Roy laki laki berusia 23 tahun yang baru saja terkena PHK, mencoba mencari pekerjaan baru namun tidak kunjung dia dapatkan. Kerasnya ibu kota membuat Roy harus bertahan dengan segala cara. Apa lagi dia adalah seorang perantauan. Apakah Roy bisa bertahan??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cy_Ud, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mobil Baru Langkah Baru
Silahkan diminum den kopinya", ucap wanita paruh baya dengan sopan setelah meletakkan secangkir kopi dan segelas jus berwarna hijau serta.sepiring cemilan diatas meja didepan Roy duduk.
"Makasih bik... ", balas Roy ramah.
Kini Roy berada diruang tamu rumah tante Tati. Sambil menunggu situan rumah yang membawanya kesini, netra mata Roy mengitari seisi ruangan memperhatikan setiap sudut, hal yang tidak sempat dia lakukan waktu pertama kali kesini dulu.
Semua furnitur dan pajangan terlihat mahal menandakan bahwa keadaan ekonomi si tuan rumah menegah keatas. Roy memperhatikan Foto foto yang terpajang dan dia bangkit dari duduknya begitu melihat foto lama berfigura kecil yang masih terlihat hitam putih namun agak buram.
Disana terpampang gambar seorang laki laki dan perempuan berdiri disebuah taman yang tidak tau dimana. Photo itu sudah kabur namun dapat dikenali. Roy merasa pernah bertemu dengan laki laki difoto tersebut tapi dimananya dia lupa.
"Itu foto kedua orang tua saya Roy. Tapi mereka sudah meninggal keduanya, foto itu sudah lama sekali jadinya kurang jelas", ucap tante Tati dari belakang Roy yang tidak disadari Roy kedatangannya.
"eh.... mmm...Maaf tan saya cuma penasaran ingin lihat", jawab Roy kikuk dan meletakkan kembali benda ditangannya ketempat semula.
"Cuma itu kenangan yang tinggal dari kedua orang tua saya", ucap tante Tati dengan nada terdengar sedih saat menggantikan Roy memegang figura kecil itu. Dan Roy hanya mendengarkan.
Sesat suasana ruangan terasa canggung, tante Tati masih memandang dalam pada gambar didalam figura ditanganya. Terlihat dua bulir bening menetes dari sudut matanya sedangkan Roy hanya bisa diam.
"Permisi Nyonya didepan ada orang yang mengantarkan barang pesanan Nyonya katanya" ucap Widodo yang bekerja sebagai satpam dan juga merupakan suami dari Bi Sumi Art dirumah tante Tati.
Tante Tati segera menyeka air matanya yang menetes karena mengingat kedua orang tuanya. Setelah menyuruh agar orang yang dimaksud Mang Widodo untuk masuk, tante Tati juga melangkah keluar yang di ikuti oleh Roy mengekor dibelakangnya.
Setelah menanda tangani semua berkas yang diperlukan orang yang tadi dibilang oleh Mang Widodo tersebut pamit dan meninggalkan barang pesanan dari Tante Tati.
"Roy ini buat kamu", ucap tante Tati sambil menyerahkan sebuah kunci mobil pada Roy yang berdiri disampingnya
Menerima hal yang tak terduga membuat Roy mematung membatu. Apa lagi yang diberikan oleh tante Tati adalah sesuatu yang tidak mungkin dia terima.
Sejenak Roy diam tidak tau mesti berbuat apa. "Tan apa maksudnya?? Saya tidak bisa.....", ucapan Roy tertahan setelah tangannya di genggam paksa oleh tante Tati dan memindahkan kunci mobil ditangannya telapak tangan Roy.
"Sudah kamu terima aja dulu, ini bukan mobil baru. Aku membelinya seken kok tapi masih bagus. Dengan ini kamu bisa dengan tenang bekerja sebagai driver taksi online tanpa perlu ada tekanan. Saya tau apa yang ada dipikiran kamu dan jangan mikir lain lain dulu, aku hanya membantu kamu untuk memiliki penghasilan. Kamu bisa menggunakan sistem seperti kamu bekerja pada juragan mu dulu. Tapi tidak perlu setiap hari perbulan saja dan saya tidak mematok berapanya. Istilahnya berbagi keuntungan. Bagaimana kamu mau menerimanya atau tidak???" Timpal tante Tati menjelaskan yang tau isi kepala Roy yang tidak mungkin menerima sesuatu secara cuma cuma.
Dengan sedikit sungkan Roy menerima kunci dari mobil dari brand Toyota berjenis Agya berwarna silver itu. Walau sebenarnya hati Roy sangat senang karena bisa bekerja lagi tapi disembunyikannya karena tidak mau wanita single parent itu tau karena biar bagaimana pun Roy tetap harus menjaga imagenya.
Setelahnya mereka berdua kembali masuk kedalam, dan tante Tati yang sudah paham dengan tipikal Roy juga telah mempersiapkan semuanya. Sebuah berkas kontrak pengikat kerja diberikan pada Roy untuk ditanda tangani oleh keduanya. Yang mana statusnya diminta Roy sebagai hak pakai. Karena jika tidak ada administrasinya maka akan terkesan seperti seorang berondong peliharaan menerima fasilitas dari tante tante...
"Sekarang kamu bekerja untuk saya Roy. Setelah ini kamu telah menjadi bagian dari karyawan saya", ucap tante Tati setelah semua berkas selesai di tanda tangani.
"Terima kasih banyak tan, tante sudah begitu banyak membantu saya", balas Roy dengan senyum bahagianya.
Setelah semuanya selesai Roy langsung menyalakan aplikasi transportasi online yang telah memiliki akun sebelumnya. Dengan penuh semangat Roy langsung mulai bekerja begitu meninggalkan kediaman pemilik kontrakannya.
"Permisi... Mbak Mila....", sebuah suara terdengar memanggil dari luar rumah si pemilik nama yang sedang menidurkan anaknya.
Karena tidak ada sautan panggilan itu sampai tiga kali di ulangi, pada panggilan ke empat pintu yang semula tertutup perlahan terbuka.
"Eh Neng Clara saya kira tadi siapa. Maaf ya Neng tadi saya lagi nidurin anak saya jadinya ngak ndak nyaut. Masuk Neng", ucap Mila dengan medok khas jawanya mempersilahkan tamunya masuk.
"Makasih Mbak disini aja, takut nanti si kecil bangun" balas Clara ramah.
"Roy belum pulang mbak??", timpal Clara sambil melihat pada rumah disebelahnya yang terlihat sepi.
"Rasanya belum Neng, kemungkinan sebentar lagi karena sudah sore kan. Tapi pastinya saya juga tidak tau. Apa neng ada perlu denga Mas Roy mau nunggu atau mau nitip pesan??", balas Mila sedikit menyelidik.
"Iya saya ada perlu, kayaknya saya tunggu aja mbak. Dan makasih ya mbak sudah ngabarin saya tadi", ucap Clara sambil tersenyum.
Kedua wanita itu saling berbincang dan terlihat sudah sangat akrab padahal mereka baru dua kali bertemu. Hal itu mungkin karena mereka hampir seumuran dan Mila juga orangnya asyi diajak ngobrol.
Hampir dua jam Clara menunggu yang ditemani Mila. Kini Clara telah berada didalam rumah kontrakan Mila, karena selain anak Mila yang sudah terbangun dan langit pun juga sudah mulai gelap.
Karena merasa yang ditunggu belum juga menunjukkan diri akhirnya Clara menyerah. Dirinya mohon pamit karena sungkan sudah terlalu lama berada di rumah orang yang baru dikenalnya itu. Walau tuan rumah selalu bilang tidak apa namun sebagai wanita berpendidikan dan didik dengan tata krama yang baik oleh kedua orang tuanya Clara sadar bahwa kehadirannya disana tentu akan menghambat aktifitas pribadi si tuan Rumah.
"Kayaknya Roy ngak pulang pulang mbak. Kalau gitu saya pamit aja ya mbak. Kalau dia pulang kasih tau aja saya tadi kesini. Maaf ya mbak jadi merepotkan mbak", ucap Clara sungkan.
"Ngak ngerepotin kok Neng, justru saya senang jadi ada teman ngobrol. Biasanya saya cuma sendiri aja neng, suami saya pulangnya tengah malam terus kadang malah ngak pulang. Soalnya kerjanya jauh neng", balas Mila sedikir curhat.
Setelah berbasa basi akhirnya Clara pamit pada Mila. Namun, saat dirinya baru saja ingin menaiki kendaraannya. Sebuah mobil berhenti tepat di belakang mobil Clara, yang membuat Clara mandang sekilas dan kembali membuka pintu mobilnya.
Saat pintu mobil yang tidak dikenal oleh Clara terbuka dan orang didalamnya keluar sebuah sapaan terdengar, membuat Clara menghentikan niatnya untuk masuk kedalam kendaraan miliknya. Entah mengapa bulir bening itu jatuh begitu saja seakan menggambarkan rasa rindu yang dipendam telah terlalu lama melihat seseorang yang berdiri tidak jauh darinya dan juga menyebut namanya tersebut.
***Next>>>>
akan terus diusakan kak.../Smile//Smile//Smile/