Er juga wajib mencurigai bahwa semua perkataan Nara tentang kejelekan Ayra mungkin saja tidak benar.
'Kak Er bisa menjemput Nara saja. Aku bisa pulang bersama teman yang tinggal di samping apartemen Kak Er.'
Lagi-lagi Er di buat berfikir. Ayra berteman dengan seseorang di apartemen sebelah? Tapi siapa?
***
di tunggu update nya Alina dan juga Steven ya Thor..
nanti aku coba mampir di karya author yg lainnya 🤗😘😘🥰🥰
Tapi berasa kurang bacanya 😭😭
huwwwaaaa...jadi ikutan nangis 😭😭😭😭😭