Memang semua sudahlah takdir sang ilahi.
Azmia atau biasa di panggil Mia tanpa ada aba-aba tiba-tiba dia harus menggantikan pernikahan Kakaknya dengan terpaksa dia harus menjadi peran pengganti Kakaknya.
Akankah Azmia bahagia dengan pernikahannya dan bisa menjalankan perannya sebagai peran pengganti Kakaknya.
Jangan lupa untuk membaca kisah Azmia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon surya mafaza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 30 Salah paham
"Pemandangan yang sangat indah," bisik Daffa tepat di telinga Alby.
Alby langsung melotot ke arah Daffa. "Kenapa, sepertinya dia bahagia lihat saja, dia tertawa begitu lepas bersama orang itu," ucap Daffa sengaja jadi kompor dia ingin melihat reaksi Alby.
"Gue nggak perduli," balas Alby sambil memalingkan wajahnya dari kedua orang yang sedang bercanda gurau.
"Jangan membohongi hati mu." Daffa seakan seperti peramal yang mengerti isi hati orang lain.
"Diamlah!" Alby mulai kesal dengan Daffa yang nerocos terus.
"Al, gue ingetin, jangan sampai lu nyesel di kemudian hari saat dia sudah berada dalam pelukan orang lain," jelas Daffa.
Alby hanya diam tidak menanggapi omongan Daffa. Dia sibuk dengan pikirannya sendiri.
"Pulang yuk, Al," ajak Elvina setelah kembali dari toilet.
"Masih sore ini, El," ucap Brian.
"Lagi males gue, Bri," balas Elvina.
"Ayo, Al," rengek Elvina sambil bergelayut manja di lengan Alby.
"Jangan begini malu." Alby melepas tangan Elvina dari lengannya.
"Ayo, gue antar, El," tawar Daffa karena dia tau Alby masih ingin di kafe.
"Nggak mau." Elvina menolak tawaran Daffa.
Mau tidak mau dengan terpaksa akhirnya Alby mengantarkan Elvina pulang dari pada terus mengoceh di kafe bikin malu dia.
Alby berdiri dari duduknya berjalan bersama Elvina keluar dari kafe.
Tidak lama kemudian Alby kembali masuk, tapi bukan menghampiri sahabatnya dia malah melangkahkan kaki ke meja dekat kasir.
"Bisa kita bicara sebentar," ucap Alby di samping seseorang yang sedang menikmati es krim coklat.
"Mas Alby," balasnya.
"Bicara saja disini," sahut seseorang.
"Saya tidak ada urusan dengan Anda. Saya hanya ingin berbicara dengan Azmia," ucap Alby dengan tegas. Ya orang yang sedari tadi di liat Alby adalah Azmia dan Angga.
"Namun, saya tidak mengizinkan kamu berbicara dengan Azmia," ucap Angga tersenyum sinis.
"Apa urusan, Anda melarang saya," balas Alby.
"Kamu tidak perlu tahu siapa saya." Angga sengaja menarik pelan Azmia agar lebih dekat dengannya. Angga ingin tahu bagaimana reaksi Alby.
"Abang." Azmia memegang lengan Angga menandakan Angga harus diam tidak perlu berdebat dengan Alby.
"Mia, bicara sebentar sama Mas Alby ya." Azmia menatap kearah Angga dengan tatapan memohon. Angga yang tidak tega akhirnya mengizinkan Azmia.
Meskipun sebenarnya Angga marah dengan Alby, tapi dia tidak ingin ikut campur dalam rumah tangga Adiknya, selagi masih di batas kewajaran Azmia bisa menyelesaikan sendiri.
"Jangan lama-lama, tidak boleh keluar dari area kafe," ucap Angga sambil mengelus lembut kepala Azmia. Angga menyayangi Azmia seperti Adiknya sendiri.
Azmia mengangguk kemudian keluar kafe di ikuti Alby dari belakang. Azmia berjalan menuju meja paling pojok yang berada di luar kafe.
"Duduklah!" Azmia mempersilakan Alby duduk.
Alby pun duduk berhadapan dengan Azmia, tapi Azmia menundukkan pandangannya dia tidak ingin melihat orang yang selalu menaruh goresan luka di dalam hatinya.
"Saya tidak menyangka ternyata kamu pun tidak jauh berbeda dari wanita-wanita di luar sana yang hanya pura-pura sok suci tidak sesuai dengan penampilan, Kamu seakan baik di depan orang tuaku, tapi apa nyatanya di belakang kamu juga bersama laki-laki lain, apa pantas seorang istri bermain api di depan suaminya," ujar Alby. Dia sudah tidak tahan lagi menahan amarahnya sedari tadi dia tahan karena masih ada Elvina.
***
Di dalam kafe.
Duo laki-laki yang sedang menunggu sahabatnya pergi, tapi tak kunjung kembali.
"Kemana Alby, Daf?" tanya Brian.
"Mana gue tahu jangan-jangan tuh anak beneran nganterin si Elvina," jawab Daffa.
"Lagian ngapain sih dia bawa-bawa si Elvina dari dulu selalu saja manjain tuh cewek," kesal Brian. Padahal dia tuh sengaja ngajak Alby ketemu karena ada sesuatu yang ingin dia sampaikan, tapi karena tadi Alby datang bersama Elvina. Brian jadi mengurungkan niatnya. Sekarang yang di tungguin nggak nongol-nonggol juga, bilangnya cuma nganter Elvina sampai depan kafe duang sudah setengah jam tak kunjung kembali.
Akan tetapi yang di tungguin tidak sadar diri malah berduaan di pojokan, meski bukan pacaran, tapi setidaknya dia melupakan para sahabatnya.
**
🤍🤍🤍🤍🤍🤍🤍🤍🤍🤍🤍🤍🤍🤍🤍🤍
Lha kq udah tamat