NovelToon NovelToon
Pacar Suamiku!

Pacar Suamiku!

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikahkontrak / Patahhati / Kriminal dan Bidadari
Popularitas:4.9M
Nilai: 4.8
Nama Author: Lemari Kertas

Nilam rela meninggalkan panggung hiburan demi Indra, suaminya yang seorang manager di sebuah pusat perbelanjaan terkenal. Sayangnya, memasuki usia dua tahun pernikahan, sang suami berulah dengan berselingkuh. Suaminya punya kekasih!

Nilam yang kecewa kepada suaminya memutuskan untuk kembali lagi ke panggung hiburan yang membesarkan namanya dulu. Namun, dia belum mampu melepaskan Indra. Di tengah badai rumah tangga itu, datang lelaki tampan misterius bernama Tommy Orlando. Terbesit untuk balas dendam dengan memanfaatkan Tommy agar membuat Indra cemburu.

Siapa yang menyangka bahwa lelaki itu adalah seorang pengusaha sukses dengan masalalu kelam, mantan pemakai narkoba. Mampukah Tommy meraih hati Nilam yang terlanjur sakit hati dengan lelaki dan bisakah Nilam membuat Tommy percaya bahwa masih ada cinta yang tulus di dunia ini untuk lelaki dengan masa lalu kelam seperti dirinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lemari Kertas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mobil Baru Bikin Iri Si Madu

Pagi hari yang cerah, Nilam merenggangkan tubuhnya, menggerakan lehernya ke kiri dan ke kanan sesaat. Ia membuka mata, menatap sinar mentari yang masuk karena jendela kamar memang sengaja ia buka dari semalam.

"Nyonya," panggil pelayan.

Nilam tersenyum kecil, pasti itu sarapan untuknya. Ia segera membuka pintu dan benar saja, sebuah nampan dengan makanan juga sari lemon hangat sudah tersaji di depan Nilam. Nilam menguak pintu kamarnya lebih lebar.

"Taruh di sana saja, Bi. Bibi sudah makan?" tanya Nilam.

"Sudah Nya, sebentar lagi mau siram tanaman kesayangan Nyonya."

"Oke, by the way, aku punya ini buat Bibi."

Nilam membuka lemari, meraih kantung belanjaan lalu menyerahkan kepada pembantunya itu.

"Wah, bagus sekali, Nya. Ini terlalu banyak, Nya."

"Gak papa, itu memang buat Bibi. Aku sengaja beli baju-baju itu biar Bibi enak ganti-gantian."

Pembantu itu menatap baju-baju daster rumahan bergaya pemberian Nilam dengan sukacita.

"Makasih ya, Nya. Kalau begitu, Bibi ke bawah ya."

"Iya, Bi." Nilam mempersilahkan pembantunya itu turun. "Eh, bentar, Bi."

"Kenapa, Nya?"

"Ingat pesan aku kemarin ya, pokoknya kalau diperintahkan apa-apa sama Indra dan Marissa, jangan mau. Tolak saja atas perintah aku. Kalau mereka memarahi Bibi, katakan kepadaku jangan sungkan, karena aku yang akan balik memarahi mereka. Pokoknya, Bibi jangan mau disuruh-suruh mereka."

"Beres, Nya. Bibi pasti ikut kata Nyonya."

"Bagus, bulan depan gaji Bibi naik."

"Alhamdulillah, terima kasih, Nyonya."

Nilam gantian mengacungkan jempolnya. Ia kemudian memutuskan untuk mandi dulu baru nanti menikmati sarapannya. Ada yang ditunggunya juga hari ini. Nilam masuk ke kamar mandi dengan semangat. Ia mulai membasahi tubuhnya dengan air hangat yang keluar dari pancaran shower.

Lalu setelah selesai, dia segera keluar dan berganti baju dengan celana pendek juga tanktop berwarna pink cerah, kontras dengan kulitnya yang seputih susu. Tak lupa Nilam mengeringkan rambutnya dengan hairdryer.

Setelah selesai, barulah ia menikmati sarapannya. Nilam makan dengan tenang sementara itu dari bawah terdengar Indra dan Marissa memanggil bibi. Bibi tentu saja tak menyahut, karena dia hanya patuh kepada Nilam.

Nilam hanya terkekeh, ia membayangkan pasti pagi ini kedua pasangan baru itu sedang kelimpungan, apalagi Indra sudah dapat surat peringatan karena sering telat masuk kerja. Nilam juga jadi meragukan, pasti Marissa tidak bisa memasangkan dasi untuk Indra.

"Rasain, mampus kalian!"

Nilam turun, membawa nampan dengan piring yang sudah kosong. Ia sengaja membawa sendiri bekas sisa sarapannya ke bawah tanpa menunggu bibi mengambilnya. Indra melihat Nilam yang begitu seksi dan semakin terawat saja, sempat terdiam. Dia seketika lupa sedang berdebat dengan Marissa di meja makan saat ini.

"Ndra! Ngapain sih lihat dia begitu? Marahin, dia ngebiarin kita gak sarapan pagi ini!" sentak Marissa kesal.

Indra segera tersadar dari kekagumannya akan Nilam. Dia segera mendekati Nilam.

"Lam, kok cuma sarapanmu saja yang dibuatkan pelayan itu. Kau lupa ada aku dan Marissa juga di sini?" tanya Indra.

Nilam mengerutkan dahi, kemudian menatap keduanya bergantian seakan bingung.

"Loh, kan sudah ku bilang, bibi cuma akan melayani aku. Kan aku yang gaji dia," ujar Nilam dengan santainya.

"Gak bisa gitu dong, Lam. Marissa lagi hamil, kau mesti berbelas kasihan sedikit."

"Apaan sih, Ndra! Aku gak minta dikasihani! Tapi memang harusnya aku ada hak juga!"

Nilam menyemburkan tawa mendengar kata-kata Marissa barusan.

"Hak mu? Ya minta lah sama Indra, minta Indra buat bayar satu orang lagi buat jadi pelayanmu. Gitu aja kok repot," sahut Nilam sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dada.

"Kurang ajar! Makin hari kau makin seenaknya, Nilam! Aku juga berhak atas apa yang ada di rumah ini! Kau juga menikmati uang Indra kan?! Kau juga pasti membayar gaji pembantu itu dengan uang Indra!" tuding Marissa.

"Ya, Lam, apa yang Marissa bilang itu benar. Dan lagi, aku gak suka lihat kalian ribut. Kalian mesti akur!"

*A*kur kepalamu!

Nilam mendesis di dalam hati.

"Siapa bilang itu gajinya Indra semua? Coba kau tanya Indra berapa gajinya sekarang? Setengah dari gaji Indra itu untuk keluarganya. Belum lagi buat biaya kuliah adiknya yang di Jogja. Terus ibunya juga sedang melunasi tagihan kredit bank karena mereka pinjam uang untuk bangun rumah. Lalu selama berselingkuh denganmu kemarin, dia hanya memberikan aku sedikit saja. Yang menutupi uang kurang tentu hanya aku. Jadi jelas sekarang, bibi aku yang membayarnya, dengan uangku sendiri. Kau punya tabungan, Marissa? Tidak bukan? Makanya kau rela jadi selingkuhan suami orang waktu itu. Kasihan."

"Keparaat!" Marissa mendekati Nilam, hampir saja tangan perempuan itu melayang hendak menampar Nilam tetapi Indra segera menahannya. Marissa menatap Indra dan Nilam dengan berang sementara Nilam hanya memandanginya dengan tatapan yang sama, santai dan penuh tawa terpendam.

"Jangan sampai anakmu nanti temperamen sepertimu, Marissa." Nilam berkata lagi dengan diselingi tawanya.

"Lam, tolong, jangan memancing kemarahan Marissa. Dia sedang hamil anakku, yang artinya akan jadi anakmu juga."

"Anakku? Tentu anakku akan lahir dari rahimku sendiri, Ndra. Jadi jangan libatkan aku dalam hal apapun tentang dia. Bukan berarti aku benci anakmu dan dia, tapi aku tak bertanggungjawab sedikitpun atas kehadirannya kelak. Sorry." Nilam mengangkat tangannya.

Indra diam seketika. Baru saja Marissa hendak melabrak Nilam lagi, suaranya terhenti ketika bibi masuk tergopoh-gopoh menuju Nilam.

"Nyonya Nilam, ada orang dealer katanya bawa mobil pesanan Nyonya."

"Kau beli mobil, Lam?!" tanya Indra tak terima. Marissa apalagi, dia masih mengira itu uang Indra.

"Ya, aku beli dengan uangku sendiri. Jangan lupa, dulu aku artis terkenal dan tentu saja, uang simpananku tak sedikit."

Nilam melangkah dengan anggun, lagi-lagi melenggak-lenggok bokoongnya yang bulat menantang. Sebuah mobil mewah berwarna putih kini terparkir di halaman rumah Nilam. Marissa menghentakkan kakinya dengan kesal.

"Ndra! Belikan aku mobil juga!"

Indra hampir pingsan, dia mana punya uang tabungan? Uangnya hampir habis. Lagipula Marissa ini aneh-aneh saja, dia minta dibelikan mobil tapi tak bisa mengendarai benda itu.

"Sudahlah Marissa, fokus saja dengan kehamilanmu. Aku pusing sekali sekarang."

Indra berlalu dengan lesu, memasang dasinya sendiri, merelakan tak sarapan pagi. Marissa akhirnya memesan makanan online. Dia merutuk sepanjang hari, iri dengan Nilam yang sekarang punya mobil baru.

"Kau mau mencoba mobilku?" tawar Nilam sembari terkekeh.

"Dia tak bisa menyetir, Lam." Indra menyela sebelum Marissa kembali merasa terhina.

"Oh ... Nanti belajar, biar bisa bawa mobil ya."

Nilam kembali naik, sembari membawa kunci mobilnya ke atas, menyimpannya di dalam kamar. Indra masuk ke mobilnya sendiri sembari melirik mobil mewah milik Nilam, tentu terbanting dengan harga mobilnya.

1
Heny Herni
senang bagt akhir nya cerita nya happy ending /Smile/
Khusnul Khotimah
bagus menarik
Khusnul Khotimah
sehat selalu dan semoga makin sukses
Rina Madona
Kecewa
Rina Madona
Buruk
Novie Cherly Tololiu
Luar biasa
Novie Cherly Tololiu
Lumayan
Merry Merr
Luar biasa
echa purin
/Good//Good/
Nova Angel
nah gitu donk main cantik
Nova Angel
selidikin dl jgn asal labrak klu udh ada buktiny baru main cantik lah lam
Rere
Kecewa
Rere
Buruk
Rere
laper
Bela Viona
dari kata² nya Kya ny Author org Medan 🤭🤣.
in the Hoy 🤣🤣🤣
Mattea Bee
Luar Biasa
moemoet
Luar biasa
Berlian Nusantara dan Dinda Saraswati
semangat thorr
Sundari Sekariputi
bgs ceritanya thoor 👍👍👍
Pudijo Hermanto
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!