Menjadi simpanan? Tak pernah ada dalam daftar hidup seorang Amelia Putri, gadis desa yang mengadu nasib di kota besar, takdir membawa nya bekerja di sebuah perusahaan terbesar di kota itu sebagai office girl.
Nasib membawa nya pada seorang pria dingin dan arrogan pemilik perusahaan dan tertarik menjadikan nya simpanan.
Bagaimana kisah mereka? Akankah status sebagai simpanan akan berubah karena cinta? Yuk baca disini☺️
Note: karya real hanya ada di aplikasi Noveltoon/Mangatoon, selebihnya itu fake atau plagiat.
salam dari author, happy reading😍
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sendi andriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Modus Smith
"Niat baik jangan di tunda ya nak, kamu tau Amelia ini anak bapak satu-satunya, anak kebanggaan bapak. Gak baik anak gadis lama-lama pacaran."
"Saya mengerti pak, secepatnya saya akan menyelesaikan masalah saya dan mempersunting Amelia menjadi Nyonya Alexander." Jawab Smith mantap, tanpa keraguan ucapan nya, tatapan mata nya menyiratkan keseriusan.
"Bapak pegang kata-kata kamu, hanya tak meminta banyak. Tolong jangan sakiti putri bapak, bapak belum sempat membahagiakan dia, tapi keburu sakit-sakitan jadi bapak harap kamu bisa membahagiakan putri bapak."
"Saya pasti akan selalu membahagiakan Amel pak, bapak bisa pegang kata-kata saya." Jawab Smith lagi. Amelia bisa melihat ketulusan dari tatapan mata pria itu, tapi apakah itu nyata? atau Smith hanya ingin menenangkan perasaan bapak nya saja.
"Sudah malam, beristirahat lah."
"Kamar kamu sudah ibu bereskan, kamu tidur sama ibu ya?" Ucap Ibu Rara, Amelia menganggukan kepala nya. Sekilas dia bisa melihat perubahan ekspresi Smith, pasti dia kesal karena tak bisa tidur bersama gadis nya.
"Amel tidur sama tuan Smith aja deh."
"Gak baik anak gadis tidur sama laki-laki yang belum halal nak."
"Gapapa lah bu, lagian kan mereka gak mungkin berbuat tak senonoh. Biarkan saja," Ucap Bapak.
"Yasudah, jangan macam-macam sama anak ibu ya Nak Smith."
"Baik bu, terimakasih." Jawab Smith dengan senyum yang terkembang di bibir nya.
Amelia mencebikan bibir nya, pasti ada ritual cium-cium basah dulu sebelum tidur.
Amelia dan Smith masuk ke dalam kamar lama Amelia, kamar sederhana dengan ranjang kayu dan kasur kapuk dengan sprei bermotif kartun berwarna biru.
"Sempit sekali, tapi rapi." Gumam Smith, dia melihat ada beberapa foto gadis nya saat sedang sekolah dulu, wajah nya tak banyak berubah dari dulu Amelia sudah cantik, apalagi sekarang sudah tersentuh dengan berbagai perawatan yang di berikan Smith agar gadis nya semakin cantik.
"Tuan.."
"Ya sayang, kenapa?"
"Ada juga saya yang nanya, tuan kenapa? Kok bengong, apa kamar ini aneh?"
"Tidak, hanya pengap saja." Jawab Smith jujur.
"Maaf kalau membuat tuan tak nyaman."
"Selama itu bersama mu, aku tak masalah." Jawab Smith, pria itu merebahkan tubuh nya lalu di ikuti Amelia yang berbaring di samping pria nya.
"Tuan, maafkan perkataan bapak saya tadi. Tak perlu memaksakan diri, saya sadar benar dengan posisi saya."
"Kenapa harus meminta maaf? Tak apa, saya mengerti ke khawatiran orang tua," Jawab Smith, dia menggeser tubuh nya mendekati gadis itu dan melingkarkan tangan nya di perut ramping Amel.
"Kalau saja kita bertemu lebih dulu sebelum aku mengenal Marissa, mungkin perjodohan itu takkan pernah terjadi."
"Perjodohan?" Tanya Amelia dengan wajah polos nya.
"Aku dan Marissa di pertemukan dengan perjodohan, entah apa yang membuat Appa sangat menyukai wanita itu. Kalau kamu tanya kenapa Appa menjodohkan aku, jawaban nya karena dari dulu aku tak pernah tertarik dengan yang nama nya wanita."
"Menurut ku mereka terlalu merepotkan, aku tak mau terikat dalam suatu ikatan yang merugikan, dan Appa menjodohkan aku dengan Marissa karena dia berfikir aku tak normal. Dulu aku berfikir seperti itu, tapi saat bersama Marissa wanita itu memberi ku perhatian lebih, jadi aku mulai menerima nya dan mencintai nya dengan seluruh hati."
"Tapi lagi-lagi aku kecewa karena ternyata wanita itu berubah setelah berhasil meraih mimpi nya dan akhirnya aku bertemu dengan mu." jelas Smith panjang lebar.
"Amel gak bisa ngomong apa-apa, keputusan ada di tangan tuan. Sebaiknya jika tak bisa menepati jangan berjanji tuan, itu akan membuat orang tua saya kecewa."
Smith menatap gadis itu sendu, dia menginginkan Amelia melebihi apapun, tapi dia juga bingung harus melakukan apa terhadap Marissa.
Meskipun dia punya bukti kalau Marissa wanita binall, tapi mungkinkah Appa nya akan percaya begitu saja? Posisi Smith serba salah sekarang, maju kena mundur juga kena. Tapi satu yang pasti, dia akan terus mempertahankan Amelia.
"Tidurlah tuan, bagaimana kalau kita jalan-jalan pagi besok?"
"Boleh, apa udara disini memang dingin sayang? Lihat, bulu tangan ku berdiri semua." Ucap Smith menunjukan bulu-bulu halus di tangan nya.
"Memang disini selalu dingin tuan, kan deket gunung."
"Peluk aku sayang, aku tak tahan dingin." Alasan, lalu di korea itu ada musim dingin bersalju. Lah ini baru dingin deket gunung aja bilang tak tahan, padahal cuma modus!
Amelia menyelimuti tubuh pria itu dan segera memeluk nya, daripada pria itu merajuk? Bisa berabe urusan nya.
.....
Pagi hari nya, Amelia dan Smith jalan-jalan pagi di sekitar rumah. Udara nya sejuk membuat Smith memakai sweater di pagi hari begini, begitu juga dengan Amel yang memakai cardigan rajut.
Sepanjang perjalanan, Smith selalu menggenggam tangan Amelia, membuat hati gadis itu menghangat karena Smith selalu memperlakukan nya dengan baik dan menjadikan nya yang pertama, apapun itu!
"Lihat itu, tuan.." Tunjuk Amelia pada sekelompok anak yang sedang membuat bandu dari bunga segar di pinggir jalan setapak.
"Kenapa? Itu kan cuma anak-anak."
"Dulu aku ada di antara mereka, pagi-pagi aku selalu menghilang karena merangkai bunga disini, sampe ibu marah-marah." Ucap Amelia sambil terkekeh.
"Buat apa gitu bikin kayak gitu?" Tanya Smith.
"Dijual tuan, buat uang jajan nanti di sekolah." Jawab Amelia membuat Smith menatap raut sendu gadis nya, tak sangka sebegitu susah nya kah kehidupan Amelia dulu?
"Kakak Amelll..." Seru salah satu anak dan menghambur memeluk Amel.
"Serly, kamu pagi-pagi sudah rangkai bunga." Ucap Amelia, dia menggendong gadis kecil itu.
"Mama sakit, papa pergi ke kota jadi belum ngasih uang. Serly gak punya uang buat jajan nanti di sekolah, apalagi buat berobat mama." Jawab Serly, gadis kecil yang nampak ceria meski sedang punya masalah.
Mendengar itu hati Smith tergerak, tapi dia malu untuk terlihat menonjol.
"Ayo kakak bantu bikin bandu nya." Serly turun dari pangkuan Amelia dan menarik tangan Amel agar mengikuti nya, juga Amelia yang menarik tangan Smith agar ikut bergabung.
Amelia terlihat cekatan merangkai bunga-bunga segar yang baru di petik itu dan menyatukan nya dengan bandu yang tadi di buat gadis-gadis kecil itu.
"Kemarilah tuan.." Smith mendekat dan duduk di samping gadis nya, mata nya tak berhenti memerhatikan tangan gadis itu.
Hingga terpikir sebuah ide untuk menempelkan beberapa bunga pada Smith.
"Apa ini sayang, berhenti aku bukan wanita. Aku tak suka bunga."
"Ayolah tuan, sebentar saja ya.." Bujuk Amelia, akhirnya pria itu mengalah dan diam saja saat tangan mungil Amelia menyelipkan beberapa bunga di dekat telinga nya.
"Kiyowo.."
"Apa nya yang kiyowo, aku malah terlihat seperti bancii kaleng di lampu merah." Ketus Smith, membuat tawa Amelia pecah.
Smith mencubiti kedua pipi gadis itu karena gemas, tapi tak di pungkiri dia sangat senang saat gadis itu tertawa lepas seperti ini.
....
🌻🌻🌻
Demi cinta mah di apa-apain juga diem😂😂🤣