Menapaki Jejak di Madyapada yang penuh cerita yang tak terduga, sesosok Rehan dengan beribu harap dalam benak dan Sejuta mimpi dalam sepi, meniti asa pada cahaya senja, menitip doa pada Sang Penguasa Semesta.
Berharap bisa bersanding dengan Rena perempuan anggun berparas rupawan dan berdarah Ningrat yang baik hati, seutas senyum ramah selalu menghiasi wajahnya, namun dalam riangnya tersimpang selaksa pilu yang membiru.
Akankah cinta dua insan itu bersatu dalam restu keluarga Rena? ataukah cinta mereka akan tenggelam layaknya Cahaya lembayung yang tertelan oleh gelapnya malam
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon vheindie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kunjungan Kak Keysa Part 2
Suasana canggung terlihat diantara keduanya, apalagi Kak Keysa yang harus menyampaikan maksud kedatangannya tersebut.
"Jadi ada apa Kak Keysa jauh-jauh datang ke gubuk si miskin ini? apa ini soal hubungan saya dengan Rena?" tanya Rehan membuka perbincangan tanpa menatap wajah dari kakaknya Rena tersebut.
Bagaimana pun kedatangan Kak Keysa kemari pasti ada sesuatu yang menyangkut hubungannya dengan Rena, dan itu membuat dia khawatir bahwa hubungan mereka benar-benar akan diputuskan secara paksa oleh keluarga Rena, tapi dia menepis prasangka itu jauh-jauh, karena dia pernah membaca sebuah buku karya novelis terkenal, yang katanya sembilan dari sepuluh kekhawatiran adalah imajinasi, prasangka yang terlampaui dilebih-lebihkan.
"Jangan bilang begitulah, saya jadi tidak enak hati atas perlakuan ayah dan saudara saya terhadap kamu, pertama saya atas nama keluarga ingin menyampaikan permintaan maaf atas kejadian tersebut, juga maksud utamanya saya ingin menjelas-" timpal Kak Keysa tapi perkataannya terpotong oleh suara Kinan yang keluar sambil membawa nampan dengan gelas berisi teh manis dan juga beberapa cemilan.
"Eh ada Kak Rena, kalau tau yang bertamu kak Rena, Kinan bikinin wedang jahe kesukaan Kakak, aih terlihat tambah cantik aja Kak Rena, hehehe..." tawa polos Kinan yang terlihat senang melihat Kak Keysa yang dia sangka adalah Rena.
"Hish, udah gak sopan sok kenal lagi, kakak ini bukan Kak Rena tapi Kakaknya Kak Rena," timpal Rehan.
"Hah,Masa? kok mirip banget ya? kirain Kak Rena, maaf Kak gak tau, silahkan diminum teh manisnya mumpung masih anget," raut wajah Kinan terlihat memerah akibat salah tingkah, sementara Kak Keysa hanya membalas dengan anggukan kecil yang dihiasi senyumam menawan.
"Kak, Kak Renanya kemana emang? kok udah lama belum lagi mampir kemari dan bermain sama Kinan,"
"Sudah, sudah, jangan banyak tanya dulu, lebih baik kamu kedalam aja," ucap sebal Rehan menyuruh adiknya masuk kembali.
"Eh ada tamu, siapa ini Rehan? Kakaknya Nak Rena kah?" Tebak Umi yang baru saja pulang sehabis mengantarkan pesanan dari beberapa tetangga.
"Salam kenal bu, saya Keysa, iya saya betul Kakaknya Rena," ucap Kak Keysa, memang diantara ketiga Kakaknya Rena, Kak Keysa adalah orang yang cukup baik dalam hal menghargai seseorang dan pandai bertutur kata, maka dalam setiap negoisasi bisnis ayahnya terkadang meminta bantuan putri tertuanya itu.
"Ouh... Pantas saja cantiknya sama, kalau begitu silahkan dilanjut ngobrolnya, Umi mau ke dapur dulu soalnya lagi banyak pesanan, Kinan ayo bantu Umi di dapur, jangan ganggu orang dewasa lagi ngobrol," ucap Umi Rehan lantas menyuruh putri bungsu untuk membantunya di dapur, Kinan pun mengikuti Uminya dari belakang sambil memanyunkan bibir karena secara tidak langsung Umi menganggapnya anak kecil, padahal kalimat itu membuatnya suka kehilangan mood.
"Sebenarnya saya datang kesini untuk memberi tahumu bahwa Rena tidak akan lagi bertugas di kampung ini, dia akan melangsungkan pernikahannya bersama putra kedua dari keluarga Bramono, dan akan menetap di negeri jepang untuk mengurus salah satu perusahaan kami disana," lanjut Kak Keysa setelah Umi dan Kinan berlalu.
"Ya mungkin itu memang keputasan terbaiknya, hmmz... Ternyata saya ini payah sekali dan tidak tahu diri, bisa-bisanya mencintai orang yang bahkan kehidupannya tidak akan terjangkau oleh diri ini, yang pada akhirnya hanya berujung kecewa," gumam lirih Rehan.
"Asal kau tau Rehan ada hal yang tidak akan kau mengerti, lagi pula hal baik terkadang muncul setelah perpisahan, aku tau kalian saling mencintai, tapi bukankah cinta itu tidak harus saling memiliki?" ucap Kak Keysa.
"Hmmz... Hanya terkadang kan kak? berarti sisanya adalah hal buruk, tapi mudah-mudahan pilihan keluarga kakak memang benar-benar yang terbaik untuk Rena," timpal Rehan tatapannya seperti kosong, ada rasa sakit yang tidak bisa diungkap dengan kata-kata.
"Memang seharusnya kalian tidak saling bertemu dan saling jatuh cinta, karena itu hanya akan menyakiti salah satu dari kalian, bahkan pada akhirnya akan menyakiti kalian berdua, jadi lupakanlah Rena dan jalani hidup dengan semestinya, karena kalian hidup dilingkaran yang berbeda yang bahkan tidak akan pernah kau jangkau selama hidupmu,"
"Baiklah karena hari makin siang, saya akan pamit pulang dulu, karena masih banyak hal yang harus saya kerjakan, jadi saya mohon undur diri," ucap Kak Keysa sambil beranjak dari tempat duduknya, tanpa menyentuh sedikitpun minuman serta cemilan yang telah disediakan oleh Kinan.
Rehan hanya berdiri terdiam membeku, melepas kepergian Kakaknya Rena itu, meski perkataannya tidak sekasar ayah dan saudara laki-lakinya, tapi tutur katanya sangat begitu tajam menohok sampai ke ulu hati pemuda tersebut.
haloo kak aku nyicil bacanya yaa
jangan lupa mampir di karya terbaruku 'save you'
thankyouuu ❤
sukses selalu buat kakak 🤗🤗