NovelToon NovelToon
Allesya

Allesya

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / CEO / Selingkuh / Romansa
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: Rodelima

"Gue Mau Putus"
Tiga kata itu Nyaris membuat Alle tak bernafas beberapa detik, sebelum akhirnya menghela nafas.
"Sayang, jangan bercanda deh. ini benar hari anniversary kita tapi kejutannya jangan gini dong, aku ngak suka. *rujuknya dengan suara manja, berfikir ini hanya prank, Ares hanya mengerjainya saja*
Ares tak membalas ucapan Alle namun dia dengan tegas menggenggam tangan gadis disampingnya dan menatap Alle dengan tatapan dingin dan muak.
"Gue udah selingkuh sama Kara, dua bulan yang lalu dan....".
"Dia sekarang hamil anak gue"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rodelima, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

RAHASIA KARA

"Ngak."

semua menoleh ke arah Alle yang terlihat menunduk seolah sibuk dengan buku menu di depannya, padahal dia sedang gemetar bukan main melihat Ares bersama Kara. dia ingin marah namun tak bisa, alhasil dia malah menahannya dan membuatnya gemetar dengan ucapannya sendiri.

"Kenapa Al, kamu nggak nyaman yah kalau ada aku?" cara memasang wajah iba. membuatku sendiri diam-diam menatap Kara dengan mengisip melihat ke pura-puraannya yang bisa dilihat jika lebih teliti.

"seperti sedang mencari simpatik saja, hanya perasaanku atau gimana sih." Kara bergumam dalam hati.

"Kenapa ngak boleh Al? Kita cuma mau gabung aja." Ares ikut menimbrung pembicaraan, dia tak suka akan penolakan yang Allah berikan dia merasa tak terima.

Alle mendongak menatap Ares berkaca, sebenarnya bukannya dia tak mau semeja dengan mereka, hanya saja dia tak ingin melihat mereka bersama. Itu terasa menyakitkan.

kadang dia menyalahkan takdir saat mencoba menghindar sementara semesta seolah mendekatkan mereka.

"Iyah Kelian boleh gabung kok, aku cuma. Cuma... Mm Lupakan." Alle kembali menunduk.

Kara mendengar persetujuan Alle kembali tersenyum dan berterima kasih lalu duduk di samping Alle.

Mereka pun memesan yaitu menu yang sama aneka kerang, juga Kara ikut membeli namun dengan level kepedasan yang rendah.

Beberapa saat setelah makanan datang, Kara dengan lahap menyantap dibantu dengan Ares yang mengupasnya.

Alle yang melihat itu merasa iri, dulu dia yang berada di posisi Kara namun keadaannya berbeda. Memang mereka masih bersama namun berbeda, yang menjadi prioritas Ares bukan lagi dirinya mainkan Kara.

"Ayoh Al cepat habiskan, nanti saya habis ini mau ke toko roti kan?" Sus Riri yang melihat wajah menjadikan Ale menjadi kasihan. dia berusaha mengalihkan perhatian.

Alle yang mendengar ucapan Sus Riri sontak saja menoleh, dia tak pernah berkata ingin diantar ke toko roti, lagi pula untuk apa?

"Ayoh cepat habiskan." titah Sus Riri kembali, alhasil Alle pun hanya bisa mengangguk.

Tiba-tiba saja tanpa ada dua kejadian terjadi, mulut karat terlihat belepotan dan banyak sekali sisa kue yang menempel di sana harus dengan teladan membersihkan.

"Emmm.. Makasih Res." Kara terlihat salah tingkah, dia tak menyangka Ares akan segitu perhatiannya itu memang tadi dirinya sengaja membuat belepotan namun dia tak sangka jika Ares sepeka itu.

Alle melihat moment itu dengan sendu, entah pikiran dari mana dia memikirkan ide gila, dengan sengaja dia membuat sudut bibirnya belepotan dan berusaha menarik perhatian Ares.

Ares melirik ke arah Alle sejenak, sebenarnya dia juga ingin membersihkan noda kotoran itu. Namun saat melihat kearah Kara dia memasang wajah cemberut, membuatnya ngak enak hati.

"Ah kau imut sekali, makan selalu saja belepotan. Pantas aku ingin mengangkatmu sebagai adik." cand Sus Riri sembari mengelap sudut bibir Alle, membuat Alle tersentak dan terkejut dengan sikap Sus Riri.

Alle pun melihat kearah Kara yang tersenyum miring kepadanya, seolah mengejek tingkah konyolnya barusan. Dia tak seharusnya begitu, sesaat dia juga sempat melihat Ares yang sepertinya menghindari tatapannya dan seolah sibuk dengan makanannya.

"Oh iyah, kami selesai." Kara selesai makan, meskipun Masi ada beberapa seafood yang tersisa. "Oh Iyah Sus Riri, Alle kami diluan yah, tadi udah dibayari semua sama Ares." Kara tersenyum ramah kembali bangkit.

"Harusnya ngak usah, kami masih ada uang sendiri kok." meskipun tersenyum, Sus Riri menyindir jika dia mampu untuk membayar makanan itu. Dan mereka tak seharusnya membayarkannya.

"Ngak papa Sus, sekali-kali. Lagi pula jarang sekali makan bersama Sus Riri kan."

"Oh Iyah, terimakasih kalau begitu Ares, Kara."

"Iyah, sama-sama Sus." saat hendak bangkit, Ares sempat menatap Alle sejenak, namun kemudian segera mengahlikan pandangannya segera bangkit

Mengikuti Kara yang sudah berjalan lebih dulu.

"Sus apa aku salah, jika memperjuangkan kak Ares?" Alle terlihat sendu menatap punggung Ares yang hampir menghilang karna akan keluar pintu.

"Kalau emang Ares selingkuh dan sampai membuat Kara hamil Anaknya, memang salah Al. Tapi jika memang Ares terpaksa dan kalian masih saling mencintai harusnya sih tidak. tapi mungkin nanti kamu yang terluka karena apapun alasannya Ares sepertinya kuku pada pendiriannya."

*****

"Jadi gimana kondisi kandungan kamu tadi sayang?" Mamah Kara tiba-tiba saja masuk ke dalam kamar, saat Kara baru saja akan masuk kamar mandi.

"Semuanya sehat mah."

Mamah Kara duduk di ranjang lalu walaupun tempat di sampingnya, menyuruh cara untuk duduk bersamanya.

"Sini, sebentar sama Mamah. Mamah mau bicara sama kamu."

Kara pun menurut, dan mengurungkan niatnya untuk ke kamar mandi yang memang niatnya untuk bersih-bersih karena ingin segera istirahat, dia merasa tubuhnya sangat lengket dan terasa tak nyaman.

"Kenapa Mah?" tanya Kara yang telah duduk di samping mamanya.

"Mamah sudah lama nggak ngobrol bareng sama kamu ya sayang, kamu pacaran sama Ares sejak kapan? Mama nggak pernah kamu ceritain sedikitpun." Lidya, Mamah kara itu tipikal ibu yang halus dan lemah lembut. makanya banyak yang mengira jika Kara juga begitu karena Mamahnya baik.

Dan Kara mampu berderama dengan begitu epic.

"Emm, sebenarnya udah lama sih Mah. tapi emang nggak pernah mau aku ajak ke sini." sejak dulu Kara memang tak pernah memperlihatkan sifat aslinya pada semua orang, dia mampu menutupi dengan rapat bahkan ibunya sekalipun tidak tahu jika Dia mempunyai sifat iblis karena begitu obsesinya dengan Ares, dan entah kapan sifat buruknya itu muncul.

"Tapi kenapa Kara sampai ngelakuin hal yang tercelana nak, kan bisa dilakukan sehabis nikah. kalau kalian pengen nikah dulu, kita pasti ijin kok."

"Maaf Mah." Kara menunduk sembari memasang wajah semenyedihkan mungkin, membuat mamanya iba.

"Yaha udah, kamu istirahat, jaga cucu Mamah dengan baik ya." kata Mamah Lidya sembari mengusap kepala anaknya dengan sayang.

"Iyah Mah, Kara akan menjaga anak ini dengan baik kok, Mama tenang aja."

Akhirnya Mamah Lidya pun keluar, setelahnya Kara memasang wajah datar. dia menatap ke arah ponselnya yang tiba-tiba saja berdering, setelah tahu siapa yang menelpon, dia memejamkan matanya sejenak. sebelum akhirnya mengangkatnya dengan ogah-ogahan.

"Ada apa?"

"Jangan galak-galak dong sayang, aku mau tanya gimana keadaan anak kita? Sehat kan? Ah sayang sekali, bukan aku yang mengantarmu cek kandungan. Pasti dia terlihat menggemaskan seperti ibunya kan?"

"Tutup mulutmu Bayu!"

1
Anonymous
Up yang banyak ya thor 😊
Graciiellah_: siiap kak 😊
total 1 replies
Graciiellah_
Haha iya kan kak, kaiak cuma dia aja cowok didunia ini. saya aja sedikit palak liat modelan cewek kayak gini.
Aretha Shanum
ga suka nih peran cwenya terlalu menye2 jadi bosan alurnya
Graciiellah_: Hahaha iya kan kak, kyk cowok cuma dia aja, saya aja sedikit emosi sih liat modelan cewek kayak gini.
total 1 replies
Graciiellah_
luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!