NovelToon NovelToon
[NOT] Beautiful Wedding

[NOT] Beautiful Wedding

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama / Perjodohan
Popularitas:2.3M
Nilai: 4.9
Nama Author: D'wie

Oryza Sativa mengira pernikahannya selama ini baik-baik saja. Memiliki suami yang begitu perhatian dan mencintainya. Memiliki sepasang putra dan putri yang tampan dan cantik serta menggemaskan.
Memiliki mama mertua yang juga menyayangi dirinya walaupun sedikit judes, tapi ia tak mempermasalahkannya. Hingga satu persatu rahasia sang suami juga keluarganya terkuak membuatnya seperti mati rasa. Cinta yang diagung-agungkannya seketika musnah. Hatinya hancur sejadi-jadinya.

Bertahan atau melepaskan, manakah yang harus ia pilih?


Yuk, mampir di karya author D'wie!

Semoga suka.

Saranghaeyo 🥰🥰🥰

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D'wie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch.30 Saran

"Aaargh ... " ringis seorang perempuan saat baru tersadar dari pingsannya. Matanya mengerjap-ngerjap beberapa kali, mencoba menetralkan penglihatannya yang sedikit mengabur hingga panggilan seseorang yang dikenalnya menyentaknya hingga benar-benar tersadar.

"Oryza,"

"Tu-tuan, aku ... dimana?" tanyanya bingung sambil memegangi kepalanya yang masih terasa pusing.

"Kau di rumah sakit," jawab Damar datar.

"Ah," serunya bingung mengapa ia bisa berada di sana.

"Kau tadi pingsan," ujar Damar memberitahu membuat Oryza terkejut.

Oryza lantas segera menegakkan punggungnya hendak meminta maaf karena telah merepotkan sang atasan. Padahal ia baru bekerja selama 2 hari, tapi sudah membuat ulah seperti ini.

Tapi belum sempat bibirnya berucap maaf, tiba-tiba ada seorang perempuan bersnelli menghampirinya dan menyapanya.

"Hai, bagaimana keadaan kakak?" tanya perempuan cantik itu yang ia yakini merupakan dokter di rumah sakit itu.

"Sudah lebih baik. Hanya masih sedikit pusing saja," jawab Oryza yang disambut perempuan itu tersenyum.

"Ya sudah, kakak istirahat aja dulu. Kata dokter Miftah tadi, kakak bisa pulang setelah cairan infus ini habis," ujarnya seraya tersenyum lebar. Lalu perempuan dokter wanita itu mengajak Damar ke luar sebentar.

"Aku keluar sebentar. Jangan kemana-mana! Tunggu aku di sini," tukas Damar tegas dengan wajah datarnya.

Lalu tanpa membutuhkan jawaban Damar segera memutar tubuhnya mengikuti perempuan bersnelli yang ternyata adalah adiknya sendiri.

"Ck ... abang mau pdkt tapi sikapnya datar kayak triplek gitu, gimana cewek mau jatuh hati coba! Lembut sedikit kek, senyum manis gitu, ramah atau apalah gitu biar bisa narik perhatian cewek," cibir Karin sambil bersedekap tangan di depan dada.

Damar mendengus lalu merebahkan tubuhnya di sofa yang ada di ruang kerja adiknya itu.

"Itu belum waktunya. Sekarang jaga jarak aman dulu. Bukan apa-apa, abang nggak mau hal itu dijadikan celah bedebah itu untuk merendahkan Oryza. Lagian, mau Abang bersikap kayak gimana aja, pesona Abang nggak akan ada yang bisa menyangkal bukan. Abang bersikap datar kayak gini aja cewek banyak yang nempel apalagi kalau Abang udah beraksi," sahutnya penuh percaya diri.

Apa yang Damar katakan memang bukan sekedar bualan, Itu nyata adanya. Bahkan tak sedikit rekan kerja baik rekan kerja dirinya maupun orang tuanya mencoba menjodohkan anak-anak perempuan mereka dengan Damar. Damar adalah definisi menantu idaman bagi para orang tua dan pria sempurna bagi para gadis, sudah tampan, cerdas, mapan, dan pandai berbisnis. Dan satu lagi yang membuat para orang tua kagum, Damar merupakan pria yang santun dan jauh dari hal-hal yang bersifat negatif. Ia tak pernah pergi ke club' malam seperti pria-pria kaya lainnya, tak pernah minum-minuman keras, dan juga taat beribadah. Hal itu membuat para orang tua dan gadis-gadis berlomba-lomba untuk mendekati dirinya.

"Ck ... PD amat, bang. Ingat bang, dia itu perempuan korban perselingkuhan. Biasanya perempuan kayak gitu justru sulit buat ditaklukkan lho soalnya mereka takut kejadian serupa terulang lagi. Asal Abang tahu, sakitnya dia itu bukan karena efek kelelahan aja, tapi juga tekanan. Kayaknya dia sedang dalam keadaan tertekan. Perempuan mana sih yang bisa bersikap santai saat mendapatkan ujian bertubi-tubi kayak gitu. Udah diselingkuhi sampai suami menikah diam-diam, diusir, dijauhkan dari anak-anak juga. Nggak ada sanak saudara dan keluarga lain juga untuk dimintai pertolongan ataupun sandaran. Syukur-syukur dia nggak frustasi sampai bunuh diri. Sering-sering minta Yesha sama Tisya temenin dia deh. Takut dia oleng terus ngelakuin hal-hal tak terduga," tukas Karin panjang lebar.

"Abang tahu adikku sayang. Ini juga Abang sedang berusaha dekat sama dia. But, thank's sarannya. Doain aja supaya segalanya dimudahkan dan dilancarkan."

"Aamiin ... Pasti itu bang. Apa sih yang nggak buat abangku ini," sahut Karin dengan tersenyum lebar.

...***...

Kini Damar dan Oryza sedang dalam perjalanan pulang. Setelah cairan infus Oryza habis, Damar berinisiatif mengantarkannya pulang. Sebenarnya Oryza merasa tak enak hati. Ia sudah terlalu banyak merepotkan atasannya itu. Ia bahkan tak menyangka atasannya sendiri yang akan mengantarkannya pulang. Oryza berusaha menolak dan memilih pulang sendiri. Apalagi ia yakin, atasannya itu punya banyak kerjaan sekarang, tapi Damar tetap berkeras mengantarnya. Ia sampai tak habis pikir, atasannya itu ternyata sangat baik. Tidak seperti yang Tisya katakan kalau CEO Angkasa Mall itu sangat galak. Yang ia tangkap dari dua hari bekerja justru dia sangat baik dan perhatian pada bawahannya.

Sepanjang perjalanan hanya diisi dengan keheningan. Tak ada yang bicara. Mereka saling menutup rapat mulut masing-masing. Saturnus yang menyopiri mereka hanya bisa ikut membungkam hingga mobil yang membawa mereka pun masuk ke area apartemen mewah dimana Oryza tinggal.

"Kok tuan bisa tahu alamat tempat tinggal saya?" tanya Oryza heran saat mobil mereka telah memasuki tikungan menuju lokasi apartemen Oryza.

"Website kantor. Setiap data karyawan tersimpan di sana dan Saturnus memiliki kuasa untuk mengaksesnya selain saya," ujar Damar mode formal.

Oryza hanya bisa ber'oh ria. Ia percaya saja pada kata-kata Damar. Tak ada lagi kata yang terlontar hingga mobil itu tiba tepat di depan lobi apartemen.

Saturnus turun hendak membukakan pintu untuk Oryza tapi Oryza justru turun terlebih dahulu. Kemudian membungkukkan tubuhnya berpamitan seraya mengucapkan terima kasih.

"Besok kau tidak perlu bekerja. Istirahat saja dan jangan lupa minum obatmu," tukas Damar datar.

"Tidak perlu tuan, saya pikir pasti besok saya sudah jauh lebih baik jadi besok saya akan kembali bekerja," sahut Oryza sopan. Ia tentu tak ingin dinilai karyawan yang tak tahu diri. Baru 2 hari bekerja, sudah sakit sampai merepotkan atasannya lalu lanjut meliburkan diri walaupun itu atas izin dari atasannya sendiri.

"Jangan membantah! Saya tak ingin kau tiba-tiba sakit lagi di kantor. Sungguh merepotkan," ketus Damar tidak sungguh-sungguh.

"Maaf," cicit Oryza sambil menunduk. Apa yang dikatakan Damar ada benarnya. Kalau ia memaksakan diri, bisa jadi peristiwa hari ini terulang kembali dan membuatnya kian merasa bersalah.

"Ya sudah, masuklah. Kalau ada apa-apa atau butuh sesuatu. Hubungi saya eh maksudnya Saturnus," ujar Damar datar seperti biasanya membuat Oryza sedikit terperangah. Berbanding terbalik dengan Oryza, Saturnus justru mendumel dalam hati sebab mengapa dirinya yang justru dijadikan mediator antara kedua orang itu.

...***...

"Ryza, loe pulang!" seru Tisya bertepatan Oryza masuk ke dalam apartemennya.

"Bukannya kamu sedang sakit, kok pulang sih!" timpal Ayesha yang kini telah berdiri hendak membantu Oryza duduk di sofa.

"Ck ... aku cuma nggak enak badan, bukan lumpuh sampai harus dibantu untuk duduk," protes Oryza membuat Ayesha terkekeh.

"Ya kali aja buktinya video loe digendong CEO Angkasa Mall udah viral tuh di grup para karyawan," imbuh Tisya membuat Oryza membelalakkan matanya.

"Apa? Demi apa? Ini ... kalian nggak lagi mau ngerjain aku kan?" pekik Oryza kaget dengan mata membulat.

"Buat apa bohong. Nih kalau nggak percaya, aku sempat save videonya. Tapi kamu tenang aja, video di grup karyawan udah berhasil dihandle kok,"ujar Ayesha seraya menunjukkan video di ponselnya.

"Astaga, gimana nih! Aku benar-benar nggak tahu kalo tuan Damar yang gendong, tadi nggak sempat nanya. Aduh, aku pasti udah buat si bos malu ya karena itu dia minta aku besok nggak kerja dulu," gumam Oryza membuat Ayesha dan Tisya mengulum senyum.

"Emang bos loe tadi bilang apa?" tanya Tisya.

"Katanya besok nggak usah kerja dulu untuk istirahat."

"Nah, kenapa kamu kira dia nyuruh kamu nggak kerja karena malu. Jangan nething ih! Seharusnya kamu makasih tahu!"

"Ah, kamu bener Sha! Eh kamu tahu nggak, yang nolong aku waktu kecelakaan ternyata si bos dan bodohnya aku belum sempat bilang makasih sama sekali," beritahu Oryza membuat kedua orang yang mendengarnya saling lirik dengan senyum tipisnya.

"Serius?" tanya Tisya pura-pura baru tahu yang diangguki Oryza. "Wah, gila loe Za, dia yang udah nyelamatin nyawa loe, seharusnya loe bilang makasih sama dia," imbuh Tisya.

"Iya, loe ini gimana sih Za! Nah, ini kali kedua dia nolongin loe lagi dan loe belum bilang makasih lagi." Ayesha berdecak membuat Oryza makin serba salah.

"Terus aku mesti gimana Sya, Sha?" tanya Oryza meminta pendapat.

"Loe lusa buat sesuatu gih kasiin ke bos loe sebagai bentuk ungkapan terima kasih," saran dari Tisya.

"Bener tuh. Dia itu bos, Za. Jangan sampai karena perbuatan bodoh kamu ini membuatnya memecat kamu, Za. Emang kamu mau kehilangan pekerjaan?"

Oryza menggeleng dengan cepat.

"Kalian bener, aku harus buat sesuatu yang spesial sebagai ucapan terima kasih. Makasih ya Sha, Sya, atas sarannya," ucap Oryza girang sedikit melupakan kesedihan dan kesakitannya tadi.

"Oh ya Za, Jum'at entar kalian akan sidang perdana. Jangan nggak datang ya! Surat undangan dari pengadilan agama untuk si breng-sek udah dikirim. Disana entar kamu bakal didampingi pengacara. Kabarnya sih si breng-sek itu bakal berusaha merebut hak asuh anak-anak kalian, tapi kamu tenang aja. Pengacara kamu entar bukan pengacara ecek-ecek. Mereka pasti keok, yakin deh!" ujar Ayesha penuh percaya diri.

Seketika Oryza mematung. Sekelebat ingatan saat pertemuannya kemarin dengan Hendrik mampir di benaknya. Ada rasa khawatir Hendrik memenangkan pertarungan di meja hijau kelak. Tapi mendengar kata-kata Ayesha, ia pun. meyakinkan diri kalau kemenangan akan berpihak padanya.

Oryza lantas tersenyum dan mengangguk seraya mengucapkan terima kasih atas bantuan kedua perempuan muda itu.

...***...

...Happy reading 🥰🥰🥰...

1
Yoyok Tungkal
Luar biasa
Callista
👍👍
Prahesti Vita masita
Luar biasa
Raufaya Raisa Putri
aduuh.. pebinor ny high quality jomblo uyy. ngg kaleng' half ny
Raufaya Raisa Putri
ngg cuma skt karena perselingkuhan tp juga hinaan rik... dsr q rik
Raufaya Raisa Putri
wah
.. damn nguntit
Raufaya Raisa Putri
kyk karya yg judulnya... kesucian khalisa... karya senja ngg sih
Raufaya Raisa Putri
bang sat... NM panjang ny satria fu bkn y?!
rika rokim
Kecewa
rika rokim
Buruk
Rhini
Luar biasa
Trisna
Saturnus enggak ada hujan udah langsung badai Lo buat.
jantungan anak orang woi
Trisna
ah gini banget holang kaya di dunia perhaluan.
baiknya tida dua
Trisna
pa Hendrik udah nyesel kah?
Trisna
pake hoody itu pasti Damar
Trisna
Hem di comblangin si oryza sama Damar...
Hem sahabat laknat tapi baik
Hana Nisa Nisa
😭😭😭😭😭
Nurhasanah
adio gmn..skrg aja jrg pulg.
NAJ L
luar biasa
Tutik Susilowati
kipas mana kipas. si hendrik kepanasan guyss.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!