Bagaimana jadinya jika seorang muslimah bertemu dengan mafia yang memiliki banyak sisi gelap?
Ketika dua hati berbeda warna dan bertemu, maka akan terjadi bentrokan. Sama seperti iman suci wanita muslimah asal Indonesia dengan keburukan hati dari monster mafia asal Las Vegas. Pertemuannya dengan Nisa membawa ancaman ke dunia gelap Dom Torricelli.
Apakah warna putih bisa menutupi noda hitam? Atau noda hitam lah yang akan mengotori warna putih tersebut? Begitulah keadaan Nisa saat dia harus menjadi sandera Dom Torricelli atas kesaksiannya yang tidak sengaja melihat pembunuhan yang para monster mafia itu lakukan.
°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°
Mohon Dukungannya ✧◝(⁰▿⁰)◜✧
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Four, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
LiBaW — BAB 10
MANTAN PELACUR???
Dengan mata yang berat dan area leher yang sedikit kemang, Nisa terbangun saat dia sudah mencapai kesadaran nya kembali setelah pingsan beberapa jam.
“Anda sudah bangun, tuan Dom menunggu Anda di kursi lain.” Ucap Mike yang sedari tadi menemaninya di sana.
Dengan tatapan marah Nisa menatap ke pria itu. Dia pikir setidaknya ada seseorang dikalangan mereka yang baik, namun nyatanya sama saja. “Selamatkan aku dari mereka Ya Allah!” gumam Nisa dengan bahasa Indonesia.
Namun wanita itu semakin terkejut saat dia menyadari bahwa kini dia sedang berada di dalam sebuah pesawat— oh, bukan! Lebih tepatnya sebuah jet pribadi. Nisa tak percaya bahwa pria bernama Dom Toricelli itu sangatlah kaya.
“Mari Nyonya!” Mike hendak meraih lengan Nisa sebagai bentuk paksaan sesuai perintah dari Dom.
“Don't touch me! (Jangan menyentuhku)! Aku bisa berjalan sendiri.” Tolak Nisa dengan suara tegasnya.
Mau tak mau dia mulai beranjak dari tempatnya menuju ke tempat Dom saat ini. Ada beberapa anak buah Dom yang duduk di dalam jet tersebut sehingga Nisa mereka bahwa dialah wanita satu-satunya yang ada di sana.
-’Aku tidak tahu siapa mereka dan apa pekerjaan mereka? Aku hanya ingin selamat dari orang-orang seperti mereka.‘ Batin Nisa. “Allah... Allah... ” Gumamnya menarik napas pasrah.
Sampai di tempat Dom berada, seketika Nisa terkejut dan langsung berpaling cepat. “Astaghfirullah..”
Bagaimana tidak istighfar saat dia melihat Dom baru saja dipuaskan oleh seorang wanita bayaran di sana. Saat melihat kedatangan Nisa, wanita itu pergi setelah pekerjaan nya selesai, sementara Dom— pria itu beralih menatap ke Nisa yang masih berpaling.
“Pemandangan yang sudah biasa untukmu, benar?” sindir Dom yang masih duduk.
Nisa berkerut alis, dia tak tahu apa maksudnya namun yang pasti, kini Nisa tak terima karena sudah kedua kalinya dia dibuat pingsan dan di bawa ke sana-kemari. Namun selain itu, dia ingin juga ingin tahu maksud perkataan Dom soal ingin menjadikannya wanitanya? Yang benar saja.
“Kau belum menjawab pertanyaanku Tuan, kenapa aku harus menjadi wanita mu dan apa maksudnya?” kesal Nisa yang memang jujur saja, dia masih mencoba menjadi wanita yang penyabar jika berhadapan dengan orang-orang yang menurutnya menyebalkan.
“Dom Toricelli! That's my name (itu namaku).” Balas Dom yang masih menatap tajam ke Nisa.
Ya! Kali ini Nisa tahu nama dari pria menyebalkan itu. Nama yang asing baginya, namun cukup dominan, sedikit tahu tentang arti nama tersebut, namun Nisa tak percaya kalau si pemilik nama malah kebalikannya.
“Aku tidak peduli dengan nama mu. Aku hanya ingin penjelasan darimu.”
“Kalau begitu duduklah.” Pinta Dom yang malah menyuruh nya duduk di sebelahnya. Tentu, karena kini Nisa berada di ruangan khusus milik Dom walaupun mereka ada di dalam jet pribadi.
Nisa melirik sekilas ke kursi berwarna putih tulang itu tepat di sebelah pria tampan berkemeja hitam.
“Aku tidak mau, kita bukan muhrim!” balas Nisa berpaling ke sisi kiri tanpa senyuman.
Mendengar itu, Dom seakan tak percaya bahwa wanita itu benar-benar sudah keluar dari masa lalunya? “Jangan membuatku memaksamu. Sit down!” pinta Dom sekali lagi.
Nisa menarik napas dalam-dalam dan akhirnya pasrah. Ia duduk di sebelah Dom namun dengan berhati-hati dan jaga jarak sebisa mungkin.
Sekilas, Nisa mengamati pria bule itu cukup lama. Saat Dom meneguk wine mahalnya, sorot mata Nisa malah tertuju ke leher pria itu sampai akhirnya dia kembali beristighfar. “Astaghfirullah... Astaghfirullah... ” Tanpa henti Nisa mengucapkannya berulang kali sembari menatap lurus.
Dom mendengarnya, namun pria itu tidak peduli.
“Saat ini pilihan mu hanya dua. Ikut denganku atau dengan pria itu?”
Ucapan Dom membuat Nisa terdiam dan sedikit tertegun mendengarnya. Dia sangat yakin, siapa orang yang Dom maksud itu.
Gerrard masih hidup, dan dia tak tahu sampai kapan pria itu akan mengejarnya terus?
“Jika kau membawaku sebagai seorang pelayan untuk membersihkan rumahmu, maka aku mau. Tapi jika kau membawaku dan menjadikan ku wanita mu ... Aku tidak mau.” Jelas Nisa terus terang.
“Dan perlu kau ingat Tuan Dom! Kau menawarkan hal menjijikan itu kepada wanita muslim.” Lanjut Nisa sedikit menegaskan suaranya.
Pria itu terdiam usia mendengarnya, sampai akhirnya dia bersandar santai. “Aku menawarkan wanita muslim setelah aku melihat riwayat mu.” Balas Dom yang seketika membuat Nisa menatapnya terkejut.
Kontak mata mereka bertemu saat Dom balik menatap nya. “Aku memiliki alasan untuk memilih mu. Apa kau ingin aku memanggilmu ’Bitch‘?”
Deg!
Bak jantungnya hampir copot, Nisa terkejut bukan main dan darahnya berdesir cepat. Ucapan Dom membuatnya teringat akan masa lalunya saat dia masih dicengkeram Gerard.
Melihat ketegangan di wajah Nisa, Dom yakin bahwa riwayat yang anak buahnya cari tentang Nisa, tidaklah salah.
“Berapa kali dan berapa banyak kau dibayar oleh para pria di luar sana? Aku akan membayar mu dua kali lipat dari harga yang mereka pernah berikan kepadamu.” Ucap Don terus terang. Dia sudah biasa bertemu dengan jalang dan orang jahat maupun baik.
Nisa yang masih diam dan menatap ke sepuluh jarinya yang sibuk bertautan itu, dia membalasnya. “Aku bukan wanita seperti itu.”
Dom menoleh saat mendengar balasan Nisa.
Hingga wanita cantik tadi menatapnya lekat dengan emosi yang tertahan. “Aku bukan wanita yang kah maksud! Meski riwayat ku menunjukkan bahwa aku adalah bekas pelacur, tapi aku bukan wanita seperti apa yang kau pikirkan.” Lanjutnya dengan berani dan kedua mata berkaca-kaca.
Tak ingin menunjukkan kesedihannya dan terus naik pitam, Nisa bangkit dari duduknya dan pergi. Namun Dom langsung menarik tangan kiri wanita itu dan membawanya duduk di atas pangkuannya.
Tentu saja Nisa terkejut bukan main. Kedua matanya terbelalak dan ia segera meronta dan bangkit, namun tangan Dom mencengkram dan menahan pinggangnya.
Itu sangatlah memalukan dan dosa bagi Nisa.
“Lepaskan aku! Jangan menyentuhku!” kesalnya yang pada akhirnya Nisa langsung beristighfar kembali dan tak berani menatap wajah Dom apalagi mata silver nya yang memabukkan.
“Aku akan menyentuh mu selagi kau berada di sekitarku, dan akan aku buat kau melakukan dosa yang sama.” Ucap Dom menekan semua kalimat yang ia lontarkan barusan.
“Why me? (Kenapa aku)?”
Suara Nisa gemetar saat dia mencoba menahan air matanya di balik kelopak matanya saat ini. Kedua tangannya terkepal di pundak Dom saat pria itu semakin mengeratkan tangannya yang berada di pinggangnya.
“Because I don't like a holy man! (Karena aku tidak menyukai seorang yang suci)! Tidak ada seseorang yang suci di dunia ini. Nothing!” balas Dom yang saat ini jarak wajahnya sangat dekat dengan wajah Nisa.
Nisa dapat melihat bagaimana pria itu benar-benar jauh dari kata taubat.
“Kau yang tidak tahu, karena kau hanya berpikir seperti itu.”
“I know! Aku tahu semuanya, termasuk dirimu.” Balas Dom yang masih kukuh dan berhati batu.
Tangan kanan Dom menyentuh tengkuk leher Nisa yang masih tertutupi oleh hijab. Seolah memaksanya, pria itu menekan tengkuk wanita itu hingga wajahnya semakin dekat dan dekat. Dan Nisa mencoba menahan diri dengan mendorong dada bidang pria itu.
...°°°...
Hai Guyssss!!!!! Guys maaf ya kalau ceritanya kurang menarik. Tapi percayalah, seperti biasa, keseruannya bukan ada di awal baba yaaaa 😅😌 akan lebih adrenalin, dan semoga kalian menyukainya.
Dan tolong, harap bijak dalam membaca 🙏😁
Thanks and See Ya ^•^