Cinta tidak akan pernah memilih orang yang salah untuk ditinggalinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Azmi1410, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#30
Aretha teringat dengan kehidupan ibunya, dia sangat menyesal membiarkan ibunya bertahan dengan laki-laki kejam seperti ayahnya, dan sekarang dia dan Zack beserta Arekha sedang membalaskan semua rasa sakit ibunya pada keluarga wanita itu.
"Kau pikir aku tak tau siapa kau?" Akhirnya Aretha kehabisan kesabaran melihat tingkah Kelvin dan mendengar janji yang diucapkannya barusan. "Sekarang aku baru ingat dimana aku pernah melihat wajahmu yang menyebalkan ini," ujarnya sembari melirik atas dan bawah. "Kau kekasih dari anak wanita yang membuat ibuku menderita bukan? jadi ternyata kau yang dikabarkan oleh orang-orang itu." Aretha menganggukkan kepalanya dengan cepat ketika berhasil mengingat dimana ia melihat wajah Kelvin.
"Apa yang mereka katakan tentangku?" Kelvin nampak penasaran, tangannya terkepal dengan erat.
"Heh, kau merayuku seperti ini, pantas saja istrimu mencoba bunuh diri dan dibawa kabur oleh orang lain, aku saja yang hanya mendengar dan tak mengalaminya merasa jijik dan marah apalagi wanita itu, malang sekali nasibnya menyukai laki-laki seperti mu! ckckck." Aretha menggelengkan kepalanya kiri dan kanan.
"Apa yang kau katakan sayang? cepat katakan lagi! apa mereka mengatakan dia menyukaiku, mereka bilang dia menyukaiku, jadi selama ini dia tak menyukai pria lain, jadi cintaku padanya juga berbalas." Kelvin mendesak Aretha, dia menggoyang-goyangkan tubuhnya dengan penuh semangat.
"Iya, mereka bilang wanita itu mencintaimu juga, tapi sayang dia menyukai laki-laki yang salah, laki-laki yang tak berperasaan, demi wanita lain yang bahkan adik tiri wanita itu laki-laki brengsek sepertimu rela menghancurkan kebahagiannya. Kau itu tak berperasaan, egois, kau pantas mendapatkan semua itu. Laki-laki sepertimu tak pantas untuk bahagia." Aretha selalu tak suka dengan orang yang menyakiti wanita, apalagi itu semua mengingatkannya tentang penderitaan ibunya, beruntung wanita itu dengan cepat dibawa pergi oleh orang lain.
"Tapi aku sudah benar-benar menyesal, aku berjanji untuk tak mengulanginya lagi, aku tidak tau kalau dia juga mencintaiku, aku tidak mencintai Clarista aku hanya merasa kasihan padanya, dia sakit-sakitan dan tidak mempunyai harapan untuk memiliki anak sendiri, itu sebabnya aku berjanji memberikan putraku padanya untuk dibesarkan." Kelvin meraih tangan Aretha, tubuhnya bergetar karena bahagia.
"Kau tak pantas mendapat maaf darinya, sekarang saja kau sudah meniduriku, memanfaatkanku hanya untuk kesenanganmu belaka, kau pikir jika dia tau kau melakukan semua ini, dia masih akan. memaafkanmu, kau terlalu bermimpi tinggi, bangunlah jika kau jatuh rasanya akan sakit." Hina Aretha sembari mencoba menarik tangannya yang digenggam Kelvin.
"Tidak apa-apa dia tak mau memaafkanmu, sudah ada dirimu, aku berjanji akan menjagamu dengan baik, jadi kau tak perlu khawatir aku akan mengkhianatimu seperti aku menyakitinya." Kelvin akhirnya sadar bahwa Aretha tak tau bahwa dialah yang disakitinya, bahwa dia yang menjadi pembicaraan mereka, biarlah untuk saat ini seperti ini dulu ujarnya dalam hati.
Aretha nampak tak suka, dia merasa ucapan Kelvin begitu ambigu tadi dia bersikeras mencoba membela dirinya, tapi sekarang dia tiba-tiba menyerah begitu saja, "Aku katakan padamu ya, kedua kakakku sedang membalaskan dendam ibuku pada mereka yang membuat kami menderita dan aku merasa bahagia dengan penderitaan yang mereka rasakan." Aretha menatap Kelvin penuh provokasi, berharap pria didepannya marah dan melepaskannya.
"Balaskan saja aku tak peduli, bahkan jika terjadi hal buruk pun pada mereka itu bila urusanku juga, itu kesalahan mereka dan harus mereka juga yang membayarnya, aku juga tak akan ikut membantu mereka, ataupun membela mereka, kau tak perlu khawatir tentang semua itu." balas Kelvin.
"Kau benar-benar pintar, bukankah dulu kau melakukan apa saja untuk sepupu sekaligus kekasihmu itu, bahkan kau tega menyakiti istrimu, menyiapkan skenario yang begitu hebat mengatakan bahwa bayi kalian meninggal setelah dilahirkan." bisik Aretha pelan, "Kenapa sekarang begitu berubah, kenapa tidak menjadikan Clarista itu istrimu? bukankan istrimu meninggalkan anak kalian? kenapa tak melanjutkan skenario terbaik itu." Aretha nampak penasaran, dia meletakkan tangannya di dagu cantik miliknya. Dia nampak malas tapi kecantikannya tak berubah sedikitpun.
"Aku sudah mengatakannya padamu, aku melakukan itu karena dia sakit-sakitan, aku tidak melihatnya menangis dan mengatakan tak akan ada yang mau menikahi wanita penyakitan dan tak bisa memiliki keturunan."
"Kau kasihan padanya, tapi tak merasa kasihan dengan istrimu, menyiapkan surat cerai ketika istrimu hamil besar, kau tak tega melihatnya menangis tapi kau sering membuat istrimu menangis, laki-laki memang makhluk yang egois dan tak punya otak, kenapa ada laki-laki seperti dirimu dan ayahku, kalau kau benar-benar mencintai wanita murahan itu, kenapa kau menikahi istrimu yang malang itu?" tanya Aretha dengan nada malas yang kentara.
"Aku tidak pernah mencintai Clarista, aku hanya ingin menjaga dan melindunginya saja, istriku saja yang tak mau mendengarkan penjelasanku, dia langsung melakukan tindakan nekat seperti itu, beruntung nyawanya dan nyawa bayi kami terselamatkan, jika tidak bagaimana?" Bela Kelvin pada dirinya sendiri.
"Tidak mencintainya tapi tidur dengannya, kau bodoh atau apa?" Pertanyaan Aretha membuat Kelvin terkejut, darimana Aretha tau informasi yang disembunyikannya dengan rapat.
"Dia bilang dia lemah, dan sakit-sakitan, dia tidak memiliki harapan untuk memiliki keturunan, itulah sebabnya aku berjanji memberikan putraku padanya agar dia bisa menghilangkan kesedihan dan mengurangi penderitaannya." Lagi, Kelvin berusaha membela diri, dia berusaha membenarkan tindakan yang dilakukannya.
"Apa saat kau menidurinya dia terlihat lemah, tidak bukan? kau sama saja dengan ayahku mudah tertipu dengan trik lama, ibunya yang perebut suami orang demi kekayaan dan hidup mewah rela melakukan apa saja, benar kata orang buah jatuh tak jauh dari pohonnya, seperti apa ibunya, seperti itu pula anaknya."
Aretha berdiri dengan cepat dia sudah kehilangan nafsu makannya karena berdebat dengan pria bodoh yang mengaku sok pintar dan sok bijak, dengan langkah cepat ia menuju kekamar putrinya yang sedang tertidur. Dibukanya pintu itu secara perlahan berharap tak membangunkan putrinya yang sedang tertidur dengan lelap.
"Setidaknya nasibmu tidak seburuk nasib mommy sayang, kau punya Daddy yang begitu mencintai dan menyayangimu, dia rela melakukan apa saja hanya demi kamu bahagia nak, dia memberimu cinta yang begitu besar, merawatmu dengan baik ketika kau sakit, rela meninggalkan pekerjaannya hanya agar kau tak marah padanya, kau beruntung nak, memiliki ayah yang begitu peduli." Aretha mengecup kening putrinya dengan penuh kasih sayang.
"Aku tak percaya laki-laki itu benar-benar mencintai putri kita, dia pasti hanya ingin membuatmu terkesan dan jatuh hati padanya, aku percaya dia hanya berpura-pura peduli." Kelvin tak terima dengan apa yang dikatakan Aretha mengenai pria lain selain dirinya.
"Kau pikir dia sama seperti dirimu dan ayahku, dia berbeda dari kalian, dimatanya aku bisa melihat cinta dan ketulusan yang begitu dalam, dia begitu sempurna dalam sosok suami dan juga ayah yang baik." Aretha tersenyum mengingat kebersamaan mereka bertiga. " Tawanya dan senyumnya benar-benar dari hatinya yang terdalam, dia tak pernah berpura-pura, berprilaku kasar, atau tak mengacuhkan kami, dia selalu menyempatkan waktunya untuk kami, memberi kami yang terbaik."
Kelvin mengepalkan tangannya menahan kemarahan yang menggebu dihatinya yang mungkin saja akan terlepas begitu saja, dia tak suka istrinya memuji pria lain didepannya, tapi dia harus bertahan, dia harus menanggung semua ini, semua kesalahannya, keegoisannya yang menyebabkan hal ini terjadi. Dan dia tak bisa membiarkan hal yang sama kembali terulang lagi, tidak akan pernah sekalipun.
🤦