[NOT] Beautiful Wedding
"Assalamu'alaikum," ucap seorang pria tampan nan gagah di usianya yang baru menginjak kepala tiga.
"Wa'alaikum salam, mas," sahut Oryza Sativa seraya mengulurkan tangan lalu mencium punggung tangan suaminya seperti kebiasaannya selama 5 tahun ini. "Mas mau langsung mandi atau makan dulu?" tanya Oryza seraya berjalan bersisian dengan sang suami. Bukan kenapa ia menawarkan makan sebab jarum jam sudah menunjukkan pukul 9 malam. Ia khawatir suaminya ini belum makan sebab ia baru pulang meeting di luar kota.
"Langsung mandi aja. Mas udah makan di jalan tadi," ujar lelaki bernama Hendrik Wicaksana itu.
Oryza hanya tersenyum lembut memendam rasa sedih sebab hasil masakannya akan kembali terbuang sia-sia. Di rumah besar itu memang ada seorang asisten rumah tangga tapi untuk masalah makanan Oryza lebih memilih memasak sendiri sebab baginya kesejahteraan perut juga merupakan kewajiban seorang istri. Jadi ia tak pernah mengizinkan asisten rumah tangganya memasak untuk mereka.
"Anak-anak sudah tidur semua, sayang?" tanya Hendrik
"Udah mas. Tadi anak-anak nanyain mas kapan pulang. Ratu juga udah protes nanyain mas soalnya sudah berapa hari ini dia nggak liat mas. Mas sih, makin sibuk, pergi pagi-pagi banget, pulang larut. Kasian anak-anak mas, mereka kangen ayahnya," ujar Oryza seraya mencebikkan bibirnya.
"Kamu itu nggak usah manyunin bibir kayak gitu deh. Atau itu kode pingin mas cium?" goda Hendrik.
"Ck ... aku lagi ngomongin anak-anak mas malah mikir masalah ciuman," Oryza berdecak kesal tapi setelahnya ia tersenyum malu dengan pipi memerah. Walaupun usia pernikahan mereka telah menginjak tahun kelima, tapi Oryza masih saja sering merasa malu-malu saat sang suami menggodanya. Apalagi beberapa bulan ini suaminya makin sibuk jadi saat ada momen seperti ini, ia merasa sangat senang.
Hendrik terkekeh lalu menarik pundak Oryza dan merangkulnya seraya menaiki tangga bersamaan menuju kamar mereka.
"Terus kamu bilang apa sama Ratu?"
"Ya aku jujur dong, ayahnya lagi sibuk banget jadi minta dia ngerti. Tadinya sih ngambek, tapi setelah dikasi 1 cup besar es krim, dia udah nggak ngambek lagi." Oryza bercerita seraya tersenyum geli mengingat sang anak yang akan langsung melupakan masalahnya saat 1 cup besar es krim terhidang di hadapannya.
"Kalau Raja? Nanyain aku nggak?" tanya Hendrik lagi.
"Oh, sayangnya nggak tuh," sahut Oryza acuh lalu terkekeh. "Kamu tahu sendiri kan mas, Raja itu acuh banget kecuali sama aku. Ya udah, aku siapin air hangatnya dulu ya, mas!" ujar Oryza sesampainya di dalam kamar.
Oryza pun segera berlalu menuju kamar mandi dan menyiapkan air hangat untuk suaminya. Setelah itu ia keluar dan mempersilahkan Hendrik mandi, sementara ia menyiapkan pakaian ganti.
15 menit kemudian, Hendrik keluar dari dalam kamar mandi dan memakai pakaiannya. Melihat rambut Hendrik yang masih tampak sangat basah hingga airnya menetes di pundaknya, Oryza pun segera mengambil handuk dan membantu Hendrik mengeringkannya.
"Mas mau kemana" tanya Oryza saat suaminya mengambil ponsel dan hendak keluar kamar.
"Ruang kerja. Ada yang mesti aku periksa," tukasnya sambil memainkan ponsel. Entah apa yang dilihatnya sampai Hendrik tersenyum sendiri.
"Kamu makin hari makin sibuk aja, mas. Sampai-sampai hampir tak memiliki waktu untuk kami," ucap Oryza dengan wajah ditekuk.
"Aku kan sibuk kerja. Kerja juga buat kalian. Kalau aku nggak kerja gimana mau memenuhi kebutuhan kalian," sahut Hendrik membuat Oryza menghela nafas panjang.
"Mas, mencari nafkah lahir emang perlu, tapi keluargamu juga butuh kamu, kehadiranmu, perhatianmu khususnya anak-anak. Emangnya kerjaan kantor sampai setiap hari ya sampai-sampai kamu kehilangan waktu untuk kami," protes Oryza dengan wajah ditekuk.
Hendrik lantas berdiri di hadapan Oryza dan menangkup kedua pipinya dengan tersenyum lembut.
"Bukan maksud mas untuk kayak gini, sayang. Tapi ya mau bagaimana lagi, ini risiko kenaikan jabatan mas membuat deadline mas padat. Belum lagi klien dari luar kota akhir-akhir ini ngajakin meeting di luar hari kerja karena itu akhir pekan pun terpaksa mas pergi. Maafin mas ya! Mas janji deh, kalau mas nggak sibuk, mas akan ajak kalian jalan-jalan." bujuk Hendrik agar istrinya itu tidak merajuk lagi.
"Butuh kopi?" tawar Oryza mencoba mengerti.
Hendrik menggeleng, "Kamu tidur aja duluan, nggak usah tunggu mas. Nanti kalau pekerjaan mas selesai, mas segera nyusul," pungkas Hendrik yang diangguki Oryza.
...***...
"Siti, tolong bantu Raja mandi ya! Saya mau siapin sarapan dulu," titah Oryza pada Siti, asisten rumah tangganya.
"Baik, Nya," sahut Siti.
"Oh ya, Dodi mana?" tanya Oryza pada Siti. Dodi adalah putra dari Siti.
"Dodi tadi lagi mandi, Nya."
"Oh, kalau udah, suruh sarapan gabung di sini aja. Nggak papa kok," ucap Oryza lembut.
"Baik, Nya," sahut Siti sopan.
Tak lama kemudian, Raja dan Ratu pun turun dari tangga dengan seragam sekolah yang melekat di tubuh mereka. Siti tampak mengurus keduanya dengan baik membuat Oryza mengulas senyum. Siti memang baru satu bulan ini bekerja di rumah itu menggantikan mbok Tuti yang ingin menghabiskan masa tuanya di kampung halamannya. Tapi pekerjaan Siti cukup bagus dan memuaskan. Raja dan Ratu juga menyukai anaknya, Dodi yang baru berusia 6 tahun.
Bahkan mereka terlihat layaknya adik-kakak yang saling menyayangi.
"Bunda ... " teriak Raja dan Ratu saat telah turun dari tangga.
Oryza lantas tersenyum dan merentangkan kedua tangannya untuk menyambut kedatangan kedua buah hatinya.
"Pagi sayang-sayangnya, bunda," sapa Oryza dengan tersenyum lembut.
Lantas Oryza mengecup pipi putra dan putrinya dengan penuh kasih sayang.
"Kita sarapan dulu yuk! Tuh, kak Dodi udah datang, ajakin sarapan sana!" ujar Oryza yang diangguki Raja dan Ratu.
"Kak Dodi, sarapan yuk!" ajak Raja dan Ratu ramah
Oryza memang mengajarkan kepada anak-anaknya untuk menghormati orang lain tanpa membeda-bedakan. Ia tidak ingin anak-anaknya bersikap angkuh apalagi membeda-bedakan karena merasa mereka lebih baik.
"Bunda, ayah udah pelgi kelja ya?" tanya Ratu dengan mulut penuh berisi nasi goreng.
Oryza tersenyum tipis lalu mengusap kepala Ratu dengan sayang, "Maaf ya sayang, akhir-akhir ini ayah sibuk terus. Ayah udah berangkat dari tadi. Kata ayah, entar kalau ayah udah nggak sibuk lagi, ayah ajakin jalan deh," ujar Oryza mencoba memberi pengertian pada anaknya.
"Ah, ayah mah gitu! Latu ngambek sama ayah." Ratu mencebikkan bibirnya membuatnya terlihat menggemaskan.
"Anak cantik nggak boleh ngambek lho, entar jadi jelek," cetus Oryza.
"Bialin. Latu syebel," ujar Ratu membuat Oryza terkekeh gemas
"Oh ya, Siti, usia Dodi kan udah 6 tahun lebih, apa nggak mau disekolahkan?" tanya Oryza pada Siti yang tengah meletakkan teko berisi air putih di atas meja.
"Eee ... itu ... saya ... " Siti bingung harus menjawab apa.
"Kok bingung? Surat-suratnya lengkap kan? Sebentar lagi udah mau tahun ajaran baru lho. Kalau kamu mau, saya bisa bantu." Lalu Oryza mengalihkan pandangannya pada Dodi yang makan sambil terdiam. Dipandanginya wajah Dodi yang sangat mirip dengan seseorang yang dikenalnya, lalu mulai menanyainya. "Dodi mau kan sekolah?" tanyanya.
"Di sekolah Raja dan Ratu ya nyonya?" tanyanya polos dengan mata berbinar.
"Di, lupa lagi ya? Tante, ingat, panggil Tante. Jangan ikutan ibu kamu panggil nyonya!" peringat Oryza yang dibalas Dodi dengan tersenyum malu.
"Kak Dodi mau syekolah di syekolah kak Laja syama Latu ya?" celetuk Ratu ikut bertanya. Kalau Ratu sangat suka berbicara, berbeda dengan Raja. Ia cenderung pendiam dan tak banyak bicara.
"Ya nggak dong, sayang. Kalian kan masih duduk di taman kanak-kanak, kalau kak Dodi nanti langsung masuk SD. Kalau Dodi mau, Tante bisa masukkin di SD yang ada di sebelah sekolah Raja dan Ratu jadi enak jemputnya. Bisa sekalian. Gimana mau? Oh ya, kok masih manggil nyonya sih, Dodi nggak asik ah.," ujar Oryza seraya mengulum senyum.
"Mau Nya eh Tante," sahut Dodi penuh semangat. "Bu, boleh kan Bu Dodi sekolah?" tanya Dodi pada Siti.
"Emm ... nanti saya pikirkan dulu ya, Nya," sahut Siti dengan wajah menunduk.
"Ya udah, pikirin aja dulu. Kalau mau, kamu siapin aja berkas-berkasnya biar saya yang urusin. Kamu tinggal terima beres aja," pungkas Oryza yang diangguki Siti.
...***...
Halo para pembaca setia othor, ini novel baru othor yg baru. Ini sekuel Mantan Istri yang Disakiti ya! Semoga suka. 🥰🥰🥰
Ditunggu like, komen, vote, dan hadiahnya biar othor tambah semangat update. 😁
...Happy reading 🥰🥰🥰**...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Katherina Ajawaila
jadi timbul pertanyaan ya Dody jgn2 mirip PP nya anak2
2024-10-17
0
himmy pratama
kq Oriza bilang klo Dodi mirip dgn seseorang.yg GK asing lalu siapa dodi
ni timbul pertanyaan Yach
2024-09-14
0
guntur 1609
mampuslah kau hendrik. kalau kaunselingkh. maka anakmu raja. makin ilfil sama mu. mudah2an sj kau tdk selingkuh
2024-08-22
0