Mencintai setulus hati serta menyokong dana untuk seluruh keluarga sang suami. Siapa sangka hal itu tak bisa membuat Zeline mendapatkan balasan kebaikan. Wanita itu justru harus menerima kenyataan pahit bahwa Delon suaminya diam-diam berselingkuh. Dan parahnya lagi,mertua serta ipar-iparnya yang selama ini hidup bergantung dengannya bersekongkol untuk menutupi perselingkuhan sang suami.
Penasaran dengan isi ceritanya? yuk silahkan disimak kelanjutannya ...... happy reading 🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kinly Secret, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 9
Pagi-pagi sekali Delon sudah berpakaian rapi. Terlihat jika pria itu buru-buru karena berjalan dengan tergesa-gesa turun dari tangga. Hal ini tak luput dari pantauan Zeline. Istrinya itu yang memang sengaja bangun lebih pagi sudah mempersiapkan diri untuk mengikuti suaminya.
"Mas,aku ikut ya ?"
"Loh,kok tumben sayang ? Tapi maaf .... Hari ini Mas tugas keluar kota makanya nggak bisa kalau kamu ikut. Soalnya buru-buru." Delon terlihat memasang wajah sedih seolah-olah pria itu merasa bersalah karena tak bisa mengabulkan keinginan istrinya.
"Loh,kok tiba-tiba keluar kota Mas ? Tadi malam nggak prepare juga." Zeline sengaja memasang mimik wajah terkejut,meskipun ia sudah tahu bahwa Delon berbohong.
"Gapapa sayang,aku kasihan kamu capek semalam. Makanya pagi-pagi baru nyiapin semua keperluan ku." Delon tersenyum manis sambil memperlihatkan koper mungil yang entah sejak kapan sudah ia siapkan.
"Oiya Mas, aku mau ke rumah ibu." Ucap Zeline sengaja tak menghiraukan alasan sang suami.
"Degh!" Wajah Delon tampak pucat pasi. Ia tampak salah tingkah. Dan setiap gerak-geriknya tak luput dari pantauan Zeline yang diam-diam segera mengetahui bahwa ada yang tidak beres.
"Ammm .... ngapain ke rumah ibu sayang ? Kan Mas lagi keluar kota. Nanti kamu sama siapa di sana ? Mas rasa kamu bakalan bosan deh. Mending di rumah aja,nanti setelah tiga hari pulang dari luar kota Mas akan ajak kamu ke rumah ibu." Ucap Delon dengan suaranya yang terdengar sangat manis ditelinga.
"Aku cuma ingin minta maaf sama ibu karena kemarin cuma bisa ngasih uang dikit."
"Oh.... Cuma karena itu. Nggak usah... Ibu udah nggak kecewa lagi kok. Jadi kamu nggak usah pikiran ya ?" Dengan cepat Delon mencari alasan agar Zeline tidak jadi ke rumah ibunya. Dalam hati ia merutuki dirinya sendiri yang tak bisa mencari alasan agar istrinya itu tak memiliki keinginan untuk ke rumah ibunya.
"Tapi Mas, meskipun begitu aku harus meminta maaf. Aku nggak mau ibu menganggap ku mantu kurang ajar. Oke ya ? Tunggu sebentar aku ambil handpone saja dan kita berangkat." setelah berkata,Zeline dengan cepat berlari menaiki tangga menuju kamar meninggalkan Delon yang frustrasi karena tak bisa menahannya meskipun sudah berbagai alasan diutarakan.
"Astaga... Bagaimana ini ? Bisa-bisa ibu marah jika Zeline benar-benar ke rumah." Gumam Delon. Pria itu terlihat semakin pucat. Sekujur tubuhnya terasa dingin. Bagaimana mungkin Zeline pergi ke rumah ibunya. Sedangkan saat ini keluarganya sedang mempersiapkan diri menuju kediaman Talita. jika hal ini sampai terjadi,maka tamatlah riwayatnya. Ia belum sanggup menerima kenyataan jika nanti Zeline mengetahui semuanya dan ia sekeluarga kembali miskin.
"Pokonya aku harus cari cara agar Zeline nggak jadi ikut. Ya! Harus. Otak ...cepatlah berpikir ...." Gumam Delon sambil menggigit bibirnya,berusaha mencari alasan serta memaksa otaknya untuk berpikir mencari sebuah solusi atas masalah yang kini sedang dihadapi.
"Ayok Mas. Kita berangkat sekarang." Suara merdu Zeline berhasil membuat Delon yang sedang berkonsentrasi mencari cara terpecah begitu saja.
"Ah,iya sayang. Yuk." Ajak Delon pura-pura menampilkan wajah bahagia. Sangat berbanding terbalik dengan hatinya yang sedang kacau balau.
Zeline mengikuti langkah suaminya dengan santai sambil memainkan handpone di tangannya. Sedangkan Delon sangat gelisah namun tetap memaksakan langkahnya menuju mobil.
Sepanjang perjalanan menuju rumah sang ibu,Delon masih tetap berusaha mencari cara. Dan agar bisa mengulur waktu,Delon sengaja memperlambat laju kendaraannya dan nyaris sangat pelan sampai Zeline pun bertanya.
"Kok pelan sekali Mas ? Tambah lagi kecepatannya,aku ingin cepat-cepat ketemu ibu."
"Ngapain juga buru-buru sayang,kita berdua kan jarang-jarang semobil kayak gini. Nggak ada salahnya kalau kita menikmati sebentar saat seperti ini." Ucap Delon beralasan. Tanpa disadarinya Zeline tertawa sinis. Delon sudah tak mempunyai alasan agar bisa menahan istrinya itu untuk ke rumah orang tuanya. pada akhirnya ia pun pasrah. Semoga saja di rumah ibunya tak terlihat mereka sedang sibuk-sibuknya agar Zeline tak curiga doanya.
Saat perjalanan hampir mendekati rumah sang mertua,dan ketika seorang Delon telah berpasrah diri tiba-tiba Zeline berkata.
"Mas,kayaknya kita putar balik dulu.Aku nggak jadi ke rumah ibu."
"Cittttt...!!!" Saking terkejutnya Delon sampai menginjak rem dengan kuat. Terkejut karena sang istri mengeluarkan kata-kata yang menurutnya mustahil untuk diungkapkan,namun sangat dinantikan oleh Delon. Pada akhirnya dirinya terselamatkan.
."Kenapa sayang ? Ada apa ?" Tanya Delon pura-pura merasa kuatir. padahal dalam hatinya bersorak senang.
"Aku tiba-tiba mau beli sesuatu dulu buat ibu di mal. Jadi besok aja aku ke rumah ibu. Nggak enak juga mau minta maaf tapi membawa tangan kosong. Mas lanjut saja perjalanannya ke luar kota. Aku akan naik taksi."
"Oh,oke sayang." Ucap Delon sambil menahan kegirangan di dalam hatinya yang hampir saja tak terbendung.
"Mas antar kamu ke mal ya ?" Tawar Delon yang ingin memastikan bahwa Zeline benar-benar ke sana.
"Apa nanti gapapa Mas terlambat ? Tanya Zeline dengan perhatian.
"Gapapa sayang. Sudahlah,jgan terlalu dipikirkan. Mas akan antar kamu sekarang."
Karena hatinya gembira, Delon sangat bersemangat untuk mengantar istrinya." Zeline hanya bisa tersenyum miring melihat tingkah suaminya yang pura-pura polos.
Tanpa Delon tahu,sebenarnya Zeline dan Lindri saling berkirim pesan. Kedua wanita itu telah membicarakan apa yang harus mereka lakukan untuk mendapatkan bukti perselingkuhan Delon. Sedangkan keinginan Zeline yang ingin ke rumah mertuanya hanyalah sebuah alasan untuk sedikit membuat suaminya ketakutan.
Zeline benar-benar membuat Delon mengantarkan dirinya di mal. Dan dengan alasan akan segera melanjutkan perjalanan nya keluar kota,Delon langsung melajukan kembali kendaraannya setelah menurunkan istrinya.
Sedikit melajukan mobilnya dengan kencang menuju rumah orang tuanya,Delon melihat jam yang melingkar di tangannya. Sudah pukul 8.00. Sedangkan kemarin sang ibu sudah berpesan bahwa dirinya harus tiba pukul 7.00 karena harus mempersiapkan segala hal.
Lima belas menit akhirnya Delon tiba di rumah orang tuanya. Di sana Berti sudah menunjukkan wajah kesalnya. Baru saja menginjakkan kakinya di teras,Delon sudah mendapatkan omelan dari sang ibu.
"Kamu itu kenapa sih datang terlambat ? Ngapain aja kamu tadi ? Masih ngurusin si mandul ?" Cecar Berti penuh emosi. Berti adalah tipe wanita yang tak sabaran dan mudah emosi. Hal kecil apa saja yang berjalan tak sesuai keinginannya akan langsung membuat gusar dan meledak-ledak.
"Iya Bu,tadi justru Zeline mau ke sini."
"Apa ?! Kok bisa ? Trus sekarang di mana dia ?" Berti terkejut bercampur takut karena ia sebenarnya pun belum siap memberikan alasan pada Zeline jika ketahuan.
"Lagi di Mal. Nggak jadi ke sini.Katanya mau beli buah tangan untuk ibu sebagai ucapan maaf karena kemarin sudah bikin ibu kecewa. Kemungkinan besok ia ke sini."
"Syukurlah ...." Berti mengurut dadanya lega. Tapi wajahnya kembali berbinar senang ketika mengingat kata terakhir dari putranya. Buah tangan. Itu artinya sang menantu akan membawakan barang-barang kesukaan nya seperti biasa.
"Ya sudah. Kamu ke dalam. Segera persiapkan semua apa yang akan kita bawa nanti malam." Ucap Berti dengan nada suara yang sudah biasa.
"Iya Bu." jawab Delon dan langsung masuk ke dalam rumah.