NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikahi Gadis Cacat

Terpaksa Menikahi Gadis Cacat

Status: tamat
Genre:Romantis / Cintamanis / Tamat
Popularitas:2M
Nilai: 4.8
Nama Author: mawarjingga

21+🔥🔥🔥


Ben Alberto Adiwangsa, seorang laki-laki dewasa berumur 29 tahun, yang memiliki wajah tampan dengan hidung runcing, alis tebal, rahang yang kokoh, serta memiliki tubuh tinggi tegap, sosok sempurna yang mampu membuat gadis manapun tak akan mampu menolak pesonanya.

Namun siapa sangka, seorang Ben memiliki kisah yang begitu rumit, sebuah kisah cinta pahitnya di masa lalu, yang membuat Ben sampai kini enggan untuk memulai kembali hubungan serius dengan gadis manapun.

4tahun yang lalu tepatnya 2 hari menjelang pertunangannya dengan Sandra kekasihnya, ia tak sengaja memeregoki gadis yang dicintainya itu tengah berduaan dengan seorang laki-laki dalam keadaan yang begitu intim, di dalam Apartemen milik kekasihnya.

Hingga suatu hari ia harus menerima kenyataan, bahwa dirinya dipaksa menikahi gadis cacat yang telah ia tabrak, akibat dari keteledorannya saat berkendara.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mawarjingga, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rumah baru

Seperti biasa, jika ada kedua orang tuanya dirumah, Ben pun akan ikut bergabung untuk sarapan pagi bersama sang Papa dan mamanya, begitu juga dengan Putri.

Disela mengunyah makanannya, Rama melirik kearah putra keduanya itu dengan dahi berlipat, karena tidak seperti biasanya Ben tetap duduk manis di meja makan, setelah menghabiskan seluruh makanannya.

"Ada yang mau Ben bicarain ma, pa!" ujar Ben ketika melihat kedua orang tuanya itu selesai makan.

"Soal apa Ben?" tanya Maura, yang sejak tadi sudah menebak, jika Ben akan menyampaikan sesuatu padanya.

Ben melirik sekilas kearah Putri, yang sejak kemarin selalu menghindari tatapannya.

"Ben udah mutusin mau bawa Putri kerumah yang udah Ben beli satu tahun yang lalu itu ma, pa!"

Deg!

Tidak hanya Putri yang merasa terkejut, dengan keputusan Ben yang tiba-tiba, kedua orang tuanya pun sama-sama merasa terkejut dengan ucapan putranya itu.

"Maksudnya gimana nih Ben, kamu dan Putri, mau tinggal berdua gitu, yang benar saja kamu ini Ben?" Ujar sang mama dengan suara yang sedikit meninggi.

"Coba kamu pikir lagi deh Ben, maksud papa, papa bukannya ngelarang kamu dan Putri pindah kerumah kalian, tapi apa kamu yakin dengan keputusan kamu itu?"

"Mama juga nggak setuju, kamu bawa Putri pindah rumah,"

"Kenapa sih ma, Putri kan istri Ben, tanggung jawab Ben sekarang!"

"Ck, apa yang bisa mama percaya dari kamu Ben, sewaktu disini aja sering mama ingetin untuk menemani Putri, kamu nggak pernah mendengarnya, apa lagi jauh dari mama Nanti, nggak pokoknya mama nggak setuju."

"Ya itu kan karena_"

"Jangan banyak alasan Ben, karena mama tahu pasti siapa yang selama ini selalu merawat Putri, dia Darrel adik kamu, bukan kamu, seperti yang kamu bilang bahwa kamu suaminya, Ck! kalau dari awal mama tahu bakalan begini kejadiannya, lebih baik yang mama nikahkan dengan Putri itu Darrel, bukan kamu!"

Deg!

"Ma?" Ben berusaha meraih tangan sang mama yang kini tengah berjalan dengan raut wajah emosi menuju kamarnya.

"Dengar Ben, mama tidak akan mengizinkan kamu membawa Putri, sebelum kamu benar-benar bisa menerima dia dengan baik."

"Ben akan berusaha ma!"

"Mama tahu Ben, sampai sekarang kamu belum bisa melupakan perempuan itu bukan, ayolah Ben bahkan ini sudah 4 tahun lebih, apa sih yang kamu harapkan dari dia, nggak ada Ben!"

Ben menghela nafas beratnya, lalu mengusap wajahnya gusar, "K-kasih Ben waktu ma."

"Ck! kamu bercanda Ben, waktu apa lagi yang kamu maksud?"

"Ma, izinkan Ben mendidik istri Ben dengan cara Ben sendiri, Ben juga ingin mandiri tanpa bantuan siapapun, Ben janji tidak akan lagi memikirkan Sandra ma!"

"Tapi_"

"Tolonglah ma, tolong!" Ben mengatupkan kedua tangannya dengan penuh permohonan, membuat sang mama dilema.

*************

Dengan berbagai macam cara akhirnya Ben pun berhasil membawa Putri dari rumah kedua orang tuanya tersebut, meski ia harus mendengarkan ceramah dengan tema yang sama, dari sang mama.

Disinilah Ben dan Putri sabtu sore ini, disebuah rumah yang cukup besar, yang dibeli oleh Ben dari salah satu koleganya yang berada di Bandung.

Bukan tanpa alasan Ben membeli rumah tersebut, selain karena rumah itu masih baru dan belum pernah ditempati, rumah itu pun sangat dekat dengan Kantor Ben yang berada di Jakarta.

"Ayo, saya bantu kedalam!" ujar Ben, yang hendak mendorong kursi roda yang sedang diduduki Putri.

"Maaf kak, saya bisa sendiri!" tolaknya, seraya mulai memutar ban kursi rodanya.

Ben hanya bisa menghela, mengikuti Putri dan menenteng koper miliknya dan juga Putri hingga ke kamar mereka.

"Kamar kita disini, beristirahatlah, saya akan keluar membeli makanan untuk makan malam kita."

"Saya tidak akan lama." lanjutnya ketika melihat raut wajah Putri yang seperti enggan untuk ditinggalkan.

Setelah kepergian Ben, Putri pun memilih untuk diam, memutar ban kursi roda hingga menghadap keluar jendela kamarnya, ia menghela nafasnya berulang kali, memiikirkan akan bagai mana nasib hidupnya kedepan dirumah baru ini, bersama Ben.

Pandangan Putri menyapu setiap sudut kamar baru itu, bersih, wangi, dan terawat tentunya, dalam hati ia bertanya-tanya siapakah yang sudah merawat rumah itu, padahal tak satu orang pun yang ia temui dirumah ini.

Saat Putri hendak membuka kopernya, samar-samar ia mendengar bunyi deru mesin dari arah luar.

Rupanya Ben benar-benar menepati janjinya pada Putri, bahwa ia tak akan pergi berlama-lama, terbukti 20 menit kemudian Ben kembali kerumah dengan membawa 2 porsi nasi serta beberapa lauk pauk yang kemudian ia tata diatas meja makan.

"Mandilah, setelah itu kita makan!" ujar Ben, membuat Putri spontan menganggukan kepalanya.

Raut wajah datar Ben memang tidak berubah, tetapi setidaknya Putri merasa sedikit lega, karena kini Ben lebih banyak bicara padanya.

Pukul 19:06 Ben mendorong kursi roda Putri, menuju meja makan, gadis itu kini tak lagi melawan, menuruti apapun yang Ben lakukan.

Keduanya pun mulai menyantap makanan nya dalam diam, berulang kali Putri melirik kearah Ben yang hanya fokus dengan makanan di piringnya, tanpa berniat memulai pembicaraan.

"Besok pagi ada asisten rumah tangga yang bekerja disini, tapi dia hanya bekerja dari pagi sampai sore," seru Ben sembari mengelap bibir basahnya setelah meneguk segelas air putih miliknya.

Didalam kamar, keduanya kembali terdiam dengan pikirannya masing-masing, hingga Ben tersadar sesuatu dan mendekati Putri.

"Lusa jadwal terapi kamu saya yang temani."

"T-tapi kak_"

"Kenapa, kamu berharap di temani Darrel lagi, begitu?" ujarnya, dengan nada mencibir, ketika melihat gelagat Putri yang seperti keberatan.

"B-bukan begitu, memangnya kak Ben nggak sibuk seperti biasanya?" tanyanya gugup.

"Kamu menyindir saya!"

Deg!

Putri berdecak dalam hati, entah dia harus berbicara menggunakan bahasa apa, agar Ben tidak terus salah paham terhadapnya, batin Putri.

"Bukan begitu kak, saya hanya takut kak Ben sibuk aja."

"Saya akan usahakan untuk menemani kamu lusa, karena Saya sudah Berjanji terhadap mama, akan bertanggung jawab sepenuhnya atas diri kamu, sampai kamu benar-benar sembuh!"

"Kak?"

"Hmmm."

"Y-yang kemarin_"

"Berhenti menanyakan hal konyol itu lagi, dengar gadis kecil, saya tidak akan menceraikan kamu apapun yang terjadi."

"Lalu bagaimana dengan masa depan kak Ben, saya yakin saat ini kak Ben memiliki kekasih yang pasti nya sangat kak Ben cintai."

Mendengar kata cinta, membuat perasaan Ben kembali meradang, sungguh saat ini ia membenci hal itu, dan entah sampai kapan.

"Tidurlah, kau terlalu banyak bicara gadis kecil!" ujar Ben membuat Putri mengerucutkan bibirnya, Kesal dengan ucapan Ben yang selalu menyebutnya dengan sebutan gadis kecil.

.

.

1
daroe
Hamidun
daroe
masih perawan 😄
daroe
hadeh istri yg mantan kakak, dan dicintai adiknya ini mah
cakep putri triple kills wkwkwkwkwk
daroe
wehhh kampretttooo
nissa
hamil tu
nissa
semoga berbahagia putri
nissa
sirik bilangbu
nissa
cemburu baru tau
nissa
lah kan sudah suami istri
nissa
mantap
nissa
iya bener yang yang tu
nissa
aneh
nissa
giliran butuh aja ngajak
nissa
gak usah mau ri, suruh pergi aja sendiri
nissa
gak uusah mau put
nissa
bagus put kabur aja
nissa
mantap
nissa
lanjut
nissa
idih kok marah
nissa
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!