calon suamiku tidak datang di hari pernikahan kami,sementara keluarga pamanku mendesak agar aku mencari pengantin penganti agar mereka merasa tidak di permalukan.terpaksa,aku meminta supir truk yang ku anggap tengil untuk menikahiku,tapi di luar dugaanku, suami penganti ya aku sepelehkan banyak orang itu...... bukan orang sembarang bagaaiman bisa begitu dia berkuasa dan sangat menakutkan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sheena Sheeila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6 meminta pemahaman
Sepanjang perjalanan menuju apartemen,kami sama-sama diam.
Jujur,aku merasa Canggu.
Baru saja dua hari ini bersama Rizal,Rasanya pria ini tidak semenyebalkan itu.
Pria itu baru menjawab setelah menyodorkan secangkir teh camomile yang hangat dan harum." kenapa?"
"Apakah kau tidak punya rumah?"
"Ada,tapi takutnya kau tidak mau tinggal disana."
Aku meliriknya
Rizal sudah tau aku wanita sederhana dan tidak menyukai kemewahan.Lalu seburuk apa rumahnya sehingga membuatku tidak mau tinggal disana?
"Kau belum membawaku kesana hingga berpikir aku tidak mau kesana?" protesku,"Lagi pula,lebih baik aku tinggal di rumah sederhana dari pada tinggal di tempat serba mewah tapi milik orang lain."
"Rumahku juga bukan milikku.Tapi,punya keluarga ku."
Seketika saja, aku menatap Rizal dengan serius.
Aku baru ingat belum menanyakan tentang keluarga pria ini.Biar bagaimanapun,dia."suamiku" 'kan?
"Hmmm...Rizal,ada siapa saja di keluargamu?"
Rizal menatapku dalam.
Entah mengapa aku merasakan kesedihan di matanya?
Aku tinggal sendiri.keluarga ku di kota lain dan tidak banyak juga.nanti kita buat anak yang banyak, ya?hidupku kesepian sejak dulu,"ucapnya.
Degg!
Anak?
Aku bahkan tidak berfikir sejauh ini tentang hubungan kami.
Mungkin sebaiknya,aku membahas hal lain yang mengganjal sejak kemari agar kami bisa saling bermufakat dan memutuskan harus bagaimana.
"Rizal,aku belum berterima kasih padamu sudah menyelamatkanku dari prahara kemarin."
Ucapku pada akhirnya,"tanteku mengancam akan memenjarakan ibuku klau sampai pesta itu gagal.aku juga diminta mengabalikan uang yang sudah dikeluarkannya."
"Kamu sungguh menyelamatkanku."
"Oke,aku bisa mengerti hal itu," jawabnya.
seperti biasa,begitu santai.
Hal ini membuatku merasa sedikit lega.
"Karna itu aku mohon maaf juga,Rizal.seandainya stelah ini kita akan kembali masing-masing,kita_"
"Maksudmu kau mau bercerai?" potongnya.
Ekspresi Rizal begitu lempeng.
Dengan penuh semangat,ku anggukan kepalaku.berharap Rizal benar-benar mau melakukannya.
"Lalu apa bedanya dirimu dengan pria yang meninggalkanmu itu?" tukasnya.
Sesaat aku tersentil.
Tetapi masih berusaha menjabarkan alasan.
"Tentu beda,Rizal dia meninggalkan ku di hari kami menikah dengan keputusan sepihak."
Rizal terdiam sesaat kemudian mendekatkan wajahnya padaku untuk mengoreksi ucapan ku yang sepertinya tidak sesuai dengan dirinya."aku mencintaimu,Risna.Apakah selama ini kau tidak merasa aku mencintaimu?"
Hah?
Aku sontak menggeleng.
Hal ini sontak membuat Rizal menghela napas."Panggilan setiap pagi dan pesan setiap malam untukmu meski kau tak pernah membalasnya.aku juga langsung setuju menikahimu,"ucapnya,"apa kau tidak menghitungnya sebagai sebuah cinta?"
"Kau suka bercanda,Rizal. Aku pikir kau tak serius.
" Dari mana kau bisa menyimpulkan aku tak serius?"potong Rizal,lalu terkekeh.
"Bukankah kau mengirim pesan yang sama pada teman-temanku yang lain?kadang,kau mengoda anak-anak di toko paman Riko.bisa jadi kau banyak wanita yang kau kirim pesan di setiap malam 'kan?"
"Polos sekali pemikiranmu,istriku!"tukasnya sambil menoyorkan dahiku pelan.
"polos bagaimana?"Aku masih menyakal.
"Kau mudah menilai orang dengan apa yang terlihat
Saja.makanya kau bahkan tidak paham pria itu mencintaimu atau hanya sekedar mendekatimu tanpa keseriusan,seperti Genta."
"Mas genta serius padaku,Rizal!"sangkal ku.
" Benarkah?"
Pertayaan Rizal tentu saja membukamku dengan kenyataan bahwa pria itu tidak jadi menikahiku.
"Sudahlah Rizal,bagaiman dengan yang tadi?"aku memilih membahas kembali tentang bagaimannya hubungan kami agar pembahasan tidak lagi tertuju pada mas Genta.
"Apanya?"
"Tentang hubungan kita kedepannya."
"Ya biasalah,aku menjadi suami yang baik dan kau juga jadi istri yang baik pula.lalu setahun kemudian kita sudah punya anak dan kita hidup bahagia selamanya."
Aku terdiam.
Apa Rizal tidak memahami apa yang aku maksudkan?
Atau dia pura-pura tidak paham?
"Rizal bukan itu,aku tidak bisa meneruskan hubungan ini karna kau tau aku tidak mencintaimu," jelasku,"oleh karena itu_"
"Bukannya kau blang perbedaan Genta denganmu adalah dengan mengambil keputusan sepihan?jadi,buktikan itu,"sahut Rizal cepat ." Aku tidak mau bercerai"!
Wajah pria itu terlihat begitu serius membuat suasana di tempat ini terasa menyesakkan.